Seminar Tambang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I.



JUDUL



OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS LOADER AUTOMATION SYSTEM (LAS) R1600 MINEGEM PADA PANEL 1, 2, 3, 7, 9 LEVEL EXTRACTION UNDERGROUND MINE DEEP ORE ZONE



(DOZ) PT. FREEPORT



INDONESIA KABUPATEN MIMIKA PROVINSI PAPUA II.



LATAR BELAKANG MASALAH PT. Freeport Indonesia adalah salah satu perusahaan tambang terbesar di



dunia yang menerapkan dua metode penambangan yaitu tambang terbuka (surface mine) dan tambang bawah tanah (underground mine). Material atau bahan galian yang dihasilkan adalah tembaga (Cu) dan emas (Au). Salah satu sistem penambangan bawah tanah (underground mine system) yang ada di PT. Freeport Indonesia (PT.FI) adalah metode ambrukan (block caving method) yang diterapkan di deep ore zone (DOZ). Daerah tambang bawah tanah DOZ level extraction memiliki area-area yang mempunyai resiko sangat tinggi seperti semburan lumpur basah (wet muck) yang keluar dari lubang penarikan (draw point) dan batuan bawah tanah yang sudah rentan runtuh terutama area panel 1, 2, 3, 7, dan 9. Kedaan ini membuat resiko kerja bagi para karyawan yang bekerja pada level extraction sangat tinggi, terutama bagi para karyawan yang melakukan penarikan material pada level extraction untuk masingmasing panel tersebut dengan menggunakan Load Haul Dump (LHD) R1600 secara manual karena sewaktu-waktu semburan lumpur basah (wet muck) bila keluar dari lubang penarikan material (draw point) dengan volume yang cukup besar maka operator Load Haul Dump (LHD) R1600 bisa tertimbun dan menyebabkan fatality, oleh sebab itu diperlukan adanya sebuah terobosan baru mengenai cara pengambilan material (muck) yang lebih baik dan aman (safety) bagi operator namun tetap dapat mencapai target produksi yang telah ditentukan. Sistem minegem yang dipasang pada Load Haul Dump (LHD) R1600 atau yang sering disebut Loader Auotomation System (LAS) minegem merupakan salah satu alternative yang di pakai oleh PT.FI untuk



1



mencegah karyawan dari semburan lumpur basah. Sistem kerja LAS minegem ini membuat operator tidak berada di dalam kabin Load Haul Dump (LHD) R1600 seperti biasanya, namun operator akan berada pada control room minegem dengan jarak yang cukup aman untuk mengoperasikan LAS minegem tanpa harus masuk ke dalam area-area panel tersebut. Pada saat ini PT. Freeport Indonesia memiliki 8 (delapan) unit LAS minegem yang melakukan operasi di 5 (lima) panel yang berbeda yaitu panel 1, 2, 3, 7, dan 9



dengan memiliki jumlah sasaran produksi yang



mencapai 240.351 ton/bulan. Pada kenyataan di lapangan target produksi tersebut belum tercapai dengan baik, oleh sebab itu objek penelitian ini ditekankan pada evaluasi kinerja LAS Minegem yang telah beroperasi namun perlu dioptimalkan dengan baik. III.



RUMUSAN MASALAH Pada kajian ini akan dibahas sistem pengoperasian Loader Automation System



(LAS) R1600 minegem secara umum dan cara mengoptimalkan produktivitas Loader Automation System (LAS) R1600 minegem yang akan disesuaikan dengan target produksi. Penggunaan Loader Automation System (LAS) R1600 minegem yang kurang baik di PT. Freeport Indonesia pada saat ini memunculkan permasalahan yakni target produksi yang tidak tercapai dengan baik, ketersediaan alat LAS minegem, dan produktivitas yang tidak tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan. IV.



BATASAN MASALAH Pada



penelitian



ini



penulis



hanya



terfokus



pada



masalah



sistem



pengoperasian, evaluasi kinerja, produktivitas, dan ketersediaan alat Loader Automation System (LAS) R1600 minegem yang di operasikan pada panel 1, 2, 3, 7, 9 level extraction tambang bawah tanah deep ore zone (DOZ) PT.Freeport Indonesia.



2



V.



TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :



1. Untuk mengetahui sistem operasional Loader Automation System (LAS) minegem secara umum. 2. Untuk menghitung produksi LAS minegem yang beroperasi pada 5 (lima) panel yang berbeda yaitu panel 1, 2, 3, 7 dan 9 pada level extraction tambang bawah tanah deep ore zone (DOZ) PT.Freeport Inonesia. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat dalam pencapaian produksi dari masing-masing panel yang telah ditentukan. 4. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam mengatasi faktor-faktor penghambat tersebut. VI.



METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang diartikan



sebagai prosedur pemecahan masalah yang dikehendaki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada penemuan fakta-fakta (fact finding) sebagaimana keadaan sebenarnya (Nawawi dan Martini, 1996 : 73). Penelitian ini menggabungkan antara teori dan kenyataan yang terdapat di lapangan. Dari kedua hal itu maka dapat ditarik pendekatan terhadap permasalahan yang timbul. Sehingga dapat dicarikan pemecahan masalah tersebut. Urut-urutan kegiatan yang akan ditempuh sebagai berikut: a. Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, antara lain : 1. Buku referensi 2. Penelitian yang pernah dilakukan oleh perusahaan.



3



3. Peta-peta, grafik serta tabel. b. Tahap Penelitian di Lapangan Tahapan Penelitian di lapangan meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Pengamatan secara langsung dilapangan serta mencari tambahan data-data pendukung. 2. Menentukan titik dan batas lokasi pengamatan agar penelitian tidak meluas, tidak keluar dari permasalahan yang ada, serta data yang diambil dapat dimanfaatkan secara efektif. 3. Mencocokan data-data yang telah ada, pengambilan data tambahan. c. Pengambilan Data Pengambilan data langsung di lapangan dipakai sebagai salah satu bahan untuk mengetahui permasalahan yang ada sehingga dapat diambil suatu solusi yang tepat. Data tersebut dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Data-data primer yang diambil adalah sebagai berikut : 1. Pengambilan data cycletime dan operating hours/shift kerja dari alat muat Loader Automation System (LAS) R1600 minegem. 2. Pengambilan jumlah data operator minegem yang bekerja pada ruang kerja minegem. 3. Pengambilan data jumlah alat Loader Automation System (LAS) R1600 minegem yang aktif dan sedang dalam perawatan. Data sekunder yang diambil adalah sebagai berikut : 1. Peta kesampaian lokasi penelitian. 2. Data umum mengenai sistem pengoperasian Loader Automation System (LAS) R1600 minegem. 3. Sistem instalasi Loader Automation System (LAS) R1600 minegem yang dipasang pada area extraction level DOZ.



4



4. Data peta-peta DOZ undercut level, extraction level, truck haulage level, level ventilation dan level conveyor dan spesifikasi alat muat Load Haul Dump (LHD) R1600. d. Pengelompokan dan Pengolahan Data Data yang telah terkumpul dari pengamatan dilapangan dikelompokan berdasarkan jenis dan kegunaannya sehingga akan terlihat apakah terjadi penyimpangan atau tidak. Jika terjadi penyimpangan data yang cukup tinggi maka pengambilan data harus semakin banyak sehingga dapat diambil rata-rata yang mewakili keadaan. Data-data tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan suatu kesimpulan sementara. Kemudian dilakukan pengecekan kembali atau diteliti ulang apakah kesimpulan tersebut cukup baik untuk dijadikan kesimpulan akhir dari penelitian ini. e. Analisis Data Analisis data yang ada untuk mendapatkan pemecahan dari permasalahan yang dibahas, kemudian melakukan perhitungan-perhitungan terhadap alternatif pemecahan masalah, sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang dibahas. f. Kesimpulan Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan pembahasan hasil penelitian. Kesimpulan ini juga sebagai rekomendasi kepada perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dilapangan. Lihat gambar 1.



5



Studi Literatur Tujuan Penelitian Metode Penelitian Pengambilan Data di Lapangan



Data Primer : Data Sekunder : Cycle time dan operating Peta kesampaian hours alat lokasi muat LAS penelitian. R1600 minegem. Jumlah jam kerja/shift Keadaan sesuaigeologi schedule. pada umumnya Jumlah operator dan Sistem jumlah instalasi alat LAS dan R1600 Pengoperasian minegem. LAS R1600 minegem secara umum. Hambatan dan kesediaan Peta-peta fisik DOZ alat: LAS undercut R1600 level, minegem. extraction level, truck haulage level, ventilation lev Spesifikasi alat muat LHD R1600



Pengolahan dan Analisis Data Pembahasan Kesimpulan dan Saran Gambar 1. Bagan Alir Penelitian



6



VII.



