Sejarah Ipsi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEJARAH IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA



1



Sejarah IPSI Upaya untuk mempersatukan pencak silat sebetulnya sudah dimulai pada masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1922 di Segalaherang, Subang, Jawa Barat, didirikan Perhimpunan Pencak Silat Indonesia untuk menggabungkan aliran pencak Jawa Barat yang tersebar di seluruh kepulauan nusantara. Pada masa pendudukan Jepang, Presiden Soekarno pernah menjadi pelindungnya. Upaya serupa juga diadakan di Yogyakarta. Pada tahun 1943, beberapa pendekar pencak silat, yaitu R Brotosoetarjo dari Budaya Indonesia Mataram, Mohamad Djoemali dari Taman Siswa, RM Harimurti dari Krisnamurti, Abdullah dari Pencak Kesehatan, R Soekirman dari Rukun Kasarasaning Badan, Alip Purwowarso dari Setia Hati Organisasi, Suwarno dari Setia Hati Terate, R Mangkupujono dari Persatuan Hati dan RM Sunardi Suryodiprojo dari Reti Ati, mendirikan organisasi yang bernama Gapema (Gabungan Pencak Mataram) untuk bersama-sama menggalang pencak silat yang tumbuh di Kesultanan Yogyakarta. Gapema ini merupakan sebuah batalyon yang seluruh anggotanya adalah pesilat dan turut berjuang dalam perang kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah beberapa tahun, tepatnya pada tahun 1947, di Yogyakarta juga berdiri satu organisasi bernama Gapensi (Gabungan Pentjak Seluruh Indonesia) yang bertujuan mempersatukan aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Gapensi didirikan oleh Mohamad Djoemali dari Taman Siswa bersama beberapa tokoh pencak silat, yaitu RM Soebandiman Dirdjoatmodjo dari Perisai Diri, Ki Widji Hartani dari Prisai Sakti Mataram, R Brotosoetarjo dari Budaya Indonesia Mataram dan Widjaja. Meskipun organisasi di Jawa Barat dan Yogyakarta ini bercita-cita nasional, keanggotaannya masih berskala lokal. Untuk itu PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia), yang kemudian berganti nama menjadi KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), mengadakan sebuah Konperensi Bagian Pentjak di Solo pada tanggal 2 Juni 1948. Pertemuan tersebut sebelumnya telah diawali dengan rapat pembentukan Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia di Solo pada awal tahun 1947 yang diprakarsai oleh Mr Wongsonegoro, yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Dari hasil rapat ini dibentuklah panitia IPSI (Ikatan Pentjak Seloeroeh Indonesia) pada bulan Mei 1947 yang diketuai oleh Mr Wongsonegoro. IPSI bernaung di bawah Kementerian Pembangunan dan Pemuda.



2



Tokoh Pendiri IPSI Para pendiri IPSI pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta adalah :                



Mr Wongsonegoro, Ketua Pusat Kebudayaan Kedu Soeratno Sastroamidjojo, Sekretaris Pusat Kebudayaan Kedu Marjoen Soedirohadiprodjo dari Setia Hati Organisasi Dr Sahar dari Silat Sumatera Soeria Atmadja dari Pencak Jawa Barat Soeljohadikoesoemo dari Setia Hati Madiun Rachmad Soeronegoro dari Setia Hati Madiun Moenadji dari Setia Hati Solo Roeslan dari Setia Hati Kediri Roesdi Imam Soedjono dari Setia Hati Kediri S Prodjosoemitro, Ketua PORI Bagian Pencak Mohamad Djoemali dari Yogyakarta Margono dari Setia Hati Yogyakarta Soemali Prawiro Soedirdjo dari Ketua Harian Persatuan Olahraga Republik Indonesia Karnandi dari Kementerian Pembangunan dan Pemuda Ali Marsaban dari Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan



