Satuan & Aspek Geomorfologi (Van Zuidam 1969) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Klasifikasi Satuan Geomorfologi menurut Van Zuidam (1983) 1) Bentang Lahan Denudasional (D) Kode



Warna



Unit



Karakteristik Umum Lereng landai – curam menengah (topografi bergelombang kuat), tersayat lemah – menengah. Lereng curam menengah curam (topografi bergelombang kuat – berbukit), tersayat menengah tajam.



D1



Perbukitan & Lereng Denudasional dengan erosi kecil



D2



Perbukitan & Lereng Denudasional dengan erosi sedang sampai parah



D3



Pegunungan & Perbukitan Denudasional



Lereng berbukit curam – sangat curam hingga topografi pegunungan, tersayat menengah tajam.



Bukit Sisa Terisolasi



Lereng yang berbukit curam – sangat curam, tersayat menengah. (Borhardts: membundar, curam, halus; Monadnocks: memanjang, curam; Bentuk yang tidak rata dengan atau tanpa blok penutup.)



D5



Dataran (Peneplains)



Hampir datar, topografi landai sampai bergelombang. Elevasi rendah.



D6



Dataran yang Terangkat / Dataran Tinggi (Raized Peneplains / Plateaus)



Hampir datar, topografi landai sampai bergelombang. Elevasi tinggi.



D4



D7



Kaki Lereng



D8



Piedmonts



Relatif rendah, lereng hampir horizontal sampai rendah. Hampir datar, topografi bergelombang dalam tahap aktif. Tebing yang rendah sampai cukup bergelombang ke topografi landai di kaki bukit



D9



Gawir (Scarp)



D10



Kipas Rombakan Lereng



D11



Daerah dengan Gerakan Massa Batuan yang Kuat



D12



Lahan Rusak / Daerah dengan erosi parit aktif dan parah



dan dataran tinggi pegunungan. Lereng yang curam sampai sangat curam. Lereng agak curam sampai rendah. Tidak rata, tebing landai sampai sedang ke topografi perbukitan. (Slides, Slumps, dan Flows) Curam hingga topografi miring yang sangat curam. (Ujung runcing, puncak membulat dan tipe castellite)



2) Bentang Lahan Struktural (S) Kode



S1



S2



S3



Warna



Unit Topografi bergelombang sedang hingga bergelombang kuat dengan pola aliran berhubungan dengan kekar, dan patahan Topografi bergelombang sedang hingga bergelombang kuat dengan pola aliran berkaitan dengan singkapan batuan berlapis Topografi bergelombang kuat hingga perbukitan dengan pola aliran berkaitan dengan kekar dan patahan



S4



Topografi perbukitan hingga pegunungan dengan pola aliran berkaitan dengan singkapan batuan berlapis



S5



Mesas / Dataran Tinggi yang Dikontrol Struktur



S6



Cuestas



Karakteristik Umum



Rendah sampai cukup miring. Tersayat menengah.



Rendah sampai topografi tebing yang cukup miring dengan berbentuk linear. Tersayat menengah – kuat. Sedang sampai topografi tebing yang cukup miring. Tersayat kuat. Cukup curam sampai topografi tebing yang sangat miring curam dengan berbentuk linear. Tersayat menengah sampai kuat. Topografi datar hingga bergelombang lemah di atas plateau dan perbukitan di bagian tebing. Bergelombang lemah di bagian lereng belakang dan perbukitan pada lereng depan. Tersayat lemah. 2



S7



Hogbacks & Flatirons



S8



Teras Denudasional Struktural



S9



Perbukitan Antiklin & Sinklin



S10



Depresi Sinklin & Combes



S11



Kubah / Perbukitan Sisa



S12



Dykes



S13



Gawir Sesar & Gawir Garis Sesar (Tebing yang Curam)



S14



Depresi Graben



S15



Tinggian Horst



Tinggian berupa topografi perbukitan tersayat. Topografi bergelombang lemah hingga perbukitan. Tersayat menengah. Topografi bergelombang kuat hingga perbukitan. Lereng yang cukup curam hingga rendah / topografi landai sampai bergelombang. Tersayat lemah – menengah. Topografi bergelombang kuat hingga perbukitan. Topografi bergelombang kuat hingga perbukitan. Tersayat menengah. Topografi bergelombang kuat hingga perbukitan. Tersayat menengah sampai kuat. Topografi bergelombang lemah hingga kuat. Topografi bergelombang kuat hingga perbukitan.