MANFAAT PENULISAN Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :



1. Alat Loader Automation System (LAS) R1600 minegem yang digunakan pada area-area yang berpotensi lumpur basah (wet muck) pada panel 1, 2, 3, 7, dan 9 level extraction DOZ PT. Freeport Indonesia diharapkan dapat mencapai target produksi yang telah ditentukan dan lebih safety dalam proses pengambilan material. 2. Hasil optimasi produktivitas Loader Automation System (LAS) R1600 minegem diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu sumbangan pikiran kepada pihak perusahaan dalam rangka pencapaian target produksi yang telah ditentukan. VIII. DASAR TEORI VIII.1. Teori Metode Ambrukan Blok (Block Caving) Block Caving adalah suatu metode penambangan bawah tanah dimana massa, panel/blok dari bijih diambil dengan cara melakukan pemotongan di bagian bawah (undercutting) untuk menghasilkan ambrukan (caving), sehingga kemudian bijih yang telah runtuh bisa diambil dengan cara penarikan dari bawah (Hartman, 1987). Setelah bijih lepas (broken ore) dari pekerjaan undercutting ditarik, maka diharapkan bijih yang berada di bagian atasnya akan jatuh dengan sendirinya karena pengaruh gravitasi (lihat Gambar 2). Metode block caving adalah metode penambangan yang bertujuan untuk memotong bagian bawah dari blok bijih sehingga blok bijih tersebut mengalami keruntuhan. Metode ini diterapkan terutama pada blok badan bijih yang besar karena tingkat produksinya yang lebih tinggi. Bidang pada massa batuan dengan ukuran yang sudah di tentukan di ledakan pada tahap level undercut sehingga massa batuan yang berada diatasnya akan runtuh. Penarikan bijih hasil runtuhan pada bagian bawah kolom bijih menyebabkan proses runtuhan akan berlanjut keatas sampai semua bijih diatas level undercut hancur menjadi ukuran yang sesuai untuk proses selanjutnya. Area dan volume dari bijih yang di pindahkan pada bagian bawah blok pada saat undercutting harus seluas mungkin untuk memulai terjadinya



7



peronggaan massa batuan diatasnya, dan akan terus berlangsung dengan sendirinya. Penarikan bijih yang berada di bagian bawah blok memberikan tempat untuk bijih yang hancur terkumpul dan memberikan proses peronggan berlanjut ke atas sampai semua bijih pada blok batuan runtuh dan ditarik. Sistem Penambangan block caving memiliki beberapa cara penambangan, antara lain sebagai berikut :



 Top slicing adalah penambangan untuk endapan bijih dan country rock terutama apabila overburdennya lemah, dimana penambangan dilakukan selapis demi







selapis dari atas ke bawah pada stope yang disangga. Sub level caving adalah penambangan dari puncak ore body menuju ke bawah







seperti pada top slicing, biasanya untuk batuan yang keras. Block caving adalah penambangan dimana batuan dibagi dalam blok-blok besar yang kemudian dikeluarkan melalui draw point yang letaknya pada dasar blok.



8



(Sumber : Module FUM-120 - Large-Scale Underground Mining Methods, 2000) Gambar 2. Tipikal Sistem Penambangan Block Caving Secara umum untuk dapat menerapkan metode ambrukan blok ada beberapa syarat/kondisi yang harus dipenuhi, antara lain (Hartman, 1987) : a.



Kekuatan bijih : lemah sampai moderat, rapuh, mudah retak, tidak berbentuk blocky dan tidak melengket bila basah.



b.



Kekuatan batuan : lemah sampai moderat dan memiliki karakteristik yang sama dengan bijih.



c.



Bentuk endapan : masif.



d.



Kemiringan endapan : agak curam (> 600) atau vertikal, dapat juga agak rata jika tebal endapan sangat tipis.



9



e.



Ukuran endapan : area sangat luas dengan tebal minimum 30 m.



f.



