Sejarah Arsitektur [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah, sehingga Laporan mengenai “Prinsip-prinsip, Ciri, dan Contoh Tipologi Bangunan Arsitektur Masa Gothic dan Renaissance”ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun dalam rangka proses pembelajaran Mata Kuliah “Sejarah Arsitektur”. Penulis menyadari bahwa dalam proses pembuatan Laporan ini melibatkan bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dosen mata kuliah Sejarah Arsitektur. 2. Teman–teman yang telah memberikan semangat, dukungan, serta masukan. 3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu sehingga Laporan ini dapat terselesaikan. Mengingat proses pembuatan Laporan ini dirasa masih jauh dari kesempurnaan, penulis selalu membuka diri untuk menerima kritik dan saran. Selanjutnya, penulis mengharapkan karya yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin. . Pekanbaru, 30 September 2016



Penulis



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1 DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3 1.1.



Latar Belakang .................................................................................................. 3



BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5 2.1. Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Gothic dan Renaissance .................... 5 2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Gothic ........................................... 5 2.1.2. Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Renaissance .................................. 7 2.2. Karakteristik dan ciri-ciri Arsitektur Zaman Gothic dan Renaissance ......... 10 2.2.1. Karakteristik dan Ciri-ciri Arsitektur Zaman Gothic .............................. 10 2.2.2. Karakteristik dan Ciri-ciri Arsitektur Zaman Renaissance ..................... 15 2.3. Contoh Bangunan pada Zaman Arsitektur Gothic dan Renaissance ............. 24 2.3.1. Contoh Bangunan pada Zaman Gothic ...................................................... 24 2.3.2. Contoh Bangunan pada Zaman Arsitektur Renaissance .......................... 31 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 35 3.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 35 3.2. Saran ..................................................................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 36



2



PRINSIP-PRINSIP, CIRI, DAN CONTOH TIPOLOGI BANGUNAN ARSITEKTUR MASA GOTHIC DAN RENAISSANCE



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Setiap bangsa tentu pernah mengalami masa kejayaan dimana masa kejayaan tersebut menjadi tonggak penting dalam perkembangan peradaban bangsa tersebut, begitu juga dengan bangsa Eropa. Seperti yang kita tahu bahwa bangsa Eropa pernah mengalami sebuah zaman dimana zaman tersebut sangat berpengaruh besar dalam pembangunan peradaban Eropa saat ini. Salah satu zaman tersebut yakni zaman Renaisans. Zaman Renaisans atau yang lebih dikenal sebagai abad pencerahaan dimulai dari abad ke 15. Pada abad Renaisans, orang-orang menjadi lebih terbuka pandangannya dan ilmu pengetahuan perlahan-lahan mulai digali lebih lanjut sehingga perlahan-lahan mulai berkembang. Maka dari itulah, banyak aspek-aspek kehidupan masyarakat Eropa yang turut berubah pula, salah satunya dituangkan dalam bentuk seni desain arsitektur bangunan. Desain arsitektur bangunan di abad Renaisans sangat dipengaruhi kuat oleh kebudayaan Yunani dan Roma. Arsitekturnya cenderung mengkombinasikan antara bentuk-bentuk simetris, kubah-kubah, dan tiang-tiang yang besar yang sangat kental dengan arsitektur Yunani. Namun, yang membedakan arsitektur abad Renaisans dengan arsitektur Roma atau Yunani kuno ini adalah bahwa keselurahan konsep tersebut dihadirkan dalam tampilan yang baru yang lebih menonjolkan karakter dari arsitektur modern. Beberapa dekade sebelum munculnya zaman Arsitektur Renaissance, di abad pertengahan muncul istilah arsitektur Gothic, Arsitektur Gothic adalah gaya arsitektur yang berkembang selama akhir tinggi dan periode abad pertengahan . Hal ini berevolusi dari arsitektur Romawi dan digantikan oleh arsitektur Renaissance .



3



Berasal dari abad ke-12 Perancis dan abadi ke dalam abad ke-16 , arsitektur Gothic dikenal selama periode sebagai "Gaya Perancis" (Opus Francigenum), dengan jangka Gothic pertama muncul pada bagian akhir dari Renaissance . Karakter fitur termasuk lengkungan menunjuk , yang kubah bergaris dan memperkuat terbang . Zaman Gothic dan Renaissance berjalan secara berkesinambungan,walaupun kedua zaman arsitektur ini memiliki banyak kesamaan karena memiliki rentang waktu berdekatan,namun masing-masing zaman ini memiliki ciri khas masing-masing yang tidak dimiliki salah satu zaman arsitektur lainnya. Karakteristik,ciri,dan penerapannya pada bangunan di masing-masing zaman tersebut,serta segala hal yang berkaitan dan mempengaruhi tipologi bangunan di kedua zaman ini akan dibahas dalam laporan ini.



