Sejarah Musik PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEJARAH SENI MUSIK (Pratik Hari Yuwono)



PENDAHULUAN Pada umumnya mata pelajaran Sejarah Musik dipahami sebagai suatu pengetahuan tentang musik yang berisi terutama cerita atau paparan lahir dan berkembangnya musik-musik secara kronologis dari awal hingga kini. Ada beberapa buku Sejarah Musik yang ditulis dengan penekanan yang berbeda-beda pula, misalnya penulisnya lebih menekankan aspek bentuk musik (musical form), atau perkembangan gaya musik (musical style), tetapi juga ada yang memilih penekanan pada aspek pencipta (composer) dan gaya hidup (life style) masyarakat sekitarnya pada waktu itu dalam suatu paparan lengkap gambaran kebudayaannya. Bagi para pelajar musik terutama tingkat-tingkat



pemula,



mereka



acapkali belajar



Sejarah Musik dengan sekadar mengikuti pelajaran saja, tidak berupaya memiliki buku, jika memiliki buku pun hanya dibaca dengan hafalan saja. Membaca buku Sejarah Musik dengan teknik membaca pemahaman sungguh belum terbiasa.



Hal itu bisa dipahami



karena para



pelajar tingkat pemula itu belum bisa berkonsentrasi penuh membaca dengan cara memahami isi buku. Mereka masih bergulat dengan tugas-tugas praktikal berlatih keras memainkan instrumen musik pilihannya untuk mengejar ketertinggalan atau meningkatkan kualitas psikomotoriknya. Dari pengalaman mengajar di depan kelas bertahun-tahun, pertanyaan kepada mahasiswa baru apakah mereka masih ingat bagian dari sejarah nasional kita, atau mereka tahu bagian dari sejarah dunia, ternyata mayoritas tidak menjawab. Hanya sedikit sekali yang masih mengingat tentang perang kemerdekaan, atau hampir tidak berminat untuk mengingat kembali apa yang sesungguhnya mereka telah pelajari di tingkat sekolah sebelumnya. Jika sejarah bangsa sendiri saja diabaikan, bagaimana dengan sejarah dunia dan atau sejarah kebudayaan dunia? Padahal Sejarah Musik berlatarbelakang peradaban dan budaya Barat sejak periode Yunani. Tampaknya



bagi



masyarakat primitif



musik merupakan cara alami untuk



mengekspresikan emosi-emosi yang mendasar seperti bahagia, ma- rah, cinta, dan juga rasa kagum terhadap hal-hal ghaib atau kekuatan alami. Sebagian dari musik dicipta untuk mengiringi tari-tarian ritual atau orang bekerja. Ketukan kaki dan tepukan tangan diduga merupakan instrumen pertama mereka. Secara bertahap kemudian orang mulai menemukan cara memproduksi suara yaitu dari cekungan semacam buah labu yang dipukul dengan tongkat atau dengan ditiup. Setelah memperhalus bunyi-bunyi tersebut mereka mulai mengkombinasikan