Keseragaman bijih : homogen dan seragam.



g.



Kedalaman endapan : > 600 m dan < 1200 m. Keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan sistem penambangan metode



ambrukan blok, antara lain adalah : a.



Produktivitas agak tinggi dengan kisaran antara 15 – 40 ton per gilir kerja, maksimum 40 – 50 ton per karyawan per gilir kerja.



b.



Penambangan dengan biaya sedang (cost relative 20% dibandingkan dengan sistem penambangan lainnya).



c.



Merupakan metode penambangan bawah tanah dengan produksi tinggi.



d.



Perolehan (recovery) tinggi (90 – 125 %), tapi pengotor tinggi (10 – 20%).



e.



Ventilasi biasanya sangat memuaskan. Kerugian dari diterapkannya metode ambrukan blok antara lain :



a.



Pada masa development dibutuhkan waktu yang lama dan biaya tinggi.



b.



Tidak fleksibel, tidak memungkinkan untuk diubah ke sistem penambangan lain.



c.



Terjadi amblasan (subsidence) pada batuan diatasnya.



d.



Daerah di sekitar ambrukan memiliki tekanan abutment yang tinggi sehingga berbahaya bagi pekerja tambang.



e.



Terjadi masalah dengan adanya lumpur basah (wet muck). Sedangkan alasan



dipilihnya metode penambangan ambrukan blok untuk



tambang bawah tanah Deep Ore Zone (DOZ) PT. Freeport Indonesia ini adalah sebagai berikut : a.



Badan bijih DOZ berada jauh dari permukaan bumi, sehingga tidak ekonomis apabila ditambang secara tambang terbuka.



b.



Bentuk badan bijih yang akan ditambang mempunyai area horizontal yang cukup luas, tebal cadangan > 30 meter.



10



c.



Kondisi batuan DOZ mempunyai kekuatan batuan yang lemah sehingga memungkinkan terjadinya ambrukan (caving) dan akan mudah runtuh oleh pengaruh gravitasi dan beban batuan itu sendiri. Tambang bawah tanah DOZ PT.Freeport Indonesia menerapkan metode amburakan (block caving method). Area penambangan ini memiliki 5 (lima) level utama yaitu undercut level, extraction level, ventilation level, truck haulage level, dan ore flow level. a. Undercut Level Undercut level dapat dikatakan level teratas dari sistem penambangan block caving. Pada level ini material hasil blasting akan di teruskan ke level dibagian bawah yaitu extraction level. Material hasil ambrukan dari undercut level akan masuk ke setiap drawpoint dari level ekstraksi. Pada setiap drawpoint ini yang akan menjadi pekerjaan dari Loader Automation System (LAS) R1600 minegem untuk melakukan penarikan material yang kemudian akan ditumpahkan pada grizzly dan akan diteruskan ke level berikutnya yaitu truk haulage level. b. Extraction Level Lubang penarikan (draw point) adalah bukaan vertikal berbentuk corong yang berfungsi untuk mengalirkan bijih terhancurkan dari ambrukan di level undercut ke level produksi. Bukaan ini berukuran 3,8 m x 4,2 m, membentuk sudut lancip 450 terhadap panel yang berguna untuk manuver alat LHD R1600 manual dan Loader Automation System (LAS) R1600 minegem pada saat memuat bijih. Lubang-lubang penarikan terbagi dua yaitu yang berada di sisi kiri panel (west) dan di sisi kanan panel (east). Spasi antar lubang penarikan dalam panel berjarak rata-rata 18 meter. Jenis perkuatan batuan yang digunakan pada bukaan ini sama dengan yang digunakan pada bukaan panel. Kondisi lubang penarikan selalu berubahubah dari waktu ke waktu karena aktifitas produksi. 11