Dengan didirikannya organisasi ini diharapkan bahwa pencak silat dapat digerakkan dan disebarluaskan sampai ke berbagai pelosok di tanah air sebagai suatu ekspresi kebudayaan nasional. Masyarakat juga mengharapkan bahwa pencak silat distandarisasi agar dapat diajarkan sebagai pendidikan jasmani di sekolah-sekolah dan dapat dipertandingkan dalam even-even olahraga nasional. Sesuai dengan keinginan tersebut, langkah pertama yang diusahakan oleh IPSI adalah terbentuknya suatu sistem pencak silat nasional yang dapat diterima oleh seluruh perguruan pencak silat yang ada di tanah air. Untuk sementara waktu, diadopsikan sebagai standaard system pelajaran pencak silat dasar yang sudah disusun oleh RM S Prodjosoemitro dan diajarkan di sekolah-sekolah di wilayah Solo dengan dukungan Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Balai Kota Surakarta. Hasil dari usaha standarisasi awal pencak silat ini dipertunjukkan oleh kurang lebih 1.000 pesilat anak-anak dalam demonstrasi senam pencak silat massal pada Pembukaan PON I tanggal 8-12 September 1948 di Solo. Sejak PON I tersebut, pencak silat dilombakan sebagai demonstrasi dalam kategori solo dan ganda, baik tangan kosong maupun senjata. Tidak semua aliran dan perguruan pencak silat sepakat mengenai perlunya organisasi nasional. Ada yang khawatir bahwa dengan penyusunan sistem pencak silat nasional maka persatuan aliran-aliran pencak silat tidak akan terlaksana, bahkan akan terdapat perpecahan karena tiap aliran atau perguruan pencak silat akan mengklaim dirinya yang terbaik. Pada awalnya Gapensi ikut menolak karena anggota panitia IPSI 3



dianggap didominasi oleh anggota perguruan pencak silat Setia Hati. Selain itu, beberapa perguruan pencak silat di daerah Kauman, yang saat ini dikenal dengan nama Tapak Suci, ikut menolak karena Mr Wongsonegoro yang dijadikan Ketua IPSI dikenal sebagai salah seorang tokoh aliran kebatinan. Salah satu anggota Gapensi, yaitu Sukowinadi, kemudian mendirikan organisasi yang bernama Perpi (Persatuan Pencak Indonesia) yang menaungi perguruan pencak silat Benteng Mataram, Mustika, Bayu Manunggal, Bima Sakti dan Trisno Murti. Organisasi baru ini didukung oleh Phasadja Mataram dan Tapak Suci. Persatuan dan kesatuan jajaran pencak silat di Indonesia masih belum benar-benar terwujud dengan adanya berbagai organisasi pencak silat tersendiri di luar IPSI seperti Gapensi, Perpi, Putra Betawi, dan lainnya. Ditambah lagi pada tahun 1950 ketika terjadi pergolakan pemberontakan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dilakukan oleh kelompok gerakan separatis DI/TII. Panglima Teritorium III, Kolonel RA Kosasih, dibantu oleh Kolonel Hidayat dan Kolonel Harun, pada bulan Agustus 1957 mendirikan PPSI (Persatuan Pencak Silat Indonesia) di Bandung yang bertujuan menggalang kekuatan jajaran pencak silat untuk menghadapi DI/TII yang berkembang di wilayah Lampung, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah bagian barat dan DI Yogyakarta. Sesuai dengan wilayah pembinaannya, yang masuk dalam PPSI adalah perguruan pencak silat aliran Pasundan. Akibat dibentuknya PPSI menimbulkan dualisme pembinaan dan pengendalian pencak silat di Indonesia. Pendekar-pendekar Jawa Barat merasa bahwa kegiatan yang diprakarsai IPSI didominasi Jawa Tengah dan Jawa Timur, tidak mencapai Jawa Barat. Menurut pendekar Jawa Barat tetap diperlukan suatu organisasi khusus untuk mengayomi dan mengembangkan perguruan-perguruan pencak silat yang beraliran Jawa Barat. Pada tahun 1950-an IPSI dan PPSI bersaing berebut pengaruh di dunia persilatan dengan saling banyak mendirikan cabang di seluruh provinsi di Indonesia. PPSI berkembang di daerah Jawa Barat, Lampung dan Jawa Timur bagian timur. Pada tanggal 21-23 Desember 1950 di Yogyakarta diadakan Kongres IPSI II yang memutuskan untuk mengukuhkan organisasi dan menyusun Pengurus Besar IPSI di mana Mr Wongsonegoro diangkat sebagai Ketua Umum, Sri Paduka Paku Alam sebagai Wakil Ketua Umum dan Rachmad sebagai Penulis I. Gapensi dan Perpi ikut bergabung dengan IPSI. Tokoh-tokoh Gapensi dan Perpi menduduki jabatan penting dalam keorganisasian IPSI. RM Soebandiman Dirdjoatmodjo kemudian diangkat sebagai Kepala Seksi Pencak di Inspeksi Pendidikan Jasmani yang berada di bawah Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Jawa Timur. Pada tahun 1952 dibentuk Lembaga Pencak Silat di bawah Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Pada tahun 1953 aktivitas pencak silat dipindahkan dari Jawatan Pendidikan Masyarakat ke Jawatan Kebudayaan. Pada tahun tersebut juga diadakan Kongres IPSI III di Bandung. Demonstrasi pencak silat yang bersifat internasional dalam misi kebudayaan Indonesia dilakukan pada tahun 1955 di Praha, Leningrad, Budapest dan Kairo. Sistem pencak silat nasional yang telah distandarisasi oleh IPSI ternyata belum dapat memenuhi harapan masyarakat, sehingga peralihan pencak silat dari sarana 4



