Senandung Talijiwo - Rakbukudigital PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BENTANG



Tern'lo.to. Menclnfo.l bu.ko.nlo.l, co.ro. untuk berba.lio.910.. Menclnto.1 to.k lo.in CUMO. percoba.o.n-percoba.o.n kwl untuk Meluko.l diri 0.90.r kelo.k to.ba.l, Mengno.do.pl Iuka.-Iuka. 'lo.n9 leb1I, beso.r, Keko.slh



"l.1\S1l>\d'>I •-od-01s -op-odd>\ -o1'u-opd(\ 6u-opds 6u-o1' -od-01s -01'u91hs 'U"O)I-Opd(\WdW !61>1 "OS\q >\"Ot -Ot\>\ \-odW-oUd(\ -op-odd)\ jJ"Oq"O>\ -od-o. -o1'u-opd(\ -OtU\)



Mari kita dukung hak cipta penulis dengan tidak menggandakan, memindai, atau mengedarkan sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin. Hak cipta bisa menjadi pendorong kreativitas penulis, penyebarluasan gagasan, dan penguatan nilai-nilai keberagaman. Terima kasih sudah membeli buku cetak/digital edisi resmi. Anda telah turut mendukung penulis dan penerbit agar terns berusaha membuat buku-buku terbaik bagi semua kalangan pembaca.



� BENTANG



Senandung Talijiwo Karya Sujiwo Tejo Cetakan Pertama, April 2019 Penyunting: Ahernawan dan Nurjannah Intan Perancang & ilustrasi sampul: Agung Budi Sulistya & Musthofa Nur Wardoyo Pemeriksa aksara: Galih Pangestu Jati & Dwi Kurniawati Penata aksara: Nuruzzaman & Rio Ap Ilustrasi isi: Fransisca Ayu Digitalisasi: Rahmat Tsani H. Diterbitkan oleh Penerbit Bentang (PT Bentang Pustaka) Anggota Ikapi Jin. Plemburan No. 1 Pogung Lor, RT 11 RW 48 SIA XV. Sleman, Yogyakarta 55284 Telp. (0274) 889248- Faks. (0274) 883753 Sure!: [email protected] Sure! redaksi: [email protected] http://www.bentangpustaka.com Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KOT) SujiwoTejo Senandung talijiwo I Sujiwo Tejo ; penyunting, Ahernawan dan Nurjannah Intan. -- Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2019. viii + 228 him; 20,5 cm ISBN 978-602-291-586-7 ISBN 978-602-291-587-4 (PDF) ISBN 978-602-291-588-1 (EPUB) IL Ahernawan. 1. Kehidupan. I. Judul. E-book ini didistribusikan oleh:



Mizan Digital Publishing Jin. Jagakarsa Raya No. 40 Jakarta Selatan - 12620 Telp.: +62-21-7864547 (Hunting) Faks.:+62-21-7864272 Sure!: [email protected]



III. Nurjannah Intan. 128



Kekasih, terima



kasih te/al, ka u ber; tahu ak Sebe/um k.e tttd citd-Q., du/u tahu u. ku cuma pisau 9 � his4. � �-



1 B



12 1,



20



24 2'I



'J'J 'JB



41 44



48 52 5(; ,1 (;5 10 14



1'1 84 8'1 '1'J



!1ove o,I. Surya le/al, le17jjela1>1 .... Move On



Kayu Soelastri S-1, Cuk T he (um and Roses Perasaan Sepeda Lalu Hidung Surya Tenggelam



Pada Sehwal, l?a'!J"'!J Ukuran Pasar Buah Operasi Senyap Mirnpi Tergila-gila Kaus # di hatiku, Kekasih? Beuuuuuh ....



Sejak itu Sastro ogah ngoceh lagi di Twitter. Takut kalau-kalau menyinggung perasaan orang. Ia pindah main Instagram atau IG yang lebih berupa pahe alias paket hemat kata. Yang paling sering Sastro unggah adalah sketsa orang­ orang yang sudah meninggal, utamanya tentang yang baik­ baiknya saja seburuk apa pun almarhum/almarhumah. Kenapa?



