Seni Rupa Realisme [PDF]

  • Author / Uploaded
  • irgi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SENI RUPA REALISME A.Pengertian Seni adalah sesuatu yang dinamis dan berkembang seiring dengan peradaban manusia. Begitupun dengan seni lukis, meski mengandung unsur seni lukis yang sama namun pandangan dan pemikiran seniman yang dinamis membuat seni Seni adalah sesuatu yang dinamis dan berkembang seiring dengan peradaban manusia. Begitupun dengan seni lukis, meski mengandung unsur seni lukis yang sama namun pandangan dan pemikiran seniman yang dinamis membuat seni lukis karena lukis juga memiliki cabang cabang seni yang beraneka ragam. Salah satunya adalah seni lukis bergaya realisme.



Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa untuk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun. Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India. Dalam sejarah perkembangan jenis jenis seni lukis, Realisme lahir sebagai bentuk penolakan terhadap Neo-klasikisme dan Romantikisme pada abad ke-19. Apabila NeoKlasikisme mendasarkan rasio/intelektual dalam menggambarkan ide, Romantisme menggunakan emosi, maka Realisme berkeinginan mengungkapkan keadaan nyata dalam hidup manusia. Ciri khas aliran realisme yang tidak terlalu terikat oleh unsur seni klasik membuat banyak ahli dan kritikus seni menganggap aliran ini sebagai pelopor seni modern yang kita kenal saat ini. Aliran realisme dalam seni adalah suatu aliran yang memperhatikan detail-detail yang akurat dalam kenyataan sebenarnya ketika hendak menghasilkan suatu karya seni rupa sehingga hasilnya akan tampak seperti hidup. Realisme ini berusaha menunjukkan karakter dan suasana keseharian untuk menjapai tujuan ini (verisimilitude). Contoh penerapannya adalah pelukis bernama Giotto di zaman renaisans yang melukis foto agar lukisannya tampak sangat kehidupan. Unsur yang perlu diperhatikan dalam aliran realisme ini adalah kejujuran, keaslian, dan kenyataan. Pada abad ke-19, sekelompok seniman di Perancis mencoba eksperimen dengan memusatkan unsur karya seninya dengan memperhatikan keadaan alam yang berakhir dengan lahirnya impresionisme



Sebelum muncul ke dunia seni, realisme ini memperoleh banyak kesulitan dalam penentuan konsep, teknik, dan pelatihan. Kesulitan pertama ini muncul pada tahun 1400-an yang ditandai oleh lukisan Jan van Eyck yang berjudul “Early Netherlandish painting”. Dalam lukisan realisme ini menggambarkan sepasang sayap malaikat yang padahal belum pernah dilihat di dunia nyata. Banyak kontroversi mengatakan bahwa realisme harus diperhatikan detailnya, agar selaras dengan kenyataan. Pada akhirnya Gustave Courbet menentukan bahwa ciri khas dari aliran realisme adalah suatu pergerakan yang nampak. Penentuan ini sangat membantu aliran seperti naturalisme yang tidak bisa terlepas dari kebimbangan konsepnya yang merupakan perpanjangan aliran dari realisme. Naturalisme juga menoreh berbagai kesulitan yang sama seperti realisme, yaitu mengenai detail dan ilusi. Selain mempengaruhi naturalisme, realisme juga memengaruhi paham romantisme pada gerakan kebudayaan Perancis. Aliran romantisme ini berhubungan dengan perjuangan reformasi dan demokrasi. Aliran realisme ini akhirnya mendominasi seni sastra di berbagai negara Eropa serta Amerika Serikat. Teknik Trompe l'oeil, adalah teknik seni rupa yang secara ekstrem memperlihatkan usaha perupa untuk menghadirkan konsep realisme. Seiring dengan perkembangannya realism terjadi dua kecenderungan, ada yang memilih objek yang bagus dan mudah dilihat, ada pula yang memilih objek yang tidak enak dilihat (kumuh, mengerikan) dan aliran ini berkembang