beladiri menjadi sejenis senam jasmani memakan waktu yang cukup lama. Tim ahli teknik IPSI yang terdiri dari pakar-pakar dari berbagai aliran dan perguruan pencak silat mempelajari ratusan kaidah dan gerak kemudian mencoba menyatukan mereka tanpa menghilangkan warna-warni yang khas. Mereka juga harus menyesuaikan sistem pelajaran tradisional pencak silat yang berpatokan kepada jurus (seri atau kumpulan gerakan) dengan prinsip olahraga modern. Pada tahun 1960, PB IPSI membentuk Laboratorium Pencak Silat yang bertujuan untuk menyusun peraturan pertandingan pencak silat yang baku dan memenuhi kriteria suatu pertandingan olahraga yang dapat dipertandingkan di tingkat nasional. Anggota laborat tersebut terdiri dari Arnowo Adji HKP dari Perisai Diri, Januarno dan Imam Suyitno dari Setia Hati Terate, Mochamad Hadimulyo dibantu Dr Rachmadi Djoko Suwignjo dan Dr Mohamad Djoko Waspodo dari Nusantara. Selain mengalami kesulitan teknis dalam mengembangkan metode dan sistematika olahraga yang dapat diterima oleh semua pihak, IPSI juga mendapat resistensi dari kalangan pendekar tradisional yang enggan menerima pemikiran-pemikiran baru karena tidak menginginkan reduksi pencak silat hanya kepada satu bentuknya, yaitu olahraga. Mereka khawatir bahwa aspek integral yang lain, khususnya aspek seni dan aspek spiritual, akan diabaikan dan tidak dapat dirasakan lagi sebagai unsur-unsur yang saling terkait dalam satu totalitas sosiokosmik. Kesulitan juga datang dari luar dunia pencak silat, karena persaingan yang ketat dari beladiri impor. Antara tahun 1960 - 1966, pada waktu terjadi kemerosotan ekonomi dan politik negara yang turut berdampak terhadap IPSI, beladiri karate dari Jepang secara resmi masuk Indonesia dan dengan tangkasnya memasuki kalangan pelajar dan militer. Pada awalnya, karate dan judo dipraktikkan sebagai olahraga dan dipertandingkan di depan umum. Penerimaan yang positif terhadap beladiri asing, memaksa kalangan pencak silat untuk berpikir dan berbuat lebih baik dalam usaha mengembangkan pencak silat olahraga. Kehadiran karate di Indonesia merupakan cambuk yang benar-benar efektif untuk membangunkan kalangan pencak silat dari tidurnya. Penggeseran konseptual akhirnya terjadi, meskipun beberapa pendekar pencak silat keberatan apabila makna pencak silat sebagai unsur kebudayaan dalam arti luas dipersempit agar aspek olahraga dapat diutamakan. Pada bulan Januari 1961 IPSI dipindahkan dari Jawatan Kebudayaan ke Jawatan Pendidikan Jasmani, kemudian pada tanggal 31 Desember 1967 IPSI turut aktif dalam mendirikan KONI. Jawatan Pendidikan Jasmani menyelenggarakan Seminar Pencak Silat Seluruh Indonesia yang membahas masalah penyusunan cara pertandingan pencak silat nasional. Kemudian dilakukan uji coba pertandingan bebas full body contact di Solo dan Madiun. Pada tahun yang sama berlangsung PON V di Bandung yang juga mempertandingkan pencak silat. Pada tahun 1970an muncul kerangka konseptual di mana induk-induk olahraga beladiri dianggap sebagai alat pertahanan nasional. Sebagai akibatnya cabang-cabang ilmu beladiri mulai ditempatkan di bawah pimpinan tokoh-tokoh militer. Pada Kongres IPSI IV tahun 1973 di Jakarta, Ketua Umum PB IPSI Mr Wongsonegoro yang saat itu usianya sudah sangat tua diganti oleh Brigjen TNI Tjokropranolo, Gubernur DKI 5