4



BAB II PEMBAHASAN



2.1. Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Gothic dan Renaissance 2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Gothic 2.1.1.1. Sejarah Kemunculan Arsitektur Gothic Arsitektur Gothic adalah gaya arsitektur yang berkembang selama akhir tinggi dan periode abad pertengahan . Hal ini berevolusi dari arsitektur Romawi dan digantikan oleh arsitektur Renaissance. Berasal dari abad ke-12 Perancis dan abadi ke dalam abad ke-16, Arsitektur Gothic dikenal selama periode sebagai "Gaya Perancis" (Opus Francigenum), dengan jangka Gothic pertama muncul pada bagian akhir dari Renaissance. Karakter fitur termasuk lengkungan menunjuk , yang kubah bergaris dan memperkuat terbang .arsitektur Gothic yang paling dikenal sebagai arsitektur banyak besar katedral , biara dan paroki gereja-gereja di Eropa. Hal ini juga banyak arsitektur kastil , istana , balai kota , balai serikat , universitas terkemuka dan sampai sejauh kurang, rumah pribadi . Istilah "Gothic" Gothic arsitektur "tidak menyiratkan arsitektur historis Goth . Ia memiliki aplikasi yang lebih luas. Istilah ini berasal sebagai merendahkan deskripsi. Itu datang untuk digunakan sebagai awal tahun 1530an oleh Giorgio Vasari untuk menggambarkan budaya yang dianggap kasar dan barbar. Pada saat yang Vasari menulis, Italia telah mengalami abad bangunan dalam kosakata arsitektur klasik kembali dalam Renaisans dan dilihat sebagai bukti terbatas baru Golden Age pembelajaran dan perbaikan. Pada abad ke-17 penggunaan bahasa Inggris, "Goth" adalah setara dengan " perusak ", sebuah despoiler liar dengan warisan Jerman dan datang untuk diterapkan pada gaya arsitektur Eropa utara dari sebelum kebangkitan jenis arsitektur klasik.Menurut koresponden abad ke-19 di London Journal Catatan dan Pertanyaan :Tidak dapat diragukan lagi bahwa istilah 'gothic' seperti yang diterapkan untuk menunjuk gaya arsitektur gereja digunakan pada awalnya menghina, dan di cemooh, oleh orang-orang yang ambisius untuk meniru dan



5



menghidupkan kembali perintah Arsitektur Yunani, setelah kebangkitan sastra klasik . Pihak berwenang seperti Christopher Wren dipinjamkan bantuan mereka dalam mencela gaya abad pertengahan tua, yang mereka sebut Gothic, sebagai sinonim dengan segala sesuatu yang barbar dan kasar. 2.1.1.2. Kondisi Sosial Masyarakat Zaman Arsitektur Gothic Kondisi sosial masyarakat masih sama dengan kondisi pada aliran Romanika. Masyarakat saling bersaing mendirikan gereja/ Katedral di tiap kota, dengan kesan yang tinggi (Vertikal). Nama Gothik sebenarnya merupakan ejekan yang dihubungkan dengan orang-orang Goth yang merupakan masyarakat barbar. Sebutan ini dipergunakan oleh orang Renaissance untuk meremehkan kegagalan ahli bangunan Gotik dalam mengikuti mutu klasik zaman Yunani dan Romawi (semula perkembangan kebudayaan dianggap dari Itali seluruhnya: kota-kota Firenze, Venesia, sedangkan yang dari luar diremehkan. Gotik mulai perkembangannya di daerah Perancis). Daerah Pengaruh gothic berada sangat luas didataran eropa dari mulai kerajaan – kerajaan hingga kota – kota besar di eropa yang terpengaruh oleh gaya gothic pada setiap katedral – katedral mupun gereja disana. Jerman dan kota-kota Dataran rendah telah berkembang besar yang tumbuh dalam damai perbandingan, dalam perdagangan dan persaingan satu sama lain, atau bersatu untuk kesejahteraan bersama, seperti dalam Liga Hanseatic. Sedangkan Material Bangunan Zaman gothic ini kebanyakan berasal dari Negara – Negara dieropa seperti kapur dari perancis & inggris, marmer dari italia, batu bata dari jerman dan skandinavia yang bangunan gaya gothicnya dinamakan “Brick Gothic”. Pengaruh Agama pada periode awal zaman Gothic telah melihat pertumbuhan yang cepat di monastisisme, berbeda dengan beberapa perintah yang lazim dan menyebarkan pengaruh mereka secara luas. Terpenting adalah Benediktin yang besar gereja-gereja biara jauh kalah yang lainnya di Inggris. Sebagian dari pengaruh mereka adalah bahwa mereka cenderung untuk membangun dalam kota, tidak seperti Cistercians biara yang hancur terlihat di



6



pedesaan terpencil. The Cluniac dan Perintah Cistercian yang lazim di Perancis, biara besar di Cluny didirikan memiliki rumus untuk monastik situs direncanakan dengan baik yang kemudian mempengaruhi semua bangunan monastik selanjutnya selama berabad-abad. Pada abad ke-13 St Fransiskus dari Assisi mendirikan Fransiskan , atau apa yang disebut "Grey Friars", perintah pengemis. Para Dominikan , perintah lain pengemis didirikan pada periode yang sama tetapi dengan St Dominic di Toulouse dan Bologna , yang terutama berpengaruh dalam pembangunan gereja Gothic's Italia. 2.1.2. Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Renaissance 2.1.2.1. Sejarah Kemunculan Arsitektur Renaissance Renaissance sendiri mempunyai arti kelahiran kembali yaitu dimana pada masa ini menghidupkan kembali kebudayaan masa lalu, budaya-budaya klasik pengaruh zaman Romawi dan Yunani. Era Renaissance ini dimulai dari abad XIV-XVII sekitar tahun 1300. Pada masa ini, dunia keagamaan berkembang dengan pesat, terutama agama Kristen, sehingga pengaruh otorita seorang pemimpin gereja sangat kuat. Bersamaan dengan itu adalah tumbuhnya dan berseminya benih-benih ambisius dari ilmu untuk mensejajarkan diri dengan agama, yang pada saatnya nanti, akan menggantikan agama dalam perannya sebagai “penguasa semesta dan penguasa manusia”. Mereka pun menganggap abad renaissance ini sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia, yaitu paham yang menaruh perhatian pada masalah dunia, masyarakat yang praktis dan sadar diri serta perubahan sekuler. Tidak seperti masa sebelumnya yang lebih menitik beratkan pada masalah keagamaan serta perhatian pada akhirat. Tak hanya kehidupan sosial masyarakat dan religi yang sangat kuat, namun juga memiliki arsitektur yang berbeda. Di masa ini para arsitektur dan seniman ikut berusaha menghidupkan kembali kebudayaan klasik zaman Yunani dan Romawi namun dengan pemikirannya sendiri. Arsitektur Renaissanse (yang berjaya dalam abad 15–17 M) memperlihatkan sejumlah ciri khas arsitektur.



