Satuan Acara Penyuluhan Materi - SPEECH DELAY [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN “SPEECH DELAY” DI RUANG TUMBUH KEMBANG REMAJA DAN ANAK RS. JIWA MENUR SURABAYA



Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Bisma Aditiya Putra Brenda Adellia Putri H Chintya Elta Ridayanti Choni Dian Pratiwi Cindy Ayu Safira Cindy Mora Priszyllia Desita Intan T P P Devrinda Ayu Subarkah Diajeng Setiyo Pratiwi



1120021017 1120021107 1120021013 1120021014 1120021094 1120021120 1120021077 1120021050 1120021064



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2021



SATUAN ACARA PENYULUHAN SPEECH DELAY SATUAN ACARA PENYULUHAN Hari / Tanggal : Pokok Bahasan : Speech Delay Pada Anak Waktu Pelaksanaaan : Sasaran : Orang Tua / Keluarga di Poli Tumbuh Kembang Remaja dan Anak RS. Jiwa Menur Surabaya Alokasi Waktu : 30 Menit Tempat : Poli Tumbuh Kembang Remaja dan Anak RS. Jiwa Menur Surabaya 1. Tujuan: a. Tujuan Instruksional Umum Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang Speech Delay, peserta penyuluhan mampu mengerti dan memahami mengenai Speech Delay. b. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu : 1) Mengetahui dan memahami pengertian speech delay (keterlambatan bicara) 2) Mengetahui dan memahami klaster speech delay (keterlambatan bicara) 3) Mengetahui dan memahami tanda dan gejala anak dengan speech delay (keterlambatan bicara) 4) Mengetahui dan memahami penanganan anak dengan speech delay (keterlambatan bicara) 2. Materi Penyuluhan a. Definisi atau Pengertian Speech Delay b. Jenis Speech Delay c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Speech Delay d. Terapi atau Latihan yang dilakukan untuk anak Speech Delay 3. Metode Penyuluhan a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya Jawab 4. Media dan Alat a. Leaflet b. Lembar Observasi c. Alat Tulis Kantor (ATK) 5. Proses Kegiatan Penyuluhan No. Waktu Tahap 1 5 Menit Pembukaan



Kegiatan Penyuluhan Hasil Observasi Peserta 1. Mengucapkan salam 1. Audience menjawab kepada Audience salam dan (Peserta Penyuluhan) memperhatikan 2. Memperkenalkan selama pembawa



6.



2



20 Menit



Penyampaian Materi



3



5 Menit



Penutup dan Evaluasi



Pengorganisasian Pembimbing :



anggota kelompok atau tim untuk penyuluhan 3. Membuat kontrak waktu kegiatan Pemateri 1 : 1. Menjelaskan pengertian speech delay pada anak 2. Menjelaskan Jenisjenis speech delay pada anak Pemateri 2 : 1. Menjelaskan faktor penyebab speech delay pada anak 2. Menjelaskan terapi yang dapat di berikan kepada anak dengan speech delay 1. Memberikan kesempatan kepada audiance untuk bertanya 2. Memberi jawaban kepada audience secara jelas dengan Bahasa yang mudah dipahami 3. Memberikan sedikit pertanyaan mengenai materi yang diberikan sebelumnya 4. Menyimpulkan isi materi penyuluhan 5. Mengucapkan terimakasih atas audience selama kegiatan berlangsung 6. Mengucapkan Salam



2.



acara berbicara. Audience menyetujui kontrak waktu kegiatan pelaksanaan



1.



Audience mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan.



1.



Audience bertanya mengenai materi penyuluhan kepada pemateri Audience mampu menjawab pertanyaan yang diberikan pemateri untuk evaluasi Audience menjawab salam



2.



3.



7.



8.



9.



Fasilitator : Bisma Aditiya Putra, Desita Intan .T. P .P, Brenda Adellia .P .H Moderator : Cindy Ayu Safira Penyaji : Diajeng Setiyo Pratiwi, Cindy Mora Pratiwi Observer : Devrinda Ayu S, Chintya Elta R, Choni Dian Pratiwi Evaluasi. 1. Evaluasi Struktur. a. Penyelenggara penyuluhan dilaksanakan di Poli Tumbuh Kembang Remaja da Anak RS Jiwa Menur Surabaya. b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya. c. Penyuluhan menggunakan media leaflet. 2. Evaluasi Proses a. Penyaji mampu menguasai penyuluhan yang diberikan b. Peserta memperhatikan terhadap materi penyuluhan c. Peserta bertanya tentang materi penyuluhan d. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar 3. Evaluasi Hasil a. Pre Penyuluhan 25 % peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyaji sebelum penyaji menyampaikan materi penyuluhan. b. Post Penyuluhan Kriteria keberhasilan Peserta mampu menjawab pertanyaan dan penyaji yang meliputi : 1) Pengertian Speech Delay 2) Tanda dan gejala Speech Delay 3) Klaster Speech Delay 4) Cara menangani masalah Speech Delay Media Penyuluhan Leaflet (Terlampir) Materi (Terlampir)



MATERI PENYULUHAN



A.



