Sejarah Manajemen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I.



MODUL : SEJARAH MANAJEMEN 1. PEMIKIRAN AWAL MANAJEMEN a. Contoh-contoh pemikiran awal manajemen  Piramida Mesir Tidaklah mudah bagi kita untuk mengetahui asal usul manajemen, namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir yang dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tidak mungkin berdiri jika tidak ada seseorang yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir tenaga kerja serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan mengendalikan semua 



proses agar sesuai rencana. Venesia Contoh-contoh manajemen lainnya dapat dibuktikan sekitar tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang saat itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang umumnya terjadi di organisasi saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal, pada tiaptiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Selain bagian perakitan, orang Venesia mempunyai sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola tenaga kerja, dan sistem akuntansi untuk mengetahui pendapatan dan biaya-biaya.



b. The Wealth of Nations oleh Adam Smith Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam sejarah ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith mengenalkan teori ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang dapat diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu pembagian pekerjaan ke dalam tugas-tugas lebih khusus. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja



dapat



meningkatkan



produktivitas



dengan



meningkatnya



keterampilan tiap-tiap tenaga pekerja, menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja. c. Revolusi Industri 1



Peristiwa penting kedua dalam sejarah ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri ditandai dengan dimulainya penggunaan mesin yang menggantikan tenaga manusia. Peralihan ini mengakibatkan manajer-manajer saat itu membutuhkan teori yang dapat membantu



mereka



dalam



hal



spekulasi



permintaan,



memastikan



ketersediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli. 2. Teori Klasik a. Era Manajemen Ilmiah Perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur menandai era ini. Manajemen ilmiah dikenalkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya, Principles of Scientific Management, pada tahun 1911. Taylor memaparkan manajemen ilmiah melalui penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern. Munculnya pemikiran baru dari Henry Gantt dan keluarga Gilberth mendorong perkembangan manajemen ilmiah. Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Compan, menggagas ide bahwa seharusnya



seorang



mandor



mampu



memberi



pendidikan



kepada



karyawannya untuk bersifat rajin dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yaitu sebuah alat yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efesien. b. Teori Administratif Umum Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, 2



mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasardasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen. Exhibit MH-3 (Robbins, Stephen P. , p.59) 14 Prinsip Manajemen oleh Henry Fayol 1) Pembagian kerja (division of work) 2) Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility) 3) Disiplin (discipline) 4) Kesatuan perintah (unity of command) 5) Kesatuan pengarahan (unity of direction) 6) Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri (subordination of individual interests to the general interests) 7) Pembayaran upah yang adil (renumeration) 8) Pemusatan (centralisation) 9) Hirarki (hierarchy) 10) Tata tertib (order) 11) Keadilan (equity) 12) Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel) 13) Inisiatif (Inisiative) 14) Semangat kesatuan (esprits de corps)



3



Ide penting lainnya digagas oleh ahli sosiologi Jerman bernama Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut birokrasi yaitu bentuk organisasi yang lekat dengan pembagian kerja, hierarki yang jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci dan hubungan impersonal. Sayangnya, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak nyata. Dia bermaksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat diimplementasikan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar saat ini. Exhibit MH-4 (Ibid , p.60) Karakteristik Birokrasi Weber 1) 2) 3) 4) 5) 6)



Pembagian kerja Prinsip hierarki Seleksi formal Peraturan formal Sifat umum Orientasi karir



3. Era Manusia Sosial Tata perilaku menandai lahirnya era manusia sosial dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen sains. Namun, sampai tahun 1930-an masih belum mendapatkan pengakuan. Tokoh penting dibalik kelahiran era ini adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone. Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois. Eksperimen ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih minim pengaruhnya terhadap output tenaga kerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menaungi. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial merupakan penentu utama perilaku kerja individu. Gagasan penting lainnya datang dari Mary Parker Follet (1868–1933) yang menimba ilmu pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik. Follet menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada 4



tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosofi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan menyatukannya dengan tujuan individu maupun kelompok. Bisa dikatakan, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan. Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive pada tahun 1938 yang menggambarkan sebuah teori organisasi bertujuan merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif individu dan organisasi, Barnard menjelaskan pemisahan kata efektif-efisien. Menurut Barnard, efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah terpenuhinya motif-motif individu. Dia mendefinisikan organisasi formal sebagai sistem terpadu yang menjadikan kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi sebagai elemen universal, sementara itu pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan Teori Penerimaan Otoritas yang didasarkan pada gagasan bahwa atasan hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya. 4. Pendekatan Kuantitatif Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer untuk



membantu



manajemen



mengambil



keputusan.



Sebagai



contoh,



pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; dan lain-lain. Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki 5



"Whiz Kids." Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford. Era ini juga ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904). Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; produktivitas meningkat; pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas dan penurunan harga;



profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat



bertahan dalam bisnis; jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas. Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan



perencanaan,



kontrol,



dan



peningkatan



kualitas.