7



Dalam masa Renaissance ini terjalinlah kesatuan gerak dalam berarsitektur, yakni kesa-tuan gerak nalar dan gerak rasa. Di masa ini pula arsitektur Yunani dan Romawi ditafsir kembali (reinterpretation) dengan menggunakan nalar (dimatematik-kan) dengan tetap mempertahankan rupa-pokok Yunani (pedimen dan pilar/kolom yang menandai konstruksi balok dipikul tiang)) serta Romawi (bangun dan konstruksi busur, yakni konstruksi bagi hadirnya lubangan pada konstruksi dinding pemikul). Setelah tahun 1600-an, arsitektur Renaisans mulai meninggalkan gaya-gaya klasik, kemudian disambung dengan kebudayaan Barok (Baroque) dan Rococo. Barok dan Rococo dianggap merupakan bentuk dari kebudayaan Renaisans. 2.1.2.2. Faktor-faktor Munculnya Renaissance Middle Age merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasai gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga Copernicus dibunuhnya. Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan



banyak



diarahkan



kepada



theology.



Pemikiran



filsafat



berkembang sehingga lahir filsafat scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama. Oleh karena itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan. Dengan adanya berbagai pembatasan yang dilakukan pihak pemerintah atas saran dari gereja maka timbulah sebuah gerakan kultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan, kemasyarakatan, dan kegerejaan



8



di Italia pada pertengahan abad XIV. Sebelum gereja mempunyai peran penting dalam pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan kemasyuran. Namun, ketika dominasi gereja mulai berpengaruh maka hal seperti itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah semangat renaissance. Menurut Ernst Gombrich munculnya renaissance sebagai suatu gerak kembali di dalam seni, artinya bahwa renaissance tidak dipengaruhi oleh ideide baru. Misalnya, gerakan Pra-Raphaelite atau Fauvist merupakan gerakan kesederhanaan primitif setelah kekayaan gaya Gotik Internasional yang penuh hiasan. Menurut Prancis Michel De Certeau renaissance muncul karena bubarnya jaringan-jaringan sosial lama dan pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi sehingga gereja berusaha untuk kembali mendesak kendali dan manyatukan kembali masyarakat lewat pemakaian berbagai teknik visual-dengan cara-cara mengadakan pameran untuk mengilhami kepercayaan, khotbah-khotbah bertarget dengan menggunakan citra-citra dan teladan-teladan dan sebagainya yang diambil dari pemikiran budaya klasik sehingga dapat mempersatukan kembali gereja yang terpecah-belah akibat skisma (perang agama). Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya system stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya sendiri dan menjadi focus kemajuan. Antroposentrisme menjadi pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.



9



2.2. Karakteristik dan ciri-ciri Arsitektur Zaman Gothic dan Renaissance 2.2.1. Karakteristik dan Ciri-ciri Arsitektur Zaman Gothic a. Seni dan Arsitektur



Sebagai suatu aliran yang khas, gaya Gotik mula-mula muncul pada pemugaran gereja biara St.Denis di dekat Paris. Pemugaran dimulai tahun 1137, yang dipimpin oleh Abas Biara St. Denis, yaitu Suger dari Bangsa Franka. Suger memugar dengan membentuk pelengkung-pelengkung runcing yang berusuk, yang tahan terhadap badai. Pada perkembangan selanjutnya hiasan semakin meriah dan digenangi cahaya dari kaca-kaca berwarna-warni. Pada penyelesaian akhir, hiasan-hiasan indah menyerupai renda banyak menghias katedral. Atap katedral yang masif dibentuk begitu rupa sehingga bila di suatu tempat rusak dengan mudah dapat diganti. Untuk menjaga agar atap dan dinding tembok tidak rusak karena air hujan, maka dipasang penyalur air/ talang disepanjang hiasan-hiasan pada bagian atas tembok dan agar tidak hanya bersifat fungsional saja maka dibuat dalam bentuk



10



burung atau binatang yang lain, dinamakan gargouille atau kerongkongan kecil yang



menyemprotkan



pancaran



air



cukup



jauh



dari



bangunan.



