SAP Manajemen Stress-1 PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MENEJEMEN STRESS PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN JIWA DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSJ MENUR



DISUSUN OLEH: Yoga Hadi Narendra, S.Kep.



131723134075



Yhunika Nur Mastiyas, S.Kep.



131723134078



Evodia Lusia M.Thena, S.Kep.



131723134084



Anindita Nayang S., S.Kep.



131723134090



Antonia Andasari, S.Kep.



131723134079



Dwiko Nur Gunawan., S.Kep.



131723134085



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N) FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2018



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)



Topik



: Stres



Sub Topik



: Manajemen Stres



Hari/Tanggal : Rabu, 25 July 2018 Waktu



: 30 Menit



Pelaksana



: Kelompok B4 Stase Keperawatan Jiwa



Tempat



: Ruang Wijaya Kusuma RSJ Menur Surabaya



Sasaran



: Keluarga Pasien Ruang Wijaya Kusama RSJ Menur Surabaya



I. Tujuan Instruksional Umum Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan keluarga dapat memahami tentang manajemen stres II. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mendapatkan penjelasan tentang manajemen stres, peserta penyuluhan diharapkan mampu: 1. Mengetahui pengertian stress 2. Mengetahui tanda dan gejala stres 3. Mengetahui penyebab stres 4. Mengetahui tentang manajemen stres III. Sasaran Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah keluarga pasien diruang Jiwa Wijaya Kusuma RSJ Menur Surabaya



IV. Materi (terlampir)



V. Metode Metode dalam penyuluhan ini adalah : a.Ceramah b.Diskusi c.Tanya jawab



VI. Media Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah: 1. Leaflet 2. Lembar balik



VII. Setting Tempat



VIII. Pengorganisasian Kegiatan Moderator



: Evodia Lusia Meo Thena, S. Kep



Penyuluh



: Antonia Andasari, S.Kep



Observer



: Anindita Nayang Safitri S.Kep



Notulen



: Yoga Hadi Narendra S.Kep



Fasilitator



: Dwiko Nur Gunawan S. Kep



IX. Job Description Pengorganisasian 1. Moderator a. Bertanggung jawab atas kelancaran acara b. Membuka dan menutup acara c. Mengatur waktu penyajian sesuai dengan rencanakegiatan d. Mengatur jalannya diskusi 2. Penyuluh a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif danmemperhatikan proses penyuluhan c. Menjawab pertanyaan peserta. 3. Fasilitator a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta b. Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang bertanya kepadanya. c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas d. Menjelaskan tentang istilah atau hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi peserta e. Memotivasi peserta untuk aktif dalam prosesdiskusi f. Membagikan leaflet kepada peserta.



4. Observer dan Notulen a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga memungkinkan dapatmengamankan jalannya proses penyuluhan b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan. d. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan



X. Plan ofAction (POA) Tahapan dan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta No. 1.



Tahap Pra kegiatan



Waktu



2.



Pembukaan



5 menit



Kegiatan Tugas peserta penyuluhan Mahasiswa profesi menyiapkan fasilitas Mengisi daftar hadir dan duduk di tempat penyuluhan seperti: daftar hadir, yang telah disediakan ruangan, dan tempat untuk peserta penyuluhan a. Mengucapkan salam pembuka dan a. Menjawab salam memperkenalkan diri b. Mendengarkan tujuan dan maksud b. Menyampaikan tujuan dan penyuluhan maksud penyuluhan c. Mendengarkan dan menyetujui c. Menjelaskan kontrak waktu dan kontrak waktu penyuluhan mekanisme d. Mendengarkan materi penyuluhan d. Menyebutkan materi penyuluhan yang disampaikan



Media



3.



Pelaksanaan 20 menit



a. Menggali pengetahuan dan pemahaman peserta penyuluhan mengenai manajemen stres b. Memberikan penjelasan terkait : 1. Pengertian tentang stres 2. Penyebab terjadinya stres 3. Mengetahui tanda dan gejala



a. b. c.



Menjawab pertanyaan yang diajukan Leaflet oleh penyuluh Lembar Mendengarkan materi penyuluhan balik Memberikan pertanyaan terkait materi preoperasi yang dijelaskan.



stres



4.



