Sap Etika Batuk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA STRATEGI RONDE KEPERAWATAN “ETIKA BATUK YANG BENAR DI RSUP DR. M DJAMIL PADANG”



OLEH KELOMPOK L’17



PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS 2017



RONDE KEPERAWATAN A. PENGERTIAN Ronde Keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim (Sitorus, 2005). Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung (Nursalam, 2010).



B. TUJUAN Menurut Nursalam (2010), adapun tujuan ronde keperawatan adalah sebagai berikut: 1. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis. 2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien. 3. Meningkatkan validitas data klien. 4. Menilai kemampuan justifikasi. 5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja. 6. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.



C. KARAKTERISTIK Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut (Nursalam, 2010): 1. Klien dilibatkan secara langsung 2. Klien merupakan fokus kegiatan 3. Perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama 4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas



5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.



D. PERAN DALAM RONDE KEPERAWATAN Adapun peran dalam ronde keperawatan menurut Nursalam (2010) yaitu : 1. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien. b. Menjelaskan masalah keperawata utama. c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan. d. Menjelaskan tindakan selanjutnya. e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil. 2. Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor a. Memberikan justifikasi b. Memberikan reinforcement c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional d. Mengarahkan dan koreksi e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari



E. LANGKAH-LANGKAH RONDE KEPERAWATAN 1. Persiapan a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde. b. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga. 2. Pelaksanaan a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dlm hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan& rencana tindakan yg akan/telah dilaksanakan& memilih prioritas yang perlu didiskusikan. b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut. c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.



d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan. 3. Pasca Ronde Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan (Nursalam, 2010).



RENCANA STRATEGI RONDE KEPERAWATAN



Pokok Bahasan



:Etika Batuk yang Baik dan Benar



Hari/Tanggal



: Rabu,22 November 2017



Pukul



: 10.30-110.50 WIB



Sasaran



: Keluarga dan pasien



Tempat



: Ruang Aster 10 Ambun Pagi RSUP dr. M. Djamil



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Batuk adalah refleks fisiologis atau normal sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari saluran pernafasan yang biasa terjadi pada saluran pernafasan orang sehat maupun sakit.Batuk bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan manifestasi dari penyakit yang menyerang saluran pernafasan.Batuk dapat dikatakan patologis (berpenyakit) bila batuk mengalami kenaikan kualitas dan kuantitas yang terus menerus.Batuk dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, misalnya ada gangguan disaluran pernapasan maupun gejala penyakit infeksi seperti TBC, astma dan kanker paru-paru. Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi didalam tubuh yang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi adalah invasi tubuh oleh mikroorganisme dan berproliferasi dalam jaringan tubuh (Kozier,at al, 2010). Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk di negara-negara berkembang salah satunya di Indonesia.Jenis-jenis infeksi dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu kelompok infeksi yang dapat menular antara lain TBC, influenza, hepatitis, thypoid dan infeksi nosokomial/HAIs semua itu disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Infeksi yang tidak menular merupakan infeksi yang didapat dari gen / keturunan.Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk di negara-negara berkembang salah satunya di