Membangun katedral biasanya memerlukan waktu yang lama (1 generasi) dan biaya yang banyak, sehingga katedral bergaya Gotik ini merupakan buah karya kota dan karya usaha kerajinan yang terdapat dalam kehidupan kota. Seni patung yang dahulu dimasukkan sebagai bagian tiang dan hiasan pintu, berkembang dalam bentuk trimatra yang lebih menonjol dan seolah-olah berdiri sendiri. Bentuk-bentuk terlihat simetri dan jelas, sehingga berkesan lebih natural dan lebih hidup dibanding masa sebelumnya. Seni pembuatan kaca warna-warni yang semakin digiatkan oleh gaya Gotik sekitar tahun 1140, mencapai puncaknya ½ abad kemudian berkat jasa pengrajin di Chartres. Pemakaian bahan batu dengan ukuran kecil dimaksudkan untuk mempermudah pengangkutan (transportasi) ketempat pembangunan. b. Karakteristik Bangunan Arsitektur Gothic Kalau pada gaya Romanika, banyak dipakai menara (menara majemuk), maka pada gaya Gotik ini tradisi tersebut masih berlanjut, dan semakin tinggi dilihat dari skyline secara keseluruhan bila dibandingkan dengan gaya sebelumnya. Yang membedakan adalah kesan berat pada gaya sebelumnya (Romanika), berusaha diperingan dengan mengecilkan kolom serta memperbanyak rib-rib agar dapat menumpu gaya berat dari atap. Secara menyeluruh keseimbangan tetap dipertahankan, disamping penyelesaian ornamen yang semakin rumit serta lengkung-lengkung lancipnya yang menjadi semakin dominan. Arsitektur Gotik melenyapkan rintangan yang ada pada arsitektur sebelumnya (Romanika), dengan memecahkan persoalan yang tidak pernah dapat diatasi sepenuhnya oleh aliran romanika. Ciri-ciri khas arsitektur aliran Gotik ini adalah: 



Pelengkung runcing (busur lancip)



11



a.



Kubah berusuk (rib dan panel voulting)







Penopang laying (flying buttresses)



12



Tinggi pelengkung bulat ½ lingkaran pad aliran Romanika tidak dapat melebihi separuh ukuran lebar dasarnya, sehingga busur lancip dapat menjawab persoalan tersebut. Pelengkung (busur) lancip ini dapat ditinggikan sampai yang dikehendaki, asal disesuaikan dengan kekuatan gaya dukung serta daya rentangnya. Kubah berusuk dan pelengkung yang lancip menjadi kesatuan yang utuh dan harmonis. Dukungan yang diberikan pada bangunan sisi luar diperkuat dengan membentuk jembatan batu yang melengkung diatasnya, untuk menopang gaya berat dari atap kubah yang ke bawah dan ke arah luar, sehingga penopang ini disebut sebagai Penopang layang. Gaya aliran Romanika yang kokoh, tebal, tertutup dan suram didalam bangunan, telah diganti oleh gaya dari aliran Gotik yang lebih langsing, bukaan jendela yang lebar untuk memasukkan cahaya dan kubah serta menara semakin tinggi menjulang berkesan semakin vertikal. c. Karakteristik gereja dan katedral Gothic Dalam arsitektur Gothic, kombinasi yang unik dari teknologi yang sudah ada didirikan munculnya gaya bangunan baru. Mereka teknologi adalah ogival atau



13



menunjuk arch , lemari besi berusuk, dan terbang menunjang. Denah gereja gothic seperti salib dengan dengan panjang nave membuat tubuh gereja, sebuah lengan melintang disebut transept dan, di luar itu, perluasan yang mungkin disebut paduan suara , mimbar atau pastoran. 



Tinggi Karakteristik dari arsitektur gereja Gothic adalah tinggi, baik mutlak dan



sesuai dengan proporsi lebarnya. Satu bagian dari tubuh utama gereja Gothic biasanya menunjukkan nave sebagai jauh lebih tinggi daripada lebar. Di Inggris proporsi ini kadang-kadang lebih besar dari 2:1, sedangkan perbedaan proporsional terbesar dicapai adalah di Cologne Cathedral dengan rasio 3.6:1. Kubah internal tertinggi di Katedral Beauvais pada 48 meter (157 kaki). 



Cahaya Salah satu karakteristik yang paling khas arsitektur Gothic adalah wilayah



luas dari jendela pada Sainte Chapelle dan ukuran yang sangat besar dari jendela banyak individu, seperti di York Minster , Gloucester Cathedraldan Milan Cathedral serta pada jendela tersebut digunakannya kaca patri sebagai tambahan interior gereja. Peningkatan dalam ukuran antara jendela periode Romawi dan Gothic terkait dengan penggunaan kubah berusuk, dan khususnya, kubah bergaris berat menunjuk yang disalurkan ke poros kurang mendukung dengan daya dorong ke luar dari kubah setengah lingkaran. Dinding tidak perlu begitu berat. d. Dasar bentuk lengkungan Gothic dan gaya karakter Bentuk paling sederhana adalah membuka panjang dengan lengkung menunjuk dikenal di Inggris sebagai pisau bedah itu. bukaan Lancet sering dikelompokkan, biasanya sebagai sekelompok tiga atau lima. bukaan Lancet mungkin sangat sempit dan terjal menunjuk. 



arch sama sisi Banyak Gothic bukaan didasarkan atas sama sisi bentuk. Dengan kata lain,



saat lengkungan yang disusun, yang jari-jari persis membuka lebar dan dalam



14



kubah setiap bertepatan dengan titik dari mana sumber air lengkungan berlawanan. Hal ini membuat lengkungan yang lebih tinggi sehubungan dengan lebarnya dari arch semi-melingkar yang persis setengah tinggi karena lebar. The Arch sama sisi memberikan lebar pembukaan proporsi memuaskan berguna untuk pintu, arcade dekoratif dan jendela besar. 