Jakarta. Pada tanggal 20-24 Nopember 1973 diadakan Seminar Pencak Silat III di Bogor, nama Ikatan Pentjak Seloeroeh Indonesia diubah menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia. Dia dengan dibantu oleh beberapa perguruan pencak silat melakukan pendekatan kepada pimpinan PPSI yang akhirnya dalam keputusan Kongres IPSI IV ini PPSI bergabung ke dalam IPSI walaupun masih ada beberapa anggotanya yang tetap bertahan. Kebetulan ketiga pimpinan PPSI satu corps dengan dia di Corps Polisi Militer. Perguruan-perguruan tersebut dianggap telah berhasil mempersatukan kembali seluruh jajaran pencak silat ke dalam organisasi IPSI. Pada masa kepemimpinan Mayjen TNI Eddie Marzuki Nalapraya, perguruanperguruan yang ikut aktif dalam memperjuangkan keutuhan IPSI tersebut diberi istilah Perguruan Historis dan dijadikan Anggota Khusus IPSI. Mereka dipandang mempengaruhi sejarah dan perkembangan IPSI serta pencak silat pada umumnya antara tahun 1948 dan 1973 dengan memberikan kontribusi kepada kesatuan pemikiran dalam pembentukan organisasi nasional tunggal pencak silat Indonesia yang diberi nama IPSI, kesatuan tekad untuk mempertahankan IPSI sebagai satusatunya organisasi nasional pencak silat di Indonesia, kesatuan dukungan untuk menjadikan IPSI sebagai anggota KONI dan kesatuan dukungan untuk memasukkan pencak silat dalam PON sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan. Sepuluh Perguruan Historis tersebut adalah :          



Persaudaraan Setia Hati Persaudaraan Setia Hati Terate Kelatnas Indonesia Perisai Diri PSN Perisai Putih Tapak Suci Putera Muhammadiyah Phasadja Mataram Perpi Harimurti Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) PPS Putra Betawi KPS Nusantara



Keputusan Kongres IPSI IV ini juga mengesahkan peraturan pertandingan pencak silat untuk dipergunakan dalam PON VIII tahun 1973 di Jakarta. Pada PON itu cabang pencak silat diikuti oleh 15 daerah dengan 106 atlet putra dan 22 atlet putri. Pada tanggal 27 April sampai 1 Mei 1975 dilangsungkan Kejuaraan Nasional Pencak Silat I di Semarang yang diikuti oleh 18 provinsi. Pada Munas IPSI tahun 2003, Ketua Umum PB IPSI yang dijabat oleh Mayjen TNI Eddie Marzuki Nalapraya digantikan oleh Letjen TNI Prabowo Subianto.



6



Makna dan Arti Lambang IPSI



Keterangan ; 1.      Warna Dasar Putih : berarti suci dalam amal perbuatan 2.      Warna Merah : berarti berani dalam kebenaran 3.      Warna Hijau : berarti ketenangan dalam menghadapi segala sesuatu yang menuju kemantapan jiwa, karena selalu beriman dan bertauhid keda Tuhan Yang Maha Esa secara hikmat dan syahdu 4.      Warna Kuning : berarti bahwa IPSI mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju kejayaan nusa dan bangsa 5.      Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati 6.      Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan bersatu membangun negara 7.      Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI melalui olahraga merupakan ikatan 7



perikemanusiaan antara perbagai aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan kegotong royongan 8.      Ikatan pita berwarna merah Putih : bahwa IPSI merupakan suatu ikatan pemersatu dari perbagai aliran Pencak Silat, yang menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa, berbahasa dan bertanah air Indonesia. 9.      Gambar tangan putih di dalam Dasar hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu, Negara dalam bidang ketahanan nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap



8



SEJARAH PERSILAT Persekutuan Silat Antara Bangsa



SEJARAH PERSILAT 9



Bapak-Bapak pendiri PERSILAT, yakni mereka yang terlibat secara langsung dalam kegiatan menggagas, memprakarsai, memikirkan, membahas dan mewujudkan hal-hal yang berhubungan dengan pendirian PERSILAT, terdiri dari 13 orang tokoh yang berasal dari Indonesia (IPSI), Singapura (PERSISI) dan Malaysia (Kementerian Kebudayaan, Belia dan Sukan). PERSILAT dikelola secara kolektif oleh sebuah Presidium yang terdiri dari 69 anggota. Eddie M. Nalapraya ditetapkan sebagai Ketua Presidium. Tugas Presidium adalah antara lain menyelenggarakan Kongres PERSILAT. Kongres yang pertama diselenggarakan oleh Presidium pada tahun 1983 di Kuala Lumpur. Asas PERSILAT adalah persaudaraan, kekeluargaan, persatuan dan menghormati satu sama lain serta tidak membeda-bedakan kebangsaan dan agama. PERSILAT adalah organisasi non-politik. Tujuan PERSILAT adalah : 1. Menggali, memelihara, melestarikan, mengembangkan dan memasyarakatkan Pencak Silat beserta nilai- nilainya ke seluruh dunia, sebagai warisan budaya Nusantara bernilai tinggi, yang mempunyai aspek mental-spiritual, beladiri, seni dan olahraga sebagai satu kesatuan. 2. Membina, mengembangkan, mempersatukan dan menyelaraskan berbagai kegiatan di antara organisasi Pencak Silat di berbagai negara. 3. Menjadikan Pencak Silat sebagai sarana untuk membina pribadi utuh yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berjiwa kesatria, jujur dan adil serta rendah hati dan bertanggungjawab dalam mewujudkan persaudaraan, kekeluargaan, kerukunan, persatuan dan persahggabatan di antara bangsa-bangsa serta perdamaian dunia yang dinamis, adil, beradab dan abadi. 4. Memelihara dan menghormati kepentingan masing-masing anggota PERSILAT.



Keanggotaan Pada dasarnya, setiap organisasi nasional Pencak Silat, baik yang telah maupun yang belum diakui oleh badan nasional yang berwenang, dapat menjadi anggota PERSILAT, bahkan organisasi Pencak Silat yang belum berkualifikasi sebagai organisasi nasional, dapat menjadi anggota PERSILAT apabila ia dipandang layak mewakili negaranya. PERSILAT mempunyai 4 tingkat keanggotaan, yakni :    



anggota pendiri anggota bersekutu anggota bergabung dan anggota muda.



Anggota pendiri terdiri dari organisasi nasional Pencak Silat yang berada di 4 negara pendiri PERSILAT, yakni : 10



   



Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA), Persekutuan Silat Singapura (PERSISI) dan Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam (PERSIB).



Anggota bersekutu PERSILAT terdiri dari organisasi-organisasi nasional Pencak Silat resmi. Anggota bergabung PERSILAT terdiri dari organisasi-organisasi nasional Pencak Silat belum resmi. Anggota muda PERSILAT terdiri dari organisasi-organisasi Pencak Silat. Sampai pertengahan tahun 2018, Pencak Silat telah menyebar di 53 negara and telah diwadahi dalam organisasi-organisasi Pencak Silat, yakni di : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.



Afghanistan (Afghanistan Pencak Silat Federation / APSF) Afrika Selatan (The South Africa Pencak Silat Association / SAPSA) Aljazair (Algerian Pencak Silat Federation / APSF) AS (USA Pencak Silat Federation / USAPSF) Australia (Australian Pencak Silat Federation / APSF) Austria (Pencak Silat Verbands Oestreeichs / PSVO) Azerbaijan (Azerbaijan Pencak Silat Federation / APSF) Bangladesh (Bangladesh Pencak Silat Association / BPSA) Belanda (Netherlands Pencak Silat Federation / NPSF) Belgia (Bond Pencak Silat Belgium / BPSB) Brunei Darussalam (Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei / PERSIB) China (China Pencak Silat Federation / CPSF) Chinese Taipei (Chinese Taipei Pencak Silat Federation / CTPSIF) Estonia (Estonian Pencak Silat Federation / EPSF) Filipina (Philsilat Sports Association Inc / PHILSILAT) Jerman (German Pencak Silat Federation / GPSF) India (Indian Pencak Silat Federation / IPSF) Indonesia (Ikatan Pencak Silat Indonesia / IPSI) Inggris Raya (The Pencak Silat Federation Of The UK / PSF UK) Iran (Iran Pencak Silat Association / IPSA) Italia (Federazione Italiana Pencak Silat / FIPS) Jepang (Japan Pencak Silat Association / JAPSA) Kamboja (Cambodian Pencak Silat Federation / CPSF) Kanada (Canada Pencak Silat Federation / CPSF) Kazakhstan (Pencak Silat Kazakhstan / PSK) Korea Selatan (Korea Pencak Silat Federation / KPSF) Kyrgyzstan (Kyrgyzstan Pencak Silat Federation / KPSF) Laos (Pencak Silat Of Laos / PSL) Latvia (Pencak Silat Federation Latvia / PSVL) Malaysia (Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia / PESAKA) Mesir (Egyptian Federation Of Pencak Silat / EFPS) Myanmar (Myanmar Pencak Silat Association / MPSA) Nepal (Nepal Pencak Silat Martial Arts Association / NPSMAA) Pakistan (Pakistan Pencak Silat Federation / PAKSIF) Palestina (Palestina Association Of Seni Silat / PAOS) Prancis (Association France Pencak Silat / AFPS) Rusia (Russian Pencak Silat Federation / RPSF) 11



38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53.