PENGERTIAN SPEECH DELAY Speech Delay adalah suatu kecenderungan dimana anak sulit dalam mengekspresikan keinginan atau perasaan pada orang lain seperti, tidak mampu dalam berbicara secara jelas, dan kurangnya penguasaan kosa kata yang membuat anak tersebut berbeda dengan anak lainnya. Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Keterlambatan bicara adalah keluhan utama yang sering dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada dokter (Ranuh, 2012). Gangguan ini semakin hari tampak semakin meningkat pesat. Beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa berkisar 5 – 10% pada anak sekolah (Judarwanto, 2012). B. JENIS-JENIS SPEECH DELAY Speech delay pada anak merupakan suatu gangguan yang perlu diperhatikan, hal ini bukan sebuah diagnosa melainkan sebuah gejala, jadi pada anak dengan speech delay itu adalah gejala awal dari beberapa macam gangguan. Speech delay dibagi menjadi dua klaster: 1. Gangguan speech delay fungsional: gangguan ini tergolong ringan dan terjadi karena kurangnya stimulasi atau pola asuh yang salah. 2. Gangguan speech delay non-fungsional: gangguan ini merupakan sebuah akibat karena adanya sebuah gangguan bahasa reseptif, seperti autism ataupun ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang dialami anak. Klasifikasi gangguan komunikasi yang menjadi bidang garap terapi wicara sebagai berikut : 1. Gangguan Wicara (Artikulasi) Salah satu jenis gangguan perilaku komunikasi oleh karena satu atau beberapa sebab yang berhubungan dengan fungsi pengamatan (sensasi dan persepsi), fungsi neuromuskuler, kondisi organ bicara, atau adanya pengaruh dari lingkungan mengalami kesulitan untuk menggunakan bunyi-bunyi bahasa dengan benar. 2. Gangguan Bahasa Salah satu jenis gangguan perilaku komunikasi dimana penderita gangguan bahasa mengalami hambatan atau kesulitan proses simbolisasi (coding) dan penggunaan kaidah linguistik yang dipergunakan oleh lingkungannya, sehingga penderita mengalami hambatan dalam perkembangan, hambatan kemampuan reseptif, hambatan kemampuan ekspresif. 3. Gangguan Suara Salah satu jenis komunikasi yang ditandai dengan adanya gangguan proses produksi suara (fonasi) ini biasanya terjadi akibat adanya sebab-sebab organik maupun fungsional yang mempengaruhi fungsi laring pada waktu fonasi. Gangguan dalam proses produksi suara ini dapat ditandai dengan adanya gangguan pada aspek-aspek suara, meliputi : kenyaringan (loudness), nada (pitch), dan kualitas (quality). Gangguan suara secara garis besar dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu disfonia dan afonia: a. Disfonia adalah suatu kondisi gangguan komunikasi dalam bentuk penyimpangan atau kurang sempurnanya di dalam produksi suara yang disebabkan oleh faktor organik maupun fungsional. Kondisi ini meliputi gangguan nada dan gangguan kualitas.