Juran



mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi dan diimplementasikan. 5. Era Modern Teori sistem adalah teori yang paling dasar di ilmu fisik, namun tidak pernah diterapkan utnuk mengatur kinerja manusia. Tahun 1938, Chester Barnard, seorang eksekutif perusahaan telepon, menulis buku pertamanya, The Functions of an Executive, mengenai fungsi organisasi seperti sistem kerjasama. Sayangnya, itu nyatanya tidak ada sampai tahun 1960, riset manajemen mulai melihat secara hati-hati pada teori sistem dan bagaimana teori itu berkaitan dengan organisasi. 6



Sistem adalah kumpulan unsur yang saling berhubungan dan saling bergantung satu sama lain. Ada dua tipe dasar sebuah sistem yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Sistem tertutup adalah



sistem yang tidak



dipengaruhi dan tidak berinteraksi dengan lingkungan mereka. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang saling berpengaruh dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Teori Manajemen awal hadir dengan prinsip manajemen yang mereka asumsikan umumnya dapat diterapkan pada bidang apa saja. Kemudian ada sebuah riset yang menemukan pengecualian beberapa prinsip tersebut. Sebagai contoh, pembagian kerja yang bermanfaat dan sangat berfungsi tetapi pekerjaan benar-benar menjadi sangat spesifik. Birokrasi sangat dibutuhkan di berbagai situasi, tetapi di situasi lain, struktur lain dirasa lebih efektif. Manajemen tidak hanya berdasarkan pada prinsip sederhana yang dapat diterapkan di semua situasi. Perbedaan dan perubahan situasi



menuntut seorang manajer untuk



menggunakan pendekatan dan teknik yang berbeda pula. Pendekatan kemungkinan (Contingency Approaches) atau bisa dikatakan pendekatan situasional mengatakan bahwa organisasi itu berbeda, menghadapi situasi yang berbeda dan menghendaki adanya cara berbeda untuk mengelolanya. Exhibit MH-8 ( Ibid , p.66) Variabel Kemungkinan 



Ukuran organisasi : semakin meningkat ukurannya, maka dibutuhkan







koordinasi pada masalah yang mungkin ditimbulkan. Rutinitas kerja teknologi : untuk meraih tujuan organisasi, sebuah organisasi menggunakan teknologi. Rutinitas teknologi menghendaki adanya struktur







organisasi, gaya kepemimpinan dan sistem kontrol yang berbeda pula. Ketidaktentuan lingkungan : tingkat ketidaktentuan disebabkan oleh







perubahan lingkungan yang mempengaruhi proses manajemen. Perbedaan individu : individu berbeda pada keinginan mereka untuk bertumbuh, otonomi dan toleransi dan harapan. Perbedaan individu ini sangat penting bagi seorang manajer saat manajer menyeleksi motif dorongan, gaya kepemimpinan dan gambaran pekerjaan.



II.



DEFINISI MANAJEMEN 7



Secara etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa Italia “maneggiare” yang berarti mengendalikan. Kata manajemen juga diadopsi bahasa Perancis dari bahasa Inggris “ménagement” yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Jadi kata manajemen erat kaitannya dengan mengatur, mengendalikan dan mengelola. Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya organisasi (Daft, Richard L. , p.6). Definisi manajemen tersebut mengandung 2 (dua) inti penting yaitu : 1. Empat fungsi manajemen, antara lain perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. 2. Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien III.



EMPAT FUNGSI MANAJEMEN Fungsi manajemen adalah pedoman seorang manajer dalam mengatur dan mengendalikan suatu perusahaan. Tentunya sangat dibutuhkan ketrampilan yang tinggi oleh seorang manajer untuk menjalankan keempat fungsi tersebut. Hal ini disebabkan karena keempat fungsi tersebut adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam arti, keempat fungsi itu saling berhubungan dan mendukung satu sama lain. Apabila terjadi gangguan pada salah satu fungsi maka akan berakibat juga terhadap fungsi lainnya. 1. PERENCANAAN (PLANNING) Perencanaan adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan menentukan tujuan untuk kinerja masa depan, memutuskan tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Daft, Richard L. , p.7). Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan baik tujuan umum maupun tujuan khusus dan menentukan cara terbaik untuk mencapainya. Tentunya diperlukan ketrampilan tinggi oleh seorang manajer untuk membangun dan menentukan suatu rencana, tidak hanya rencana utama melainkan juga rencana alternatif untuk menghindari hal-hal yang tidak terduga. Setelah itu manajer mengevaluasi berbagai rencana dan menentukan manakah rencana yang dirasa sesuai dengan tujuan perusahaan.