c. Truck Haulage Level Truck haulage level merupakan level terbawah dari sistem metode ambrukan yang difungsikan untuk megangkut material yang berasal dari level sebelumnya yaitu level extraction. Material tersebut akan diangkut dengan menggunakan truk. Truk yang digunakan pada level tersebut adalah truk haulage dump (HD) 55 dengan kapasitas 55 ton. VIII.2. Loader Automation System (LAS) R1600 Minegem Loader Automation System (LAS) minegem merupakan suatu sistem otomatis yang dipasang pada Load Haul Dump (LHD) R1600. Sistem minegem berfungsi untuk mengoperasikan dan mengontrol loader dari jarak tertentu dalam melakukan operasi pada panel 1, 2. 3, 7, 9 di extraction level untuk pengambilan material (muck). Alat muat LAS ini hanya dipakai pada area yang sudah direkomendasi oleh section geotek underground PT.FI bahwa lokasi tersebut berpotensi wetmuck yang memiliki resiko keamanan cukup tinggi. Wetmuck merupakan campuran material dan air yang sudah bersifat lumpur dengan skala besar yang sewaktu-waktu dapat keluar dari lubang penarikan material (drawpoint) dengan kecepatan tertentu yang dapat menyebabkan masalah keselamatan bagi operator Load Haul Dump (LHD) maupun karyawan yang sedang melakukan aktifitas diarea tersebut. VIII.2.1.



Komponen Loader Automation System (LAS) R1600 Minegem



Terdapat 4 (empat) komponen utama yang dimiliki oleh sistem minegem yaitu : 1. Komponen Otomatis Loader (on board automation) Loader Automation System (LAS) R1600 minegem memiliki sejumlah perangkat yang terpasang pada Load Haul Dump (LHD) R1600. Komponen yang terdapat didalam LAS minegem akan membantu operator dalam melakukan pengoperasian, proses data, komunikasi, dan lain sebagainya. Perangkat tersebut akan membatu operator dalam mengoperasikan alat LAS



12



minegem tersebut dari jarak tertentu. Perangkat-perangkat yang terpasang didalam LHD R1600 dapat ditunjukan pada gambar dibawah ini :



Keterangan : 1. Articulation Angle Position Sensor 2. Front Laser Detection and Ranging (LADAR) sensor 3. Front LADAR Interface Control Module (ICM) 4. Area Isolation System (AIS) antenna 5. Hydraulic oil level switch 6. circuits breakers 7. Electrical converters 8. Automation Electronic Control (ECM)



9. Automation ICM 10. Electronic Acces Module (EAM)



16. Amber MAS warning light 17. Red autonomous control warning light



11. Rear LADAR sensor



18. MAS LARN antenna



12. Rear LADAR ICM 13. Rear camera 14. Autonomous control enable switch 15. Machine Automation System (MAS) Local Area Radio Network (LARN) antenna



19. Onboard radio 20. Autonomous control switch 21. Steering and bucket control valve 22. Front Camera



(Sumber : Caterpillar Hand Book, Operation and Maintenance Manual, 2006)



Gambar 3. Komponen Loader Automation System 2. Local Area Radio Network (LARN) Local Area Radio Network (LARN) merupakan rangkaian komponen yang berfungsi sebagai penghubung antara ruang control minegem dan LAS minegem yang sedang beroperasi diarea penarikan material tambang (panel). Secara teknis perangkat LARN akan memancarkan gelombang lewat antena radio yang dipasang pada area operasi dengan tujuan mendukung komunikasi antara operator minegem dan Loader Automation System (LAS) R1600 minegem yang ada diarea kerja. Perangkat ini dipasang pada area yang menjadi ruang kerja LAS minegem (panel). Skema umum instalasi dari LARN ini dapat ditunjukan pada gambar dibawah ini : 13



(Sumber : Caterpillar Hand Book, Operation and Maintenance Manual, 2006)



Gambar 4. Layout Local Area Radio Network (LARN) 3. Modular Safety System (MSS) Modular Safety System (MSS) merupakan sebuah sistem pengamanan yang dibuat agar alat Loader Automation System (LAS) R1600 minegem dapat bekerja dengan baik dan hanya beroperasi pada area panel produksi yang telah ditentukan. Tujuan utama dari MSS ini adalah sebagai pembatas area kerja dari LAS R1600 minegem. Sistem modular ini dibuat karena LAS R1600 minegem akan bergerak secara otomatis, oleh sebab itu diperlukan sebuah system safety yang dapat mematikan mesin LAS R1600 minegem secara otomatis ketika alat ini bergerak di luar dari kendali operator. Secara teknis dibuat suatu pembatas pada pintu masing-masing panel yang kemuadian akan membatasi antara area kerja LAS R1600 minegem dan karyawan yang melintasi di sekitar area operasi LAS R1600 minegem. Sistem ini berfungsi agar karyawan tetap aman ketika melewati area tersebut dan akan mempermudah operator dalam mengendalikan alat tersebut. Skema umum dari modular safety system (MSS) dapat ditunjukan pada gambar berikut :



