Sap Hivaids Bumil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIV/AIDS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU



KELOMPOK V Bella Amelia, S.Kep Diva De laura, S.Kep Dwi Hagita, S.Kep Jaka Sarfriyanda, S.Kep Ravika Prizenia, S.Kep Resi Lisnawati, S.Kep Sepdian Rachmat Utama, S.Kep



PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU 2015



SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan



: HIV/AIDS pada ibu hamil



Sub pokok bahasan



: Hal-hal yang perlu diketahui dan dilakukan untuk mencegah HIV/AIDS pada ibu hamil



Peserta



: Ibu - ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Rumbai Pesisir



Waktu



: + 40 menit



A. TUJUAN INSTRUKSIONAL TIU



: Setelah mengikuti proses penyuluhan selama + 40 menit peserta mampu memahami HIV/AIDS pada ibu hamil



TIK



: Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama + 40 menit peserta mampu : 1. Menjelaskan definisi HIV/AIDS pada ibu hamil 2. Menjelaskan 3 penularan HIV/AIDS pada ibu hamil 3. Menjelaskan 4 dari 8 tanda dan gejala HIV/AIDS pada ibu hamil 4. Menjelaskan penatalaksanaan HIV/AIDS pada ibu hamil 5. Menjelaskan pencegahan HIV/AIDS pada ibu hamil



B. METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah 2. Tanya Jawab



C. MEDIA PEMBELAJARAN 1. Power point 2. Leaflet



D. WAKTU DAN TEMPAT Hari/Tanggal



: Sabtu, 4 September 2015



Jam



: 09.00 WIB – 09.40 WIB



Tempat



: Aula Puskesmas Rumbai Pesisir



E. PENGORGANISASIAN 1. Penanggung Jawab



: Kelompok III Praktik Profesi Keperawatan Maternitas PSIK



UR 2. Presentator



: Bella Amelia, S.Kep



3. Moderator



: Jaka Sarfriyanda, S.Kep



4. Fasilitator



: - Ravika Prizenia, S.Kep - Dwi Hagita, S.Kep



5. Observer



: - Sepdian Rachmad Utama, S.Kep - Resi Lisnawati, S.Kep



6. Dokumentasi



: Diva De Laura, S.Kep



F. SETTING TEMPAT MO



Pre



M



P



P



P



F



F



P



Ob



P



P



Pr



Pr



D



Keterangan: Pre



: Presentator



F



: Fasilitator



Pr



: Preseptor



Mo



: Moderator



Ob



: Observer



P



: Peserta



M



: Media



D



: Dokumentasi



G. KEGIATAN PENYULUHAN No 1



Waktu 5 menit



Kegiatan Penyuluhan



Kegaiatan Peserta



Pembukaan: 1. Mengucapkan salam



1.



Menjawab salam



2. Perkenalan Mahasiswa



2.



Memperhatikan



3. Perkenalan preseptor



3.



Memperhatikan



4. Menjelaskan tujuan



4.



Memperhatikan



5. Menjelaskan kontrak



5.



Memperhatikan



waktu 2



20 menit



Penyampaian materi : 1. Menjelaskan definisi



1. Mendengarkan



HIV/AIDS pada ibu



2. Mendengarkan



hamil



3. Mendengarkan



2. Menjelaskan penularan



4. Mendengarkan



HIV/AIDS pada ibu



5. Mendengarkan



hamil 3. Menjelaskan tanda dan gejala HIV/AIDS pada ibu hamil 4. Menjelaskan penatalaksanaan HIV/AIDS pada ibu hamil 5. Menjelaskan pencegahan HIV/AIDS pada ibu hamil



3



10 menit



Penutup :



1.



Memperhatikan



1. Memberi kesempatan



2.



Memperhatikan



3.



Menjawab



4.



Memperhatikan



5.



Memperhatikan



untuk bertanya 2. Menjawab pertanyaan yang diajukan



3. Menanyakan kembali



6.



Menjawab salam



kepada klien tentang apa yang telah dijelaskan 4. Memberikan reinforcement positif atas jawaban peserta 5. Menyimpulkan dan menutup diskusi 6. Mengucapkan salam.



H. URAIAN TUGAS 1. Penanggung jawab Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan 2. Presentator a. Menyampaikan penyuluhan pada peserta b. Menjawab pertanyaan peserta c. Menyimpulkan materi penyuluhan 3. Moderator a. Membuka acara b. Memperkenalkan diri dan anggota kelompok serta preseptor c. Menyampaikan tujuan d. Menutup acara 4. Fasilitator a. Memotivasi peserta agar berperan aktif b. Membuat absensi penyuluhan 5. Observer a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan 6. Dokumentasi a. Mendokumentasikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan



I. KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi struktur



a. Peserta dan mahasiswa menghadiri penyuluhan. b. Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana. 2. Evaluasi proses a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan. b. Peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. c. Peserta yang hadir berperan aktif selama kegiatan berlangsung . 3. Evaluasi hasil a. Perwakilan peserta mampu menjelaskan definisi HIV/AIDS. b. Perwakilan peserta mampu menyebutkan 3 cara penularan HIV/AIDS. c. Perwakilan peserta mampu menyebutkan 4 dari 8 tanda dan gejala HIV/AIDS pada ibu hamil d. Perwakilan peserta mampu menjelaskan penatalaksanaan HIV/AIDS pada ibu hamil e. Perwakilan peserta mampu menjelaskan pencegahan HIV/AIDS pada ibu hamil



Lampiran MATERI PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS PADA IBU HAMIL



1. Pengertian HIV/AIDS AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome (sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang didapat). AIDS disebabkan oleh adanya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus), di dalam tubuh virus HIV ini hidup di dalam 4 cairan tubuh manusia: – Cairan darah – Cairan sperma – Cairan vagina – Air susu ibu Virus HIV jumlah terbesar terdapat di dalam darah, cairan vagina dan sperma, sedangkan jumlah terkecil terdapat di dalam ASI, air liur, air mata dan air seni. AIDS disebabkan oleh virus bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh. AIDS memerlukan perhatian yang sangat khusus karena: 1. Belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah. 2. Pengidap virus menjadi pembawa dan dapat menularkan penyakitnya seumur hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. 3. Biaya pengobatan mahal. 4. Menurunkan mutu sumber daya manusia dan produktivitas kerja, sehingga dapat mengganggu perekonomian Negara. 5. Penyakit ini telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, sebagian besar ditularkan melalui hubungan seks. Perbedaan antara HIV positif dengan penderita AIDS adalah: 1. Penderita HIV positif adalah seseorang yang terinfeksi virus HIV, dapat menularkan penyakitnya walaupun Nampak sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit apapun. 2. Penderita AIDS adalah seseorang yang telah menunjukkan tanda-tanda dari sekumpulan gejala penyakit yang memerlukan pengobatan, setelah sekian waktu terinfeksi HIV. 3. Perjalanan waktu sejak seorang penderita tertular HIV sehingga menderita AIDS dapat berlangsung lama antara 5 sampai 10 tahun.



2. Etiologi AIDS disebabkan oleh Virus yang di sebut HIV, dulu dinamakan Lymhadenopathy Associated Virus (LAV). Gallo (National Institute of health, USA 1984) menemukan virus HTL-III (Human T Lymphotropic Virus) yang juga adalah penyebab AIDS. Pada penelitian lebih lanjut dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga berdasarkan hasil pertemuan International Committee on Taxonomy of Viruses (1986) WHO memberikan nama resmi HIV(Widoyono, 2005). Daili, F.S. (2009) menyatakan bahwa virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen dan sekret Vagina. Sebagian besar (75%) penularan terjadi melalui hubungan seksual. HIV tergolong retrovirus yang mempunyai materi genetik RNA Bilamana virus masuk ke dalam tubuh penderita (sel hospes), maka RNA virus diubah menjadi DNA oleh enzim reverse transcriptase yang dimiliki oleh HIV. DNA pro-virus tersebut kemudian diintregasikan ke dalam sel hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus. HIV cenderung menyerang jenis sel tertentu, yaitu sel-sel yang mempunyai antigen permukaan CD4, terutama sekali limfosit T4 yang memegang peranan penting dalam mengatur dan mempertahankan system kekebalan tubuh. Selain limfosit T4, virus juga dapat menginfeksi sel monosit dan makrofag, sel Langerhans pada kulit, sel dendrite folikuler pada kelenjar limfe, makrofag pada alveoli paru,sel retina, sel serviks uteri dan sel-sel microglia otak. Virus yang masuk ke dalam limfosit T4 selanjutnya



mengadakan



replikasi



sehingga



menjadi



banyak



dan



akhirnya



menghancurkan sel limfosit itu sendiri. HIV juga mempunyai sejumlah gen yang dapat mengatur replikasi maupun pertumbuhan virus yang baru. Salah satu gen tersebut ialah yang dapat mempercepat replikasi virus sedemikian hebatnya sehingga terjadi penghancurkan limfosit T4 secara besar-besaran yang akhirnya menyebabkan system kekebalan tubuh menjadi lumpuh. 3. Gejala klinis Masa berkembangnya penyakit 6 bulan sampai 5 tahun, Window period selama 6-8 minggu adalah waktu saat tubuh sudah terinfeksi HIV tetapi belum terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium, seorang dengan HIV dapat bertahan sampai dengan 5 tahun, jika tidak diobati maka penyakit ini akan bermanifestasi sebagai AIDS, Gejala klinis muncul sebagai penyakit yang tidak khas seperti : Diare, jamur atau sariawan mulut yang luas. Ada beberapa gejala dan tanda mayor (menurut WHO) antara lain :kehilangan berat badan (BB) > 10%, Diare Kronik > 1 bulan, Demam > 1