nada-nada dan ritme dengan berbagai cara sehingga lahirlah seni musik. Namun pada tahap tersebut seni musik masih jauh dari pengertian musik serius atau musik sebagai seni murni (fine art) karena masih dipenuhi dengan dorongan-dorongan emosi primitif. Selama kurang lebih 2000 tahun, para musisi memperhalus elemen-elemen musik, mengembang- kan dan mengorganisasikan ke dalam struktur yang lebih kompleks. Dengan suatu kekuatan mendramatisasi suasana maka tercapailah kondisi musik serius seperti yang kita dengar saat ini. Bila kita perhatikan dugaan proses lahirnya seni musik tersebut, maka secara keseluruhan me- miliki kemiripan dengan teori evolusi kebudayaan Morgan yang menyatakan bahwa masyarakat manusia berevolusi melalui tiga tahap perkembangan. Pada tingkat pertama yang berlangsung sebelum penemuan tembikar, yaitu pada saat ditemukannya api, musik masih sangat sederhana. Pada saat itu, di samping musik dihasilkan melalui penggunaan tubuh mereka sendiri sebagai instrumen, juga dengan memukul benda-benda. Kemudian, setelah busur panah ditemukan timbullah ide untuk mengembangkan alat musik berdawai. Di samping itu timbul pula ide untuk membuat musik pengiring upacara ritual sebelum berburu yang gerakan-gerakannya menirukan tingkah laku binatang-binatang. Pada jaman Barbar, saat manusia menemukan keramik, yang disusul dengan awal dari ketrampilan beternak dan bertani, berkembanglah musik pengiring orang bekerja dan juga pengiring ritual syukuran, misalnya saat panen. Karena pada masa ini orang sudah pandai membuat logam maka dibuatlah alat-alat musik perkusi seperti gong, gamelan, dan sebagainya. Ketika memasuki tahap sivilisasi, manusia mulai mengenal tulisan sehingga tumbuhlah ide untuk menotasikan dan mempublikasikan musik. Dengan demikian terjadilah interaksi yang baik di antara konsep dan praktik musik. Sejak itu musik mengalami perkembangan yang intensif hingga mencapai puncaknya dan mengalami perubahan besar setelah melewati abad ke20. Sumber-sumber tertulis baik dalam bentuk catatan-catatan, notasi musik, maupun teori musik, merupakan bahan primer dalam penyusunan sejarah musik. Sementara itu relief-relief yang terukir pada dinding gua-gua dan kuburan-kuburan merupakan data-data sekunder. Datadata musikal mengenai musik tertua di Eropa ialah musik Yunani, sementara itu di Timur ialah Mezopotamia (kira-kra tahun 3000 SM), sedangkan di Asia ialah Cina dan India. Musik klasik (non tradisional) yang kita kenal sekarang berawal dari Eropa abad ke-6 SM. Sebelum



masa itu Eropa juga menggunakan lat-alat musik yang sama dengan yang ada di Timur dan Asia, yaitu alat musik petik atau berdawai. Ide-ide teoritis



bangsa-bangsa



di luar



Eropa pada beberapa abad sebelumnya



merupakan waris- an yang berharga, namun karena terikat oleh tradi- si, maka musik serius atau klasik dan juga instrumen-instrumen mereka tidak berkembang terlalu jauh dari aslinya. Walaupun demikian sementara kebudayaan musik di Eropa cenderung sejalan atau menyatu karena antara satu bangsa dengan bangsa yang lainnya senantiasa berinteraksi, sehingga musikmusik non Eropa memiliki varian yang sangat kaya. Kini



idiom-idiom



musik



tersebut



menjadi daya tarik para komponis klasik sebagai



bahan komposisi dan penyelidikan ilmuwan-ilmuwan musik. Walaupun juga tidak terhindar dari keterkaitannya dengan kepercayaan terhadap hal-hal mistis, bangsa Eropa berusaha melepaskan diri dari tradisi yang mengikatnya bahkan mungkin juga keyakinan agamanya. Sehubungan dengan itu, dengan konsep pemikiran rasional mereka memformulasikan dan mengembangkan konsep-konsep dasar teori musik. Penemuan-penemuan dalam bidang teori musik kemudian dikembangkan oleh para musisi, maka dengan adanya interaksi di antara penemuan teori musik dan pembuatan musik maka evolusipun terjadi secara bertahap dan melahirkan beraneka ragam jenis dan corak musik hingga kini.



Defenisi dan Ruang Lingkup Sejarah Musik Sejarah Musik sesungguhnya sama seperti sejarah-sejarah pada umumnya, namun sedikit berbeda karena yang dipaparkan adalah ‗musik‘ yang mengandung aspek bunyi (audible). Sejarah yang mencatat semua peristiwa dan fenomena penting terkait dengan adanya musik sejak zaman kuno hingga kini yang meliputi periode- periode secara kronologis: Yunani Kuno (6000 SM hingga 500 SM); Abad Pertengahan (500 SM hingga 1200 M); Renaisan (Abad ke-13 hingga Abad ke-16); Barok (Abad ke-17); Klasik (Abad ke-18); Romantik (Abad ke-19); dan Modern (Abad ke-20 hingga Sekarang) semua itu sesungguhnya adalah Sejarah Musik Barat meliputi musik-musik yang berada dalam lingkup kebudayaan Eropa Barat (Western Cultu re). Kata ‗Barat‘ dalam konteks pendidikan seni khususnya musik acapkali masih menjadi isyu yang kurang konstruktif. Bagi orang Barat, Sejarah Musik banyak ditulis mulai dari periode Abad Pertengahan, penulisnya pasti beranggapan bahwa sejarah musik harus berisi paparan tentang musik-musik