3) Bentang Lahan Karst (K) Kode



K1



K2



K3



Warna



Unit



Karakteristik Umum



Topografi bergelombang hingga bergelombang kuat Dataran Tinggi Karst dengan sedikit depresi hasil pelarutan dan lembah mengikuti kekar Topografi dengan lereng menengah hingga curam, Monoclinal / Perbukitan & bergelombang kuat hingga Lereng Karst Denudasional , berbukit, permukaan tak lereng kastified pada teratur dengan kemungkinan batugamping yang relatif dijumpai berlapis, depresi hasil keras pelarutan dan sedikit lembah kering. Topografi dengan lereng Perbukitan & Lereng Karst menengah sangat curam, Denudasional pada napal dan berbukit, pegunungan, batugamping napalan berlapis, depresi hasil 3



K4



K5



K6



K7



K8



K9



K10



pelarutan, tebing, permukaan berbatu. Topografi dengan lereng curam sampai sangat curam, Labirin atau Star Karst permukaan sangat kasar dan tajam dan depresi hasil pelarutan yang tak teratur. Topografi dengan lereng menengah sampai sangat curam, bergelombang kuat Kerucut Karst sampai berbukit, perbukitan membundar bentuk conic dan pepino dan depresi polygonal (cockpits dan glades) Perbukitan terisolir dengan lereng sangat curam hingga Perbukitan Menara Karst amat sangat curam (menara, atau Perbukitan Karst / sisa – hums, mogots, atau haystacks) sisa batugamping yang menonjol keluar sebuah terisolasi topografi yang hampir datar sampai bergelombang (K7) Topografi datar sampai hampir datar mengelilingi sisa batugamping terisolasi / zona Dataran Alluvial Karst perbukitan menara karst atau perbukitan karst (K6). Tidak atau tersayat lemah. Jarang banjir atau musiman. Lereng hampir datar hingga Tepi Karst / Dataran pinggir landai, tersayat dan jarang atau sangat jarang banjir. Sering ditemukan depresi polygonal atau hasil pelarutan Uvala Besar / Glades dengan tepi lereng curam menengah sampai curam, jarang banjir. Bentuk depresi memanjang dan luas, sering berkembang Poljes pada sesar dan kontak litologi, sering banjir oleh air sungai, air hujan dan mata air karst.



4



4) Bentang Lahan Fluvial (F) Kode



Warna



Unit



F1



Dasar Sungai



F2



Danau, Rawa, Rawa Belakang, & Saluran Sungai Ditinggalkan dengan genangan air



F3



Dataran Banjir, Dataran Banjir Musiman / Rawa Belakang (Ditinggalkan) Saluran Sungai



F4



Cekungan Fluvial / Rawa Belakang & Bekas Dasar Danau



F5



Tanggul Fluvial, Punggung Aluvial, Menampilkan Jurang dan Point Bar



F6



Teras Fluvial



F7



Kipas Aluvial Aktif



F8



Kipas Aluvial Tidak Aktif



F9



Tanggul Delta Fluvial & Punggung & Delta Homogen Kecil



Karakteristik Umum Hampir datar, topografi teratur dengan garis batas permukaan air yang bervariasi mengalami erosi dan bagian yang terakumulasi. Tubuh air atau daerah lebih daripada 8 bulan per tahun tergenang air. Hampir datar, topografi tidak teratur, banjir musiman (daerah 4 - 8 bulan per tahun tergenang air); pada dasarnya peninggian dasar dari akumulasi fluvial. Topografi landai hingga hampir landai, jarang banjir hingga musiman, (daerah kurang daripada 4 bulan per tahun tergenang air), peninggian dasar dari akumulasi lakustrin fluvial. Topografi dengan lereng landai, berhubungan erat dengan peninggian dasar oleh akumulasi fluvial. Topografi dengan lereng hampir datar hingga landai, tersayat lemah hingga menengah. Lereng landai hingga curam menengah, biasanya banjir dan berhubungan dengan peninggian dasar oleh akumulasi fluvial. Lereng curam hingga landai menengah, jarang banjir dan pada umumnya tersayat lemah hingga menengah Topografi hamper datar, tidak teratur lemah. Jika aktif, banjir dan peninggian dasar oleh karena fluvial, lakustrin dan