Arch Flamboyant The Flamboyant Arch adalah salah satu yang disusun dari empat titik,



bagian atas setiap busur ke atas balik utama menjadi busur yang lebih kecil dan rapat di api, seperti titik yang tajam. Ini lengkungan menciptakan efek kaya dan hidup bila digunakan untuk perhiasan dan dekorasi jendela permukaan. Bentuknya yang secara struktural lemah dan sangat jarang digunakan untuk bukaan besar kecuali jika terdapat dalam yang lebih besar dan lebih stabil arch. Hal ini tidak dipekerjakan sama sekali untuk kubah. 



Arch Tertekan Tertekan atau lengkung empat-berpusat jauh lebih luas dari pada tinggi



dan memberikan efek visual yang telah rata di bawah tekanan. Struktur dicapai dengan menyiapkan dua busur yang meningkat tajam dari setiap titik kecil bermunculan pada jari-jari dan kemudian berubah menjadi dua lengkungan dengan radius yang luas dan jauh lebih rendah titik melompat. Jenis lengkungan, ketika bekerja sebagai membuka jendela, cocok untuk ruang yang sangat luas, asalkan itu cukup didukung oleh banyak poros vertikal yang sempit. Hal ini juga sering lebih menguatkan dengan transoms horizontal. Efek keseluruhan menghasilkan tampilan grid-seperti biasa, halus, bentuk persegi panjang dengan penekanan pada garis tegak lurus. Hal ini juga digunakan sebagai hiasan dinding di mana arcade dan bukaan jendela merupakan bagian dari seluruh permukaan dekoratif. 2.2.2. Karakteristik dan Ciri-ciri Arsitektur Zaman Renaissance



15



a. Karakteristik Zaman Renaissance Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa. Essensi dari semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan manusia bukan hanya memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaissance menjadikan manusia lahir ke dunia untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia ini baru setelah itu menengadah ke surga. Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah takdir Allah melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia dengan akal budi, otonomi dan bakat-baktnya. Manusia bukan budak melainkan majikan atas dirinya. Inilah semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan dapat dipelajari melalui bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum. Dengan semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini menyebabkan agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan sekulerisasi itu sendiri. Semboyan mereka “religion was not highest expression of human values”. Bahkan salah seorang yang dilukiskan sebagai manusia ideal renaissance Leon Batista Alberti (1404-1472), secara tegas berani mengatakan “Man can do all things if they will”. Renaissance mengajarkan kepada manusia untuk memanfaatkan kemampuan dan pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama. Manusia hendaknya menjalani kehidupan secara aktif memikirkan kepentingan umum bukan hidup bersenang-senang dalam belenggu moral dan ilmu pengetahuan di menara gading. Manusia harus berperan aktif dalam kehidupan, bukan sifat pasif seraya pasrah pada takdir. Namun, manusia menjadi pusat segala hal dalam kehidupan atau Antoposentrisme. Manusia renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya dalam berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab, menghasilkan karya seni dan mengarahkan nasibnya kepada sesama. Keinginan manusia untuk menonjolkan diri baik dari keindahan jasmani maupun kemampuan intelektual-intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni music dan lain-lain. Ekspresi daya kemampuan manusia terus berkembang sampai saat ini sehingga di zaman modern ini pun tidak ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.



16



b. Ciri-Ciri Umum Arsitektur Zaman Renaissance Pada umumnya arsitektur bangunan masa Renaissance memiliki fungsi keagamaan seperti gereja dan kapel (peninggalan dan melanjutkan bangunan masa Medieval), bangunan-bangunan istana, pusat pemerintahan dan rumah-rumah kediaman pendeta atau saudagar (yang merupakan anggota masyarakat yang terhormat). Teori-teori yang menonjol pada bangunan tersebut adalah : Penerapan konsep simetri yang kuat, pada tampak dan ruang dalam bangunan. Mayoritas pemakaian bahan bangunan/material dari marmer pada interior dan warna bangunan yang cenderung monochrome atau satu warna. Bangunan kaya akan elemen dekoratif, baik pada interior maupun eksterior bangunan. Elemen dekoratif tersebut umumnya berupa ukiran/sculpture, relief serta lukisan-lukisan. Tema elemen dekoratif tersebut umumya melambangkan karakter-karakter atau penginterpretasian alam dan sosok manusia, flora, fauna serta pemandangan alam. Pada ruang dalam, bagian dinding dan langit-langit umumnya dilapisi ukiran (stucco) yang obyeknya seputar flora, sosok dan perilaku dari fauna dan manusia, topeng-topeng, perahu maupun perisai. Penggunaan patung yang dipadukan dengan detail arsitektural, baik pada interior maupun eksterior. ada façade bangunan terdapat deretan kolom-kolom dengan kepala dihiasi elemen dekoratif bermotif flora, susunan order dapat berupa Doric, Ionic, maupun Corinthian.