yang bisa diper- tanggungjawabkan secara historis, yak- ni memiliki bukti otentik tertulis (notasi) dan ada bunyinya yang setidaknya bisa dimainkan lagi (rekonstruksi). Sedangkan penulis lain ada yang berkeyakinan memulai dengan periode Yunani Kuno yang sesungguhnya belum sepenuhnya historis namun arkeologis. Pada periode Yunani Kuno memang sudah terjadi perilaku orang bermusik dalam budaya mereka, namun artefak-artefak yang ditinggalkan hingga kini masih berupa gambar-gambar di kuil, batu nisan, dan pot-pot bunga, serta ceritacerita tentang kehidupan para dewa-dewi dalam mitologi mereka. Terkait dengan dualisme model penulisan Sejarah Musik itu, untuk keperluan pembelajaran Sejarah Musik bagi kelas pelajar pemula sebaiknya kita pilihkan yang kedua, Sejarah Musik yang dimulai dengan sedikit pengetahuan tentang periode Yunani Kuno akan bermanfaat sekali untuk memberikan keluasan pandangan tentang cikal-bakal dunia Barat. Hal ini bukan atas dasar alasan agar pembelajaran menjadi rumit, namun perlu diketahui oleh para murid bahwa kebudayaan Yunani Kuno adalah penting sebagai cikalbakal kebudayaan Barat (yang kelak hingga kini mendunia) dan bisa dipahami secara seimbang. Dalam konteks filsafat, pikiran- pikiran para filsuf Yunani Kuno telah terbukti menjadi peletak dasar bagi adanya pengetahuan-pengetahun ilmiah (saintifik) kemudian hari. Bangsa Yunani Kuno sadar mereka telah menciptakan cerita- cerita khayal dalam mitologinya, namun dengan sadar pula mereka menerapkan hal itu menjadi ilmu-ilmu pengetahuan yang realistis. Mereka telah terbukti mampu mengalihkan pengetahuan mitologisnya (mitos) menjadi pengetahuanpengetahuan logik (logos). Kata ‗Barat‘ menjadi kata yang masih banyak diperdebatkan bilamana terkait dengan musik. Para pelajar musik pemula sering memertanyakan kata itu karena bingung dengan komentar teman atau keluarga mereka, mengapa harus belajar musik Barat dan bukannya belajar musik bangsa sendiri? Pertanyaan semacam itu terus ada terkait dengan pendidikan musik, sekalipun demikian tidak terjadi bagi mereka yang belajar sastra Inggris, Perancis, dan bahkan bahasa Rusia. Agaknya belajar bahasa asing kini sudah biasa, tetapi jika menyangkut belajar musik yang instrumen-instrumen musiknya seperti biola, piano, gitar, drum, trumpet, dan flu- te bisa dianggap asing. Kata ‗Barat‘ bagi bangsa kita terkadang dipersempit konotasinya dengan ―orang bule‖, ‗penjajah‘, ―bukan Timur seperti kita‖, ―bukan tradisi kita sendiri‖ dan lain sebagainya yang semua sebutan itu sedikit negatif atau kurang konstruktif. Sebagian dari masya rakat kita memang masih mengalami trauma berkepanjangan atas penjajahan oleh orang Barat,



namun banyak juga yang sekadar gemar menghafal slogan-slogan anti penjajah yang notabene hanya oleh Belanda, Inggris, dan Portugis padahal Jepang juga menjajah kita dengan sangat kejam tetapi kita sudah melupakannya. Definisi atas Sejarah Musik sudah sangat jelas seperti disebutkan di atas, sedangkan ruang lingkupnya juga demi- kian jelas. Ciri khas Sejarah Musik selain benar-benar historis namun juga memiliki notasi musik yang bisa direkonstruksi dengan cara dimainkan lagi. Materi pembelajaran Sejarah Musik yang lengkap bisa meliputi aspek bentuk musik, gaya musik, jenis-jenis musik, komposer, musisi, notasi, instrumen, budaya, tradisi, seni, dan corak sosialyang melingkupinya. Sejarah Musik sangat terkait dengan sejarah arsitektur dan seni rupa di Barat sejak periode Kuno hingga Modern.



