8 0 350 KB
SATUAN PENYULUHAN BENCANA BANJIR
Clinical instruction pendidik : Lela Nurlela, S.Kep., Ns, M.Kes
Clinical instruction pendidik : dr. Puspita Sari
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2017-2018 SATUAN PENYULUHAN BENCANA BANJIR
DI SUSUN OLEH : Kelompok 04 1.Aida Berlian 2.Brahmayda Wiji Lestari 3.Ika Yulia Hadinata 4.Irwan Bahari R
151.0002 151.0006 151.0021 151.0025
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2017-2018 SATUAN ACARAPENYULUHAN BENCANA BANJIR Judul
: Bencana banjir dan kesiapsiagaan terjadi banjir
Sasaran
: Pengunjung Puskesmas Gayungan Surabaya
Hari / Tanggal
: 05 April 2018
Tempat
: Puskesmas Gayungan Surabaya
Penyaji
: Mahasiswa S1 STIKES Hang Tuah Surabaya
Waktu
: 30 menit
A. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan peyuluhan kesehatan tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir diharapkan pengunjung Puskesmas Gayungan Surabaya mengerti dan memahami tentang bencana banjir dan kesiapsiagaan bila terjadi bencana banjir
B. Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan penyuluhan tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir selama 1x30 menit di harapkan pengunjung Puskesmas Gayungan Surabaya mampu : 1. Memahami dan Menyebutkan kembali Pengertian Bencana Banjir. 2. Memahami dan Menyebutkan kembali Faktor Penyebab Bencana Banjir. 3. Menyebutkan Klasifikasi Bencana Banjir 4. Dapat Mengetahui Bahaya dari Dampak Bencana Banjir 5. Dapat Mengetahui dan Mencegah Penyakit Bencana Banjir. C. Materi 1. Pengertian Bencana Banjir 2. Faktor Penyebab Bencana Banjir 3. Klasifikasi Bencana Banjir 4. Dampak Bencana Banjir 5. Upaya Penanggulangan Bencana Banjir 6. Kesiapsiagaan Yang Harus Dilakukan Bila Terjadi Bencana Banjir
7. Mengenal dan Mencegah Penyakit Bencana Banjir 8.
Media 1. Leaflet 2. Power Point
9.
Metode 1. Ceramah 2. Diskusi / Tanya Jawab 3. Simulasi Isyarat Tanda Bencana Banjir
10. Kegiatan penyuluhan No
Acara
Waktu
1
5 menit sebelum
5 menit
acara dimulai
Kegiatan Penyuluhan 1. Petugas
Evaluasi (Sasaran)
menyiapkan 1. Peserta
daftar hadir, ruangan,
penyuluhan
tempat
mengisi daftar
untuk
peserta
penyuluhan.
hadir dan duduk di tempat yang telah disediakan
2. Tim membagikan
penyuluh 2. Peserta leaflet
kepada semua peserta
penyuluhan menerima leaflet
penyuluhan 2
Pendahuluan
2 menit
Pembukaan : 1. Mengucapkan salam dan
1. Menjawab salam
memperkenalkan diri.
2. Menyampaikan
tujuan
dan maksud penyuluhan.
2. Mendengarkan tujuan
dan
maksud
dari
penyuluhan.
3. Menjelaskan
kontrak
waktu dan mekanisme 4. Menyebutkan
materi
penyuluhan
3. Mendengarkan kontrak waktu 4. Mendengarkan materi penyuluhan yang diberikan
3
Pelaksanaan Kegiatan
25 menit Pelaksanaan : 1. Menggali
pengetahuan 1. Menjelaskan
dan pengalaman sasaran
apabila
tentang Bencana Banjir.
mengetahui tentang
Bencana
Banjir.
2. Menjelaskan
materi 2. Mendengarkan
meliputi :
materi penyuluhan
a. Pengertian Bencana
yang disampaikan.
Banjir. b. Penyebab
Bencana
Banjir. c. Klasifikasi Bencana Banjir. d. Dampak
Bencana
Banjir. e. Upaya Penanggulangan Bencana Banjir. f. Kesiapsiagaan
saat
Banjir. g. Mengenal
dan
Mencegah Penyakit Bencana Banjir.
3. Mensimulasikan tentang 3. Peserta kesiapsiagaan
bila
penyuluhan
terjadi banjir dan isyarat
melakukan
kentongan sebagai tanda
demonstrasi
banjir.
tentang yang
materi diberikan
dan menyanyakan hal-hal yang tidak dimengerti
dari
materi penyuluh.