5



pengaruh laut. Topografi hampir datar hingga datar. Jika aktif, biasanya Rawa Belakang Delta Fluvial hingga jarang banjir dan & Cekungan peninggian dasar oleh fluvial, lakustrin, dan pengaruh laut. Hampir datar, terkadang punggungan rendah atau Pantai Delta & topografi agak curam. Jika (sub aquatic) Datar aktif, biasanya atau jarang banjir



F10



F11



5) Bentang Lahan Vulkanik (V) Kode V1



V2



V3



V4



V5



V6



V7



Warna



Unit



Karakteristik Umum Dasar depresi cekung datar Kawah Ledakan / Maars / hingga curam dengan dinding Kawah Gunung Api yang curam hingga sangat curam. Tersayat menengah. Perbukitan tebing yang sangat Kerucut Gunung Api tersayat curam hingga curam. Sangat lemah hingga menengah curam, lereng atas gunung api (Debu, Tuff, Abu & / dan curam, tengah dan lereng Kerucut Percik) bawah gunung api. Tersayat lemah hingga menengah. Perbukitan tebing yang sangat curam hingga curam. Lereng Kerucut Gunung Api tersayat atas gunung api sangat curam kuat (Debu, Tuff, Abu & / dan tengah curam dan lereng Kerucut Percik) bawah gunung api. Tersayat kuat. Kerucut / Bagian Atas Perbukitan tebing yang sangat Gunung Api Strato tersayat curam hingga curam. Tersayat lemah hingga menengah & lemah hingga menengah. Lereng Tengah Gunung Api Kerucut / Bagian Atas Perbukitan tebing yang sangat Gunung Api Strato tersayat curam hingga curam. Tersayat kuat & Lereng Tengah kuat. Gunung Api Kaki Lereng Fluvial Gunung Lereng curam menengah Api Atas / Lereng Bawah hingga lemah. Tersayat lemah Gunung Api tersayat lemah hingga menengah. (Bagian hingga menengah Teras & Non-Teras) Kaki Lereng Fluvial Gunung Lereng curam menengah Api Atas / Lereng Bawah hingga lemah. Tersayat kuat.



6



Gunung Api tersayat kuat



(Bagian Teras & Non-Teras) Biasanya terbentuk oleh lahar dan deposit tuff. Agak miring, Dataran & Kaki Lereng topografi perbukitan hingga Fluvial Gunung Api Atas landai. Tidak atau tersayat lemah. Biasanya terbentuk oleh banjir Kaki Lereng Fluvial Gunung dan deposit tuff. Agak miring, Api Bawah, Dataran Antara topografi bergelombang. Tidak Gunung Api & Dataran atau tersayat lemah; jika masih Fluvial Gunung Api aktif, tergenang hingga banjir. Padang Furmarol Lereng curam menengah & atau Solfatara hingga lemah. Tersayat lemah. Lereng curam menengah Padang Lava / Aliran / hingga lemah. Topografi Dataran Tinggi / Titik landai hingga bergelombang. Letusan Lava Tersayat lemah hingga menengah. Lereng curam menengah Debu, Tuff & atau hingga lemah. Topografi Dataran / Padang Lapilli landai hingga bergelombang. Tersayat menengah. Lereng sangat curam hingga curam. Morfologi sama seperti Planezes flatiron, biasanya tersayat menengah hingga kuat oleh jurang atau barrancos. Pebukitan Denudasional Perbukitan miring curam Gunung Api (Gunung Berapi hingga menengah. Tersayat Terkikis & Kaldera) menengah hingga kuat. Tebing curam hingga Sumbat / Kerangka / Leher menengah. Perbukitan Gunung Api terisolasi. Tersayat menengah hingga kuat.