A. Zaman Pra sejarah Musik dikenal sejak kehadiran manusia Homo sapien yakni sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. 1. bersumber dari benda-benda yang ada di sekelilingnya, seperti batu, kayu yang dipukulpukul membentuk ritme 2. Kulit binatang yang digunakan sebagai pakaian diletakkan pada rongga kayu membentuk gendang 3. tulang kaki kering hewan buruan, kayu yang berongga ditiupya dan mengeluarkan bunyi. 4. Kicauan burung yang ditirukan dan membentuk melodi 5. Mulai mengenal penamaan benda dan suara menjadi musik vokal Berfungsi sebagai sarana hiburan pribadi dan sarana ritual.



B. Zaman sejarah Bangsa Mesir kuno mulai pada 3500 SM telah menggunakan instrumen-instrumen musik yang hingga sekarang masih digunakan, yaitu Harpa, lyra, mandolin dan seruling. Bangsa Yunani 1. Sudah memahami Jauh sebelum masehi berlangsung. 2. Pada jaman ini mulai dikenal adanya musik liturgi atau doa-doa dalam nyanyian. 3. Bangsa Yunani dapat disebut bangsa pemilik musik kuno terpenting. 4. Bangsa Yunani kuno menggunakan musik untuk keperluan ritual kepercayaan. 5. Lima abad sebelum Masehi, musik Yunani yang tergolong etnis-religius ini bagi mereka sangat tinggi kedudukannya. Musik, puisi dan tarian berhubungan dengan erat. Para ahli musik pada zaman itu adalah: Aischylos (525 – 456), Sophocles (496 – 406), Pythagoras (sekitar 550), Aristoteles (384 – 322) dan Aristoxenos (sekitar 325).



Lukisan pada vas Yunani kuno



Instrumen musik Yunani Kuno Ciri-ciri musik jaman Kuno : 1. Musiknya sama sekali belum berbentuk, jenis musik masih sangat primitif. 2. Lebih banyak digunakan untuk upacara yang bersifat religious 3. Penggunaan unsur ritmis masih sangat dominan dan penggunaan istrumen musik yang masih sangat sederhana



C. Jaman Pertengahan (1000 - 1500) 1. Abad pertengahan adalah jaman antara hilangnya kebudayaan antik (kuno serta primitif) 2. timbulnya kebudayaan baru (renaissance) 3. penemuan sistem membaca notasi oleh Guido Aretinius d'arrezo dari prancis. 4. Musik pada jaman ini mengalami perkembangan yang pesat. 5. Pusat kebudayaan pada abad ini ada pada gereja. 6. pada jaman ini musik liturgi berkembang pesat. Salah seorang seniman besar yang menciptakan musik liturgi adalah ST. Ambrosius. Perubahan yang sangat besar terjadi ketika Paus Gregorius Agung I Menciptakan karya musik dengan menggunakan melodi, tetapi tanpa iringan. Musik yang demikian disebut dengan



Gregorian.



Ciri-ciri musik abad pertengahan : -



Peranan paduan suara yang menyanyikan lebih dari satu suara semakain berkembang



-



Ditemukannya notasi dan pencatatan nada



-



Masuknya musik keduniawian bersuara satu



-



Berkembangnya musik polyphoni (Lagu bersuara banyak)



-



Berkembangnya nyanyian keagamaan dan untuk pertama kalinya nama-nama komponis muncul dalam sejarah.



Tokoh musik : Guido d' arezo, (1050), Willem Guilaume Dufay (1400), Adam de la halle (1287), Hanz Sachs (1471)



D. Jaman Renaisance (1500 - 1600) Renaissance memiliki arti lahir kembali. Pada zaman ini manusia dianggap lahir kembali, individu melepaskan diri dari belenggu kolektifitas dan menjadi pribadi yang mencari corak sendiri. Zaman Reanaissance ini dimulai setelah Abad Pertengahan. 1. Musik klasik yang digubah pada Zaman Renaisans, sekitar tahun 1450 sampai dengan 1600. 2. Penentuan batas awal zaman musik ini sulit dilakukan karena tidak terdapat perubahan besar dalam musik pada abad ke-15. 3. perkembangannya mendapatkan ciri-ciri "Renaisans" secara bertahap. Zaman ini berlangsung sesudah Zaman Pertengahan dan sebelum Zaman Barok.



