SAP (Integumen) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT ULKUS DEKUBITUS



DISUSUN OLEH



Nama : Nur Wahyuni Saridewi Npm : 1020183055 Kelas : 3B Prodi : S1 Keperawatan Kelompok : 12



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AJAR 2020/2021



SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT ULKUS DEKUBITUS



Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan



: Ulkus Dekubitus : Pencegahan pada pasien dengan Ulkus Dekubitus



Sasaran



: Masyarakat umum pengunjung pukesmas



Hari/Tanggal



: Minggu,1 November 2020



Tempat



: Puskesmas pamotan



Waktu



: 20 menit



Penyuluh



: Nur Wahyuni Saridewi



a. Latar Belakang Dekubitus merupakan luka yang timbul karena tekanan terutama pada bagian tulang-tulang yang menonjol akibat tirah baring yang lama di tempat tidur. Kasus dekubitus dapat terjadi pada semua umur terutama pada lanjut usia dengan frekuensi kejadiannya sama pada pria dan wanita (Siregar,2010). Faktor risiko seseorang terkena dekubitus salah satunya adalah penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan kecacatan terutama kelumpuhan anggota gerak sebagai akibat gangguan fungsi otak. Kecacatan akibat stroke berpengaruh terhadap lamanya pasien di rawat di rumah sakit dan menurut Bain (2009), kemungkinan timbulnya dekubitus. Menurut Muttaqin (2008) dan Smeltzer&Bare (2010), pada fase akut serangan stroke timbul keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual, dan muntah. Defisiensi nutrisi, anemia, dan gangguan metabolik pada pasien stroke mendukung terjadinya luka dekubitus.



b. Tujuan 1.Tujuan Instruksional Umum (TIU)



Setelah dilakukan penyuluhan, audiens mengetahui, memahami dan melaksanakan Pencegahan Penyakit Ulkus Dekubitus. 2.Tujuan Instruksional Khusus (TIK) a. Mengetahui dan memahami Pengertian Ulkus Dekubitus. b. Mengetahui dan memahami Penyebab Ulkus Dekubitus. c. Mengetahui dan memahami Tanda dan Gejala Ulkus Dekubitus. d. Mengetahui,memahami dan melaksanakan Pencegahan, Pengobatan serta Pemulihan Penyakit Ulkus Dekubitus.



c. Pokok Materi (Terlampir) d. .Metode 1. Ceramah 2. Tanya Jawab e. Media dan Sumber Referensi Media : 1. Laptop 2. Proyektor 3. PPT 4. Poster Sumber Referensi : Doenges, Marilynn E. 2010. Rencana Keperawatan : Pedoman Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC. Nurachman, Elly. 2012. Pencegahan dan Perawatan Dekubittus. Jakarta : Sagung Seto Wasitaatmadja, S. M. (2011). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin (Vol. 6). Jakarta: Balai Penerbit FKUI f. Setting Tempat A B



B



B



B



B



B



Keterangan : A: Penyaji B : Peserta penyuluhan



g. Proses Kegiatan Penyuluhan NO TAHAP KEGIATAN



WAKTU



1. Pembukaan



5 Menit



KEGIATAN PENYULUH



KEGIATAN PESERTA



● Menyampaikan salam



● Menjawab salam



● Menjelaskan tujuan



● Menyimak dan menanggapi



● Kontrak waktu ● Tes awal/apersepsi ● Menjelaskan tentang osteoporosis 2.



Pelaksanaan



15 Menit



● Menyimak dan memerhatikan



● Menjelaskan tandadan gejala osteoporosis ● Menjelaskan cara mencegah osteoporosi ● Menjelaskan makananyang dianjurkan untuk mencegah osteoporosis



Penutup 3.



10 Menit



● Evaluasi



● Menyimak



● Menyimpulkan materi



● Betanya



● Memberikan kesempatan untuk bertanya



● Aktif dalam diskus



● Memberi salam penutup



h. Evaluasi



1.Evaluasi Struktur a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan.



● Menjawab salam penutup



b. Setting tempat kurang sesuai dengan yang direncanakan. c. Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan.



2.Evaluasi Proses a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan. b. Waktu sesuai dengan yang direncanakan. c. Selama proses berlangsung diharapkan audience dapat mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan/tidak ada yang meninggalkan ruangan. d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audience berperan aktif.



3.Evaluasi Hasil a. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan pengertian ulkus dekubitus/ penyakit kulit. b. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan penyebab ulkus dekubitus c. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan tanda dan gejala ulkus dekubitus d. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan cara pencegahan ulkus dekubitus



LAMPIRAN MATERI



A. PENGERTIAN DEKUBITUS Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Walaupun semua bagian tubuh mengalami dekubitus, bagian bawah dari tubuhlah yang terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian khsus. Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat diatas tonjolan tulang dan tidak dilindungi oleh cukup dengan lemak sub kutan, misalnya daerah sakrum, daerah trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan siku.



Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia. Dinegaranegara maju, prosentase terjadinya dekubitus mencapai sekitar 11% dan terjadi dalam dua minggu pertama dalam perawatan.