Indonesia.Kondisi lingkungan dan budaya yang ada mempengaruhi tingginya terjadi infeksi.Penerapan kewaspadaan standar diharapkan dapat menurunkan risiko penularan patogenmelalui darah dan cairan tubuh lain dari sumber yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Penerapan ini merupakan pencegahan infeksi yang harus rutin dilaksanakan terhadap semua pasien dan pengunjung di semua fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu infeksi yang sering ditemukan dirumah sakit adalah infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial tersebut diakibatkan oleh prosedur diagnosis yang sering timbul diantaranya infeksi saluran kemih (ISK), infeksi daerah operasi (IDO), infeksi pneumonia yang didapatkan di rumah sakit berupa Hospital Acquired Penumonia (HAP), Ventilator Associated Penumonia (VAP). Salah satu infeksi tersebut misalnya ISK (Infeksi Salurah Kemih) berhubungan dengan pemasangan kateter urin, walaupun tidak terlalu bahaya tetapi dapat menyebabkan bakterimia. Menurut Utama (2006) infeksi nosokomial/ Healthcare Associated Infections (HAIs) merupakan infeksi yang muncul selama seseorang dirawat di rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi setelah 72 jam pasien berada di rumah sakit. Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun di luar tubuh.Infeksi nosokomial merupakan persoalan yang serius bagi pasien yang dirawat di rumah sakit. Pada beberapa kasus akan menyebabkan kondisi kecacatan sehingga menurunkan kualitas hidup. Infeksi nosokomial dapat menjadi penyebab langsung atau tidak langsung terhadap kematian pasien (Potter & Perry, 2005). Terjadinya infeksi nosokomial akan menimbulkan banyak kerugian antara lain : lama hari perawatan bertambah panjang, penderitaan bertambah, biaya meningkat (Utama, 2006). Mengingat hal ini maka pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat penting karena menggambarkan mutu rumah sakit.Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya merupakan suatu standar mutu pelayanan dan penting bagi pasien, petugas kesehatan maupun pengunjung dan fasilitas kesehatan lainnya. Pengendalian infeksi harus dilaksanakan oleh semua rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya



untuk melindungi pasien, petugas kesehatan dan keluarga / pengunjung dari kejadian infeksi dengan memperhatikan cost effectiviness (HIPPI, 2012) Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial adalah bakteri.Bakteri merupakan penyebab setengah dari semua infeksi yang ada di rumah sakit dan menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup didalamnya.Pada umumnya mikroorganisme ini bisa bertahan hidup di setiap tempat, dalam air, tanah, makanan, lantai dan jaringan tubuh atau benda mati lainnya (Utama, 2006). Menurut Utama (2006), pencegahan infeksi nosokomial memerlukan suatu rencana yang terintegrasi, monitoring, dan program yang termasuk membatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan cara mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan desinfektan, mengontrol resiko penularan dari lingkungan, melindungi pasien dengan penggunaan antibiotic yang rasional, nutrisi yang cukup, dan vaksinasi. Berdasarkan hasil survey di Ruang Rawat Inap Anak Wing Timur Semen Padang



Hospital,



anggota



keluarga



yang



menjaga



pasien



maupun



pengunjungtanpa sadar reflek batuk bersin dapat sering terjadi, hal ini fisiologis/normal. Tetapi efeknya menjadi tidak normal apabila kita menyadari atau mengetahui akibat yang ditimbulkan dari batuk yang dapat mengeluarkan spora dari mulut.Oleh karena itu, Mahasiswa Profesi Manajemen Keperawatan UNAND tertarik memberikan ronde pada anggota keluarga pasien tentang etika batuk yang benar



B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti ronde diharapkan pasien dan anggota keluarga pasien mengetahui tentangpentingnya etika batuk 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti ronde selama 20 menit tentang pentingnya etika batuk, pasien dan keluarga pasien mampu: a. Mengetahui pengertian etika batuk



b. Mengetahui tujuan dari etika batuk c. Mengetahui dampak dari batuk d. Mengetahui penyebab batuk e. Menjelaskan kebiasaan batuk yang salah f. Menjelaskan cara batuk yang baik dan benar



C. Pelaksanaan Kegiatan 1. Topik / Judul Kegiatan Etika batuk yang benar 2. Sasaran dan Target a. Sasaran Pasien, keluarga pasien, maupun pengunjung yang beresiko infeksi yang di rawat di Ruang Rawat Inap Aster Ambun Pagi RSUP dr. M. Djamil Padang b. Target Pasien dan keluarga pasien yang menjaga pasien saat ronde diadakan. 3. Metode Presentasi, ceramah, diskusi, dan tanya jawab. 4. Media dan Alat -



Leaflet dan lembar balik



5. Waktu dan Tempat a. Waktu



: Rabu, 22 November 2017



b. Pukul



: 10.30 WIB s/d 10.50 WIB



c. Tempat



: Ruang Aster 10 Ambun Pagi



d. Kegiatan : Ronde tentang Etika batuk yang benar 6. Pengorganisasian Penanggung Jawab