17



Penerapan garis-garis horizontal dan elemen-elemen busur pada bidang datar. Atap, baik atap perisai maupun datar dilengkap dengan hiasan, baik berupa Lantern, Louvre, Lucarne, Ammortizement, Tympanum maupun Balustrade. Maka dapat disimpulkan ciri-ciri umum masa Renaissance :  Pola tata ruang ( di luar benteng) (extra-muros >< intra muros.  Bentuk dan pandangan dari luar cenderung mendatar.  Garis-garis horisontal dari dekorasi,bertolak belakang dengan Gotik.  Bangunan melebar, datar, dan tipis (lebar banding panjang berbedanya besar.  Garis-garis lantai di bawah dan di atas diekspos menjadi garis horisontal, terkesan yang satu menumpuk di atas lainnya.  Bangunan-bangunan umum penting (istana, gereja, balaikota dll) diletakkan dalam ujung sumbu jalan atau taman luas terbuka. c. Ciri khas Bangunan Masa Renaissance



‘’Contoh bangunan gaya renaissance yang memperlihatkan tiang-tiang gaya klasik’’



Pemerintahan dengan sistem kerajaan mulai digunakan, sehingga tercermin dalam bangunan-bangunan istana dan benteng dengan bentuk klasik.Di sini kerajaan dipimpin oleh dua kekuasaan yakni pertama adalah kekuasaan raja dan yang kedua adalah kekuasaan pemimin agama. Konflik dan perebutan kekuasaan



18



antara raja dan agama yang mewarnai berjalannya jaman ini, kemudian diperramai lagi dengan munculnya kekuasaan baru yakni ilmu dan pengetahaun. Dengan demikian, di jaman ini da-pat kita saksikan sosok perorangan yang ilmuwan, seniman dan sekaligus orang yang religius seperti Leonardo da Vinci; namun di sisi lain dapat pula disaksikan martir dalam keyakinan terhadap ilmu dan pengetahuannya, seperti Galileo Galilei



Arsitektur Renaisans (yang berjaya dalam abad 15–17 M) memperlihatkan sejumlah ciri khas arsitektur. Munculnya kembali langgam-langgam Yunani dan Romawi seperti bentuk tiang langgam Dorik, Ionik, Korintia dan sebagai-nya; (meskipun pada perkembangan selanjutnya peng-gunaan langgam tersebut mulai berkurang) dapat disam-paikan sebagai ciri yang pertama. Bentuk-bentuk denahnya sangat terikat oleh dalil-dalil yang sistematik, yaitu bentuk simetris, jelas dan teratur dengan teknik konstruksi yang bersahaja (kalau dibandingkan dengan masa sekarang, masa abad 20 khususnya). Di satu pihak, ketaatan pada dalil-dalil ini mencerminkan perlakuan yang diberlakukan pada arsitektur yakni, arsitektur ditangani dengan menggunakan daya nalar atau pikiran yang rasional. Perlakuan yang menggunakan daya nalar ini sekaligus menjadi titik penting perjalanan arsitektur Barat mengingat sebelumnya arsitektur sepenuhnya



19



diperlakukan hanya dengan menggunakan daya rasa seni bangunan. Dengan kesetiaan pada dalil itu pula sebaiknya kehadiran detil dan perampungan yang ornamental maupun dekoratif diposisikan. Maksudnya, unsur-unsur yang ornamental dan dekoratif dari bangunan dihadirkan sebagai penanda dan penunjuk bagi dalil-dalil yang digunakan. Sebuah ilustrasi sederhana dapat disampaikan di sini untuk memberikan penjelasan tentang hal itu. Dengan perhitungan dan pertimbangan struktur/konstruksi bangunan, maka jarak antar kolom dapat dibuat sebesar a meter. Akan tetapi, karena jarak a meter dengan tinggi kolom yang b meter tidak menghasilkan kesesuaian dengan dalil yang menunjuk pada perbandingan 2b=3a, maka di antara kedua kolom itu dimunculkanlah rupa yang tak jauh berbeda dari rupa kolom (dinamakan pilaster) sehingga nisbah (ratio) 2b:3a dapat dipenuhi. Ringkas kata, dalam masa Renaisans ini terjalinlah kesatuan gerak dalam berarsitektur, yakni kesa-tuan gerak nalar dan gerak rasa. Di masa ini pula arsitektur Yunani dan Romawi ditafsir kembali (reinterpretation) dengan menggunakan nalar (di-matematik-kan) dengan tetap mempertahankan rupapokok Yunani (pedimen dan pilar/kolom yang menandai konstruksi balok dipikul tiang)) serta Romawi (bangun dan konstruksi busur, yakni konstruksi bagi hadirnya lubangan pada konstruksi dinding pemikul.



(gambar konstruksi balok yang dipikul tiang khas yunani dan gambar dimana hadirnya lubang (ukiran) pada konstruksi dinding pemikul khas romawi)