Beberapa komponis dari zaman ini adalah: Giovanni Pierluigi da Palestrina, Orlande de Lassus, dan William Byrd. Giovani Gabrieli, Galilei, Jean Baptiste Lully, Giovanni Pierluigi da Palestrina, Josquin des pres, Martin Luther King.



Ciri-ciri musik :



-



Berkembangnya musik romantis, nyanyian keperwiraan dan musik acapella.



-



Musik gereja mengalami kemunduran



-



Banyak perubahan tempo dan dinamik yang tajam, melodi lagunya masih pendek



-



Bentuk lagunya missa dan fantasia



-



Mulai dikenalnya alat musik Orgel dan piano



-



Sifat kebersamaan menurun dan sifat egoisme menonjol



-



Munculnya musik instrumentalia



-



Pertumbuhan musik gereja Protestan



E. Jaman Barok dan Rokoko 1. Musik Barok adalah musik klasik barat yang digubah pada Zaman Barok (Baroque), kirakira antara tahun 1600 dan 1750. 2. Zaman ini berlangsung sesudah Zaman Renaisans dan sebelum Zaman Klasik. Beberapa komponis Zaman Barok adalah Claudio Monteverdi, Henry Purcell, Johann Sebastian Bach, Jean-Philippe Rameau, George Frideric Handel, dan Antonio Vivaldi.



Ciri-ciri musik: -



Pemakaian nada hiasan dan penggunaan tanda dinamika yang dominan.



-



Orang lebih suka pada kelincahan dalam gerak-gerik musik



-



Musik opera mulai berkembang



F. Jaman Klasik (1750 - 1820) 1. Zaman Klasik atau Periode Klasik dalam sejarah musik Barat berlangsung selama sebagian besar abad ke-18 sampai dengan awal abad ke-19 2. Zaman klasik berada di antara Zaman Barok dan Zaman Romantik.



Beberapa komponis zaman klasik adalah: Joseph Haydn, Muzio Clementi, Johann Ladislaus Dussek, Andrea Luchesi, Antonio Salieri dan Carl Philipp Emanuel Bach. Komponis yang paling terkenal dari zaman ini adalah Wolfgang



Amadeus



Mozart



dan



Ludwig



van



Beethoven.



Ciri Musik Pada Zaman Klasik: -



Menggunakan peralihan dinamik dari lembut sampai keras atau (cressendo)dan dari keras menjadi lembut(decrssendo).



-



Perubahan-perubahan



tempo



dengan



percepatan



atau



(accelerando)



dan



perlambatan(ritardando) -



Hiasan / ornamentik diperhemat pemakaiannya.



-



Pemakaian akord 3 nada.



G. Jaman Romantik (1820 - 1900) -



Zaman Romantik dalam sejarah musik Barat berlangsung dari sekitar awal 1800-an sampai dengan dekade pertama abad ke-20.



-



Zaman ini berlangsung sesudah Zaman Klasik dan sebelum Zaman Modern.



-



Musik Zaman Romantik dikaitkan dengan Gerakan Romantik pada sastra, seni, dan filsafat, walaupun pembatasan zaman yang digunakan dalam musikologi sekarang sangat berbeda dari pembatasan zaman ini dalam seni yang lain (yaitu 1780-an sampai dengan 1840-an).



Beberapa komponis dari zaman ini Franz Schubert, Johann Strauss, Sr., Felix Mendelssohn, Frédéric Chopin, Robert Schumann, Richard Wagner, Giuseppe Verdi, Hector Berlioz, dan Johannes Brahms.



Ciri ciri Musik: -



Menitik beratkan pada emosi yang berlebihan



-



Musiknya menggambarkan rasa ke akuan yang sangat menonjol.



-



Perasaan mulai melepaskan diri dari rasio akal



-



Perubahan tiba-tiba dalam dinamika dan tempo yang sangat dahsyat.