1.Aliran Cahaya: Impresionisme 2. Realisme Baru/Sosial: menggunakan objek dampak industry di perkotaan 3. Realime Fotografis: dikaitkan dengan keberadaan dan kekuatan untuk menyamai hasil fotografi yang sangat detail dalam menangkap objek. Setelah itu muncullah kembali gerakan realisme dalam sinema yang disebut neorealisme. Paham ini tumbuh untuk memperjuangkan paham realisme di Italia setelah perang dunia kedua. Dari berbagai sejarah mengenai realisme, berikut dapat kita simpulkan mengenai definisi realisme: •



Realisme lebih menekankan pada konsep “pergerakan untuk menghidupkan”



dibandingkan hanya sekedar memperhatikan detail alam. •



Realisme menghasilkan berbagai aliran seperti impresionisme, romantisme,



dan naturalisme.







Sebuah bentuk perjuangan untuk mempertahankan realisme di Italia adalah



neorealisme. •



Seniman yang terkenal dengan konsep realisme adalah Gustave Courbet,



Camille Corot, Karl Briullov, Ford Broen, dan Honore Daumier. B.Ciri ciri Aliran Realisme



1.Lukisan realis biasanya menggambarkan objek lukisannya sesuai dengan apa yang dilihat, sesuai dengan fakta dan asli. 2.Tidak ada penambahan atau penyempurnaan pada objek lukisan, karena lukisan dibuat riildan mendekati aslinya.3.Pada lukisan realis juga terlihat menyatu antara satu objek dengan objek lainnya yang tergambar dalam lukisan, dengan begitu lukisan realis tidak memiliki titik pusat interpretasi. 3. Kebanyakan menampilkan tentang kehidupan sehari - hari. 4.Lukisan apa adanya. 5.Lukisan juga terlihat menyatu antara objek satu dengan objek lainnya. C.Karakteristik Aliran Realisme Realisme dalam seni visual pada dasarnya adalah tentang bergerak melampaui interpretasi, bias pribadi, subjektivitas, atau dorongan emosional dengan berusaha menggambarkan tema lukisan secara empiris.Seniman realis menolak karakteristik seni romantik karena mereka percaya pada prinsip menggambarkan suatu objek sesuai dengan realitas obyektif Dengan demikian, para seniman tidak akan menggunakan berbagai teknik untuk mengubah tampilan objek.Misalnya, seorang seniman yang mengikuti tradisi seni realis tidak akan pernah menghilangkan kelemahan dalam obyek atau adegan yang sedang dilukisnya .Gerakan seni realisme juga dapat dikaitkan dengan era positivisme.Positivisme adalah tentang semua usaha memperoleh pengetahuan menggunakan metode ilmiah dan evaluasi obyektif. Dalam seni, hal ini diterjemahkan menjadi penggambaran benda seperti keadaan yang sesungguhnya. Seniman tidak boleh membiarkan subjektivitas dan imajinasi mempengaruhi penggambaran suatu obyek. Realisme dalam seni adalah semua tentang menolak idealisasi. Karya seorang seniman tidak harus selalu yang agung atau ideal. Hal ini menjelaskan mengapa seniman yang mengikuti tradisi ini tidak menjadikan dewa, dewi, atau tokoh pahlawan besar sebagai sumber inspirasi. Tujuan mereka adalah untuk menggambarkan kehidupan sehari-hari dengan akurasi sebanyak mungkin. Seniman realisme menggambarkan kehidupan sehari-hari secara realistis dan akurat.