Singapura (Persekutuan Silat Singapura / PERSISI) Siprus (Cyprus Pencak Silat Federation / CYPSF) Slovakia (Slovakia Pencak Silat Federation / SPSF) Spanyol (Pencak Silat Spanish Federation / PSSF) Sri Lanka (Pencak Silat Federation Srilangka / PSFS) Suriname (Suriname Pencak Silat Association / SPSA) Swiss (Pencak Silat Switzerland / PSVIS) Tajikistan (Tajikistan Pencak Silat Federation / TPSF) Thailand (Pencak Silat Association Of Thailand / PSAT) Timor Leste (Federasi Pencak Silat Timor Leste / FESTIL) Turki (Turkish Pencak Silat Association / TPSA) Turkmenistan (Turkmenistan Pencak Silat Federation / TPSF) Ukraina (Ukrainian Pencak Silat Federation / UPSF) Uzbekistan (Uzbekistan Pencak Silat Associaton / UPSA) Vietnam (Vietnam Pencak Silat Federation / VPSF) Yaman (Yemen Pencak Silat Federation / YPSF)



Organisasi-organisasi Pencak Silat tersebut telah diakui, diterima dan ditetapkan sebagai anggota PERSILAT. Tingkat kepengurusan PERSILAT terdiri dari Pengurus Federasi Pusat yang dipilih dan ditetapkan oleh dan dari anggota pendiri PERSILAT dalam Kongres PERSILAT dan 5 Pengurus Federasi Regional untuk region Asia, Eropa, Amerika, Pasifik dan Afrika, yang masing-masing dipilih dan diangkat oleh dan dari anggota region yang bersangkutan dalam Sidang Pleno Regional. Masa bakti Pengurus Federasi Pusat adalah 4 tahun dan masa bakti Pengurus Federasi Regional adalah 3 tahun. Lembaga tertinggi bagi PERSILAT dan semua anggotanya adalah Kongres atau Sidang Umum PERSILAT yang dilaksanakan 4 tahun sekali di tempat yang ditetapkan oleh Kongres PERSILAT sebelumnya. Peserta kongres ini adalah wakil-wakil Pengurus Pusat, anggota pendiri, Pengurus Kawasan, anggota bersekutu, anggota bergabung dan anggota muda.



Kode Etik Kode etik manusia Pencak Silat di seluruh dunia, yang disebut pesilat, adalah “Ikrar Pesilat”, yang berarti pernyataan janji manusia Pencak Silat kepada dirinya sendiri. Ikrar Pesilat terdiri dari 5 butir janji, yang naskah lengkapnya adalah sebagai berikut : 1. Pesilat adalah pribadi yang berbudi pekerti luhur. 2. Pesilat adalah insan yang menghormati sesamanya serta mencintai persaha-batan dan perdamaian. 3. Pesilat adalah insan yang selalu berpikir dan bertindak positif, kreatif dan dinamis. 4. Pesilat adalah kesatria yang menegakkan kebenaran, kejujuran dan keadilan serta senantiasa tahan uji dalam mengha-dapi godaan dan cobaan. 5. Pesilat adalah kesatria yang senantiasa mempertanggungjawabkan katakata dan perbuatannya.



12



Lambang PERSILAT dan penjelasannya disusun bersama oleh : Zahari (PERSISI), Oyong Karmayudha (IPSI) dan Zainal Abidin (PESAKA). Lambang tersebut disahkan oleh Kongres pertama PERSILAT tahun 1985. Setelah PERSIB ditetapkan sebagai Anggota Pendiri PERSILAT, lambang PERSILAT tersebut dilengkapi dengan gambar padi. Sejak Kongres PERSILAT pertama yang diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada tahun 1983 sampai Kongres PERSILAT yang ke7 pada bulan Desember 2005 in Singapura, Eddie M. Nalapraya selalu dipilih dan ditetapkan kembali sebagai Presiden PERSILAT. Presiden PERSILAT saat ini adalah Prabowo Subianto.