8



Perencanaan adalah bagian terpenting dalam suatu perusahaan karena tanpa perencanaan maka fungsi-fungsi manajemen lainnya tidak akan berjalan. 2. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING) Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan penentuan dan pengelompokan tugas ke dalam departemen, serta alokasi sumber daya ke dalam departemen (Ibid , p.7). Pengorganisasian bertujuan untuk memudahkan seorang manajer dalam mengatur, mengawasi dan menentukan penempatan tenaga kerja karena adanya pembagian tugas. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil. 3.



KEPEMIMPINAN (LEADING) Kepemimpinan adalah fungsi manajemen menggunakan pengaruh untuk memberikan motivasi kepada karyawan sehingga mencapai tujuan organisasi (Ibid , p.8). Pengarahan oleh manajer ini dibutuhkan agar terbentuk suatu budaya kebersamaan yang disertai pengkomunikasian tujuan perusahaan dan masukanmasukan yang dapat memotivasi tidak hanya tenaga kerja / karyawan tetapi juga seluruh departemen, divisi dan individu lain yang terlibat agar kinerja semua anggota perusahaan meningkat.



4. PENGENDALIAN (CONTROLLING) Pengendalian adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan pengawasan aktivitas karyawan, pertahanan organisasi pada jalur pemenuhan tujuan dan pengoreksian bila diperlukan (Ibid , p.8). Pengendalian dalam suatu perusahaan dilakukan untuk memastikan bahwa proses yang sedang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan berjalan dengan baik atau tidak. Pengendalian disini bukanlah tekanan, tetapi lebih dimaksudkan pada kontrol pelatihan, pemantauan dam pemeriksaan apabila terjadi ketidaksesuaian dengan yang diharapkan dalam kinerja tenaga kerja. Jadi apabila terjadi hambatan, manajer dapat mengoreksi dan menentukan solusi yang harus dilakukan. 9



IV.



KINERJA ORGANISASIONAL Organisasi adalah kemampuan organisasi untuk mempertahankan tujuannya dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien (Ibid , p.9). Definisi manajemen mengandung dua inti penting yaitu pelaksanaan fungsifungsi manajemen dan pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Kinerja organisasi berkaitan dengan proses penggunaan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Tugas manajer disini adalah mengawasi penggunaan sumber daya apakah sudah digunakan secara bijak atau belum, apakah sudah digunakan secara efektif dan efisien atau belum. Efektivitas adalah sejauh mana organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan (Ibid , p.9). Efisiensi adalah sumber daya minimal yang diperlukan --bahan mentah, uang dan orang-- untuk menghasilkan sejumlah produksi yang diinginkan (Ibid , p.9). Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan organisasional secara efektif dan efisien. Organisasi merupakan faktor penting yang berkaitan dengan cara pencapaian tujuan. Organisasi menjadi bagian dari masyarakat, dan para manajer bertanggungjawab untuk memastikan agar sumber daya yang ada digunakan secara bijak guna mencapai tujuan – tujuan organisasional. Organisasi (Organization) secara formal sebagai suatu entitas yang diarahkan oleh tujuan dan dibangun secara sengaja (Ibid, p. 9). Entitas social berarti terdiri atas dua orang atau lebih. Diarahkan oleh tujuan berarti dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Dibangun secara sengaja berarti bahwa ada pembagian tugas, dan tanggung jawab pencapaian tugas tersebut dibebankan kepada anggota organisasi. Definisi ini berlaku untuk semua organisasi baik organisasi profit maupun nonprofit. Organisasi profit adalah suatu organisasi yang orientasinya mencari keuntungan, sedangkan .isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba ( diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen pada tanggal 20 Februari 2014 17.03 ). 10



Berdasarkan definisi manajemen yang telah dipaparkan , tanggung jawab manajer adalah mengoordinasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi. Efektivitas (Effectiveness) organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang dikerjakannya (Op.cit, p.9). Efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan. Efisiensi (Efficiency) organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional (Daft, Richard L. , p.9). Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa. Jika efisiensi dan efektivitas dilakukan dengan semaksimal mungkin bisa dimungkinkan tujuan organisasi tersebut akan tercapai dengan baik. Penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien adalah tanggung jawab terbesar seorang manajer agar tercapainya tujuantujuan organisasional. V.