20



Dimana tiang-tiang beserta balok murni masuk ke dalam arsitektur Yunani. Gaya ini disebut Gaya Dorik dan lebih murni dibandingkan gaya ionic.Tiang gaya ionik dari Bait Olympicon terkesan lebih muda. Lebih elegan dan lebih langsing. Setelah tahun 1600-an, arsitektur Renaisans mulai meninggalkan gaya-gaya klasik, kemudian disambung dengan kebudayaan Barok (Baroque) dan Rococo c. Teori-teori Arsitektur Renaissance Perkembangan teori arsitektur yang dipakai para arsitek pada masa Renaissance percaya bahwa bangunan mereka harus menjadi satu bagian dari suatu tata aturan yang lebih tinggi. Mereka kembali pada sistem proporsi matematis Yunani sehingga timbul pengertian arsitektur adalah matematika yang diterjemahkan dalam satuan-satuan ruang. Pengembangan teori-teori Renaissance banyak mengacu pada falsafah yang dibuat oleh Plato, Pythagoras dan Aristoteles. Teori Plato melihat bahwa keindahan alami muncul melalui adanya garis, lingkaran, dan permukaan yang menghasilkan bentuk dan volume geometris yang absolut. Teori Pythagoras merupakan dasar pengembangan rasio perbandingan yang membentuk dasar bagi proporsi-proporsi arsitektural dengan mencoba perhitungan Matematis untuk membentuk suatu yang Estetis. Teori Aristoteles mengemukakan teori ruang sebagai tempat dan terbatasnya Kosmos yang kemudian berkembang sampai dengan timbulnya konsep”Ruang Cartesian”. Teori ini menyatakan bahwa panjang, lebar dan ketebalan membentuk wujud keteraturan geometris seperti grid dua atau tiga dimensi (konsep geometri ruang). Gabungan dari beberapa teori terdahulu dengan teori Vitruvius menghasilkan



teori



Proporsi



pada



Renaissance



yang



mengutamakan



KEHARMONISAN.  Proporsi, Adalah



perbandingan



antara



tiap-tiap



dimensi



sehingga



menghasilkan keseimbangan dimensi. Teori ini diterapkan berdasar pada penerapan tubuh manusia melalui sistem-sistem geometris dan matematis yang menghasilkan bentuk-bentuk yang unik dan sistem-sistem universal.



21



Teori Proporsi yang diterapkan Andrea Palladio (1508 – 1580) menegaskan adanya tujuh buah ruang yang paling indah proporsinya, yaitu berupa “Tujuh Bentuk Denah Ruang-Ruang yang Ideal”. Selain itu Palladio mengusulkan beberapa cara untuk menentukan ketinggian yang benar, untuk ruang-ruang yang memiliki langit-langit datar, tinggi ruang seharusnya 1/3 lebih besar dari pada lebarnya. Palladio menggunakan Pythagoras untuk menentukan tingginya ruang dengan menggunakan



matematika,



geometri



MATEMATIS : C – B / B – A = C / C



dan



harmoni.



misalnya 1,2,3 atau 6,9,12



GEOMETRIS : C – B / B – A = C / B



eg. 1,2,4 atau 4,6,9



HARMONIK : C – B / B – A = C / A eg. 2,3,6 atau 6,8,12 Hukum Pythagoras menyatakan bahwa “segala sesuatu diatur menurut angka-angka”. Plato mengembangkan estetika Pythagoras tentang angkaangka menjadi proporsi estetika dengan menciptakan segiempatsegiempat bujur sangkar dan kubus-kubus peningkatan angka sederhana untuk menciptakan penambahan-penambahan yang dua maupun 3 x lipat. Deret angka 1, 2, 4, 8, dan 1, 3, 9, 27 ini mengungkapkan struktur alam yang harmonis. Teori Renaissance mengembangkan rasio-rasio tersebut tidak hanya pada dimensi sebuah ruang atau façade, tetapi juga di dalam proporsi-proporsi kaitan ruang-ruang dari suatu urutan ruang-ruang atau suatu denah keseluruhan.  Balance, Teori ini mengemukakan tentang keseimbangan dalam bentuk, dimensi dan rasio. Keseimbangan ini dibuat melalui suatu yang „Simetris‟ atau „Asimetris‟. Simetris adalah kasus spesial dariprinsip „koheren‟ tiaptiap elemen. Dari simetri ini dihasilkan sumbu-sumbu atau axis, yang dapat memberikan kesan formal dan religius. Simetri dalam Arsitektur Renaissance, menjadi : Simetri dengan prinsip-prinsip Estetika. Memperhatikan keselarasan (harmoni), seperti yang dipakai oleh Palladio atau memperhatikan kekuatan simbol-simbol bangunan religius seperti karya-karya Michelangelo.



Simetri dengan prinsip-prinsip



22



Konstruktif. Menggunakan rasionalitas dengan aturan-aturan statik untuk membentuk bentang sederhana, rangka, busur, dome dan lain-lain.  Geometri. Geometri pada teori Renaissance terhadap bentuk, dimensi dan rasio menerapkan pendekatan terhadap proporsi melalui struktur tubuh manusia yang diterapkan pada elemen-elemen arsitektur. Analogi antara proporsi tubuh



dengan



bangunan



menjadikan



arsitektur



mempunyai



perbendaharaan istilah „façade‟, „kulit bangunan‟, „skeleton‟, serta yang hubungan antara ukuran, bentuk dan gerak berupa „skala manusia‟.  Perspektif Teori Perspektif pada masa Renaissance diawali oleh Brunelleschi yang menerapkan perspektif dalam pengembangan arsitektur terhadap „Ruang dan Bentuk‟. Hal ini tampak pada karyanya Piazza Del Campidoglio di Roma. Pengembangan prinsip perspektif ini jelas dipengaruhi oleh pemahaman baru terhadap kaidah optik.  Teknologi Teknologi sangat mendukung dalam pengembangan konsep-konsep dan teori arsitektur Renaissance. Pertama adalah ilmu pertukangan yang mendapat kemudahan karena penemuan teknik penyajian stereotomy karya Delorme (1510–1570). Teknik ini dapat menggambarkan pembuatan „busur‟ (vaulting) dengan batu potongan. Hal ini kemudian dikembangkan pula oleh Gottfried Semper (1803-1879) dengan teori tentang tektonik. Semper mengatakan bahwa bahasa arsitektur adalah bahasa tangan yang perwujudannya adalah tektonik sedangkan ruang perlu diungkap melalui stereotomik. Bahasa tangan ini meliputi cara menyambung unsur konstruksi. Kedua adalah ilmu bangunan yang mengeluarkan tipe-tipe rumah, diikuti dengan perkembangan peraturan dan baku bangunan.



