Sap Hipertensi +DM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) HIPERTENSI DAN DIABETES MILITUS



Disusun oleh:



KELOMPOK I AULIA DIAH NOVITA



OLIN ROSLIANA



AYU WAHYUNI



QUDWATUL HASANAH



ISMAWATI



SAFWAN HADI



MUHAMMAD IMAMAL MUJADHIDIN SRIULATI NURKHOFIFAH NURDIANA



WENDI AFRIMANSYAH



YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG D.3 MATARAM 2021



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Hipertensi menjadi salah satu faktor risiko utama penyebab kematian nomor satu didunia setiap tahunnya (KementerianKesehatan,2018).Hipertensidisebut sebagai silent killer karena gejala pada masing-masing individu bervariasi dan sering tidak menampakkan suatu gejala. Hipertensi sering mengakibatkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan semakin tingginya tekanan darah (Muttaqin,2014). Menurut data WHO (2015) menyatakan bahwa sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi, menandakan bahwa satu dari tiga orang di dunia terdiagnosis hipertensi dan 9,4 juta orang diperkirakan meninggal dunia setiap tahunnya akibat hipertensi. Keadaan ini juga didukung oleh faktor peningkatan penduduk yang terjadi setiap tahunnya. WHO menyebutkan negara dengan ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi sebesar 40 % sedangkan di negara maju hanya 35 %, kawasan Afrika berada pada posisi pertama penderita hipertensi, yaitu sebesar 40 %, kawasan Amerika sebesar 35 % dan Asia Tenggara36%,sedangkan di Indonesia penderita hipertensi cukup tinggi,yakni mencapai 32 % dari jumlah penduduk Indonesia (Rospitaria, Lubis, &Syarifah, 2018). Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 1995). DM merupakan penyakit yang menjadi masalah pada kesehatan masyarakat. Oleh karena itu DM tercantum dalam urutan keempat prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif setelah penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, rheumatik dan katarak (Tjokroprawiro, 2001). Menurut WHO (2006) membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025 jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang (Suyono, 2006). Diabetes mellitus tipe II merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak penderitanya dibandingkan Diabetes Mellitus tipe I.



Penderita diabetes mellitus tipe II mencapai 90-95 % dari keseluruhan populasi penderita DM (Anonim, 2005).



BAB II KEGIATAN PENYULUHAN A. Area / Pesan pokok



: Hipertensi dan Diabetes Militus



B. Tujuan Penyuluhan TIU



: Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi



dan



masyarakat



dapat



diabetes



militus,



mengetahui



diharapkan



tentang



penyakit



hipertensi dan diabetes militus TIK



: 1. Mengetahui Pengertian Hipertensi 2. Mengetahui Penyebab Hipertensi 3. Mengetahui Factor Risiko Hipertensi 4. Mengetahui Tanda dan Gejala Hipertensi 5. Mengetahui komplikasi Hipertensi 6. Cara Mengatasi dan Mencegah Hipertensi 7. Mengetahui diet Hipertensi 8. Menjelaskan pengertian diabetes militus 9. Menjelaskan penyebab dari diabetes militus 10. Menjelaskan tanda dan gejala diabetes militus 11. Menjelaskan komplikasi diabetes militus 12. Menjelaskan penatalaksanaan diabetes militus



C. Sasaran



: Lansia



D. Hari/Tanggal



: Rabu, 1 Desember 2021



E. Tempat



:



F. Pelaksana



: KELOMPOK I



G. Waktu (durasi)



: 40 menit



H. Isi / materi



: Terlampir



I. Metode pendidikan



: Ceramah & Diskusi / Tanya jawab



J. Media



: Materi SAP (PPT) & Leaflet



K. Rencana kegiatan



No



Tahap



:



Kegiatan penyuluhan



Kegiatan sasaran



Waktu



kegiatan 1.



2.