Sebagai contoh, setelah revolusi industri, banyak lukisan terkenal dari aliran realisme menggambarkan pekerja yang melakukan tugas mereka di pabrik. Mereka berusaha menggambarkan para pekerja seperti apa adanya. Sejelek apapun lingkungan yang menjadi latar belakang, sang seniman akan berusaha jujur dan menggambarkan kondisi sebenarnya. D.Sejarah Awal Munculnya Seni Realisme



Gerakan Realisme muncul karena menentang seni Neoklasisisme dan Romantisisme. Jika Neoklasisisme menggunakan rasio/intelektualnya dalam mengungkapkan ide, dan Romantisisme menggunakan emosinya, maka Realisme berkeinginan menggambarkan keadaan nyata hidup manusia. Seniman Realisme berkeinginan menggambarkan obyek yang benar-benar real, tanpa ilusi, dan bersumber dari kehidupan sehari-hari. Tokoh Realisme yang dianggap menentang dua aliran sebelumnya yaitu Fransisco de Goya (1746-1838), Honore Daumier (1807-1879) dan Gustave Courbet (1819-1877). Kejadian di sekitar kehidupan para seniman diungkapkan sebagai tema karya seni. Gaya dan aliran Realisme mengungkapkan citra estetik dan realita kehidupan dengan sikap batin yang lebih otonom. Mereka tidak lagi banyak terikat oleh tradisi seni klasik. Maka tak heran jika banyak para ahli dan kritikus seni yang menamakan realisme sebagai pelopor aliran seni modern. Bahkan perkembangan selanjutnya kaum realisme sudah menemukan keasyikannya dalam menyerap realitas melalui interpenetrasinya terhadap alam terbuka. Beberapa pelukis pergi langsung melukis ke luar studio, pergi ke desa dan hutan. Mereka akrab dengan lingkungan alam yang asri. Pengamatan langsung terhadap alam akan menimbulkan subyektivitas dalam menangkap gejala alam (persepsi alam). Setiap



pelukis menemukan -secara empirik- sesuatu yang baru, yaitu tentang gejala cahaya dan ilmu warna. Dalam sejarah tertulis nama seniman Rousseau, Jules Dupre, JE Millet, dan Corot, yang menamakan dirinya kelompok Barbizon. Kelompok ini yang menentang seni akademis (sekaligus juga menentang tradisi klasik) karena atas pengalaman hidup mereka di desa Barbizon –dekat hutan Fontainebleau, Paris— menemukan berbagai kebaruan yang bisa memuaskan perasaan dan menyalurkan kebebasan berkarya.



Tema seni rupa (lukis) bersumber pada kejadian sehari-hari yang ada di lingkungan hidup para seniman. Peperangan dan kekejaman dari rezim Napoleon misalnya ditumpahkan pengalaman itu ke dalam karya seni lukis mereka. Di samping itu tema potret juga terkenal dengan ungkapan yang sangat realistis. Realisme Daumier tampak pada karya-karya karikaturnya dengan teknik lithografi.



Dalam penguasaan anatomi dan proporsi tampak pada karya-karya gambarnya. Courbet memandang lukisannya sebagai seni yang kongkrit, yang mengungkapkan sesuatu yang serba menurut kenyataan berdasarkan pencerapan indera. Courbet lebih jelas mengungkap realitas kehidupan manusia seperti tampak dalam karya-karya yang terkenal yaitu: Pemakaman di Ornans, suatu tema lukisan kehidupan biasa yang tidak mungkin ada pada lukisan Neoklasisisme dan Romantisisme. Gaya seni Realisme sering dikacaukan dengan gaya Naturalisme. Kaum Naturalisme berusaha mengungkapan segala sesuatu sesuai dengan wujud kenyataan (nature). Manusia atau alam dengan fenomenanya diungkapkan sebagaimana mata kita memandang dan menangkap. Untuk memberikan kesan mirip dan akurat, artinya bahwa susunan, perbandingan, keseimbangan, tekstur (barik), warna dan unsur-unsur visual lainnya, diusahakan setepat mungkin sesuai mata kita memandang. Sebaliknya dalam aliran (gaya) Realisme, cenderung melukiskan kenyataan dari kehidupan manusia. Ada kecenderungan seniman untuk menyatakan realitas berdasarkan persepsinya sendiri, baik dari segi internal maupun eksternal, yang diterjemahkan dalam idiomnya yang otonom. Ada dua sikap fundamental yang dapat dibedakan dalam pernyataan seniman dari gaya Realisme, yaitu: a. Sikap menyatakan realitas dalam representasi; b. Sikap menyatakan realitas melalui Metaphora dan Abstraksi (Yudoseputro,1987). Dalam kesenian modern, para seniman memilih sikap yang kedua sehinggga ungkapan seninya lebih cenderung berasosiasi dengan seni nonrealistik atau disebut seni abstrak. Pada tahun 1830-1840 ada beberapa pelukis yang tergabung dalam