H. Jaman Modern (1900 – sekarang) 1.Mulai dikenalnya perangkat tekhnologi modern dalam musik 2. Dimulainya era industri dalam musik melalui tekhnologi rekaman/recording



Pengaruh Musik Arab Terhadap Musik Dunia



Bangsa Moor dari Arab pernah menjajah Spanyol dan Portugis pada tahun 711 – 1492. Sehingga budaya Spanyol dan Portugis pada waktu itu dipengaruhi oleh budaya Arab. Budaya ini disebut dengan Moresco, yaitu pengaruh budaya orang Arab dari Suku Moor. Peninggalan ini lebih dikenal dengan nama Budaya Al Andalusia. Di Andalusia Spanyol pada Abad XI merupakan pusat pembuatan alat musik Arab. Diperkirakan, bahwa berbagai alat musik klasik yang ada di Eropa berasal dari Arab. Misalnya Lute berasal dari Gambus, Biola dari Rebab, Gitar dari Qitara, dsb. Musik troubador di Perancis mempunyai kesamaan dengan yang ada di Arab. Misal lain, do, re, mi, fa, sol, la, si juga ada kesamaan dengan sistim Arab: Durr-i-Mufassal - dal, ra, mim, fa, sad, lam.



Lute/oud



Sejarah Musik Nusantara A. Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha -



Pada masa ini, musik dipakai sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat



-



bunyian yang dihasilkan oleh anggota badan atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis.



-



Instrumen atau alat musik yang digunakan umumnya berasal dari alam sekitarnya.



Talempong Batu



Nekara



B. Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha -



Pada masa ini, berkembanglah musik- musik istana



-



musik tidak hanya dipakai sebagai bagian ritual saja, tetapi juga dalam kegiatan- kegiatan keistanaan (sebagai sarana hiburan para tamu raja).



-



Musik istana yang berkembang adalah musik gamelan.



Relief Karmawibangga di Candi Borobudur



Instrumen gong pada relief Candi Panataran



C. Masa setelah masuknya pengaruh Islam -



Selain berdagang dan menyebarkan agama islam, para pedagang arab juga memperkenalkan musik mereka



-



Alat musik mereka berupa gambus & rebana dari proses itulah muncul orkes- orkes gambus Nusantara.



Gambus D. Masa Kolonialisme -



Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh besar dalam perkembangan musik Indonesia.



-



Para pendatang ini memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka, misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele.



-



Mereka pun membawa sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Itulah masa- masa perkembangan musik modern Indonesia. Saat itu,para musisi Indonesia menciptakan sajian musik yang merupakan perpaduan musik barat dan musik Indonesia . Sajian musik itu dikenal sebagai musik keroncong.



-



Konsep Musik Kata ‗musik‘ yang berasal dari mi- tologi Yunani perlu dijelaskan sebagai kata bentukan dari kata bahasa Inggris: music = muse + ic, sesuatu yang bersifat muse atau seni para muse (the art of the Muses). Konon Muses adalah sebutan jamak dari para muse ialah para dewi nyanyian, mu- sik, tarian, dan ilmu pengetahuan—yang berjumlah



sembilan,



anak-anak



dewa Zeus (god) dan dewi Mnemosyne (memo- ri). Muse (bhs. Yunani:Mousa atau Moi- sa; bhs. Latin:Musa dalam kepercayaan mitologi Yunani-Romawi), sekelompok bersaudara dewi-



dewi yang kurang jelas keterangannya tetapi benar-benar kuno, mereka tinggal di Bukit Helicon, Boeotia, Yunani. Konon mereka datang dari Pieria di Macedonia, tetapi sesungguhnya Pieria ada di Yunani. Sembilan dewi itu: (1) Clio (sejarah), (2) Euterpe (puisi lirik), (3) Thalia (komedi), (4) Melpomene (tragedi), (5) Terspsichore (tarian), (6) Erato (puisi cin- ta), (7) Polyhymnia (himne, kemudian juga pantomim), (8) Urania (astronomi), dan (9) Caliope (puisi epik). Penyair wanita Sappho sering disebut sebagai muse ke-10. Pengetahuan tentang patung-patung mereka hanya sedikit, tetapi cerita-cerita yang ada menunjukkan bahwa mereka terkait dengan festival yang diadakan setiap em- pat tahun sekali di Thespiae dekat Helicon dan sebuah kontes (Museia)—diduga seka- li sebagai awal dari praktik menyanyi dan bermain musik. Mereka mungkin sekali aslinya adalah dewi-dewi yang dijadikan sebagai patron dari puisi-puisi pada awal- nya, kemudian meluas termasuk kepada semua bentuk