V8



V9



V10



V11



V12



V13



V14



V15



6) Bentang Lahan Aeolian (A) Kode



Warna



Unit



A1



Gurun Gumuk Pasir Jenuh



A2



Gurun Gumuk Pasir



Karakteristik Umum Topografi bergelombang hingga landai dengan berbagai variasi bentuk gumuk pasir rendah hingga perbukitan rendah, dibangun pada sebuah penutup pasir terus-menerus. Topografi bergelombang



7



Tidak Jenuh



hingga landai dengan berbagai variasi bentuk gumuk pasir rendah hingga perbukitan rendah, dibangun pada sebuah penutup pasir yang tidak terusmenerus Relatif kecil, daerah terisolasi bertopografi landai hingga Terisolasi, Kompleks Gumuk bergelombang dengan berbagai Pasir Kecil atau variasi bentuk gumuk pasir Gumuk Pasir Besar atau sebuah gumuk pasir besar rendah hingga perbukitan rendah, gumuk pasir terisolasi. Topografi bergelombang hingga hampir datar dengan Seprei Pasir bentukan gundukan – gundukan kubah yang rendah dan depresi dangkal. Topografi bergelombang hingga hampir datar tertutupi Reg / Serir oleh sebuah aspalan gumuk pasir.



A3



A4



A5



7) Bentang Lahan Glasial (G) Kode



Warna



Unit



G1



Salju Abadi & Es Gletser



G2



Nivation & Lembah Cirques



G3



Pegunungan, Perbukitan, Lereng Bertaburkan Embun Beku & Es



G4



Lereng dengan Tanah Berpola & Garis – Garis Gelifucton, Lobus, & Teras



G5



Daerah Blok & Lereng Scree



Karakteristik Umum Permukaan yang tertupi es atau salju. Agak hingga tebing depresi yang membundar, sebagian berbatasan oleh dinding cirque yang sangat curam hingga curam. Pegunungan, perbukitan, dan lereng yang sering kali sangat curam dengan bentuk puncak yang terpisah oleh air (arretes & horns). Tersayat menengah hingga kuat. Lereng agak hingga curam, halus, permukaan tidak beraturan, tersayat lemah hingga menengah. Lereng sangat curam hingga curam menengah, permukaan



8



G6



Lembah Palung Glasial / Hanging Valleys



G7



Daerah dengan Tanah Lebar, Lateral, Medium atau Material – Material Morena Terakhir



G8



Dataran Outwash / Dasar Lembah Fluvial Glasial



kasar. Sisi lembah ekstrim curam hingga curam dengan dasar lembah agak relatif miring, sering kali dengan lereng talus. Lereng agak hingga curam, topografi landai hingga bergelombang, kadang – kadang berbentuk memanjang. Tersayat menengah. Lereng curam menengah. Tersayat lemah hingga menengah.



8) Bentang Lahan Marine (M) Kode M1 M2



M3



M4



M5



M6



M7



Warna



Unit



Karakteristik Umum Hampir datar, lereng landai, Platforms Gelombang banjir saat air pasang, sering Marine terlihat morfologi tidak teratur. Tebing & Zona Lereng curam-sangat curam, Kedudukan Laut topografi tidak teratur. Hampir datar, lereng landau, terkena banjir saat pasang, topografi tidak teraturkarena Pantai garis pantai, bars, swales dan deposit pasir hasil reworking dari angin. Pasir, kerikil, brangkal, dan batuan pantai Topografi landi-cukup curam, Pematang Pantai, Spits & bentuk memanjang dengan Tombolo Bars, kemungkinan cekungan deflasi dan bukit hasil reworking oleh angin pasir Depresi memanjang 9amper rata antara pematang pantai, Swales yang sekarang sering banjir dan yang lampau jarang banjir. Lereng landau-curam dengan topografi memanjang (fore Active Coastal Dunes dunes), seperti bulan sabi (Gumuk Pasir Pesisir Aktif) (gumuk pasir barchan dan gumuk pasir parabolik), bukan vegetasi. Inactive Or Dormant Coastal Lereng landau-curam dengan Dunes topografi memanjang (fore



9



(Gumuk Pasir Pesisir Tidak Aktif)