KETERAMPILAN MANAJEMEN Tugas



manajer



bersifat



kompleks



dan



multidimensional



sehingga



memerlukan berbagai keterampilan. Keterampilan – keterampilan yang diperlukan untuk mengatur sebuah departemen atau organisasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori : 1. Keterampilan Konseptual 2. Keterampilan Interpersonal 3. Keterampilan Teknis. Semua manajer harus memiliki semua jenis keterampilan tersebut agar dapat bekerja secara efektif. 1. Keterampilan Konseptual Keterampilan Konseptual adalah kemampuan kognitif untuk melihat organisasi sebagai suatu sistem utuh dan hubungan antar bagiannya (Ibid, p.11). Keterampilan konseptual mencakup pemikiran,



pemrosesan pemikiran,



pemrosesan informasi, dan kemampuan perencanaan manajer. Kemampuan ini 11



berarti kemampuan untuk berpikir strategis , memiliki pandangan secara luas dan berjangka panjang, serta untuk mengidentifikasi,



mengevaluasi, dan



memecahkan berbagai persoalan rumit. Keterampilan ini lebih dikhususkan untuk manajer puncak, karena banyak tanggung jawab yang dipikul oleh manajer puncak seperti pengambilan keputusan , alokasi sumber daya, dan inovasi yang membutuhkan pandangan yang luas. 2. Keterampilan Interpersonal Keterampilan Interpersonal (antarpribadi) adalah kemampuan manajer untuk bekerja dengan dan melalui orang lain, serta bekerja secara efektif sebagai anggota tim (Ibid, p.11). Keterampilan ini tercermin lewat kemampuan manajer untuk berhubungan dengan orang lain, termasuk memotivasi, memfasilitasi, mengoordinasi, memimpin, mengkomunikasikan, dan menyelesaikan konlik. Seorang manajer dengan keterampilan interpersonal memungkinkan bahwa bawahannya merasa termotivasi untuk bekerja dengan baik karena manajernya memberikan apresiasi terhadap bawahannya yang berprestasi baik. 3. KemampuanTeknis Kemampuan



Teknis



adalah



pemahaman



dan



penguasaan



dalam



melaksanakan tugas tertentu (Ibid, p.12). Kemampuan ini mencakup penguasaan metode, teknik, dan peralatan yang digunakan dalam fungsi-fungsi tertentu seperti rekayasa, manufaktur, atau keuangan. Keterampilan ini juga mencakup pengetahuan khusus, kemampuan analisis, serta kompetensi penggunaan alat dan teknik untuk menyelesaikan masalah dalam disiplin tertentu. VI.



JENIS-JENIS MANAJEMEN Para manajer menggunakan kemampuan konseptual, interpersonal, dan teknis untuk melakukan ketiga fungsi manajemen tersebut yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian di semua organisasi termasuk perusahaan besar maupun kecil, perusahaan barang maupun jasa, organisasi profit maupun nonprofit, atau organisasi tradisional maupun 12



berbasis internet. Akan tetapi, tidak semua pekerjaaan manajer sama. Para manajer bertanggungjawab terhadap berbagai departemen, bekerja di beragam tingkat yang berbeda dalam hierarki, dan memenuhi tuntutan yang berbeda-beda dalam mencapai kinerja tinggi. Oleh karena itu manajemen dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan perbedaan vertikal dan perbedaan horizontal. 1. PerbedaanVertikal Penentu utama pekerjaan manajer adalah tingkatan hierarkis. Tingkatan ini dibedakan berdasarkan seberapa besar tugas yang dipikul oleh seorang manajer. 



Manajer Puncak Manajer puncak adalah manajer yang berada pada puncak hierarki dan bertanggungjawab atas keseluruhan organisasi (Ibid, p.15). Mereka disebut sebagai presiden, direktur, direktur eksekutif, CEO, dan wakil presiden eksekutif. Manajer puncak bertanggungjawab menentukan tujuan-tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan tersebut, memonitor dan menafsirkan lingkungan eksternal, dan membuat



keputusan



yang



memengaruhi



seluruh



organisasi,



mengomunikasikan visi bersama organisasi, membentuk budaya korporat , dan memupuk semangat kewiraswastaan yang dapat membantu perusahaan berinovasi dan mengimbangi perusahaan yang 



terjadi secara cepat. Manajer Menengah Manajer menengah adalah manajer yang bekerja pada tingkat menengah organisasi dan bertanggungjawab atas unit usaha dan departemen utama (Ibid, p.15). Contoh manajer bagian menengah adalah kepala departemen, kepala divisi, manajer kendali mutu, dan direktur laboratorium penelitian. Tugas manajer menengah adalah menerapkan strategi dan kebijakan umum yang ditetapkan oleh manajer puncak. Akan tetapi dewasa ini tugas manajer menengah berubah karena ada percepatan aliran







informasi sehingga mempercepat pengambilan keputusan. Manajer Proyek Manajer proyek adalah seorang manajer yang bertanggungjawab untuk proyek pekerjaan sementara yang melibatkan partisipasi orang







yang datang dari berbagai fungsi dan tingkatan organisasi (Ibid, p.16). Manajer Lini Pertama 13