ikatan yang disebut kelompok Barbizon, yang gigih menentang akademis. Mereka ini di antaranya Theodore Rousseau, Jules Dupre, J.E. Millet, dan Camille Corot, yang menentang akademis dan meletakkan dasar perkembangan dari aliran Impresionisme. Barbizon adalah nama desa dekan hutan Fontainebleau (dekat Paris), tempat berkumpul para pelukis alam. Karya Millet bertemakan sekitar kehidupan petani yang mengandung nilai ekspresi dari kehidupan yang keras dan miskin. Pada tahun 1837 meneruskan pelajaran melukis, dan karyanya masuk salon. Beberapa karya lukissannya yang terkenal yaitu Jalanan di Ladang Gandum, Oidipus, Tukang Tampi, dan Penabur Benih.



Corot adalah pelukis Barbizon yang menjadi penghubung tradisi lama dan baru. Tradisi formal yang konstruktif dalam lukisannya terasa sama dengan lukisan Poussin. Sebaliknya dalam lukisan potret, Corot lebih memperlihatkan ciri aliran Realisme. Karya lukisnya yang terkenal yaitu: Pemandangan di Venezia, Wanita Bermutiara, dan Dua Orang dalam Biduk. Edward Manet adalah pelukis yang termasuk kelompok seniman yang ditolak lukisannya oleh Salon. Dia mengadakan pameran dan penampilan karyanya di Salon Des Refuses. Salon ini adalah tempat pameran yang diadakan oleh Napoleon III untuk menggelar karya-karya seniman yang ditolak oleh Salon dari kelompok akademi (skandal kaum borjuis). Manet sangat tertarik oleh karya Velazquez, juga terpengaruh oleh karya Goya. Di samping itu juga ia memperlihatkan tradisi Jepang (pada pameran Paris World Fair tahun 1862). sesudah tahun 1874 (pameran pertama Impresionisme), Manet makin dekat dengan golongan Impresionisme. Karya lukisannya yang terkenal adalah Emile Zola, Wanita dengan Kipas, Olympia, Boating, dan Le Dejeuner. E Kelebihan & Kekurangan Seni Rupa Realisme Kelebihan 1. Tampak lebih realis dan menampilkan objek secara nyata 2. Menampilkan kehidupan sehari hari 3. Memiliki relasi 4. Memiliki makna yg tersirat dalam suatu lukisan realisme Kekurangan 1. Sulit untuk berimajinasi ketika melukis lukisan realisme 2. Diperuntukkan kepada pelukis yg handal merupa objek yg nyata