M8



M9



Dataran Pasang Surut Tidak Bervegetasi / Dataran Lumpur



Dataran Pasang Surut Bervegetasi



M10



Dataran Pesisir Alluvial Terendah, terisi oleh kolam ikan & / dataran garam



M11



Dataran Pesisir Alluvial Rendah, terisi oleh sawah



M12



Dataran Banjir Pesisir, Dataran Pesisir Alluvial



M13



Teras Marine / Platform Laut Terangkat



M14



Punggung Lithothamnium / Cincin Terumbu Karang / Pulau Terumbu Karang



M15



Terumbu Karang Koral (Coral Reefs)



dunes), seperti bulan sabit (gumuk pasir parabolik), sering padat vegetasi. Topografi hamper datar tersyat oleh pasang surut air laut yang berbatasan dengan tanggul kecil dan cekungan dangkal, secara teratur banjir. Topografi hamper datar tersyat oleh pasang surut air laut yang berbatasan dengan tanggul dengan baik dan cekungan dangkal, secara teratur banjir (dataran pasang surut : hutan bakau, dataran pasang surut payau, rumput laut & shrubs) Topografi tersayat hampir datar oleh sungai pasang surut; air garam infiltrasi sepanjang tahun. Topografi tersayat hampir datar oleh sungai pasang surut; air garam terbatas infiltrasi selama musim hujan. Topografi agak miring hingga hampir datar, tersayat lemah oleh channel laut dan fluvial, sering banjir atau musiman, kondisi air payau mendominasi. Topografi agak miring hingga hampir datar, tersayat lemah hingga menengah oleh aktivitas sungai, pada dasarnya tidak banjir lagi oleh laut. Kondisi air tawar mendominasi. Topgrafi tidak teratur oleh karang yang hidup disekitar daerah pantai, pada dasarnya tertutupi permanen oleh air laut. Topgrafi tidak teratur oleh karang yang hidup di zona pasang surut. 10



M16



Dataran Terumbu Karang



M17



Tutup Terumbu Karang / Terumbu Karang Terangkat



M18



Benteng & Gundukan



M19



Laguna (Lagoon)



Datar, topografi tidak beraturan dari koral koral yang mati, pada dasarnya di atas zona pasang surut . Teras datar, topografi bergelombang atau cenderung lemah dari koral – koral yang mati, pada dasarnya tidak banjir lagi. Hampir datar, sering kali topografi bergelombang dengan deposit sedimen yang linear. Depresi, terisi penuh oleh garam atau air payau. Sering kali tertimbun oleh sedimen klastik laut – sungai dan atau material organik.