seni



bebas



dan



sains—di sini mereka dihubungkan dengan lemba- ga-lembaga



semacam museum (Mouseion, tempat tinggal Muses) di Alexandria, Me- sir (Croon, 1965: 138139). Konsep dari seorang sufi besar In- dia bernama Hazrat Inayat Khan, bisa di- katakan mewakili dunia Timur dalam pe- mikirannya tentang musik yang berbeda dengan Barat. Ia berpikir musik itu bersifat surgawi yang bisa digunakan untuk meli- hat Tuhan bebas dari segala bentuk dan pemikiran. Bagian dari tradisi kerakyatan India meyakini bahwa kata ‗musik‘ berasal ketika nabi Musa menerima perintah Tu- han di Gunung Sinai dengan kata-kata‖ Musa ke!— Musa mendengar, atau Musa merenungkan—dan wahyu yang diturun- kan kepadanya adalah nada dan irama. Musik diyakini dari kata musake. Menurut- nya kisah ini tidak boleh dipahami sebagai penjelasan etimologis (Khan, 2002: 3-7). Jika pertanyaan ‗kapan‘ musik mulai ada, jawabnya sudah bisa didapat - kan yakni sekitar tahun 6000 SM dengan adanya gendang dan bedug tersebut. Dari 14 subjek yang kelak menjadi pengetahuan dan ilmu, Musik menempati urutan ke- 8, setelah kesadaran tentang Religi yakni sejak dunia mulai diciptakan pada urutan ke-1 dan Teknologi sebagai urutan ke-2 pada sekitar tahun 2600000 SM, dan sete- rusnya. pengetahuan



tenatng



Berikut adalah kronologi bidang- bidang



bagaimana kedudukan seni, musik dan ilmu secara historis.



Tabel 1. Kronologi Bidang-bidang Pengeta- huan (disadur dari Timelines‖ Encyclopedia Britannica 2006)



Subjek Pengetahuan Waktu Mulai Religi Awal waktu Teknologi 2600000 SM SENI Sekitar 30000 Ekologi Sekitar 20000 Kehidupan sehariSekitar 12000 Obat-obatan Sekitar 10000 Arsitektur Sekitar 7000 SM MUSIK Sekitar 6000 SM Olahraga Sekitar 5200 SM Perihal Wanita Sekitar 3500 SM Sastra Sekitar 3000 SM Eksplorasi Sekitar 2900 SM Perihal Anak Sekitar 2600 SM ILMU Sekitar 600 SM Konsep Barat Kata ‗Barat‘ bisa dijadikan topik kecil untuk perenungan bagi para murid yang bisa diambil dari dari buku-buku yang re- levan. Contohnya adalah artikel berjudul ―Kebudayaan Eropa Berdasar Tafsiran Jan Romein‖ dalam buku Brouwer: Studi Budaya Dasar (1984: 91213) yang cukup ringkas dan jelas menggambarkan bah- wa Barat itu memang berbeda dengan Timur—oleh karena sejarahnya, bukan karena faktor-faktor lain—sekaligus tidak dalam konteks menghadap-hadapkan Ba- rat



dengan



Timur.



Penuturan



Brouwer atas teori Jan



Romein tentang Kebudayaan Eropa (Barat) sungguh konstruktif dan ti- dak memihak. Jika atmosfer kurang ber- sahabat dengan kata Barat itu hingga kini masih ada, merupakan representasi dari pikiran-pikiran yang sukar maju dan tidak adil. To Thi Anh, seorang wanita Vietnam yang memiliki masa kelam dalam perang dengan Amerika, pada tahun 1974 menu- lis sebuah buku yang memuat pandangan- nya tentang hubungan Timur-Barat dari aspek budaya seperti berikut: Sepanjang sejarah, pertemuan antara Timur dan Barat lebih berbentuk persaingan, konflik, dan perang daripada saling mengerti, bersahabat, dan ker- jasama. Bagi



kebanyakan orang Timur, ―Barat‖ selalu dihubungkan dengan kapitalisme, teknologi, dan imperial- isme. Bagi orang Barat, ―Timur‖ selalu dikaitkan dengan kelebihan penduduk, kemiskinan, dan keterikatan pada masa lampau. Pada kedua belah pihak ada prasangka, ketidaktahuan, dan salah in- formasi (To Thi Anh, 1974: 1).