bulan. Sedangkan tanda minornya adalah : Batuk menetap > 1 bulan, Dermatitis pruritis (gatal), Herpes Zoster berulang, Kandidiasis orofaring, Herpes simpleks yang meluas dan berat, Limfadenopati yang meluas. Tanda lainnya adalah : Sarkoma Kaposi yang meluas, Meningitis kriptokokal. Gejala AIDS timbul 5-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Beberapa orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi pertama kali. Sementara yang lainnya mengalami gejala-gejala seperti flu, termasuk demam, kehilangan nafsu makan, berat badan turun, lemah dan pembengkakan saluran getah bening. Gejala-gejala tersebut biasanya menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan virus tetap ada dalam kondisi tidak aktif (dormant) selama beberapa tahun. Namun, virus tersebut secara terus menerus melemahkan sistem kekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi semakin tidak dapat bertahan terhadap infeksiinfeksi oportunistik. 4. Penularan Penyakit ini menular melalui berbagai cara. Antara lain melalui cairan tubuh seperti darah, cairan genitalia, cairan sperma dan ASI. Virus terdapat juga pada saliva, air mata dan urin tapi dengan konsentrasi yang sangat rendah. HIV tidak dilaporkan terdapat dalam air mata dan keringat Terdapat tiga cara penularan HIV yaitu : a. Hubungan seksual; baik secara vagina, oral, maupun anal dengan seorang pengidap. Ini adalah cara yang paling umum terjadi, meliputi 70-80% dari total kasus sedunia. Penularan lebih mudah terjadi apabila terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti herpes genitalis, sifilis, gonorea, klamidia, kankroid, dan trikomoniasis. Dari penelitian para pakar (Nasution R., 1990) ternyata bahwa pria homoseks penderita AIDS mempunyai pasangan seksual yang jauh lebihbanyak dibandingkan dengan pria homosekseks sehat, dalam penelitian ini juga ditunjukkan bahwa pria yang melakukan hubungan seksual melalui anus lebih mudah terinfeksi. Tampaknya hubungan homoseksual merupakan cara yang paling berbahaya karena ternyata 90% mitra seksual orang-orang dengan HIV positif mengalami penularan (Nasution R., 1990) b. Kontak langsung dengan darah atau produk darah/jarum suntik: -



Tranfusi darah/produk darah yang tercemar HIV, risikonya sangat tinggi sampai 90%. Ditemukan sekitar 3-5% dari total kasus sedunia



-



Pemakaian jarum suntik tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik dan sempritnya pada para pecandu narkotika suntik. Risikonya sekitar 0,5-1% dan terdapat 5-10% dari total kasus sedunia



-



Penularan lewat kecelakaan, tertusuk jarum pada petuga kesehatan, risikonya kurang dari 0,5% dan telah terdapat 0,1% dari total kasus sedunia



c. Secara vertikal dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selama hamil dari hubungan ibu ke janin melalui plasenta, saat melahirkan perveginam, atau setelah melahirkan. Risiko sekitar 25-40% dan angka transmisi melalui ASI dilaporkan lebih dari sepertiga.



5. Diagnosis Diagnosis dini untuk menemukan infeksi HIV dewasa ini diperlukan mengingat kemajuan-kemajuan yang diperoleh dalam hal pathogenesis dan perjalanan penyakit dan juga perkembangan pengobatan. Keuntungan menemukan diagnosis dini ialah: a. Intervensi pengobatan fase infeksi asimtomatik dapat diperpanjang b. Menghambat perjalanan penyakit ke arah AIDS c. Pencegahan infeksi oportunistik, Konseling dan pendidikan untuk kesehatan umum d. Penyembuhan (bila mungkin) hanya dapat terjadi bila pengobatan pada fase dini. Pada orang yang akan melakukan tes HIV atas kemauan sendiri atau karena saran dokter, terlebih dahulu perlu dilakukan konseling sebelum dilakukan tes. Bila semua berjalan baik, maka tes HIV dapat dilaksanakan pada individu tersebut dengan persetujuan yang bersangkutan. Diagnosis dini ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium dengan petunjuk dari gejala-gejala klinis atau dari adanya perilaku risiko tinggi individu tertentu. Diagnosis laboratorium dapat dilakukan dengan 2 metode: a.



Langsung: yaitu isolasi virus dari sampel, umumnya dilakukan dengan menggunakan mikroskop elektron dan deteksi antigen virus. Salah satu cara deteksi antigen virus yang makin populer belakangan ini ialah polymerase chain reaction (PCR)



b.



Tidak langsung: dengan melihat respon zat anti spesifik, misalnya dengan ELISA,



Western



Blot



immunofluorescent



radioimmunoprecipitation assay (RIPA).



assay(IFA),



atau



AIDS merupakan stadium akhir infeksi HIV, penderita dinyatakan sebagai AIDS bila dalam perkembangan infeksi HIV selanjutnya menunjukkan infeksiinfeksi dan kanker oportunistik yang mengancam jiwa penderita, selain infeksi dan kanker dalam penetapan CDC 1993, juga termasuk ensefalopati, sindrom kelelahan yang berkaitan dengan AIDS dan hitungan CD4