��k.t.t, disukai oleh sisi 9elap dan sisi ter�, Kekasih.



ltu kenapa aku �Ak ena.k



kalau pil.ih. kasih pada keduanya. Seorang janda muda, misalnya. Ia mati gegara amuk massa setelah ketahuan mencuri ayam. Yang tampil



�201�



dalam sketsa Sastro justru pas janda kembang itu sedang menyunggi batu-batu seperti perempuan Bali menyunggi buah-buahan untuk upacara di pura. ltulah batu-batu yang disusun bagai gunung buah-buahan di atas kepala untuk pembangunan masjid di tengah sawah. ''Aduh, gambar Sastro bagus-bagus," ungkap Jendrowati alias Jendro. Ngidamnya Jendro untuk dilukis Sastro sama kuamya dengan ketika ia ngidam kue pancong pas lewat Bandung, yang kalau di Jogja disebut kue gandos. Pernah suami Jendro, sudah nyetir hampir sampai Cimahi, akhirnya balik lagi belasan kilometer ke Bandung sebab Jendro membik-membik nangis di jok belakang. Saking aneh-anehnya ngidam mati, si suami sampai minta tolong sahabat Jendro untuk ngasih asupan nasihat. Wejangan agar istrinya mengurangi rasa ingin mati hanya supaya bisa segera dilukis oleh Sastro. "Pl.ease jangan bunuh diri kayak artis Korea ya, Jen," bujuk si sahabat. Jendro keukeuh ingin mati saja. Baginya dunia makin membosankan. Semua cuma pengulangan. Polanya juga ketebak. Tiap Desember pasti soal dipaksa atau tidaknya karyawan/karyawati mengenakan atribut Natal. Yang lain debat bahwa atribut-atribut itu sejatinya cuma budaya yang tak terkait langsung dengan keyakinan Nasrani. Lalu soal ngucapin Natal haram atau tidak. Juga soal berapa ribu personel aparat pengaman Natal. Kenapa tentang itu semua berikut segala pro-kontranya selama bertahun-tahun tidak dibukukan saja, atau dikompilasi oleh kemenkominfo? Masyarakat kalau mau



�202�



berdebat tinggal klik itu dulu sehingga level perdebatan terus meningkat, tidak muter dari nol lagi ... dari nol lagi .... "Sudahlah, Jen. Jangan mati dulu. Pakai akal sehat. Sabar," telepon sahabat itu ke Jendrowati. "lni aku sedang di Muntilan. Kamu mau aku oleh-olehi wader goreng tepung? Enak, lho."



Jangan mengaku sudahja:h.th. cin:tA., Kekasih, sebelum sanggup kau tertawakan a.kaL. �eh.«t dank.e�� Menjelang pulang dari Muntilan malah sahabat itu yang meninggal di jalan. Ia meninggalkan alam fana setelah bercerita bahwa baru saja bermimpi dikejar-kejar dinosaurus. Keringamya sejagung-jagung ketika bangun dari tidurnya clan bercerita. Lalu, tiba-tiba, mati. Di IG Sastro, sahabat itu digambar tidak dikejar­ kejar dinosaurus. Justru menunggang dinosaurus, melindungi para terdakwa koruptor dari segala ancaman bila "bernyanyi" di pengadilan, mengungkap tuntas siapa saja yang tersangkut korupsi e-KTP dari kelas dinosaurus sampai kelas wader.



�20s�



J4'Art kelt.w- dari �en. adalah pOOt.4- t\'\ASW( yang kau luplU(tU\.



W



aiau selalu marah-marah, Sastro periang clan masih punya kepercayaan. Lelaki itu percaya bahwa yang bisa merinclu bulan bukan cuma pungguk. Pegawai negeri juga rinclu bulan, tepatnya awal bulan. ltulah bangsa manusia yang biasanya marah-marah pacla tanggal tua.



Selain clirinclukan pungguk clan aparat sipil negara, bulan juga bisa ngomong. lni juga termasuk kepercayaan Sastro. Semasih kecil pemucla asal Blitar itu clemen lagu pemusik Doel Sumbang, "Kalau Bulan Bisa Ngomong". Kalau bulan bisa ngomong Dia jujur tak akan bohong



Sambil mengejar layang-layang, Sastro menyanyikannya riang. Pas alam marah-marah clalam wujucl tanah longsor, banjir banclang, gempa bumi, clan lain-lain Sastro kecil pun masih clengan gembira menyanyikan tembang Doel clengan Nini Karlina itu.



"Jangan nyanyi itu, Sastro!" pinta panitia pembagian selimut clan nasi bungkus untuk orang-orang yang baru kebanjiran. "Suasananya nggak pas. Alam sedang marah­ marah ke penguasa.