Pendahuluan Pembukaan :



Penyajian



5



1. Mengucapkan salam



1. Menjawab salam



2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan 4. Menyebutkan materi yang akan disampaikan 5. Mengaspirasikan materi 6. Kontrak waktu



2. Memperhatikan 3. Memperhatikan 4. Memperhatikan 5. Memperhatikan 6. Memperhatikan



Pelaksanaan : 1. Menjelaskan pengertian penyakit Hipertensi 2. Menjelaskan penyebab Hipertensi 3. Menjelaskan factor risiko Hipertensi 4. Menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi 5. Menjelaskn komplikasi 6. Menjelaskan cara mengatasi dan mencegah hipertensi 7. Menjelaskan pengertian diabetes militus 8. Menjelaskan penyebab dari diabetes militus 9. Menjelaskan tanda dan gejala diabetes



menit



30 menit 1. Memperhatikan 2. Memperhatikan 3. Memperhatikan



4. Memperhatikan 5. Memperhatikan 6. Memperhatikan



3



Penutup



militus 10. Menjelaskan komplikasi diabetes militus 11. Menjelaskan penatalaksanaan diabetes militus Melakukan evaluasi : 1. 2. 3. 4.



Diskusi Tanyajawab Reward Menyimpulkanmateri Menutup pembelajara dengan salam.



5 menit 1. Masyarakat bertanya 2. Menerima reward 3. Menyimpulkan materi bersama 4. Menjawab salam



L. Evaluasi 1. Masyarakat mengetahui pengertian penyakit Hipertensi, penyebab, factor risiko,tanda dan gejala, komplikasi serta cara mengatasi dan mencegah hipertensi. 2. Masyarakat mengetahui pengertian diabetes militus, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, pentalaksanaan diabetes militus



BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Hipertensi Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Amin & Hardhi 2015) Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari140mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes.RI,2014). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan



darah



diatas



normal



yang



mengakibatkan



peningkatan



angka



kesakitan(morbiditas) dan angka kematian/mortalitas (Trianto,2014). B. Penyebab Hipertensi Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi, ada beberapa factor yang memengaruhi terjadinya hipertensi: 1. Genetik: respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport Na. 2. Obesitas: terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yangmengakibatkan tekanan darah meningkat. 3. Stress karenalingkungan 4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah (Aspiani,2016). Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan: 1. Hipertensi primer(esensial) Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya.Diderita oleh seitar 95%orang.Oleh karena itu,penelitian dan pengobatan lebih ditunukan bagi penderita esensial. Hipertensi primer disebabkan oleh faktor berikut ini:



a. Faktor keturunan Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi b. Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamn (pria lebih tinggi dari perempuan), dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih). c. Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (lebihdari30g),kegemukan atau makan berlebih, stress, merokok, minum alcohol, minum obat-obatan (efedrin, prednisone,epinefrin). 2. Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang terjadi akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasan renin, dan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II secara langsung meningkatkan tekanan darah tekanan darah, dan secara tidak langsung meningkatkan sintesis andosteron dan reabsorpsi natrium. Apabila dapat dilakukan perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal yang terkena di angkat, tekanan darah akan kembali ke normal. Penyebab lain dari hipertensi sekunder,antara lain ferokromositoma, yaitu tumor penghasil epinefrin di kelenjar adrenal, yang menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup, dan penyakit cushing, yang menyebabkan peningkatan volume sekuncup akibat retensi garam dan peningkatan CTR karena hipersensitivitas system saraf simpatis aldosteronisme primer (peningkatan aldosteron tanpa diketahui penyebab- nya) dan hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai kontrasepsi sekunder (Aspiani, 2016). C. Faktor risiko hipertensi



1. Faktor risiko yang tidak dapat di control a. Jenis kelamin Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Harrison, Wilson dan Kasper mengatakan bahwa wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita (Aisyah, 2009). b. Umur Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi (Suzanne & Brenda, 2001). c. Keturunan (genetik) Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.Selain itu didapatkan 7080% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Aisyah, 2009). 2. Faktor risiko yang dapat di control a. Obesitas



Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat.Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi. (Aisyah, 2009) b. Kebiasaan meroko Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.Merokok menyebabkan hipertensi karena nikotin yg terkandung di dalam rokok memiliki kecenderungan untuk menyempitkan pembuluh darah dan arteri yang dapat menyebabkan plak.Plak menyempitkan pembuluh darah.Nikotin juga memiliki kemampuan untuk merangsang produksi hormon epinefrin juga dikenal sebagai adrenalin yang menyebabkan pembuluh darah mengerut (Aisyah, 2009). c. Mengkonsumsi garam berlebih Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hipertensi) kita di wajibkan untuk membatasi asupan natrium ( garam) hanya 2/3 sendok teh atau setara dengan 1500 mg natrium d. Stres Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu).Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota. Menurut Aisyah (2009) mengatakan stresakan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal. e. Penyakit jasmani Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat menyebabkan meningkatkan hipertensi yaitu asam urat, arterosklerosis, hiperkolesterol dan hiperuresemi.



Asam urat dapat menyebabkan peningkatan hipertensi karena asam urat akan menyumbat aliran darah ke jantung sehingga jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa jantung. Dengan demikian tekanan darah akan meningkat (Suzanne & Brenda, 2001). D. Tanda dan Gejala hpertensi Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu : 1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala 2. Sering gelisah 3. Wajah merah 4. Tengkuk terasa pegal 5. Mudah marah 6. Telinga berdengung 7. Sukar tidur 8. Sesak napas 9. Rasa berat ditengkuk 10. Mudah lelah 11. Mata berkunang-kunang/ penglihatan kabur 12. Mimisan ( keluar darah dari hidung). E. Komplikasi hipertensi Menurut Ardiansyah, M. (2012) komplikasi dari hipertensi adalah : 1. Stroke Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area tersebut berkurang. Arteri yang mengalami aterosklerosis dapat melemah dan meningkatkan terbentuknya aneurisma. 2. Infrak Miokardium Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami arterosklerotik tidak pada menyuplai cukup oksigen ke miokardium apabila terbentuk thrombus yang dapat menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Karena terjadi hipertensi



kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan okigen miokardioum tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. 3. Gagal ginjal Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada kapiler-kapiler glomerulus. Rusaknya glomerulus membuat darah mengalir ke unti fungsionla ginjal, neuron terganggu, dan berlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Rusaknya glomerulus menyebabkan protein keluar melalui urine dan terjadilah tekanan osmotic koloid plasma berkurang sehingga terjadi edema pada penderita hipertensi kronik. 4. Ensefalopati Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna (hipertensi yang mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan yang tinggi disebabkan oleh kelainan yang membuat peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Akibatnya neuro-neuro disekitarnya terjadi koma dan kematian. F. Pencegahan 1. Cek Kesehatan secara berkala 2. Hindari Kegemukan 3. Hindari rokok dan alcohol 4. Hindari stress 5. Olah raga teratur / Aktifitas fisik 6. Batasi pemakaian garam 7. Istirahat cukup G. Diet Hipertensi Diet adalah salah satu strategi non farmakologi yang efektif, tapi merubah dan mempertahankan perilaku tidak mudah karena tanggung jawab besar dari kepatuhan diet tergantung pada pasien dan perawatan diri adalah penting untuk mengontrol tekanan darah.Bukti menunjukkan bahwa intervensi untuk mengubah perilaku untuk mengontrol tekanan darah dianggap sebagai biaya investasi yang efektif dalam kesehatan masyarakat. Kepatuhan diet adalah tindakan seumur hidup pada pasien hipertensi, dan keinginan internal dan godaan berperan sebagai penghalang pada