B. PENYEBAB DEKUBITUS Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg. Kulit akan tetap utuh karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada batas-batas tersebut. Tetapi sebagai contoh bila seorang penderita immobil/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring diatas kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit mencapai 30-45 mmHg. Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nokrosis jaringan kulit. Percobaan pada binatang didapatkan bahwa sumbatan total pada kapiler masih bersifat reversibel bila kurang dari 2 jam. Seorang yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan mengalami dakubitus selama dapat mengganti posisi beberapa kali perjammnya. Selain faktor tekanan, ada beberapa faktor mekanik tambahan yang dapat memudahkan terjadinya dekubitus: a. Faktor teregangnya kulit misalnya gerakan meluncur ke bawah pada penderita dengan posisi dengan setengah berbaring. b. Faktor terlipatnya kulit akiab gesekan badan yang sangat kurus dengan alas tempat tidur, sehingga seakan-akan kulit “tertinggal” dari area tubuh lainnya. c. Faktor teragannya kulit akibat daya luncur antara tubuh dengan alas tempatnya berbaring akan menyebabkan terjadinya iskemia jaringan setempat. d. Faktor tubuh sendiri (faktor intrinsik) juga berperan untuk terjadinya dekubitus antara lain: 1.Faktor Intrinsik a) Selama penuaan, regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat sehingga kulit akan tipis (tortora & anagnostakos, 1990). b) Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit berkurang sehingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan.



c) Kemampuan sistem kardiovaskuler yang menurun dan sistem arteriovenosus yang kurang kompeten menyebabkan penurunan perfusi kulit secara progresif. d) Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM yang menunjukkan insufisiensi kardiovaskuler perifer dan penurunan fungsi kardiovaskuler seperti pada sistem pernapasan menyebabkan tingkat oksigenisasi darah pada kulit menurun. e) Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight. f) Anemia. g) Hipoalbuminemia yang mempermudah terjadinya dekubitus dan memperjelek penyembuhan dekubitus, sebaliknya bila ada dekubitus akam menyebabkan kadar albumin darah menurun. h) Penyakit-penyakit neurologik, penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, juga mempermudah dan meperjelek dekubitus. i) Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat. 2. Faktor Ekstrinsik a) Kebersihan tempat tidur. b) Alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga memudahkan terjadinya dekubitus. c) Duduk yang buruk. d) Posisi yang tidak tepat. e) Perubahan posisi yang kurang.



C.TANDA DAN GEJALA ULKUS DEKIBITUS Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai berikut: 1. Derajat I Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak sebagai daerah kemerahan/eritema indurasi atau lecet. 2. Derajat II



Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemah subkutan, tampak sebagai ulkus yang dangkal, dengan tepi yang jelas dan perubahan warna pigmen kulit. 3. Derajat III Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau. 4. Derajat IV Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di dasar ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.



D. PENCEGAHAN 1. Pencegahan secara primer a. Anjurkan pasien masukan cairan dan nutrisi yang tepat dan adekuat. Karena kerusakan kulit lebih mudah terjadi dan lambat untuk sembuh jika nutrisi pasien buruk. b. Segera membersihkan feses atau urin dari kulit karena bersifat iritatif terhadap kulit. c. Menjaga kebersihan kulit dan mengusahakan agar kulit tetap kering. d. Jaga agar kulit tetap bebas dari kerutan. e. Beri perhatian khusus pada daerah – daerah yang beresiko terjadi dekubitus. 2. Pencegahan secara sekunder a. Inspeksi daerah dekubitus umum terjadi, laporkan adanya area kemerahan dengan segera. b. Masase sekitar daerah kemerahan dengan sering menggunakan lotion. c. Merubah posisi pasien yang tidak dapat bergerak sendiri, minimal setiap 2 jam sekali untuk mengurangi tekanan.



d. Beri sedikit bedak tabur pada area pergesekan tapi jangan biarkan menumpuk.menggumpal. e. Lakukan latihan gerak minimal 2x sehari untuk mencegah kontraktur. f. Ulkus biasanya membaik dengan sendirinya setelah tekanan dihilangkan. Menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi protein dan kalori tambahan bisa mempercepat penyembuhan. 3. Pencegahan secara tersier. a. Jika kulit terluka sebaiknya ditutup dengan perban. Agar tidak melekat pada luka, gunakan perban yang dilapisi teflon atau mengandung jeli minyak. b. Untuk ulkus yang lebih dalam, digunakan perban yang mengandung bahan yang menyerupai gelatin, yang bisa membantu pertumbuhan kulit yang baru. c. Jika luka mengalami infeksi atau mengeluarkan nanah, sebaiknya dibersihkan dengan sabun atau gunakan cairan desinfektan (misalnya povidon-iodin). d. Jika terjadi infeksi, diberikan antibiotik. Jika tulang



dibawahnya terinfeksi (osteomielitis) diberikan antibiotik jangkan panjang karena osteomielitis sulit disembuhkan dan bisa menyebar melalui aliran darah.