Penutup



10 menit



c. a.



b. c.



4. Mengetahui tentang manajemen stres Diskusi tanya jawab Melakukan evaluasi pemahaman akan materi kepada peserta penyuluhan Menyimpulkan materi salam penutup



a. Menjawab pertanyaan yang diajukan b. Mendengarkan kesimpulan c. Menjawab salam penutup



XI. Evaluasi 1) Kriteria Struktural: a. Kontrak waktu dan tempat diberikan satu hari sebelum acara dilaksanakan b. Pengumpulan SAP dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan penyuluhan c. Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan d. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa yang bekerja sama dengan Tim Perawat Ruang Wijaya Kusuma RSJ Menur Surabaya e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan. 2) Kriteria Proses: a. Acara dimulai tepat waktu b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan d. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA (Plan of Action) f. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description 3) Kriteria Hasil: a. Peserta yang datang sejumlah 50% dari jumlah pasien di Ruang Wijaya Kusuma RSJ Menur Surabaya b. Ada umpan balik positif dari peserta, seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemateri (penyaji) c. Peserta ikut aktif dalam proses diskusi d. Peserta mampu menjawab dengan benar sebanyak 75% dari pertanyaan penyaji



MATERI PENYULUHAN



1. Pengertian Tentang Stres Stres adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari, disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian (Keliat, 1998). Stres diawali dengan adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki individu, semakin tinggi kesenjangan terjadi semakin tinggi pula tingkat stres yang dialami individu dan akan merasa terancam. Stres merupakan respon adaptif yang dipengaruhi oleh karakteristik individual dan atau proses psikologis, yaitu akibat situasi atau kejadian eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik dan atau psikologis terhadap seseorang (Ivancevich & Matteson, 1980 dalam Kreitner & Kinicki, 2004). 2. Penyebab Terjadinya Stres Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi atau mengulangi stresor yang timbul. Penyebab terjadinya stresor psikososial adalah : a. Adanya masalah perkawinan b. Problem orangtua c. Hubungan interpersonal berupa konflik dengan kawan dekat, kekasih, atasan atau pun bawahan d. Masalah pekerjaan e. Kondisi lingkungan yang buruk dimana seseorang merasa tercekam atau tidak aman yang mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup. f. Masalah keuangan yang tidak sehat g. Ada masalah hukum h. Perkembangan i. Penyakit fisik dan cedera j. Faktor keluarga dimana stres dialami oleh anak dan remaja yang disebabkan karena kondisi keluarga yang tidak baik



Sesuatu yang merupakan akibat pasti memiliki penyebab atau yang disebut stressor, begitupula dengan stress, seseorang bisa terkena stress karena menemui banyak masalah dalam kehidupannya. Seperti yang telah diungkapkan di atas, stress dipicu oleh stressor. Tentunya stressor tersebut berasal dari berbagai sumber, yaitu: a. Lingkungan Yang termasuk dalam stressor lingkungan di sini yaitu: 1) Sikap lingkungan, seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan itu memiliki nilai negatif dan positif terhadap prilaku masing-masing individu sesuai pemahaman kelompok dalam masyarakat tersebut. Tuntutan inilah yang dapat membuat individu tersebut harus selalu berlaku positif sesuai dengan pandangan masyarakat di lingkungan tersebut. 2) Tuntutan dan sikap keluarga, contohnya seperti tuntutan yang sesuai dengan keinginan orang tua untuk memilih jurusan saat akan kuliah, perjodohan dan lain-lain yang bertolak belakang dengan keinginannya dan menimbulkan tekanan pada individu tersebut. 3) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), tuntutan untuk selalu update terhadap perkembangan zaman membuat sebagian individu berlomba untuk menjadi yang pertama tahu tentang hal-hal yang baru, tuntutan tersebut juga terjadi karena rasa malu yang tinggi jika disebut gaptek. 4) Tidak mampu beradaptasi dengan tempat baru, daerah tempat tinggal mengalami bencana, pekerjaan rumah dan kantor menumpuk. b. Diri sendiri, terdiri dari: 1) Kebutuhan psikologis yaitu tuntutan terhadap keinginan yang ingin dicapai 2) Proses internalisasi diri adalah tuntutan individu untuk terus-menerus menyerap sesuatu yang diinginkan sesuai dengan perkembangan.