Mbok



kamu



tuh



nyanyinya lagu-lagu



yang sedih." Lagu yang sedih? Walau masih kecil clan penggembira, Sastro sudah jadi laki-laki pemarah. Waktu itu, menurutnya, "Kalau Bulan Bisa Ngomong" sudah sedih. Sastro saja yang membawakannya dengan riang. 0, tidak! Panitia berpendapat lain. Mereka keukeuh



bahwa lagu itu sendiri, mau sedih kayak apa pun



cara Sastro menyanyikan, tetaplah lagu yang riang. Bagi panitia, lagu yang tetap sedih walau seheboh apa pun kita mendendangkannya adalah "Tanjung Perak" yang kerap dibawakan Waldjinah: Tanjung Perak tepi laut Siapa suka boleh ikut



"Sedihnya di mana!?" Sastro saat marahnya kian memuncak. "Lho, ya, sudah jelas to sedihnya 'Tanjung Perak' itu di mana," jawab panitia urusan banjir tersebut. "Kebebasan itu menyedihkan. Kita diberi kebebasan untuk ikut atau tidak ke Tanjung Perak. lni menyedihkan. Paling enak



tuh



diwajibkan. Kayak rencana kewajiban potong gaji untuk zakat melalui negara bagi pegawai negeri yang beragama Islam."



�20s�



''Ah, itu bukan kewajiban!!!" Kini Sastro yang ganti bersikukuh clan meradang. "Pegawai masih diberi kebebasan. Pegawai yang tidak setuju boleh keberatan!!!" "Hadeuuuh," balas panitia santai.



Ternyata tak cuma tnerpd"i..



yang kalau �p,u ke �



beb,u



akan kembali mudik ke 2&t\4. n_g4.tnAh: �n.ga.. Panitia menambahkan, "Memang aparatur sipil negara yang tak mau gajinya dipotong karena lebih suka bayar zakat secara langsung boleh mengajukan nota keberatan. Tapi kalau peraturan presidennya sudah keluar, mana ada di antara mereka yang berani keberatan membayar pajak melalui negara?" Hmmm .... Tak terjadi titik temu antara panitia clan Sastro. Sama saja tak terjadi kesepahaman apakah lagu "Buku lni Alm Pinjam" dari Iwan Pals masuk kategori lagu sedih apa lagu riang. Sampai Sastro meningkat dewasa, sampai ia meningkat berahi pada perawan cantik bernamaJendrowati, perdebatan itu pun belum kelar. Pada suatu Rabu malam, Sastro meminjam buku ke Jendro. Bukan untuk ditulis-tulisi puisi seperti dalam lirik "Buku lni Aku Pinjam". Sastro berlagak demikian cuma



�206�



agar punya alasan untuk nge-date ke rumah Jendro, supaya ada alasan untuk mbribik-mbribik. Malam Minggu buku itu dikembalikan Sastro tanpa membaca isinya, sambil marah-marah ke Jendro bukan saja gegara teleponnya tak pernah diladeni, melainkan karena Jendro mendukung calon pilkada yang Sastro kurang sreg. Sastro tak sempat membaca isi buku yang ngomong: "Jangan habiskan tenagamu untuk marah pada keadaan. lngat, orang yang kamu sayangi juga masih butuh energimu. Percayalah bahwa warga negara tak cuma kita. Alam juga. Jangan hina alam, seolah alam nantinya tak bisa marah sampai-sampai kamu sendiri yang menghabiskan seluruh energimu untuk itu."



�201�



Yang rne�el.



(b ukan adatnya Bu Guru Sastro bawel begini. Jendro 'flabsen bukan tanpa alasan. Siswa pelajaran Sejarah-nya itu sakit. Pakai surat dokter segala. Masih juga Bu Sastro menuntut lebih. Harns ada keterangan pembanding dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Bu Sastro perlu pengukuhan dari IDI bahwa Jendro tak pura-pura sakit. "Saya lihat kemarin sore Jendro masih main pingpong kok," alasan Bu Sastro. Jendro malah lebih dari sekadar sehat. Bu Sastro ingat betul, Jendro main pingpongnya masih sambil nyanyi­ nyanyi. "September Ceria"-nya Vina Panduwinata. Sukar baginya percaya kalau hari ini Jendro tetiba memakai alasan sakit keras demi membolos mata pelajaran Sejarah. Pacar Jendro bersaksi, petang sehabis main pingpong clan nyanyi "September Ceria" kekasihnya tak langsung istirahat. Ia larut dalam obrolan ngalor-ngidul dengan