2. Klasifikasi Satuan Geomorfologi menurut Van Zuidam (1969) 1) Bentang Lahan Denudasional (D) Kode



Warna



Unit



D1



Pegunungan Terkikis



D2



Perbukitan Terkikis



D3



Bukit Sisa



D4



Perbukitan Terisolir



D5



Dataran Nyaris



D6



Kaki Lereng



D7



Kipas Rombakan Lereng



D8



Gawir



D9



Lahan Rusak



2) Bentang Lahan Struktural (S) Kode



Warna



Unit



S1



Pegunungan Blok Sesar



S2



Gawir Sesar



11



S3



Pegunungan Antiklinal



S4



Perbukitan Antiklinal



S5



Perbukitan atau Pegunungan Sinklinal



S6



Pegunungan Monoklinal



S7



Pegunungan atau Perbukitan Kubah



S8



Pegunungan atau Perbukitan Plato



S9



Lembah Antiklinal



S10



Hogback atau Cuesta



3) Bentang Lahan Karst (K) Kode



Warna



Unit



K1



Dataran Karst



K2



Kubah Karst



K3



Lereng Perbukitan



K4



Perbukitan Sisa Karst



K5



Uvala atau Polje



K6



Ledok Karst



K7



Doline



4) Bentang Lahan Fluvial (F) Kode



Warna



Unit



F1



Dataran Aluvial



F2



Rawa, Danau, & Rawa Belakang



F3



Dataran Banjir



F4



Tanggul Alam



F5



Teras Sungai



F6



Kipas Aluvial



F7



Gosong Sungai



F8



Delta



12



F9



Dataran Delta



5) Bentang Lahan Vulkanik (V) Kode



Warna



Unit



V1



Kepundan



V2



Kerucut Gunung Api



V3



Lereng Gunung Api



V4



Kaki Gunung Api



V5



Dataran Kaki Gunung Api



V6



Dataran Kaki Fluvial Gunung Api



V7



Padang Lava



V8



Lelehan Lava



V9



Aliran Lahar



V10



Dataran Antara Gunung Api



V11



Leher Gunung Api



V12



Boca



V13



Kerucut Parasiter



6) Bentang Lahan Aeolian (A) Kode



Warna



Unit



A1



Gumuk Pasir



A2



Gumuk Pasir Barchan



A3



Gumuk Pasir Pararel



7) Bentang Lahan Glasial (G) Kode



Warna



Unit



G1



Perbukitan / Dataran Morena



G2



Dataran Teras Glasial



G3



Lembah Cirques



13



G4



Lembah Aliran Glasial



G5



Pegunungan Glasial



8) Bentang Lahan Marine (M) Kode



Warna



Unit



M1



Gisik



M2



Dataran Pantai



M3



Beting Pantai



M4



Laguna (Lagoon)