Manajer lini pertama adalah seorang manajer yang berada pada tingkatan pertama atau kedua manajemen dan secara langsung bertanggungjawab atas produksi barang dan jasa (Ibid, p.16). Mereka adalah supervisor, manajer lini, kepala bagian, dan kepala kantor. Mereka bertanggungjawab terhadap kelompok karyawan nonmanajemen. Fokus utama mereka adalah penerapan aturan dan prosedur untuk mencapai produksi secara efisien, memberikan bantuanteknis, dan memotivasi bawahan. Kerangka waktu di tingkatan ini sangat pendek, dengan penekanan utama untuk mencapai tujuan harian. 2. Perbedaan Horizontal  Manajer Fungsional Manajer fungsional adalah seorang manajer yang bertanggungjawab atas departemen yang menjalankan tugas fungsional tunggal dan memiliki karyawan dengan pelatihan dan keahlian yang serupa (Ibid, 



p.16). Manajer Umum Manajer umum adalah seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap beberapa departemen yang menjalankan fungsi berbeda (Ibid, p.17).



VII. PERAN MANAJER Aktifitas yang dilakukan oleh manajer dapat dibagi menjadi sepuluh peran. Peran tersebut merupakan kumpulan harapan atas perilaku manajer. Peran-peran ini dibagi menjadi tiga kategori konseptual :   



Informasi (mengelola dengan informasi) Antarpribadi (mengelola melalui orang) Keputusan (mengelola melalui tindakan) Masing-masing peran menunjukkan aktifitas yang dilakukan manajer hingga



pada



akhirnya



melakukan



fungsi



perencanaan,



pengorganisasian,



kepemimpinan dan pengendalian. Peran



informasi



menjelaskan



kegiatan



yang



digunakan



untuk



mempertahankan dan mengembangkan jaringan informasi. Dalam kategori ini, 14



terdiri dari tiga peran, yaitu pengawasan, penyebarluas dan juru bicara. Peran pengawasan dilakukan dengan mencari informasi terkini dari banyak sumber. Sehingga manajer memperoleh informasi dari pihak lain dan membaca singkat bahan tertulis agar mereka tetap mendapatkan informasi dengan baik. Selanjutnya, peran penyebarluas dan juru bicara. Kedua peran tersebut merupakan kebalikan karena dalam peran penyebarluas, manajer menyebarkan informasi ke anggota organisasi yang lain, sedangkan juru bicara harus menyampaikan informasi kepada pihak luar yang mungkin ingin menggunakannya. Peran antarpribadi berkaitan dengan hubungan dengan orang lain dengan keahlian manusia. Dalam kategori ini, terdapat tiga peran, yaitu peran figur kepala, pemimpin. Peran figur kepala biasanya menangani aktifitas resmi dan simbolis untuk organisasi atau departemen. Peran pemimpin mencakup hubungan dengan bawahan, termasuk pemberian motivasi, komunikasi, dan pengaruh. Peran penghubung berkaitan dengan perkembangan informasi, baik di dalam maupun luar organisasi. Peran keputusan ini relevan dalam peristiwa dimana manajer harus menentukan pilihan dan mengambil tindakan. Peran ini sering kali memerlukan keterampilan konseptual dan manusia. Dalam kategori ini, terdiri dari empat peran, yaitu peran wirausahawan, penyelesai masalah, pembagi sumber daya dan negosiator. Peran wirausaha mencakup inisiatif melakukan perubahan. Manajer menyadari adanya masalah dan mencari proyek perbaikan yang akan mengkoreksi masalah tersebut. Peran penyelesai gangguan mencakup penyelesain konflik diantara bawahan atau departemen si manajer dengan departemen lainnya. Peran pembagi sumber daya bermanfaat dalam keputusan mengalokasikan orang, waktu, peralatan, anggaran dan sumber daya lainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Peran negosiator berkaitan dengan negosiasi dan tawar-menawar secara resmi untuk mendapatkan hasil bagi unit yang menjadi tanggung jawab manajer.



VIII. MANAJEMEN DI USAHA KECIL DAN ORGANISASI NIRLABA Lingkungan usaha kecil menjadi semakin rumit karena pengaruh teknologi, globalisasi, aturan pemerintah dan permintaan pelanggan yang semakin meningkat. 15



Manajemen yang solid merupakan kunci keberhasilan, namun usaha kecil terkadang menghadapi kesulitan untuk mengembangkan keahlian manajemen yang diperlukan agar tetap bertahan dalam lingkungan yang kompleks. Manajer pada usaha kecil cenderung menekankan peranan yang berbeda dari manajer di perusahaan besar. Manajer di usaha kecil sering kali melihat bahwa peranan yang paling penting adalah sebagai juru bicara karena mereka harus mempromosikan perusahaan kecil yang tumbuh ke dunia luar. Peranan wirausaha juga sangat penting dalam usaha kecil, karena manajer harus kreatif dan membantu organisasi dalam mengembangkan ide-ide baru agar tetap kompetitif. Organisasi nirlaba juga menunjukkan pemanfaatan talenta manajemen yang sangat



besar.