3) Perubahan bentuk tubuh (yang dulunya kurus jadi gemuk, muda menjadi tua), mengidap suatu penyakit, pola makan yang kurang sehat. c. Pikiran Pikiran yang berkaitan dengan penilaian individu terhadap lingkungan dan pengaruhnya pada diri dan persepsinya terhadap lingkungan. Misalnya memikirkan masalah ekonomi, kuran percaya diri, merasa tidak disukai oleh orang lain. Penyebab-penyebab stress di atas tentu tidak akan langsung membuat sesorang menjadi stress. Hal tersebut dikarenakan setiap orang berbeda dalam menyikapi setiap masalah yang dihadapi, selain itu stressor yang menjadi penyebab juga dapat mempengaruhi stress. Menurut Kozier & Erb, dikutip Keliat B.A dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu: 1) Sifat stressor. Pengetahuan individu tentang bagaimana cara mengatasi dan darimana sumber stressor tersebut serta besarnya pengaruh stressor pada individu tersebut, membuat dampak stress yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda. 2) Jumlah stressor yaitu banyaknya stressor yang diterima individu dalam waktu bersamaan. Jika individu tersebut tidak siap menerima akan menimbulkan perilaku yang tidak baik. Misalnya marah pada hal-hal yang kecil. 3) Lama stressor, maksudnya seberapa sering individu menerima stressor yang sama. Semakin sering individu mengalami hal yang sama maka akan timbul kelelahan dalam mengatasi masalah tersebut. 4) Pengalaman masa lalu, yaitu pengalaman individu yang terdahulu mempengaruhi cara individu menghadapi masalahnya. 5) Tingkat perkembangan, artinya tiap individu memiliki tingkat perkembangan yang berbeda.



3. Tanda dan Gejala Stres 1. Stres ringan Stesor yang dihadapi bisa berlangsung beberapa menit atau jam. Contohnya adalah dimarahi dosen, kemacetan. Stesor inni dapat menimbulkan gejala antara lain kesulitan bernafas, bibir kering, lema, keringat berlebihan ketika temperature tidakk panas, takut tanpa ada alas an yang jelas, merasa lega jika situasi berakhir (Psychology Foundation of Australia, 2010). 2. Stres sedang Stres yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari . Contohnya adalah perselisishan yang tidak dapat diselesaikan dengan seseorang. Stesor ini dapat menimbulkan gejala yaitu mudah merasa letih, mudah marah, sulit beristirahat, mudah tersinggung, gelisah (Psychology Foundation of Australia, 2010). 3. Stres berat Situasi kronis yang terjadi dalam beberapa minggu, seperti perselisihan dengan dosen atau teman secara terus menerus, penyakit fisik jangka panjang dan kesulita finansial. Stesor ini dapat menimulkan gejala yaitu, merasa tidak kuat lagi untuk melakukan kegiatan, mudah putus asa, kehilangan minat akan segala hal, merasa tidak dihargai, merasa tidak ada hal yang bisa diharapkan dimasa depan (Psycology Foundation of Auustralia, 2010).



4. Tahapan-Tahapan Stres Gangguan stres biasanya lamban, tidak jelas kapan mulainya dan seringkali kita tidak menyadarinya. Para ahli mencoba membagi stres kedalam enam tahap dan setiap tahap memperlihatkan sejumlah gejala yang dirasakan oleh yang bersangkutan. a. Stres tahap 1  Semangat bekerja besar,berlebihan (overacting)  Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya



 Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebi dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan disertai rasa gugup yang berlebihan  Merasa senang dg pekerjaanya & semakin bersemangat namun tanpa disadari cadangan energi menipis b. Stres tahap II 



stres yang semula menyenangkan



mulai menghilang & timbul



keluhan-keluhan sbb  Merasa letih sewaktu bangu pagi  Merasa mudah lelah sesudah makan siang  Lekas merasa capai menjelang sore  Sering mengeluh perut tidak nyaman  Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)  Otot-otot punggung & tengkuk terasa tegang  Tidak bisa santai c. Stres tahap III  Bila tetap memaksakan diri keluhan akan semakin nyata & mengganggu  Gangguan lambung usus semakin nyata cont : gastritis,diare  Ketegangan otot-otot semakin terasa  Perasaan tidak tenang & ketegangan emosional semakin meningkat  Gangguan pola tidur  Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pinsan) d. Stres tahap IV  Bisa tidak ditemukan sakit secara medis. Namun gejala dapat muncul spt:  Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah tera amat sulit  Aktivtas pekerjaan yang semula menyenangkan & mudah diselesaikan menjadi membosankan terasa lebih sulit



 Yang semula tanggap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon secara memadai  Ketidakmampuan melakukan ADL  Gangguan pola tidur disertai mimpi yg menegangkan e. Stres Tahap V  Seringakali menolak ajakan karena tiada semangat & kegairahan  Daya konsentrasi & ingat menurun  Imbul perasaan ketakutan & kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya f. Stres tahap VI  Kelelahan fisik & mental yang semakin mendalam  Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana  Gangguan sitem pencernaan semakin berat  Timbul perasaan ketakutan & kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung & panik g. Stres tahap VII Tahap klimaks,seseorang mengalami serangan panik & perasaan takut mati. Sering dibawa ke UGD, ICCU meskipun tidak ditemuakan kelainan fisik organ  Debaran jantung teramat keras  Susah bernafas (sesak & megap-megap)  Sekujur baan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran  Ketadaan tenaga untuk hal-hal ringan  Pingsan atau kolaps Terdapat tiga indikator terjadinya stres, yaitu : 1. Indikator fisiologis 



ansietas







Depresi







Kepenatan







Peningkatan penggunaan bahan kimia







Perubahan dalam kebiasaan makan,tidur & pola aktivitas







Kelehan menal







Perasaan tidak adekuat







Kehilangan harga diri







Peningkatan kepekaan







kehilangan motivasi







Ledakan emosional & menangis







Penurunan produktivitas & kualitas kinerja







Kecendrungan membuat kesalahan







Mudah lupa & pikiran buntu







Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci







Ketidakmampuan bekonsentrasi







Letargi







Rentan terhadap kecelakaan



2. Indikator emosi 



kemampuan mendapat pengetahuan & keterampilan terganggu







Penilaian kognitif terhadap sesuatu tidak akurat







Stres menghambat komunikasi antara klien & orang lain







Tidak mampu mengatasi konflik







Peningkatan ketergantungan dengan orang lain



3. Indikator spriritual Stres yang berat menyebabkan individu memandang stres sebagai hukuman dari Tuhan



5. Respon Tubuh Terhadap Stres Menurut Selye (1982), stres merupakan tanggapan non spesifik terhadap setiap tuntutan yang diberikan pada suatu organisme dan digambarkan sbagai GAS. Konsep ini menunjukkan reaksi stres dalam tiga fase, yaitu fase signal (alarm), fase perlawanan ( resistance), dan fase keletihan (exhaustion). Tahap signal adalah mobilisasi awal dimana badan menemui tantangan yang diberikan oleh penyebab stres. Ketika penyebab stres ditemukan, otak mengirimkan suatu pesan biokimia kepada semua sistem tubuh. Pernafasan meningkat, tekanan darah naik, anak mata membesar, ketegangan otot naik, . Jika penyebab stres terus aktif, GAS beralih ke tahap perlawanan. Tanda-tanda masuknya tahap perlawanan termasuk keletihan, ketakutan dan ketegangan. Pribadi yang mengalami tahap tersebut selanjutnya melawan penyebab stres. Sementara perlawanan terhadap suatu penyebab stres khusus mungkin tinggi. Selama tahap ini, perlawanan terhadap stres lainnya mungkin rendah. Seseorang hanya memiliki sumber energi yang terbatas, konsentrasi dan kemampuan untuk menahan penyebab-penyebab stres. Individu-individu sering lebih mudah sakit selama periode stres daripada pada waktu lainnya. Tahap terakhir GAS adalah keletihan. Perlawanan pada penyebab stres yang sama dalam jangka panjang dan terus menerus mungkin akhirnya menaikkan penggunaan energi penyesuaian yang bisa dipakai dan sistem penyerang stres menjadi letih. Menurut Fortuna seperti yang dikutip oleh Yosep (2009) bahwa orang yang mengalami stres akan menunjukkan penurunan konsentrasi perhatian, dan kemunduran memori. Keadaan ini menyebabkan kesalahan dalam memecahkan masalah dan penurunan kemampuan dalam merencanakan tindakan. Dampak lain mengakibatkan semakin banyak tuntutan pada orang yang mengalami stres. Kondisi ini menyebabkan ketidakmampuan menjalin hubungan dengan orang lain.