4. Memberikan
4. Peserta
kesempatan untuk
peserta
penyuluhan
mengajukan
mengajukan
pertanyaan
mengenai
materi
yang
disampaikan.
5. Menjawab yang
pertanyaan mengenai
materi
yang diberikan
pertanyaan 5. Mendengarkan
diajukan
oleh
peserta penyuluhan.
dan memperhatikan jawaban
penyaji
mengenai pertanyaan peserta penyuluhan 4
Penutup
5 menit
Evaluasi : 1. Menanyakan materi
yang
disampaikan.
kembali 1. Peserta telah
penyuluhan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyaji.
2. Penyaji menyimpulkan 2. Peserta materi
yang
disampaikan.
telah
penyuluhan mendengarkan kesimpulan materi yang disampaikan
11. Pengorganisasian Kegiatan 1. Clinical Instruction Pendidik
: Lela Nurlela, S.Kep., Ns, M.Kes
2. Clinical Instruction Lahan
: dr. Puspita Sari
3. Penyaji 1
: Ika Yulia Hadinata
4. Penyaji 2
: Brahmayda Wiji Lestari
5. Moderator
: Irwan Bahari R
6. Observer dan Notulen
: Aida Berlian
D. Setting Tempat
Penyaji 1
Penyaji 2
Moderator
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
Pembimbing
Observer dan Notulen
Keterangan : P Surabaya)
: Peserta penyuluhan (Pengunjung Puskesmas Gayungan
E. Kriteria Evaluasi a. Kriteria struktur a. Kontrak waktu dan tempat diberikan 2 hari sebelum acara dilakukan. b. Pengumpulan SAP 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan. c. Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan. d. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa STIKES Hang Tuah Surabaya bekerja sama dengan Puskesmas Gayungan Surabaya. e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan. 2. Kriteria Proses a. Acara dimulai tepat waktu. b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan. c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan. d. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan. e. Pelaksanaan kegiatan sesuai POA. f. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description 3. Kriteria Hasil a. Peserta yang datang sejumlah ±15 orang atau lebih. b. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri. c. Peserta mampu menjawab dengan benar.
Lampiran
MATERI PENYULUHAN BENCANA BANJIR
1.
Pengertian Bencana Banjir Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merencam daratan.
2.
Faktor Penyebab Bencana Banjir a. Penebangan hutan liar b. Membuang sampah sembarangan c. Pemukiman di bantaran sungai dan aliran air d. Dataran rendah e. Curah hujan yang tinggi f. Drainase yang sudah diubah tanpa memperhatikan amdal g. Bendungan yang jebol h. Salah Sistem kelola tata ruang i. Tsunami j. Tanah yang sudah tidak dapat menyerap air
3. Klasifikasi Banjir a. Banjir Air Banjir yang satu ini adalah banjir yang sudah umum. Penyebab banjir ini adalah meluapnya air sungai, danau, atau selokan sehingga air akan meluber lalu menggenangi daratan. Umumnya banjir seperti ini disebabkan oleh hujan yang turun terus-menerus sehingga sungai atau danau tidak mampu lagi menampung air. b. Banjir “Cileunang” Jenis banjir yang satu ini hampir sama dengan banjir air. Namun banjir cileunang ini disebakan oleh hujan yang sangat deras dengan debit
air yang sangat banyak. Banjir akhirnya terjadi karena air-air hujan yang melimpah ini tidak bisa segera mengalir melalui saluran atau selokan di sekitar rumah warga. Jika banjir air dapat terjadi dalam waktu yang cukup lama, maka banjir cileunang adalah banjir dadakan (langsung terjadi saat hujan tiba).
c. Banjir Bandang Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini juga mengangkut material air berupa lumpur. Banjir seperti ini jelas lebih berbahaya daripada banjir air karena seseorang tidak akan mampu berenang ditengah-tengah banjir seperti ini untuk menyelamatkan diri. Banjir bandang mampu menghanyutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir ini biasa terjadi di area dekat pegunungan, dimana tanah pegunungan seolah longsor karena air hujan lalu ikut terbawa air ke daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini akan menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu berukuran besar. Material-material ini tentu dapat merusak pemukiman warga yang berada di wilayah sekitar pegunungan.