Fungsi



perencanaan,



pengorganisasian,



kepemimpinan



dan



pengendalian berlaku untuk organisasi nirlaba, sebagaimana halnya untuk organisasi bisnis, dan manajer pada organisasi nirlaba menggunakan keterampilan dan melakukan aktivitas yang serupa pula. Perbedaan utamanya adalah manajer dalam bisnis mengarahkan aktivitas mereka pada upaya untuk menghasilkan uang untuk perusahaan, sedangkan manajer pada organisasi nirlaba mengarahkan upaya mereka untuk menghasilkan sedikit pengaruh sosial. Sumber daya keuangan untuk organisasi nirlaba umumnya berasal dari pendanaan pemerintah, hibah, sumbangan dan buka dari penjualan produk atau jasa kepada para pelanggan. Untuk organisasi nirlaba, layanan atau jasa diberikan kepada klien yang tidak membayar, dan masalah utama bagi banyak organisasi adalah menjaga arus dana yang stabil agar dapat terus beroperasi. Manajer nirlaba harus berkomitmen untuk melayani klien dengan sumber daya yang terbatas, sekaligus fokus untuk mempertahankan biaya operasionalnya agar tetap dapat serendah mungkin.



IX. MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN KERJA BARU Perubahan lingkungan yang cepat menyebabkan transformasi mendasar yang menimbulkan pengaruh dramatis terhadap pekerjaan manajer. Karakeristik utama dari lingkungan kerja baru terpusat pada informasi dan ide, daripada mesin dan aktiva fisik. 16







Kekuatan pada Organisasi Organisasi semakin menggunakan teknologi jaringan digital untuk menghubungkan karyawan dan mitra perusahaan yang beroperasi di tempat berjauhan. Semakin banyaknya penggunaan teknologi “nirkabel” (wireless technology),



juga



memperluas



opsi



tersebut,



sehingga



benar-benar



memungkinkan orang bekerja praktis dimana saja dan tidak hanya dari sebuah komputer yang disambungkan dengan jaringan perusahaan. Salah satu kemajuan teknologi terbesar adalah internet. Perusahaan mengembangkan intranet dan ekstranet, system komunikasi yang menggunakan teknologi pemasok, mitra, subkontraktor, serta pemegang secara bersamaan dalam arus informasi tanpa batas. Internet teknologi baru lainnya berkaitan erat dengan globalisasi, yaitu kekuatan lain yang dengan signifikan memengaruhi organisasi. Orang di seluruh dunia terhubung dalam arus informasi, uang, ide, produk dan ketergantungan semakin meningkat. 



Kompetensi Manajemen Baru Tidak semua pekerjaan manajer akan sama. Manajer mengandalkan ketrampilan dan melakukan aktivitas berbeda, yang bergantung pada tingkatan hierarki dan tanggung jawab kerjanya. Manajer sering kali memberikan supervise kepada karyawan yang tersebar di lokasi yang berbeda, sehingga memerlukan pendekatan kepemimpinan baru yang lebih terpusat pada mentoring dan pemberian arang serta dukungan, daripada pemberian perintah dan memastikan perintah diikuti. Daripada memiliki fokus tunggal pada laba, manajer saat ini harus mengakui bahwa titik krisis penting adalah tetap berhubungan dengan karyawan dan pelanggan. Di beberapa organisasi, manajer hampir saja mengabaikan laba dan lebih memerhatikan upaya untuk membangun hubungan dengan pelanggan. Keberhasilan di tempat kerja yang baru bergantung pada kekuatan dan kualitas hubungan kolaborasi (kerja sama). Kemitraan, baik di dalam organisasi ,maupun pelanggan di luar, pemasok dan bahkan dengan para pesaing diakui merupakan kunci untuk menjadi organisasi pemenang. Tantangan manajemen yang penting di lingkungan kerja baru adalah untuk membangun organisasi pembelajaran, dengan menciptakan iklim organisasi yang menghargai percobaan dan pengambilan risiko, menerapkan teknologi baru, menoleransi



17



kesalahan dan kegagalan, serta menghargai pemikiran nontradisional dan pembagian pengetahuan. Peranan manajer tidak hanya mengambil keputusan, tetapi juga menciptakan



kemampuan



pembelajaran,



dimana



setiap



orang



bebas



bereksperimen dan mempelajari yang terbaik. 