Pengaruh pada kognitif dan emosi ini mendorong terjadinya perubahan perilaku pada orang yang mengalami stres berkepanjangan. Perubahan ini meliputi penurunan minat dan aktivitas, penurunan energi, tidak masuk atau terlambat kerja, cenderung mengekspresikan pandangan sinis pada orang lain atau rekan kerja serta melemahkan tanggung jawab. Fase keletihan terjadai bila fungsi fisik dan psikologis seseorang telah sangat lemah sebagai akibat kerusakan selama fase perlawanan. Bila reaksi ini berlanjut tanpa adanya pemulihan, akan memacu terjadinya penyakit karena ketidakmampuan dalam mengatasi tuntutan lingkungan yang dirasakan. 6. Manajemen Stres 1. Jaga selalu kondisi tubuh dan perkuatlah dengan cara mengkonsumsi makanan dan minuman 4 sehat 5 sempurna secara disiplin 2.



Tidur dan istirahat yang cukup, karena tidur merupakan salah satu terapi untuk



mengurangi



kemarahan,



kesedihan,



karena



tidur



memberi



kesempatan pada otak untuk relax. 3.



Lakukan Olah raga teratur, karena gerak tubuh akan merangsang keluar zat”endorphine” yaitu zat yang membuat tubuh merasa nyaman. Orang yang senang berolahraga umumnya tampak lebih fit dan bahagia.



4. Selalu berfikir positif, karena cerminan dari tindakan, tindakan positif berasal dari pikiran positif, tindakan negatif berasal dari pikiran negatif……tidak ada orang yang berhasil dalam hidupnya kalau selalu berfikiran negatif baik pada diri sendiri maupun orang lain. 5.



Lakukan “HOBBY” atau hal-hal yang menyenangkan, karena hobby membuat rilex dan sejenak melupakan rutinitas atau masalah yang ada.



6.



Jangan terpaku pada rutinitas, harus berani berubah, tidak malu dan ragu, sebagai contoh : merubah penampilan yang secara phsikologis hal ini menambah semangat baru.



7. Berkomunikasi secara asertih atau bertutur kata baik. 8. Murah senyum, tertawa lepas, bersenandung/ bernyanyi dan bersosialisasi dengan teman/lingkungan(perlu teman curhat, tidak memendam masalah sendiri)



9. Beribadah dan berdoa (tidak hanya pada masa sulit saja, berbuat pada semua orang, bersyukur pada setiap usaha kita, baik yang berhasil atau tidak tetaplah bersyukur.



Ada tiga cara dalam menghadapi stres, yaitu : a. Mengurangi situasi stress, 



Kebiasaan; Setiap individu mempunyai kebiasaan yang unik untuk membantu menyelesaikan kegiatan sehari-hari.