d. Banjir Rob (Laut Pasang) Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Banjir seperti ini kerap melanda kota Muara Baru di Jakarta. Air laut yang pasang ini umumnya akan menahan air sungan yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan.
e. Banjir Lahar Dingin Salah satu dari macam-macam banjir adalah banjir lahar dingin. Banjir jenis ini biasanya hanya terjadi ketika erupsi gunung berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan mengalir ke daratan yang ada di bawahnya. Lahar dingin ini
mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga air sungai akan mudah meluap dan dapat meluber ke pemukiman warga.
f. Banjir Lumpur Banjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir Lapindo di daerah Sidoarjo. Banjir ini mirip banjir bandang, tetapi lebih disebabkan oleh keluarnya lumpur dari dalam bumi dan menggenangi daratan. Lumpur yang keluar dari dalam bumi bukan merupakan lumpur biasa, tetapi juga mengandung bahan dan gas kimia tertentu yang berbahaya. Sampai saat ini, peristiwa banjir lumpur panas di Sidoarjo belum dapat diatasi dengan baik, malah semakin banyak titik-titik semburan baru di sekitar titik semburan lumpur utama.
4. Dampak Bencana Banjir a. Primer Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dankanal.
b. Sekunder 1) Persediaan air – Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka. 2) Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air. 3) Pertanian
dan
persediaan
makanan -
Kelangkaan
hasil
tani
disebabkan oleh kegagalan panen. Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah setempat. 4) Pepohonan - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas. 5) Transportasi - Jalur transportasi rusak, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada orang-orang yang membutuhkan.
c. Tersier 1) Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena kerusakan pemukiman yang terjadi akibat banjir; dalam sector pariwisata, menurunnya minat wiasatawan; biaya pembangunan kembali; kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.
Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, ternyata banjir (banjir air skala kecil) juga dapat membawa banyak keuntungan, seperti mengisi kembali air tanah, menyuburkan serta memberikan nutrisi kepada tanah.
5. Upaya Penanggulangan Bencana Banjir Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan itu antara lain: a. Membuang lubang-lubang serapan air b. Memperbanyak ruang terbuka hijau c. Mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat sampah raksasa. Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah banjir. Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir yang berkesinambungan, Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah dataran banjir dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir.
6. Kesiapsiagaan Yang Harus Dilakukan Bila Terjadi Bencana Banjir a. Perhatikan cuaca di sekitar tempat tinggal Anda dan selalu membaca informasi ketinggian air dari pintu air dan papan informasi yang terpasang di sekitar Anda atau dari berita cuaca dan banjir di TV atau radio.
b. Cari informasi ketinggian air dari petugas pintu air atau aparat kelurahan di mana Anda tinggal. c. Dengarkan alat sistem peringatan dini (sirine, pengeras suara, kentongan, bel, dll) untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan yang diminta petugas atau aparat kelurahan, RW atau RT setempat.
7. Mengenal dan Mencegah Penyakit Bencana Banjir Kenali Bahaya Penyakit Tempat pembuangan limbah, tempat sampah terbuka, sistem pengairan yang tercemar dan sistem kebersihan yang buruk dapat menyebabkan penyakit-penyakit seperti: a. Diare Diare dapat disebabkan oleh kuman yang terbawa air pada saat banjir. Masa pertumbuhan diare 1-7 hari. Orang yang menderita diare harus mendapatkan perawatan khusus karena apabila dibiarkan terlalu lama bisa membahayakan, khususnya pada orang tua dan anak-anak. b. Demam Berdarah dan Malaria. Banjir adalah kondisi yang ideal bagi perkembangbiakkan nyamuk. Nyamuk adalah pembawa bibit penyakit seperti Demam Berdarah dan Malaria. Untuk mencegah sebuah tempat menjadi sarang nyamuk, kosongkan air yang tergenang dan tutup tempattempat air yang terbuka. c. Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit manusia dan hewan yang disebabkan kuman Leptospira yang ditemukan dalam air seni dan sel-sel hewan yang terkena. Contoh hewan yang dapat membawa kuman leptospira adalah tikus. d. Infeksi Saluran Pernapasan Atas. ISPA atau infeksi saluran pernapasan atas sering terjadi pada waktu banjir karena kondisi tubuh yang cenderung menurun, udara dingin, dan kelembaban yang tinggi sehingga tubuh mudah terinfeksi.
DAFTAR PUSTAKA