M5



Rataan Pasang Surut



M6



Rataan Lumpur



M7



Teras Marine



M8



Gosong Laut



M9



Pantai Berbatu



M10



Terumbu Karang



3. Klasifikasi Satuan Geomorfologi menurut Verstappen (1985) 1) Bentang Lahan Denudasional (D) Kode



Warna



Unit



D1



Perbukitan Terkikis



D2



Pegunungan Terkikis



D3



Bukit Sisa



D4



Bukit Terisoloasi



D5



Dataran Nyaris



D6



Dataran Nyaris Terangkat



D7



Lereng Kaki



D8



Pediment



D9



Piedmen



D10



Lereng Terjal



14



D11



Kipas Rombakan Lereng



D12



Daerah dengan Gerakan Massa Kuat



D13



Lahan Rusak



2) Bentang Lahan Struktural (S) Kode



Warna



Unit



S1



Blok Sesar



S2



Gawir Sesar



S3



Gawir Garis Sesar



S4



Pegunungan Antiklin



S5



Perbukitan Antiklin



S6



Pegunungan Sinklinal



S7



Perbukitan Sinklinal



S8



Pegunungan Monoklinal



S9



Perbukitan Monoklinal



S10



Pegunungan Dome



S11



Perbukitan Dome



S12



Dataran Tinggi Plato



S13



Cuesta



S14



Hogback



S15



Flatiron



S16



Lembah Antiklin



S17



Lembah Sinklin



S18



Lembah Subsekuen



S19



Tanah Sembul Horst



S20



Tanah Terban



15



3) Bentang Lahan Karst (K) Kode



Warna



Unit



K1



Dataran Tinggi Karst



K2



Lereng & Perbukitan Karst Terkikis



K3



Kubah Karst



K4



Bukit Sisa Karst



K5



Dataran Alluvial Karst



K6



Uvala, Doline



K7



Polje



K8



Lembah Karst



K9



Ngarai



4) Bentang Lahan Fluvial (F) Kode



Warna



Unit



F1



Dataran Aluvial



F2



Dasar Sungai



F3



Danau



F4



Rawa



F5



Rawa Belakang



F6



Saluran Sungai Mati



F7



Dataran Banjir



F8



Tanggul Alam



F9



Ledok Fluvial



F10



Bekas Dasar Danau



F11



Hamparan Celah



F12



Gosong Lengkung Dalam



F13



Gosong Sungai



F14



Teras Fluvial



F15



Kipas Aluvial Aktif



16



F16



Kipas Alluvial Tidak Aktif



F17



Delta



F18



Igir Delta



F19



Ledok Delta



F20



Pantai Delta



F21



Rataan Delta



5) Bentang Lahan Vulkanik (V) Kode



Warna



Unit



V1



Kepundan



V2



Kerucut Vulkanik



V3



Lereng Vulkanik Atas



V4



Lereng Vulkanik Tengah



V5



Lereng Vulkanik Bawah



V6



Kaki Vulkanik



V7



Dataran Kaki Vulkanik



V8



Dataran Fluvial Vulkanik



V9



Padang Lava



V10



Padang Lahar



V11



Lelehan Lava



V12



Aliran Lahar



V13



Dataran Antara Vulkanik



V14



Dataran Tinggi Lava



V15



Planezee



V16



Padang Abu, Tuff, Lapilli



V17



Solfatara



V18



Fumaroles



V19



Bukit Vulkanik Terdenudasi



V20



Leher Vulkanik



17



V21



Sumbat Vulkanik



V22



Kerucut Parasiter



V23



Boca



6) Bentang Lahan Aeolian (A) Kode



Warna



Unit



A1



Bukit Gumuk Pasir



A2



Dataran Gurun



7) Bentang Lahan Glasial (G) Kode



Warna



Unit



G1



Perbukitan / Dataran Morena



G2



Dataran Teras Glasial



G3



Lembah Cirques



G4



Lembah Aliran Glasial



G5



Pegunungan Glasial



8) Bentang Lahan Marine (M) Kode



Warna



Unit



M1



Pelataran Pengikisan Gelombang



M2



Tebing Terjal & Tarik Pantai



M3



Gesik



M4



Beting Gesik Bura



M5



Tombolo



M6



Depresi Antar Beting



M7



Gumuk Pantai Aktif



M8



Gumuk Pantai Tidak Aktif



M9



Rataan Pasang Surut Bervegetasi



M10



Rataan Pasang Surut Tidak Bervegetasi



18



4. Aspek Geomorfologi



Dengan memperhatikan aspek-aspek geomorfologi dapat ditentukan lahan yang sesuai, untuk suatu keperluan serta menentukan suatu pola tata ruang berdasarkan aspek geomorfologi. Adapun aspek-aspek geomorfologi itu adalah: 1) Morfologi (studi tentang bentuk lahan / relief umum) a. Morfografi, berkaitan dengan aspek-aspek yang bersifat pemerian (pendeskripsian) suatu daerah, seperti teras-teras sungai, beting pantai, tanggul alam, delta, perbukitan plato dan lain-lain. b. Morfometri, yaitu aspek-aspek kuantitatif dari suatu daerah seperti kemiringan lereng, kekasaran melon, bentuk lembah suatu sungai, tingkat pengikisan (erosi) dll. 2) Morfogenesa, yaitu studi geomorfologi yang menekankan pada prosesproses yang mengakibatkan perubahan-perubahan bentuk lahan dalam waktu pendek serta proses terjadinya bentuk lahan yang terdiri dari: a. Morfostruktur pasif, meliputi litologi (tipe dan struktur batuan) yang berhubungan dengan pelapukan mekanis, khemis dan biologis. b. Morfostruktur aktif, berupa tenaga endogen (hipogen) atau tektonisme yang menghasilkan lipatan, patahan dll.



19



c. Morfodinamik, berupa tenaga eksogen yang berhubungan dengan tenaga



air,



gelombang/arus,



gletser,



gerak



massa



batuan



(masswasting) dan vulkanisme. 3) Morfokronologi, yaitu studi geomorfologi yang menekankan pada evaluasi pertumbuhan bentuk lahan, menentukan dan mempemeriakan bentuk lahan dan proses yang mempengaruhinya, terhadap bentang lahan (landscape). 4) Morfoaransemen (morpho-arrangement), yaitu studi geomorfologi yang mempelajari hubungan dengan lingkungan. Dalam hal ini geomorfologi dipelajari melalui hubungan ekologi bentang lahan dengan memperhatikan



faktor



memperhatikan



susunan



manusia. keruangan



Dengan (spatial



demikian



studi



arrangement),



ini serta



hubungan berbagai bentuk lahan dan proses yang bekerja satu sama lain.



20



DAFTAR PUSTAKA



Van Zuidam, et, al. 1983. Guide to Geomorphologic aerial photographic interpretation and mampping. Verstappen., H. Th. 1983. Applied Geomorphology. Geomorphological Sureys for Environmental Management. Amsterdam: Elsivier. http://survey-pemetaan.blogspot.co.id/2011/08/bentuklahan-landform-dipermukaan-bumi.html http://cicakgenit.blogspot.co.id/2015/11/klasifikasi-bentuk-lahanberdasarkan.html



.



21