Apilkasi : Mengelola Krisis dan Peristiwa Tidak Terduga Organisasi menghadapi berbagai tingkatan krisis setiap harinya, mulai dari hilangnya data komputer, hingga tuduhan melakukan diskriminasi rasial, pabrik yang terbakar atau wabah flu. Namun demikian, krisis organisasi ini semakin sulit di tingkat global. Berkaitan dengan peristiwa tidak terduga yang selalu menjadi bagian dari pekerjaan manajer, dunia kita telah menjadi begitu cepat, saling terkait dan kompleks sehingga peristiwa tidak terduga terjadi lebih sering, diikuti dampak yang lebih besar dan menyakitkan. Seluruh kompetensi dan keterampilan manajemen baru menjadi sangat penting bagi para manajer di lingkungan seperti ini. Selain itu, manajemen krisis menjadi kebutuhan yang meningkat sehingga menambah tuntutan terhadap manajer saat ini. Beberapa pemikiran terbaru



mengenai



manajemen



krisis



menimbulkan



pentingnya



lima



a.



keterampilan kepemimpinan, yaitu : Tetap tenang Emosi seorang pemimpin biasanya menular, sehingga pemimpin



b.



harus tetap tenang, fokus dan optimis menghadapi masa depan. Tetap terlihat Ketika dunia manusia menjadi ambigu dan tidak pasti, orang



c.



memerlukan adanya sesorang yang memegang kendali. Memprioritaskan orang sebelum bisnis Perusahaan yang mengatasi krisis terbaik, apakah krisis besar atau kecil, adalah perusahaan yang memiliki manajer yang dapat membuat



d.



orang dan perasaan manusiawi sebagai prioritas mereka. Menyampaikan kebenaran Manajer harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber, melakukan hal terbaik yang dapat mereka lakukan,



e.



terbuka dan bersikap apa adanya terhadap hal yang sedang terjadi. Tahu kapan saatnya untuk kembali Meskipun manajer harus mengedepankan kebutuhan fisik dan emosional orang, mereka juga perlu untuk kembali berbisnis secepat mungkin. Perusahaan harus tetap berjalan dan kebanyakn orang ingin menjadi bagian dari proses pembangun kembali, merasa bahwa mereka 18



memiliki rumah di dalam perusahaan dan sesuatu yang dapat diharapkan. Manajemen krisis merupakan aspek yang penting dalam pekerjaan setiap manajer, khususnya dalam waktu yang penuh pergolakan seperti sekarang ini. Sekarang adalah waktu yang menantang untuk memasuki bidang manajemen.



19



RINGKASAN MATERI 1. Modul a. Pemikiran Manajemen Awal Belajar mengenai sejarah sangatlah penting karena hal tersebut dapat membantu kita untuk melihat asal mula praktek manajemen saat ini dan mengetahui apa yang telah dikerjakan maupun yang belum dikerjakan. Contoh dari praktek manajemen awal terlihat pada konstruksi piramida Mesir dan penyimpanan alat senjata di Venice. Salah satu peristiwa sejarah penting adalah publikasi The Wealth of Nations dari Adam Smith, di mana dia berpendapat mengenai manfaat pembagian tenaga kerja ( spesialisasi pekerjaan ). Selain itu, dengan adanya Revolusi Industri menjadi sangat ekonomis bagi industri manufaktur



daripada industri rumah tangga. Manajer dibutuhkan untuk



mengelola industri dan membutuhkan teori manajemen formal untuk memandu kinerja mereka. b. Teori Klasik Frederick W. Taylor, yang dikenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah, belajar secara otodidak menggunakan prinsip ilmiah untuk menemukan cara terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan. Kontribusi utama The Gilbrenth yaitu menemukan gerakan efisien hand-and-body, serta peralatan dan perlengkapan khusus untuk mengoptimalkan semua usaha bisnis melainkan fungsi nyata dari semua fungsi bisnis. Dia mengembangkan



14 prinsip



manajemen dari berbagai macam konsep manajemen yang telah ada. Weber mendeskripsikan tipe ideal suatu organisasi dinamakan birokrasi, karakteristik yang sampai saat ini dimiliki oleh organisasi besar. Manager saat ini menggunakan konsep manajemen ilmiah ketika mereka menganalisis tugas dasar suatu pekerjaan yang harus ditunjukkan, menggunakan ilmu gerak dan waktu untuk menghilangkan gerakan pemborosan, merekrut tenaga kerja yang memenuhi persyaratan pekerjaan dan merencanakan sistem insentif berdasarkan hasil usaha. Mereka menggunakan teori administrasi umum pada fungsi