b. Afonia adalah suatu kondisi gangguan komunikasi yang disebabkan oleh kehilangan sumber suara atau mengalami kegagalan sama sekali di dalam memproduksi suara. 4. Gangguan Irama / Kelancara Salah satu jenis gangguan perilaku komunikasi ditandai dengan adanya pengulangan (repetition) bunyi atau suku kata dan perpanjangan (prolongation) serta blocking pada saat berbicara. Adanya pengulangan, perpanjangan dan blocking pada saat berbicara menyebabkan penderita tidak mampu berbicara dengan lancar. Pada umumnya terjadi sehubungan dengan adanya ganggguan psikososial atau karena sebab-sebab lain yang mengganggu/ mempengaruhi fungsi neuromotor organ bicara. Gangguan Irama/Kelancaran dibedakan menjadi 3 yaitu gagap (stuttering), cluttering, dan latah. 5. Gangguan Menelan Disfagia ini merupakan kesulitan menelan yang terbagi menjadi 3 (tiga) fase yaitu fase oral, phase pharyngeal dan phase eshopageal yang disebabkan kondisi patologis, psikogenik dan neurologis. Penyebab gangguan perkembangan bahasa sangat banyak dan luas, semua gangguan mulai dari proses pendengaran, penerusan impuls ke otak, otak, otot atau organ pembuat suara. Adapun beberapa penyebab gangguan atau keterlambatan bicara adalah gangguan pendengaran, kelainan organ bicara, retardasi mental, kelainan genetik atau kromosom, autis, mutism selektif, keterlambatan fungsional, afasia reseptif dan deprivasi lingkungan. C. FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN BICARA 1. Faktor Internal Berbagai faktor internal atau faktor biologis tubuh seperti faktor persepsi, kognisi dan prematuritas dianggap sebagai faktor penyebab keterlambatan bicara pada anak. a. Presepsi Kemampuan membedakan informasi yang masuk disebut persepsi. Persepsi berkembang dalam 4 aspek: pertumbuhan, termasuk perkembangan sel saraf dan keseluruhan sistem; stimulasi, berupa masukan dari lingkungan meliputi seluruh aspek sensori, kebiasaan, yang merupakan hasil dari skema yang sering terbentuk. Kebiasaan, habituasi, menjadikan bayi mendapat stimulasi baru yang kemudian akan tersimpan dan selanjutnya dikeluarkan dalam proses belajar bahasa anak. Secara bertahap anak akan mempelajari stimulasi-stimulasi baru mulai dari raba, rasa, penciuman kemudian penglihatan dan pendengaran. b. Kongnisi Anak pada usia ini sangat aktif mengatur pengalamannya ke dalam kelompok umum maupun konsep yang lebih besar. Anak belajar mewakilkan, melambangkan ide dan konsep. Kemampuan ini merupakan kemampuan kognisi dasar untuk pemerolehan bahasa anak. Beberapa teori yang menjelaskan hubungan antara kognisi dan bahasa: 1) Bahasa berdasarkan dan ditentukan oleh pikiran (cognitive determinism). 2) Kualitas pikiran ditentukan oleh bahasa (linguistic determinism). 3) Pada awalnya pikiran memproses bahasa tapi selanjutnya pikiran dipengaruhi oleh bahasa. 4) Bahasa dan pikiran adalah faktor bebas tapi kemampuan yang berkaitan.



Sesuai dengan teori-teori tersebut maka kognisi bertanggung jawab pada pemerolehan bahasa dan pengetahuan kognisi merupakan dasar pemahaman kata c. Prematuritas Penyebab khusus berkaitan antara permasalahan periode pre atau perinatal dengan gangguan bicara dan bahasa juga telah dibuktikan. Infeksi selama kehamilan, imaturitas dan berat badan lahir rendah dilaporkan mempunyai efek negatif pada perkembangan bicara dan bahasa. d. Genetik Berbagai penelitian menunjukkan, bahwa gangguan bahasa merupakan kecenderungan dalam suatu keluarga yang dapat terjadi sekitar 40% hingga 70%. Separuh keluarga yang memiliki anak dengan gangguan bahasa, minimal satu dari anggota keluarganya memiliki masalah bahasa. Orang tua dapat berpengaruh karena faktor keturunan sehingga bertanggung jawab terhadap faktor genetik. Mungkin sulit mengetahui berapa banyak transmisi intergenerasi gangguan bahasa tersebut, bisa jadi disebabkan oleh kurangnya dukungan lingkungan terhadap bahasa. 2. Faktor Eksternal (Faktor Lingkungan) Faktor lingkungan termasuk yang paling menentukan. Faktor lingkungan di mana seorang anak dibesarkan telah lama dikenal sebagai faktor penting yang menentukan perkembangan anak. Banyak anak yang berasal dari daerah yang sosial ekonominya buruk disertai berbagai layanan kesehatan yang tidak memadai, asupan nutrisi yang buruk merupakan keadaan tekanan dan gangguan lingkungan yang mengganggu berbagai pertumbuhan dan perkembangan anak, diantaranya gangguan bahasa. a. Pola asuh Anak yang menerima contoh berbahasa yang tidak baik dari keluarga, tidak memiliki pasangan komunikasi dan juga kurang memiliki kesempatan untuk berinteraksi akan memiliki kemampuan bahasa yang rendah. b. Lingkungan verbal Lingkungan verbal mempengaruhi proses belajar bahasa anak. Anak di lingkungan keluarga profesional akan belajar kata-kata tiga kali lebih banyak dalam seminggu dibandingkan anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan kemampuan verbal lebih rendah D. TANDA-TANDA SPEECH DELAY Perkembangan Berbicara dan Bahasa Normal pada Toddler. Menurut Towne perkembangan berbicara dan berbahasa pada anak normal usia toddler adalah sebagai berikut : 1. 12 bulan Reaksi dengan melakukan gerakan terhadap berbagai pertanyaan verbal. Mengungkapkan kesadara tentang obyek yang telah akrab dan menyebut namanya 2. 15 bulan Mengetahui dan mengenali nama-nama bagian tubuh. Kata-kata yang benar terdengar diantara kata-kata yang kacau, sering dengan disertai gerakan tubuhnya. 3. 18 bulan