Menghindari perubahan ; Menghindari perubahan dengan membatasi perubahan yg tidak diperlukan dan dapat dihindarkan







Alokasi atau membatasi waktu atau menyediakan waktu untuk memfokuskan diri beradaptasi dengan stresor,







Manajemen waktu; Teknik ini berguna bagi klien yang mengerjakan berbagai hal pada waktu yang sama. Klien



tidak dapat membuat



daftar tugas yang harus dilaksanakan dan memprioritas tugas yang lebih penting dan lebih dahulu dijalankan.Cara lain adalah mengatakan belajar mengatakan “TIDAK” secara asertif terhadap hal yang mengganggu, atau membuat jadual pertemuan agar tidak tergesagesa. b. Modifikasi lingkungan; merubah lingkungan yang merupakan sumber stres secara realistis akan mengurangi stres. Membersihkan rumah, memberikan warna yang sejuk dan kalem pada tembok, memutar music dan instrumen yang tenang. c. Mengurangi respon fisiologis terhadap stres 1) Latihan Terstruktur Latihan yang teratur meningkatkan tonus otot, menstabilakn berat badan dan mengurangi ketegangan misalnya relaksasi progresif, latihan nafas, hypnosis lima jari, stop berpikir dan berpikir positif.



2) Nutrisi & Diit Nutrisi dan latihan saling berhubungan.Nutrisi berguna sebagai tenaga dan untuk latihan sehingga sirkulasi baik. Makanan yang buruk dapat meningkatkan respon stres 3) Istirahat Istirahat & tidur perlu untuk menyegarkan tubuh dan ketegangan mental d. Meningkatkan respon perilaku dan emosi terhadap stres 1) Sistem Pendukung Sistem pendukung: Keluarga,teman kolega, yang akan mendengar, memberi nasehat dan dorongan emosi sangat berguna bagi seseorang yg sedang stress. 2) Meningkatkan Harga Diri Meningkatkan harga diri dapat membantu strategi penurunan stress secara positif, dengan



cara mengidentifikasi aspek positif maka ia



dapat memfokuskan perhatian pada hal yg dapat dihargai orang lain. 7. Cara Penanggulangan Stres 1. Cara Fisik a. Relaksasi Progresif Gejala yang dialami: lelah, kram otot, nyeri leher punggung, tegang, sukar tidur, cemas. 



Lama latihan 15 menit/hari







Langkah-langkah : Prinsip :







Tegangkan dan lemaskan otot tubuh







Fokuskan pikiran pada perbedaan tegang dan lemas







Kepalkan kedua telapak tangan, kencangkan lengan bawah dan atas…..lemaskan







Kerut dahi, tekan kepala sejauh mungkin kebelakang, putar searah jarum jam da sebaliknya.







Kerutkan otot muka, pejamkan mata kencang, mulut monyong kedepan, lidah tekan ke langit-langit…..lemaskan







Lengkungkan punggung ke belakang, nafas dalam dari hidung, tahan dan keluarkan dari perut dan tiupkan dari mulut….lemaskan







Tarik



ibu



jari



kaki,



kencangkan



betis,



paha,



bokong….lemaskan. 



Teruskan putaran 5 kali lalu dapat ditambah secara bertahap.



b. Latihan Nafas Gejala yang dialami: cepat marah, cepat tersinggung, tegang dan lelah Nafas lega 



Duduk atau berdiri tegak







Hela nafas dalam dan tahan ( sampai hitungan ke tiga )