14



(Sumber : Caterpillar Hand Book, Operation and Maintenance Manual, 2006)



Gambar 5. Skema Area Modular Safety System (MSS) 4. Control Room Minegem Control room adalah ruangan yang dikhususkan bagi operator Loader Automation System (LAS) minegem. Control room merupakan tempat dimana semua aktivitas pengoperasian Loader Automation System (LAS) R1600 minegem dilakukan mulai dari services, set-up alat, mengoperasikan alat, maintenance alat, dan aktivitas lainnya. Dalam mengoperasikan alat ini khusus untuk 1 (satu) operator Loader Automation System (LAS) minegem dilengkapi dengan sebuah jock dan sepasang joysticks yang terletak dibagian kiri dan kanan dari jock operator, dan 3 (tiga) buah layar pendukung yang masing-masing layar memiliki fungsi yang berbeda-beda. Gambar control room minegem dapat ditunjukan pada gambar berikut ini :



15



Keterangan : 1. Computer rack 2. Tactical monitor 3. Area Isolation System (AIS) monitor 4. Strategic monitor



5. Operator console computer keyboard 6. Operator console computer mouse 7. Motion control joystick 8. AIS keyboard



9. AIS mouse 10. Automation operator station shutdown switch 11. Automation operator station shutdown reset switch 12. Bucket control joystick



(Sumber : Caterpillar Hand Book, Operation and Maintenance Manual, 2006)



Gambar 6. Control Room Minegem



Posisi atau letak dari control room minegem ini perlu diperhatikan dengan baik, karena hal ini berhubungan dengan faktor keamanan dari operator dan kariawan maintenance yang akan bekerja. Letak ini sangat berpengaruh terhadap jarak aman dari area produksi yang berpotensi wet muck dan waktu tempuh yang dibutuhkan oleh operator yang akan melakukan setup dan maintenance alat.



16



Left Joystick Keterangan : 1. Straighten 2. Engine Stop 3. Gear Up Shift 4. Gear Down Shift 5. Notification Log



Right Joystick Keterangan : 1. Right (joystick menu) 2. Engine Stop 3. Up (joystick menu) 4. Down (Joystick menu) 5. Let (Joystick menu)



6. Bucket Counter 7. Raise RPM



(Sumber : Caterpillar Hand Book, Operation and Maintenance Manual, 2006)



Gambar 7. Bucket Control Joystick Seperti terlihat pada gambar 7. bucket control joystick. Perangkat ini merupakan sebuah sistem kendali yang berfungsi untuk menjalankan LAS



17



minegem. Sistem control ini dapat berfungsi untuk memajukan, manuver, mengangkat bucket, menurunkan bucket layaknya seperti menjalankan loader manual.



Loader Auotomation System (LAS) R1600 minegem



terdiri dari 3 (tiga) level control, yaitu : •



Teleremote merupakan jenis control dimana semua operasi LAS R1600 minegem dilakukan secara manual yang dimulai dari muckingmanuver-dumping-hauling. Pada praktek dilapangan control ini hanya dipakai pada saat melakukan mucking di drawpoint.







Copilot merupakan jenis control LAS R1600 minegem dimana control penuh atas gas, gear dan boom/bucket dikendalikan oleh operator, tetapi artikulasi di control oleh sistem yang didasarkan pada arah yang sudah dimasukan oleh operator. Biasanya control copilot ini lebih disukai dari pada teleremote karena kecepatan dari LAS minegem dapat di control dengan maksud agar alat muat ini tidak menabrak dinding dari area operasi jika kecepatan yang diberikan berlebihan.







Autopilot, merupakan jenis control LAS R1600 minegem dimana operator hanya menentukan lokasi (drawpoint) yang ingin dituju, kemudian LAS akan menuju lokasi tersebut dan melakukan proses mucking-manuver-dumping-hauling secara otomatis seperti sebuah robot yang telah terprogram. Untuk proses mucking tetap dioperasikan secara teleremote.



VIII.2.2.