masalah ini.Untuk itu dibutuhkan komitmen yang kuat untuk mempertahankan perilaku kepatuhan diet dari individu (Kamran et al, 2015). Diet hipertensi adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensitanpa efek yang serius, karena metode pengendaliannya yang alami.Hanya saja banyak orang yang menganggap diet hipertensi sebagaisesuatu yang merepotkan dan tidak menyenangkan 1. Mengurangi asupan garam Mengurangi garam sering juga diimbangi dengan asupanlebih banyak kalsium, magnesium, dan kalium.Puasa garam untukkasus tertentu dapat menurunkan tekanan darah secara nyata.Umumnya kita mengkonsumsi lebih banyak garam daripadayang dibutuhkan tubuh.Anjuran konsumsi natrium dari makanan bagi penderita hipertensi sebesar 2,4 gram natrium atau 6 gram natrium klorida per hari. Konsumsi 2 sdm garam dapur sehari masih dianggap aman untuk orang Indonesia 2. Memperbanyak serat Mengkonsumsi lebih banyak sayur yang mengandung banyak serat akan memperlancar buang air besar dan menahan sebagian asupan natrium. Sebaiknya penderita hipertensi menghindari makanan kalengan dan makanan siap saji dari restoran, yang dikhawatirkan mengandung banyak pengawet dan kurang serat, misalnya semangkuk sereal mengandung sekitar 7 gr serat. 3. Menghentikan kebiasaan buruk Menghentikan rokok, kopi, dan alkohol dapat mengurangi beban jantung, sehingga jantung dapat bekerja dengan baik. Rokok dapat meningkatkan resiko kerusakan pembuluh darah dengan mengendapkan kolesterol pada pembuluh darah jantung koroner,sehingga jantung bekerja lebih keras. Sedangkan alkohol dapat memacu tekanan darah. Selain itu, kopi dapat memacu detak jantung. Menghentikan kopi berarti menyayangi jantung agar tidak terbebani lebih berat. 4. Perbanyak asupan kalium Penelitian menunjukkan dengan mengkonsumsi 3500 mg kalium dapat membantu mengatasi kelebihan natrium, sehingga dengan volume darah ideal yang dapat dicapai kembali tekanan darah yang normal. Makanan yang banyak mengandung kalium misalnya pisang, sari jeruk, jagung,dan brokoli.



5. Penuhi kebutuhan magnesium Penelitian menunjukkan bahwa asupan magnesium yang tinggi yaitu menurut RDA (Recommended Dietary Allowance) adalah sekitar 3500 mg dapat mengurangi tekanan darah pada seseorang yang mengalami hipertensi. Sumber makanan yang banyak mengandung magnesium misalnya kacang tanah, bayam, kacang polong, dan makanan laut. 6. Lengkapi kebutuhan kalsium Kandungan kalsium yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu 800 mg yang setara dengan tiga gelas susu dapat mencegah terjadinya komplikasi pada penyakit hipertensi. Makanan yang banyak mengandung kalsium misalnya keju rendah lemak dan ikan seperti ikan salmon. 7. Manfaatkan sayuran dan bumbu dapur Sayuran dan bumbu dapur yang bermanfaat untuk pengontrolan tekanan darah, seperti : tomat, wortel, seledri,bawang putih dan kunyit. 8. Makanan tinggi lemak jenuh Makanan yang mengandung lemak jenuh seperti lemak pada daging sapi, domba, dan minyak sawit sangat dilarang untuk penderita hipertensi. Asupan lemak trans atau jenuh yang berlebihan dapat meningkatkan resiko kegemukan yang bias memicu hipertensi. 9. Makanan olahan Makanan olahan atau makanan cepat saji sangat dilarang untuk penderita hipertensi. Biasanya semua jenis makanan kemasan dan makanan cepat saji banyak mengandung garam dan berbagai bahan perasan tambahan lain. Hal ini juga meningkatkan resiko tekanan darah tinggi. H. Definisi Diabetes Militus Diabetes adalah penyakit metabolic kronis yang ditandai dengan peninngkatan kadar glukosa darah (atau gula darah), yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf. Diabetes adalah penyakit serius kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah, atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan (WHO, 2016). I. Penyebab Diabetes Militus