Dapat mengetahui dan mengenali gambar-gambar obyek yang sudah akrab dengannya, jika obyek disebut namanya. Lebih banyak menggunakan katakata daripada gerakan, untuk mengungkapkan keinginannya. 4. 21 bulan Akan mengikuti petunjuk yang berurutan (ambil topimu dan letakkan diatas meja). Mulai mengkombinasikan kata-kata (mobil papa, mama berdiri) 5. 24 bulan Mengetahui lebih banyak kalimat yang lebih rumit. Menyebut nama sendiri Sedangkan Fusco (2002) mengatakan bahwa perkembangan bahasa pada usia todlder antara lain : 1. 12 bulan Anak berkata 3-5 buruf. Anak mengenal namanya sendiri. Memahami perintah sederhana. Anak memahami beberapa obyek dan aktivitas 2. 18 bulan Anak menggunakan 10-20 kata termasuk nama dirinya.. Mengenali obyek berupa foto keluarga atau orang yang dikenalnya. Dapat mengkombinasikan 2 suku kata. Anak senang meniru kegiatan dirumah. 3. 24 bulan Anak memahami perintah sederhana. Mengidentifikasi kegiatan/aktivitas di dalam buku. Dapat berbicara rata-rata 3 kata. Bicara diakhiri dengan “s”. Anak bertahan dengan satu aktivitas selama 6-7 menit. Kosakata meningkat menjadi 300 kata, antara usia 2-4 tahun kosakata anak meningkat 2 kata perhari. 4. 30 bulan Kosakat meningkat menjadi 450 kata. Anak dapat menyebutkan nama anggota keluarga atau orang yang dikenalnya. Dapat mengidentifikasi obyek secara terperinci. Konsep awal dapat membedakan besar dan kecil 5. 3 tahun Anak dapat menyebutkan nama warna. Anak cenderung senang bercerita. Dapat bercerita tentang cerita sederhana. Kosakata bertambah menjadi 1000 kata-kata. Anak sering menyebut namanya dan jalan. E. TERAPI YANG DIBERIKAN KEPADA ANAK DENGAN SPEECH DELAY 1. Terapi Wicara Terapi wicara di gunakan untuk menangani anak dengan gangguan komunikasi hal ini sering dideteksi terlambat bicara. Untuk itu diperlukan terapi wicara dengan melatih wicara anak agar anak dapat berkomunikasi dengan masyarakat. Terapi ini untuk melatih anak terampil mempergunakan sistem encoding berupa kemampuan mempergunakan organ untuk bicara, menggerakkan lengan tangan dan tubuh yang lain, serta ekspresi wajah. Sedangkan dalam pengetahuan anak diharapkan mampu mengerti tentang cara mengucapkan seluruh bunyi bahasa dengan benar, mengevaluasi bicaranya sendiri berdasarkan pengamatan visual, auditori, dan kinestetis. Sementara untuk sikap diharapkan anak berperilaku baik terhadap orang lain sehingga emosi anak berkembang seimbang. 2. Terapi Apixia Terapi ini dapat membantu anak yang mengalami kesulitan untuk menyebutkkan sesuatu dengan baik (padahal anak tahu dengan betul apa yang dia inginkan). Terapi



apraxia dilakukan dengan merekam suara anak saat berbicara atau melatih anak untuk berbicara di depan cermin. 3. Terapi Stuttering Terapi ini dilakukan untuk mengatasi anak gagap ketika berbicara. Terapi yang dilakukan dengan melatih anak berbicara secara perlahan dan jelas. DAFTAR PUSTAKA Khoiriyah, Anizar Ahmad, Dewi Fitriani. 2019. Model Pengembangan Kecakapan Berbahas Anak Yang Terlambat Berbicara (Speech Delay), Nangroe Aceh Darusallam Repositori Universitas Syiah Kuala Darussalam. Miftakhurrizqi, Oki. 2018.Asuhan Keperawatan pada Anak Usia Prasekolah dengan Keterlambatan Bicara (Speech Delay) dengan Fokus Studi Hambatan Komunikasi Verbal, Jakarta : Repositori Riset Kesehatan Nasional Badan Litbangkes Kementria Kesehatan Republik Indonesia Nadwa, 2013. Pelaksanaan Terapi Wicara dan Terapi Sensori Integrasi pada Anak Terlambat Bicara, Samarinda : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Samarinda,