Spesifikasi Load Haul Dump (LHD) R1600



Load Haul Dump (LHD) R1600 merupakan tipe alat muat yang dipakai oleh PT.Freeport Indonesia dalam melakukan operasi di level extraction dari tambang bawah tanah Deep Ore Zone (DOZ). Alat muat ini sangat unik karena posisi jock dari operator tidak dihadapkan ke depan maupun ke



18



belakang tetapi di tempatkan di bagian sebelah kiri dari alat dan di hadapkan ke samping. Hal ini bertujuan untuk mempermudah operator LHD R1600 dalam mengoperasikan alat muat tersebut pada saat melakukan pemuatan, pengangkutan, dan mencurahkan material dari setiap lubang penarikan (draw point) di masing-masing panel. Alat muat ini memiliki beberapa keunggulan yaitu : mampu melakukan pengambilan material lebih cepat bila dibandingkan dengan alat muat yang lain dan bisa melakukan clean up pada area operasi alat tersebut dalam hal ini panel di level extraction tanpa bantuan dari alat berat lainnya. Spesifikasi alat muat-angkut-curah Load Haul Dump (LHD) Elphinstone R1600 dan gambar dapat dilihat dari skema berikut ini: Tabel 1. Spesifikasi Load Haul Dump (LHD) Elphinstone R1600 N o a. b. c.



Part of the tool



Capabilitiy



Flywheel Power Engine Model Speeds Forward 1st 2nd 3rd 4th d. Speeds Reverse st



1 2nd 3rd 4th e. f.



g.



231 kW (310 HP) ® Cat 3176C EUI ATAAC KPH MPH 5.1 3.2 9.0 5.6 15.8 9.8 27.1 16.8 KPH 5.9 10.3 17.9 30.7



MPH 3.6 6.4 11.1 19.1



Tire Size 26.5 x 25 36 PLY STMS L5 Hydraulic Cycle Time Secs. Raise (menaikan ) 6.8 Dump (membuang) 2.9 Lower (Empty, Float Down) 2.4 Dimensions



Total Secs 12.1



19



Rated Payload (Truck Loading Appli.) Rated Payload (Tramming Application) Bucket Capacity Width (Overall) Height (Overall) Length (Tramming) Turning Radius Weight (Empty)



12,500 kg 14,000 kg 5.7 m3 2818 mm 2557 mm 10595 mm 6854 mm 38,500 kg



h. Axle Oscillation



±80



i.



Articulation Angle



± 44 0



j.



Ground Clearance



429 mm



27,560 lbs 30,865 lbs 111” 100.7” 417.1” 269.8” 84,880 lbs



16.9”



(Sumber : Caterpillar Content Equipment LHD R1600, 1999)



(Sumber : Caterpillar Content Equipment LHD R1600, 1999)



Gambar 8. Articulation angel Load Haul Dump (LHD) R1600



20



(Sumber : Caterpillar Content Equipment LHD R1600)



Gambar 9. Load Haul Dump (LHD) R1600



VIII.3. Perhitungan Produksi VIII.3.1.



Physical Availability (PA)



Ketersediaan alat yang dapat digunakan untuk bekerja, besarnya physical availability untuk alat-alat baru biasanya diatas 90%. Nilai ini sangat tergantung kepada perawatan dan penyediaan suku cadang. Perhitungan PA alat tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Wedhanto, S 2009), yaitu : PA 



W S x100% W RS



……………………………………………….. (1) Keterangan : PA



: Physical Availability



W



: Jumlah jam kerja tanpa mengalami kerusakan



S



: Jumlah jam alat tidak dapat digunakan tapi tidak mengalami kerusakan



R



: Jumlah Jam perbaikan alat dalam satu shift



VIII.3.2.



Use of Availability (UA)



Use of Availability merupakan perhitungan sederhana yang digunakan untuk menghitung jumlah persen waktu yang digunakan alat untuk beroperasi pada saat alat



21



itu dapat digunakan atau tidak rusak. Perhitungan UA alat tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Wedhanto, S 2009), yaitu :



UA 



W x100% W S ……………………………………………….. (2)



Keterangan : UA



: Use of Availability



W



: Jumlah jam kerja tanpa mengalami kerusakan



S



: Jumlah jam alat tidak dapat digunakan tapi tidak mengalami kerusakan



VIII.3.3.