Konsep Klasik Sejarah Musik selalu meliputi suatu ruang lingkup musik klasik. Kata ‗klasik‘ berasal dari kata ‗kelas‘ + ‗ik‘ (akhiran), yang berarti ‗berkelas‘. Musik klasik (kata ‗klasik‘ dengan huruf ‗k‘ kecil) meliputi semua musik yang sifatnya abadi, serius, seni, dan bukan untuk keseangan semata dan seadanya. Musik yang diciptakan un- tuk tujuan keindahan, bukan semata-mata untuk menghibur seperti musik hiburan. Oleh karena itu objek Sejarah Musik me- liputi semua karya musik dari zaman ke zaman yang bercirikan sifat-sifat tersebut dan abadi, sejak sebelum Kristus lahir (Se- belum Masehi) hingga era Modern Abad ke-20 dan seterusnya. Penggunaan kata ‗klasik‘ untuk musik itu berbeda makna dengan penyebutan suatu periode sejarah musik Klasik Wina (Vienna Classic Style) yakni musik-musik Hydn, Mozart, Beet- hoven pada pertengahan Abad ke-18 di Austria, khususnya kota Wina.



Sifat Ilmiah Musik Sifat ilmiah pada musik dapat dicari indikatornya justeru pada aspek sejarahnya. Sejarah Musik hingga kini telah disusun secara sistemik oleh para sejara- wan musik yang didukung terutama oleh para arkeolog dan musikolog. Menurut Peter R. Senn, ilmu adalah suatu hasil upaya manusia untuk memperadab dirinya, melalui berbagai macam cara dan upaya mendapatkan kebenaran (Suriasumantri, 2009: 110). Sesuai dengan teori itu, Sejarah Musik telah menemukan jalannya sendiri secara logis, objektif, analitik, kronolo- gis, dan sistemik—menjadi pengetahuan ilmiah,



pengetahuan



yang memenuhi



KESIMPULAN Pembelajaran Sejarah Musik bisa lebih menarik dan bermanfaat bagi para murid untuk jika pengajar berupaya keras mengeksplorasi dengan menambahkan materi-materi informasi dari



bidang-bi- dang lain. Untuk belajar teori, komposisi, maupun praktik musik, semuanya memerlukan pengetahuan dasar perkem- bangan musik yang idealnya dipaparkan bukan secara verbal saja tetapi juga secara audio dan visual. Hambatan bahwa murid kurang memiliki pengetahuan lain di luar bidang musik bisa diatasi dengan menyi- sipkan informasi-informasi seperti kebu- dayaan, sejarah umum, mitologi, dan khu- susnya pengetahuan tentang ‗Barat‘ agar mereka semakin tahu pentingnya berwa- wasan luas.



DAFTAR PUSTAKA Anh, T. T. 1984. Nilai Budaya Timur dan Barat: konflik atau harmoni?, Terjema- han John Yap Pareira. Jakarta: Pener- bit PT Gramedia. Brouwer, M. A. W. 1984. Studi Budaya Dasar, Bandung: Penerbit Alumni. Croon, J. H. 1965. The Encyclopedia of The Classical World, Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Ferris, J. 2008. Music: The Art of Listening, New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Khan, H. I. 2002. Dimensi Mistik Musik dan Bunyi. Terjemahan Subagijono dan Fungky Kusnaedy Timur dari The Mysticism of Sound and Music. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Sufi. Machlis, J. 1955. The Enjoyment of Music: An Introduction to Perceptive Listening, New York: W.W. Norton & Company, Inc. McNeill, R. J. 1998. Sejarah Musik: Musik 1760 Sampai Dengan Akhir Abad Ke 20, Jilid 2. Jakarta: PT BPK Gunung. Nicolle, D. 2000. History of Medieval Life: A Guide to Life from 1000 to 1500 AD, London: Cancellor Press. Rossi & Rafferty. 1963. Music Through The Centuries, Boston: Bruce Humphries Publishers. Scholes, P. A. 1978. The Concise Oxford Dic- tionary of Music, Second Edition, ed- ited by John Owen Ward, London: Oxford University Press. Sukartini, S. - Djojohadikusumo. 1984. Mi- tologi Yunani. Jakarta: Penerbit Djambatan. Suriasumantri, J. S. 2009. Ilmu dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangan Ten- tang Hakekat Ilmu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.



Wright, C. 2011. Listening to Western Music, Sixth Edition. Boston: Schirmer Cen- gage Learning.