13



Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa 12:01 Unknown



PERSILAT, akronim dari Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa atau International Pencak Silat Federation, yang didirikan di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1980, adalah satu-satunya organisasi internasional Pencak Silat di dunia. Para pendiri PERSILAT, yaitu orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan idealisasi, memulai, berpikir, berdiskusi dan menyadari hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan PERSILAT, terdiri dari 13 tokoh yang berasal dari Indonesia (IPSI), Singapura (persisi) dan Malaysia (Kementerian Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga). Mereka adalah:  1. Tjokropranolo (Indonesia) 2. Eddie M. Nalapraya (Indonesia) 3. Junaedi (Indonesia) 4. Yanuarno (Indonesia) 5. Suhari Sapari (Indonesia) 6. Haryadi Mawardi (Indonesia) 7. Hisbullah Rachman (Indonesia) 8. Harsoyo (Indonesia) 9. Oyong Karmayudha (Indonesia) 10. Yacub Mohammad (Singapura) 11. Johari Urief (Singapura) 12. Rahman Hasan (Malaysia) 13. Zainal Abidin (Malaysia) Karena pada saat pendiriannya (1980) sampai dengan tahun 1983, PERSILAT dikelola secara kolektif oleh Presidium yang terdiri dari 7 anggota. Eddie M. Nalapraya ditentukan sebagai Ketua Presidium.Tugas Presidium adalah antara lain menyelenggarakan Kongres PERSILAT. Pertama PERSILAT Kongres ini diselenggarakan oleh Presidium pada tahun 1983 di Kuala Lumpur. 14



Prinsip-prinsip PERSILAT adalah persaudaraan, kekeluargaan, persatuan dan menghormati satu sama lain, dan non-diskriminasi terhadap kebangsaan dan agama.PERSILAT adalah organisasi non-politik. Visi PERSILAT adalah untuk membuat Pencak Silat sebagai olahraga yang menarik dan diminati di seluruh dunia. Misi PERSILAT adalah untuk membuat Pencak Silat sebagai bersaing / olahraga resmi di SEA Games, Asian Games, Commonwealth Games dan Olimpiade. Tujuan PERSILAT adalah: 1.



Untuk menemukan, memelihara, melestarikan, mengembangkan dan mempromosikan Pencak Silat dan nilai-nilai di seluruh dunia sebagai warisan budaya Nusantara bernilai tinggi yang memiliki aspek mental-spiritual, beladiri, seni dan olahraga sebagai satu kesatuan. 2. Untuk membangun, mengembangkan, mempersatukan dan menyelaraskan berbagai kegiatan antara organisasi Pencak Silat di berbagai negara. 3. Untuk membuat Pencak Silat sebagai sarana untuk membangun kepribadian yang utuh didedikasikan untuk Tuhan Yang Maha Esa, budi pekerti luhur, sopan, jujur dan adil, dan sederhana, dan bertanggung jawab dalam mewujudkan persaudaraan, kekeluargaan, kebersamaan, persatuan dan persahabatan antar bangsa juga sebagai dinamis, adil, beradab dan abadi perdamaian dunia. 4. Untuk mempertahankan dan menghormati kepentingan setiap anggota PERSILAT Pada dasarnya, setiap organisasi nasional / asosiasi Pencak Silat, baik yang yang telah diakui atau yang belum belum diakui oleh badan nasional yang berwenang, dapat menjadi anggota PERSILAT. Bahkan organisasi Pencak Silat yang belum berkualifikasi sebagai organisasi nasional, dapat menjadi anggota PERSILAT jika dianggap layak untuk mewakili negaranya. Setiap negara harus diwakili hanya oleh satu asosiasi nasional. Dalam kasus negara tertentu tidak memiliki tingkat nasional asosiasi Pencak Silat, keanggotaan hanya diberikan kepada satu organisasi Pencak Silat tertentu yang menurut pendapat PERSILAT dapat diterima sebagai anggota. Persilat memiliki empat tingkat keanggotaan, yaitu: Anggota Pendiri, Afiliasi Anggota, Anggota Asosiasi dan Junior Member. Pendiri Anggota adalah organisasi nasional Pencak Silat diakui untuk mewakili negaranegara tertentu pendiri PERSILAT, dalam hal ini terdiri dari: Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Persekutuan Silat Singapura (persisi), Kementerian Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Malaysia yang kemudian di Kongres pertama PERSILAT di Kuala Lumpur pada tahun 1985 diubah keanggotaannya ke Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) dan Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam (PERSIB) yang secara resmi dilantik sebagai Anggota Pendiri di Kongres kedua PERSILAT di Singapura pada tahun 1988. Berafiliasi Anggota adalah tingkat nasional asosiasi Pencak Silat atau organisasi Pencak Silat negara tertentu yang telah diakui anggota PERSILAT dan diakui oleh badan tingkat nasional yang berwenang untuk mengelola / bertanggung jawab untuk urusan Pencak Silat di negara yang bersangkutan. Pada dasarnya Afiliasi Anggota adalah status promosi anggota asosiasi. Associated Anggota adalah tingkat nasional Pencak Silat asosiasi atau organisasi Pencak Silat negara tertentu ada yang belum memenuhi kualifikasi keanggotaan tersebut, tetapi menurut pendapat saya menjadi PERSILAT mewakili negara yang bersangkutan dan telah diakui sebagai Associated Anggota PERSILAT. Pada dasarnya Anggota Associated adalah 15