Etiologi terjadinya penyakit DM didasari klasifikasi atau tipe penyakit DM itu sendiri. Pada DM tipe 2, penyebab utama akibat kegagalan sekresi insulin secara progresif yang melatarbelakangi terjadinya resistensi insulin (Escott-Stump,Sylvia, 2008). Jenis diabetes ini sebagian besar merupakan hasil dari kelebihan berat badan dan aktifitas fisik (WHO, 2020). J. Tanda dan gejala diabetes militus Gejala diabetes pada setiap penderita tidak selalu sama. Ada macam diabetes, dan yang tidak termasuk kelompok itu. Gejala Klasik yang ditunjukkan meliputi: banyak makan (polifagia), banyak minum (polidipsia), banyak kencing (poliuria), berat badan turun dan menjadi kurus . Beberapa keluhan dan gejala klasik pada penderita DM tipe (Kariadi, 2009) . yaitu : 1) Penurunan berat badan 2) Poliuria 3) Polidipsi 4) Polifagia K. Komplikasi Diabetes Militus DM yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan komplikasi akut dan kronis. DM merupakan penyakit metabolik yang tidak dapat disembuhkan, oleh karena itu kontrol terhadap kadar gula darah sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi baik komplikasi akut maupun kronis. Lamanya pasien menderita DM dikaitkan dengan komplikasi akut maupun kronis. Hal ini didasarkan pada hipotesis metabolik, yaitu terjadinya komplikasi kronik DM adalah sebagai akibat kelainan metabolik yang ditemui pada pasien DM (Waspadji, 2009). L. Penatalaksanaan Terapi penatalaksanaan DM mulai dari asuhan gizi , latihan jasmani, obat, dan edukasi. Sebagai berikut : 1) Asuhan gizi 2) Latihan jasmani 3) Terapi obat 4) Edukasi



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. Penderita Hipertensi sangat dianjurkan untuk menerapkan pola makan sehat dalam kehidupan sehari - hari. Pola makan yang sehat seperti mengurangi konsumsi Natrium (garam) dalam makanan Disamping itu melakukan aktifitas fisik, berhenti merokokdan berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol juga merupakan faktor terpenting yang dapat mencegah atau mengontrol hipertensi sekaligus menurunkan resiko terjadinya penyakit jantung. Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) kronik. Keadaan hiperglikemia kronik tersebut dapat mengenai banyak orang pada semua lapisan masyarakat di seluruh dunia (Waspadji, 2014). Diabetes Mellitus ditandai oleh hiperglikemia serta gangguan-gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang bertalian dengan defisiensi absolut atau relativ aktivitas dan atau sekresi insulin. Karena itu meskipun diabetes asalnya merupakan endokrin, manifestasi pokoknya adalah penyakit metabolik B. Saran Bagi penderita hipertensi dan diabetes militus hendaknya melakukan penatalaksanaan hipertensi dengan baik yaitu berupa penatalaksanaan farmakologi dengan kontrol kesehatan rutin minum obat anti hipertensi rutin, dan mendapatkan obat hipertensi dan obat diabtes militus dengan resep dokter sehingga dapat meminimalkan terjadinya komplikasi akibat hipertensi dan diabetes militus.



DAFTAR PUSTAKA Aisyah (2009). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi. Naskah Publikasi Kesehatan Masyarakat. Surakarta: Universita Muhammadiyah Surakarta. Amin, Hardi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc. Edisi revisi jilid 2. MediAction: Jogjakarta Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI Muttaqin A. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika. Suryani, isti dkk. 2018. Bahan ajar gizi DIETETIK PENYAKIT TIDAK MENULAR



Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Mediaction, Jogjakarta. Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta : Graha Ilmu