: Pembimbing Akademik dan Pembimbing Klinik



Kepala Ruangan



: Friska Rahmadia, S.Kep



Ketua Tim



:,Mefita Hudriyah, S.Kep Fatma Ratni, S. Kep



Perawat Assosiate



: Afrilia Safira, S.Kep Amina Yusriati,S.Kep



Annisa Fitriani Nst., S.Kep Mita Sumita, S.Kep Putri Desna Sari, S.Kep Febrija Nofri Yanti, S. Kep Vazia Rahma Handika, S. Kep



Setting Tempat



Keterangan : : Kepala Ruangan



: Ketua Tim/ Perawat Assosiate



: Pembimbing



: Keluarga Pasien



: Pasien



D. Kegiatan Ronde No. 1.



Kegiatan



Keiatan Peserta



 Mengucapkan salam



 Menjawab salam



 Memperkenalkan anggota



 Memperhatiakan



kelompok dan pembimbing  Melakukan kontrak waktu dan



 Menyepakati kontrak



Waktu



5 menit



bahasa



2.



 Menjelaskan tujuan dan topik



 Memperhatikan











Menggali pengetahuan peserta tentang pengertian etika batuk



Mengemukakan pendapat 10 menit







Memberikan reinforcement







positif dan meluruskan



Mendengarkan dan memperhatikan



tentang pengertian etika batuk 



Menggali pengetahuan peserta tentang tujuan etika







Mengemukakan pendapat







Mendengarkan dan



batuk 



Memberikan reinforcement positif dan meluruskan tentang tujuan etika batuk







memperhatikan



Menggali pengetahuan peserta tentang dampak batuk







Memberikan reinforcement







Mengemukakan pendapat







Mendengarkan dan



positif dan meluruskan tentang dampak batuk 



memperhatikan



Menggali pengetahuan peserta tentang penyebab batuk







Memberikan reinforcement







Mengemukakan pendapat







Mendengarkan dan



positif dan meluruskan tentang penyebab batuk 



Menggali pengetahuan



memperhatikan



peserta tentang kebiasaan batuk yang salah 



Menjelaskan dan mempraktekkan kepada







Ikut melakukan demonstrasi







Menjawab pertanyaan



peserta tentang cara batuk yang baik dan benar 



Mengevaluasi tentang materi yang diberikan



3.



Post-Ronde:



5 menit







Tanya jawab







Menjawab







Mengucapkan salam







Menjawab salam



E. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. Kegiatan ronde terlaksana dengan baik b. Peserta ronde hadir sesuai rencana 2. Evaluasi Proses a. Peserta ronde berperan aktif dalam kegiatan b. Selama proses berlangsung, peserta dapat mengikuti dengan baik 3. Evaluasi Hasil a. Peserta ronde mampu menyebutkan pengertianbatuk b. Peserta ronde mampu menyebutkan tujuan dari etika batuk c. Peserta ronde mampu menyebutkan 1 dari 2 penyebab terjadinya batuk d. Peserta ronde mampu menyebutkan 3 dari 5 kebisaan batuk yang salah e. Peserta ronde mampu menyebutkan 3 dari 6 dampak dari batuk f. Peserta ronde mampu menyebutkan langkah-langkah etika batuk yang benar g. Peserta ronde mampu mempraktekkan etika batuk dengan benar



Lampiran Materi ETIKA BATUK YANG BENAR



1.



Pengertian Batuk Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir,makanan,debu,asap dan sebagainya. Menurut Weinberger (2005) batuk merupakan ekspirasi eksplosif yang menyediakan mekanisme protektif normal untuk membersihkan cabang trakeobronkial dari sekret dan zat-zat asing. Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju. jadi bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.



2. Tujuan Etika Batuk Etika Batuk mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas (Droplets) dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplets tersebut dapat mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke orang lain disekitarnya melalui udara pernafasan. Penularan penyakit melalui media udara pernafasan disebut “air borne disease”.