status



promosi



Junior



Member.



Junior Member adalah organisasi Pencak Silat tunggal atau organisasi / individu yang telah ditunjuk untuk mewakili PERSILAT di negara yang bersangkutan dan diakui sebagai Junior Member PERSILAT. Tingkat dewan PERSILAT terdiri dari Federasi Badan Pusat, yang dipilih dan ditentukan oleh dan dari Anggota Pendiri PERSILAT dalam Kongres PERSILAT, dan 5 Federasi Regional Dewan untuk Asia, Eropa, Amerika, Pasifik dan Afrika, yang masing-masing adalah dipilih dan ditentukan oleh dan dari anggota daerah masing-masing dalam Rapat Pleno Daerah. Masa kerja Badan Pusat Federasi adalah 4 tahun dan masa kerja Federasi Regional Dewan 3 tahun. Lembaga tertinggi untuk PERSILAT dan seluruh anggotanya adalah Kongres atau Rapat Umum PERSILAT, yang diatur sekali dalam 4 tahun di lokasi yang ditentukan oleh PERSILAT Kongres sebelumnya. Peserta Kongres ini adalah perwakilan dari Badan Pusat, anggota pendiri, Dewan Daerah, anggota afiliasi, anggota asosiasi dan anggota junior. Kode etik lebar pria Pencak Silat dunia, yang disebut pesilat, adalah "Ikrar Pesilat", yang berarti deklarasi janji pesilat untuk dirinya sendiri. "Ikrar Pesilat" terdiri dari 5 poin dari janji, teks lengkap yaitu sebagai berikut: 1. Sebuah Pesilat adalah seorang individu yang memiliki budi pekerti luhur. 2. Sebuah Pesilat adalah orang yang menghormati sesamanya, dan mencintai persahabatan dan perdamaian. 3. Sebuah Pesilat adalah orang yang selalu berpikir dan bertindak positif, kreatif dan dinamis. 4. Sebuah Pesilat adalah seorang ksatria yang menjunjung tinggi kebenaran, kejujuran dan keadilan, dan selalu tangguh dalam menghadapi setiap cobaan dan godaan. 5. Sebuah Pesilat adalah ksatria yang selalu bertanggung jawab atas kata-kata dan perbuatannya. Lambang PERSILAT dan penjelasannya disusun bersama oleh Zahari (persisi), Oyong Karmayudha (IPSI) dan Zainal Abidin (PESAKA). Simbol disebutkan disahkan oleh 1.983 1st Kongres PERSILAT. Setelah PERSIB telah ditentukan sebagai anggota pendiri PERSILAT, simbol kata PERSILAT selesai dengan gambar padi. Sejak Kongres pertama PERSILAT diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada tahun 1983, sampai PERSILAT Kongres ketujuh pada Desember 2005 di Singapura, Eddie M. Nalapraya selalu dipilih dan ditentukan kembali sebagai Presiden PERSILAT. Personil struktur Dewan Pengurus Pusat periode 2004-2008 PERSILAT adalah sebagai berikut: 1. Pelindung 2. Presiden 3. Ketua Eksekutif 4. Wakil Ketua Eksekutif 5. Sekretaris Jenderal



: Rosano Barack : Eddie M. Nalapraya : Rachmat Gobel : Rustadi Effendi : Haryadi Anwar



Alamat Dewan Pusat PERSILAT adalah: Padepokan Pencak Silat Indonesia, Jl. Taman Mini I, Jakarta 13560, telepon: 021-8416011 ext. 399, 398, 396.



16