20



manajemen dan struktur organisasi sehingga sumber daya dapat digunakan secara efektif dan efisien. c. Era Manusia Sosial Advokat OB ( Robert Owen, Hugo Munsterberg, Mary Parker Follet dan Chester Barnard ) menyumbangkan banyak ide, tapi semua percaya bahwa orang-orang adalah aset paling berharga dari suatu organisasi dan maka dari itu perlu dikelola. The Hawthorne Studies secara dramatis mempengaruhi peraturan di suatu organisasi, d. Pendekatan Kuantitatif e. Era Modern 2. Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya organisasi. 3. Empat fungsi manajemen meliputi : a. Perencanaan adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan menentukan tujuan untuk kinerja masa depan, memutuskan tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. b. Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan penentuan dan pengelompokan tugas ke dalam departemen, serta alokasi sumber daya ke dalam departemen. c. Kepemimpinan adalah fungsi manajemen menggunakan pengaruh untuk memberikan motivasi kepada karyawan sehingga mencapai tujuan organisasi. d. Pengendalian adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan pengawasan aktivitas karyawan, pertahanan organisasi pada jalur pemenuhan tujuan dan pengoreksian bila diperlukan. 4. Kinerja Organisasional a. Organisasi adalah kemampuan organisasi untuk mempertahankan tujuannya dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien. b. Efektivitas adalah sejauh mana organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan. c. Efisiensi adalah sumber daya minimal yang diperlukan --bahan mentah, uang dan orang-- untuk menghasilkan sejumlah produksi yang diinginkan. 5. Keterampilan Manajemen a. Keterampilan Konseptual adalah kemampuan kognitif untuk melihat organisasi sebagai suatu sistem utuh dan hubungan antar bagiannya. b. Keterampilan Interpersonal adalah kemampuan manajer untuk bekerja dengan dan melalui orang lain, serta bekerja secara efektif sebagai anggota tim. 21



c. Kemampuan



Teknis



adalah



pemahaman



dan



penguasaan



dalam



melaksanakan tugas tertentu. 6. Jenis Manajemen a. PerbedaanVertikal Penentu utama pekerjaan manajer adalah tingkatan hierarkis. Tingkatan ini dibedakan berdasarkan seberapa besar tugas yang dipikul oleh seorang manajer. Tingkatannya yaitu manajer puncak, manajer menengah, manajer proyek dan manajer lini pertama. b. Perbedaan Horizontal  Manajer Fungsional Manajer fungsional adalah seorang manajer yang bertanggungjawab atas departemen yang menjalankan tugas fungsional tunggal dan 



memiliki karyawan dengan pelatihan dan keahlian yang serupa. Manajer Umum Manajer umum adalah seorang manajer yang bertanggungjawab



terhadap beberapa departemen yang menjalankan fungsi berbeda. 7. Peran Manajer a. Informasi (mengelola dengan informasi) b. Antarpribadi (mengelola melalui orang) c. Keputusan (mengelola melalui tindakan) 8. Manajemen di Usaha Kecil dan Organisasi Nirlaba Manajer pada usaha kecil cenderung menekankan peranan yang berbeda dari manajer di perusahaan besar. Manajer di usaha kecil sering kali melihat bahwa peranan yang paling penting adalah sebagai juru bicara karena mereka harus mempromosikan perusahaan kecil yang tumbuh ke dunia luar. Organisasi nirlaba juga menunjukkan pemanfaatan talenta manajemen yang sangat besar. Fungsi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian berlaku untuk organisasi nirlaba, sebagaimana halnya untuk organisasi bisnis, dan manajer pada organisasi nirlaba menggunakan keterampilan dan melakukan aktivitas yang serupa pula. Perbedaan utamanya adalah manajer dalam bisnis mengarahkan aktivitas mereka pada upaya untuk menghasilkan uang untuk perusahaan, sedangkan manajer pada organisasi nirlaba mengarahkan upaya mereka untuk menghasilkan sedikit pengaruh sosial. 9. Manajemen dan Lingkungan Kerja Baru a. Kekuatan pada Organisasi



22



Organisasi semakin menggunakan teknologi jaringan digital untuk menghubungkan karyawan dan mitra perusahaan yang beroperasi di tempat berjauhan. Semakin banyaknya penggunaan teknologi “nirkabel” (wireless technology), juga memperluas opsi tersebut, sehingga benar-benar memungkinkan orang bekerja praktis dimana saja dan tidak hanya dari sebuah komputer yang disambungkan dengan jaringan perusahaan. b. Kompetensi Manajemen Baru Tantangan manajemen yang penting di lingkungan kerja baru adalah untuk membangun organisasi pembelajaran, dengan menciptakan iklim organisasi yang menghargai percobaan dan pengambilan risiko, menerapkan teknologi baru, menoleransi kesalahan dan kegagalan, serta menghargai pemikiran nontradisional dan pembagian pengetahuan. c. Mengelola Krisis dan Peristiwa Tidak Terduga



CATATAN AKHIR Daft, Richard L. , “New Era of Management, 9th Edition”, (Jakarta, 2010), p.5-31 Robbins, Stephen P. , “Management, 11th Edition”, (United States, 2012), p.55-66 Manajemen diakses dari dari http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen pada tanggal 20 Februari 2014 17.03



23



1. 2. 3. 4. 5.



Daft. , p.34 Ibid , p.36 Robbin. , p.23 Op.cit. , p.37 Daft. , p.12



24