23



2.3. Contoh Bangunan pada Zaman Arsitektur Gothic dan Renaissance 2.3.1. Contoh Bangunan pada Zaman Gothic a. Katedral Laon (1190) Katedral pada masa awal Gothic yang paling terjaga dan mempunyai semua unsur-unsur gereja Gothic: tiga pintu masuk, jendela mawar dan menara tinggi. Fitur utama: busur lancip yang mengarah vertikal ke atas. Bagian barat gereja adalah bagian yang paling kaya ornamen. Umumnya terdapat tiga pintu masuk, pintu masuk bagian tengah adalah yang paling besar.



Patung-patung pada kolom dibuat di depan kolom, bukan menjadi bagian dari kolom (disebut juga dengan figur kolom). Figur manusia pada sculpture Gothic terlihat amat natural. Di bagian atas pintu kadang juga terdapat jendela berbentuk lingkaran besar yang terdiri dari



24



banyak bagian-bagian kecil mosaik. Jendela ini disebut juga jendela mawar (rose window). Pada bagian depan terdapat dua menara utama di samping kiri dan kanan. Di titik perpotongan nave dan transept (bagian tengah denah salib) terdapat menara tengah yang biasanya mempunyai atap yang sangat tinggi.



Interior Denah dasar gereja Gothic adalah salib. Susunan tiga tingkat juga ada pada gereja Gothic, dan juga bervariasi pada gereja satu dengan gereja lainnya.



25



Struktur atap menggunakan jenis langit-langit lengkung dengan rusuk (rib vault). Rusuk, yang terbuat dari batu, dibuat lebih dahulu, lalu ruang di antara rusuk diisi dengan bahan yang lebih ringan. Fungsi dari penopang melayang (flying buttress) adalah untuk menyalurkan gaya beban dari langit-langit yang menekan dinding ke tanah. Karena dinding tidak lagi menopang beban yang banyak, maka dinding dapat digantikan dengan jendela-jendela yang besar dan tinggi. Jendela ini dihiasi dengan kaca mosaik (potongan-potongan kaca yang dibentuk menjadi gambar/lukisan, diwarnai, direkatkan satu sama lain dengan timah).



26



Fitur Lain Dengan semakin berkembangnya gaya Gothic, rusuk pada langit-langit juga makin beragam, makin dihias secara dekoratif. Kolom terlihat ramping. Kolom besar merupakan kumpulan dari kolom-kolom, dikenal dengan kumpulan kolom (cluster-piers).



27



Capital kolom selalu didekorasi dengan pahatan dedaunan. Pada masa Gothic akhir figur manusia dan binatang juga ditemukan.



b.



Gothic Cathedral in Palma



c.



Peterborough Cathedral, England



28



d.



Münster, Freiburg, Southwestern Germany



e.



Reims Cathedral, France



29



f.



Salisbury Cathedral, England



30



2.3.2. Contoh Bangunan pada Zaman Arsitektur Renaissance 1.Gereja Basilika St. Petrus, Roma (Vatikan)



Pembangunan gereja basilika ini dimulai tahun 1506, untuk menggantikan sebuah gereja yang sudah berumur 1200 tahun, yang terdiri tas makam St. Petrus ( Zaman Kristen Awal )setelah para arsitek bersaing untukmengajukan rancangannya, pemenangnya adalah Donate Bramante. Kemudian para arsitek lainnya seperti Raffaelo dan Michaelangelo berulang kali melakukan perubahan



31



besar. Ketika Kathedral itu selesai dibangun pada tahun 1623, hanya kubah besarnya saja rancangan Michaelangelo yang menyerupai rencana asli.



Diatas deretan pilar, berdiri patung-patung besar (orang-orang yang dihormati dalam agama kristen) menghadap halaman dalam membentuk oval. Patung tersebut bergaya barok yang dirancang oleh Bernini puluhan tahun kemudian. 2.St.Maria Del Voire, Florence



Kubah pada kathedralnya digubah oleh Brunellechi, sedangkan kampanilnya oleh Giotto pada masa renaissance awal. 3. Doges Palace, Venice



32



4.El Escorial, Spain



5.Villa Barbaro, Maser, Italy



6.Papal Palace, Avignon, France



33



7.San Zaccaria, Vinece.



34



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. Kesimpulan 3.2. Saran



35



DAFTAR PUSTAKA http://fitrianisondari.blogspot.co.id/2011/10/seni-rupa-gaya-gothic-dan-renaissance.html http://architecturoby.blogspot.co.id/2011/05/arsitektur-gotik.html https://atpic.wordpress.com/2010/12/30/periode-gothic-abad-13-14-m/ http://alexnova-alex.blogspot.co.id/2011/06/ciri-ciri-umum-arsitektur-renaissance.html http://cercerit.blogspot.co.id/ http://belajardesaindanarsitektur.blogspot.co.id/2012/07/arsitektur-renaissance.html http://architectaria.com/karakteristik-arsitektur-italia-pada-abad-renaisans.html



36