3. Penyebab TerjadinyaBatuk a. Infeksi Produksi



dahak



yang



sangat



banyak



karena



infeksi



saluran



pernapasan.Misal : flu, bronchitis, dan penyakit yang cukup serius meskipun agak jarang pneumoni, TBC, kanker paru-paru. b. Alergi 



Masuknya benda asing secara tidak sengaja kedalam saluran pernapasan. Misal : debu, asap, makanan dan cairan.







Mengalirnya cairan hidung kearah tenggorokan dan masuk kesaluran pernapasan. Misal : rhinitis alergika, batuk pilek.







Penyempitan pada saluran pernapasan. Misal : Asma



Menurut Weinberger (2005) batuk bisa diinisiasi sama ada secara volunter atau refleks. Sebagai refleks pertahanan, ia mempunyai jaras aferen dan eferen. Jaras aferen termasuklah reseptor yang terdapat di distribusisensorinervus trigemineus, glossopharingeus, superior laryngeus, dan vagus. Jaras eferen pula termasuklah nervus laryngeus dan nervus spinalis. Batuk bermula dengan inspirasi dalam diikuti dengan penutupan glotis, relaksasi diafragma dan kontraksi otot terhadap penutupan glotis. Tekanan intratorasik yang positif menyebabkan penyempitan trakea. Apabila glotis terbuka, perbedaan tekanan yang besar antar atmosfer dan saluran udara disertai penyempitan trakea menghasilkan kadar aliran udara yang cepat melalui trakea. Hasilnya, tekanan yang tinggi dapat membantu dalam mengeliminasi mukus dan benda asing



4. Kebiasaanbatuk yang salah a. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum. b. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat batuk dan bersin. c. Membuang ludah batuk disembarang tempat. d. Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat. e. Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.



5. Dampakdaribatuk Batuk dapat menyebabkan : a. Rasa lelah b. Gangguan tidur c. Perubahan pola hidup d. Nyeri musculoskeletal



e. Suara serak f. Mengganggu nafas, dll.



6. Cara batuk yang baikdanbenar Hal-hal yang perlu diperhatikan: a.



Lengan baju



b.



Tissue



c.



Sabun dan air



d.



Gel pembersih tangan



Langkah – langkah etika batuk yang benar Langkah 1. Saat batuk, usahakan tidak berhadapan dengan orang yang ada di dekat anda. Tutup hidung dan mulut anda dengan menggunakan tissue atau saputangan atau lengan dalam baju anda setiap kali anda merasakan dorongan untuk batuk atau bersin. Langkah 2 Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.Saat batuk, sputum atau dahak tidak dibenarkan di buang di lantai.Sputum sebaiknya di buang pada kaleng yang berisi cairan desinfektan minimal 1/3 dari isi kaleng (cairan berupa lisol/karbol) terutama pada pasien dengan Tuberculosis. Kaleng harus memiliki tutup yang rapat dan tidak mudah tumpah, kaleng harus dibersihkan dengan air sabun, bersihkan kaleng setiap 2 atau3 kali sehari dengan menyiramkan ke lubang pembuangan air mengalir atau dengan menguburnya di tanah (Muniro, 2012).



Langkah 3 Cuci tangan di kamar kecil terdekat.Cuci tangan dengan menggunakan sabun/ cairan antiseptic ataupun menggunakan gel pembersih tangan.



Langkah 4 Gunakan masker.



DAFTAR PUSTAKA



Aide, M. 2008.Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.Switzerland: World Helath Organization. DepartemenKesehatan. 1995.PedomanPelatihan, Modul dan Materi Dokter Kecil. Jakarta Poter, Patricia, Pery. 2002.Ketrampilan dan Prosedur Dasar.Mosby:Elsevier Science. Nursalam.



(2010).



Manajemen



Keperawatan:



Aplikasi



dalam



Praktik



Keperawatan Profesional.Jakarta : Salemba Medika. Potter & Perry.(2002). Keterampilan dan prosedur dasar dalam keperawatan. Mosby: Elsevier Science. Sitorus R. & Yulia.(2005). Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit Panduan Implementasi.Jakarta : EGC.