Mechanical Availability



Mechanical Availability (MA) adalah cara untuk mengetahui kondisi alat yang sesungguhnya dari alat yang sedang digunakan. Perhitungan MA dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Indonesianto, Y 2010) sebagai berikut : MA 



W x100% W R



.....................................................................................(3) Keterangan : MA



: Mechanical Availability



W



: Jumlah Jam kerja tanpa mengalami kerusakan



R



: Jumlah Jam perbaikan alat dalam satu shift



VIII.3.4.



Produktivitas



Produktivitas pemuatan Loader Automation System (LAS) R1600 minegem merupakan fungsi dari densitas batuan swell factor, ukuran mangkuk (bucket), faktor pengisian bucket, ukuran loader, faktor pemuatan (loading factor), dan swing cycle 22



time. Swell factor material dapat ditentukan dengan pengukuran biasa, perbandingan dengan operasi-operasi yang lain atau diperkirakan dari tabel-tabel yang tersedia. Ukuran bucket ditentukan oleh ukuran mesin, densitas material (material loose density), dan rentang yang tersedia dari pabrik. Swing cycle time biasanya bertambah sejalan dengan meningkatnya ukuran peralatan dan merupakan fungsi dari densitas material, sudut putar, dan keterampilan operator. Produktivitas merupakan jumlah tonnage (ton) yang di dapatkan berbanding dengan waktu (jam) tempuh yang diperlukan alat LAS R1600 untuk mendapatkan tonnage tersebut. Untuk menghitung produktivitas dari LAS R1600 minegem dengan, menggunakan formula (PT.Freeport Indonesia) sebagai berikut : Produktivitas = (Total Bucket x Kapasitas Bucket) / (Total Bucket x CT)…………(4) VIII.3.5.



Operating Hours



Operating hours merupakan total jam efektif kerja dari alat Loader Automation System (LAS) R1600 minegem tanpa mengalami kerusakan. Biasanya operating hours dihitung dalam satu shift kerja. Untuk PT.Freeport Indonesia, jumlah jam kerja dalam 1 (satu) shift adalah 12 jam kerja atau sama dengan 720 menit/shift. Untuk menghitung operating hours dari LAS R1600 menggunakan formula sebagai berikut : Opr Hours = ((jam akhir kerja – jam awal kerja) x 24) – waktu perbaikan……......(5)



23



IX.



RENCANA JADWAL KEGIATAN Dalam penyusunan tugas akhir ini, waktu yang diperlukan penulis adalah



kurang lebih 4 (empat) bulan (Februari, Maret, April, Mei) dengan tahapan-tahapan sebagai berikut (lihat tabel 2).



Tabel 2. Rencana Jadwal Penyusunan Tugas Akhir II No



KEGIATAN



1 2



Tahapan Persiapan Studi Literatur Pengumpulan Data Studi Kasus Penyusunan



3 4



Laporan Penyusunan Draft Konsultasi Draft Presentasi Pendadaran Perbaikan Draft Penjilidan



Feb 2012 Maret 2012 1 2 3 4 1 2 3 4



April 2012 1 2 3 4



Mei 2012 1 2 3 4



DAFTAR PUSTAKA 1. Hartman, H.L., 1987, Introductory Mining Engineering, John Wiley and Sons, New York.



24



2. Indonesianto, Y., 2008, Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan, UPN Veteran, Yogyakarta. 3. Mahler, A., 2008, Dari Grasberg Sampai Amamapare, PT. Gramedia Pustaka utama, Jakarta. 4. Nawawi, H., 1996, Penelitian Terapan, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta. 5. Prodjosumarto, P., 1995, Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Bandung, Bandung. 6. Rochmanhadi, 1990, Pengantar dan Dasar-Dasar Pemindahan Tanah Mekanis, Badan Penerbit PU – Dept. PU, Jakarta. 7. Taggart, AF., 1987, Hand Book of Mineral Dressing, New York. 8. Wedhanto, S., 2009, Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Malang. 9. ………, 2006, Operation and Maintenance Manual, Caterpilar Inc Peoria Illinois, United Stated of America. 10. ………,2007, Module FUM-120-Large-Scale Underground Mining Methods, Plummer of Sudbury in conjunction with PT.Freeport Indonesia, Canada.



25