Keluarkan nafas melalui mulut dengan suara kelegaan







Ulangi 5 – 10 kali Nafas alternative







Duduk dengan sikap nyaman







Letakan jari telunjuk dan dan tengah tangan kanan di dahi







Tutup lubang hidung kanan dengan ibu jari







Tarik nafas pelan –pelan dari lubang hidung kiri







Tutup lubang hidung kiri denga jari manis dan buka lubang hidung kanan bersamaan







Hembuskan nafas melalui lubang hidung kanan pelan pelan







Tarik nafas pelan-pelan dari lubang hidung kanan







Tutup lubang hidung kanan dan buka lubang hidung kiri bersamaan







Hembuskan nafas melalui lubang hidung kiri







Teruskan putaran 5 kali lalu dapat ditambah secara bertahap



2. Cara Pikiran a. Hipnosis lima jari Hafalkan langkah-langkah berikut: 1. Sentuh ibu jari dengan telunjuk. Kenang saat anda sehat, fisik menyenangkan, segar, habis olahraga, jalan-jalan (kenang semua keadaan fisik yang menyenangkan ) 2. Sentuh ibu jari dengan jari tengah. Kenang saat anda jatuh cinta, kasmaran, kehangatan, atau percakapan intim ( kenang manis dengan orang yang dicintai) 3. Sentuh ibu jari denga jari manis. Kenang saat anda mendapat pujian, penghargaan, prestasi dan anda sangat berterima kasih ( kenang semua keberhasilan dan prestasi) 4. Sentuh ibu jari dengan kelingking. Kenang semua tempat terindah yang pernah dikunjungi, bayangkan anda disana beberapa saat b. Stop Berpikir Langkah – langkah: 1. Buat daftar pikiran yang menegangkan/dikhawatirkan 2. Nilai yang paling tidak menyenangkan 3. Tarik nafas dalam dan kosongkan pikiran 4. Bayangkan pikiran yang paling tidak menyenangkan, cobalah berpikir yang rasional dan normal ( sambil pejam ) 5. Putuskan dengan bantuan set alarm jam 3 menit, atau hitung 1 sd 5 atau 10. Pada saat alarm atau hitungan akhir katakana “STOP” 6. Putuskan tanpa bantuan. Pada saat membayangkan pikiran yang tidak menyenangka, katakana “STOP” 7. Ganti pikiran: pada saat muncul pikiran yang tidak menyenangkaan lalu dilawan atau diganti secara atentif/positif/rasional. Misalnya : saya selalu gagal ujian, langsung katakana pada diri, “Tapi ada ko yang saya lulus”.



c. Berpikir Positis – Afirmasi Langkah – langkah: 1. Buat daftar pengalaman, kemampuan dan semua hal positif yang dimiliki (dapat ditambah setiap hari ) 2. Lakukan afirmasi. Katakan pada diri sendiri afek positiif yang saudara miliki, “saya mampu berkhotbah” Afirmasi dapat diulang beberapa kali sehari 3. Cara Lingkungan Lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan Fisik: 



Rumah yang rapi, bersih, tenang dan nyaman akan membantu mengatasi situasi stress







Warna- warna yang sejuk dan indah juga dapat memberi ketenangan







Musik, suara yang lembut akan juga memberi perasaan rileks







Pemandangan yang hijau, bunga yang indah dapat memberi ketenangan.



Lingkungan Sosial: Lingkungan social yang terdekat dengan kita adalah suami/istri dan anak. Untuk itu dalam keluarga perlu saling mengenal satu dengan yang lain . Jika istri melihat suami sedang stress maka sebaiknya tidak mena,bah stimulus



yang menambah stress



tetapi



mendorong



menggunakan cara penanggulangan stress. Berperan serta pada kegiatan lingkungan, ibadah bersama, kebersihan llingkungan, pada pengungsian ikut membantu kegiatan dapur umum, kegiatan social juga. Semua cara diatas dapat membuat stress teratasi, tetapi sumber masalah mungkin belum selesai. Oleh karena itu dianjurkan menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah: 1. Identifikasi masalah secara obyektif 2. Identifikasi beberapa alternative penyelesaian masalah



3. Pilih dan laksanakan satu alternative 4. Evaluasi jika belumberhasil coba cara-cara lain Alternatif tidak boleh satu, dan tidak boleh habis. Prinsipnya : Selalu ada harapan.



DAFTAR PUSTAKA Deborah Antai-Otong. 1995. Psychiatric Nursing: Biological and Behavioral Concepts. W.B. Saunders Company, Phildelphia. Depkes RI. Petunjuk Teknis Terapi Kelompok Pasien Mental di RS Jiwa. Direktorat Kesehatan Jiwa, Jakarta. Hayes R.E dan Joyce L. Kee. 1996. Farmakologi, Pendekatan Proses Keperawatan. EGC. Jakarta. Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatyan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. EGC. Jakarta. Musradinur, 2016, Stres Dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Psikologi, Jurnal edukasi vol 2 No 2 Juli 2016, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta: EGC. Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi5. Jakarta: EGC. Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th Edition. St Louis: Mosby. Yosep, Iyus, 2009, Keperawatan Jiwa, Revika Aditama, Jakarta.