senior-seniornya sekontrakan sampai pagi. Di kontrakan minim ventilasi itu Jendro mengakui kebhinnekaan Nusantara adalah karunia Tuhan yang tiada tara. Bagi Vina, September membawa keceriaan. Bagi politisi, September berarti lain lagi. Inilah kebhinnekaan yang nyata. Brukkkk ...!!!! Jendro tumbang seketika. Para seniornya, mahasiswa/ mahasiswi clan karyawan di kontrakan itu, menggotong Jendro ke puskesmas terdekat. Mungkin gegara kebanyakan asap rokok yang berkemelut di kontrakan nyaris tanpa jendela itu. ''Apa di situ hadir D.N. Aidit?" tanya Bu Sastro. Pacar Jendro peka. Bu Guru pasti sedang bermaksud menyentil. Mana mungkin PKI hidup lagi, eh, Aidit hidup lagi. D.N. Aidit menurut sebuah film tentang PKI adalah tokoh yang tak bisa lepas dari rokok. Pantas kalau ruangan mengobrol di kontrakan sederhana itu penuh asap rokok. Namun, menurut banyak info mutakhir yang dia himpun, D.N. Aidit sejatinya tak merokok. Oleh karena itu, pacar Jendro tidak tertawa menanggapi sentilan Bu Guru. Sebagian siswa saja yang senyum-senyum. Sisanya tak berekspresi apa-apa karena belum menonton film tersebut. Seorang siswi nimbrung perbincangan Bu Sastro clan pacar Jendro. "Bu Guru, kenapa sih, setiap tahun hams ada bulan September-nya? Kecurigaan kita kepada Jendro terjadi pada bulan September. Kalau tidak ada September, saya tidak akan Iuka gegara putus dengan tunangan saya."



�210�



Siapa tak pemah f.t.tka.? Tukang jam bisa terluka oleh



jarUM. j� �· Bukan terluka oleh �Ald1.t-, tapi � oleh cinta, masih yang paling indah di antara segala jenis Iuka.



Guru Sejarah bilang, tidak mudah menghilangkan September termasuk dengan segala lukanya. Julius Caesar yang penuh kekuasaan saja tak sanggup menghilangkan September dalam kalender Romawi. Sepulang dari Mesir clan bertemu ahli-ahli astronomi di negeri piramida itu, beliau cuma menambahkan bulan. Kalender Romawi yang semula per tahun cuma terdiri atas 10 bulan, menjadi 12 bulan. Namun, September tetap tak diutik-utik apalagi dilenyapkan. "Hmmm ... Ibu yakin sejarah kalender itu sudah lurus?" "Maksudmu lurus itu bagaimana?" Siswi itu gelagapan. "Hmmm ... kalau ada tokoh tak merokok, di filmnya jangan dibikin merokok .... Sejarah yang benar." "Ya, sejarah mau tidak mau memang tergantung versi, ya. Jangankan sejarah masa lalu, kopi di depanmu detik ini pun masih tergantung pada versimu sendiri. Misalnya, dari sisi mana kopi itu kamu lihat. Dari samping kiri, kanan, depan ...."



�211�



Pacar Jendro membatin harusnya pacarnya masuk kelas ketika Bu Guru ngasih penjelasan yang menarik ini. Bu Guru semangat melanjutkan, "Kopi yang sama, manisnya beda-beda bila kau seruput saat mendengar pacarmu sakit atau pura-pura sakit. Bahkan, rasa kopimu detik ini pun berversi-versi. Apalagi sejarah masa lalu. Kopi yang sama, pahitnya beda-beda bila kau seruput saat nobar Pak Setya Novanto dulu menang pra-peradilan atau nobar film tentang PKL"



Cinta pun berversi..-versi..



lngin melihat safu. versi cinta saja,



sama dengan ingin melihat tnileniat pada zaman Jul.i.u,s &.esar.



�212�



J



endrowati nggak percaya ada hantu. Namun, sama hantu dia takutnya bukan kepalang. Pernah dalam kelas Matematika, ia sontak ketakutan tanpa tahu sebabnya. Apa coba namanya kalau bukan gegara hantu? Segera pamitlah ia ke Pak Dosen. Pulang. Enaaaaaakeeeeee ....



Pak Dosen memahami kepamitan Jendro yang terasa gaib. Maklum istrinya juga sering aing-aing model begitu. Nyonya dosen bisa seketika senang tanpa tahu asal-usulnya, ujug-ujug sedih tanpa tahu sumbernya, bahkan pernah pula mendadak minta cerai tanpa tahu akar masalahnya.



Kekasih, bila pernikahan hanya �r.ut-�r.ut abadi, kita �e�a. tak akan nyata.



Kita akan menjadi kM.gt.tl.rut terbaik. Bila telah terl