F.Seni Lukis Aliran Realisme



Seni lukis aliran realisme adalah salah satu jenis aliran seni rupa yang akan sedikit kita kenali. Sesuai dengan namanya, aliran realisme ini lebih memandang suatu hal secara nyata atau tanpa ilusi. Aliran ini membuat setiap gambar dan objek yang tertuang dalam lukisan selalu seperti apa adanya tanpa ada tambahan atau rekayasa. Dalam dunia seni lukis, aliran realisme cukup dekat dengan aliran romantisme dan juga neoklasik. Banyak juga yang mengatakan bahwa aliran realisme ini terlahir karena wujud hasil dari kedua jenis aliran neoklasik dan aliran romantisme yang digabungkan. Seni Lukis Aliran Realisme dan Dunia Nyata Hanya hal-hal yang nyata saja yang menjadi objek lukis dalam seni lukis aliran realism ini. Walaupun begitu yang namanya seni tetaplah sebuah karya tanpa batas yang berkembang sesuai dengan imaginasi yang dimiliki oleh pemilik nya dalam hal ini sang pelukis itu sendiri. Untuk karya seni aliran realisme ini juga memiliki ciri khusus atau karakteristik yang sangat jelas. Karakteristik nya yaitu: setiap lukisan yang dituangkan dalam bidang lukis selalu lebih terlihat empiris, tidak ada perubahan bentuk atau tampilan pada setiap objek lukis yang pelukis gambarkan karena mereka menjunjung nilai realis yang mana adalah sesuai dan apa adanya seperti objek asli yang mereka gambarkan itu. Sekalipun objek yang akan mereka gambar atau lukis memiliki sisi negatif, minus atau kekurangan disana sini maka mereka tetap dengan percaya diri akan menuangkan seperti aslinya pada lukisannya. Kebanyakan tema yang dipilih atau



diangkat oleh seniman lukis aliran realism adalah kegiatan sehari-hari manusia seperti petani, pekerja, penari yang sudah jelas objeknya. Beberapa tokoh pelukis aliran realism yang cukup dikenal namanya di dunia adalah Gustave Courbet, Jan van Eyck, Honore Daumier, John Singer Sergeant, dll. Mereka adalah pekerja seni yang sejak awal konsisten menggambar dalam bidang seni lukis aliran realisme. Realisme sebagai gerakan kebudayaan Realisme menjadi terkenal sebagai gerakan kebudayaan di Perancis sebagai reaksi terhadap paham Romantisme yang telah mapan di pertengahan abad 19. Gerakan ini biasanya berhubungan erat dengan perjuangan sosial, reformasi politik, dan demokrasi. Realisme kemudian mendominasi dunia seni rupa dan sastra di Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat di sekitar tahun 1840 hingga 1880. Penganut sastra realisme dari Perancis meliputi nama Honoré de Balzac dan Stendhal. Sementara seniman realis yang terkenal adalah Gustave Courbet dan Jean François Millet. G. Daftar Pelukis Realisme Terkenal a. Karl Briullov



Karl Bryullov lahir pada tanggal 12 Desember (23), 1799 di St. Petersburg, [1] dalam keluarga akademisi, pemahat kayu, dan pengukir Pavel Ivanovich Briullo (Brulleau, 1760-1833) yang keturunan Huguenot. Dia merasa tertarik ke Italia dari tahun-tahun awal. Meskipun pendidikannya di Imperial Academy of Arts (1809–1821), Bryullov tidak pernah sepenuhnya memeluk gaya klasik yang diajarkan oleh para mentornya dan dipromosikan oleh saudaranya, Alexander Bryullov. Setelah membedakan dirinya sebagai siswa yang menjanjikan dan imajinatif dan menyelesaikan pendidikannya, ia



meninggalkan Rusia ke Roma di mana ia bekerja sampai 1835 sebagai pelukis potret dan genre, meskipun ketenarannya sebagai seniman datang ketika ia mulai melakukan lukisan sejarah. Pekerjaannya yang paling terkenal, The Last Day of Pompeii (1830–1833), adalah komposisi yang luar biasa dibandingkan dengan Pushkin dan Gogol untuk karya-karya terbaik Rubens dan Van Dyck. Ini menciptakan sensasi di Italia dan menetapkan Bryullov sebagai salah satu pelukis Eropa terbaik pada zamannya. Setelah menyelesaikan pekerjaan ini, ia dengan penuh kemenangan kembali ke ibu kota Rusia, di mana ia mendapat banyak teman di kalangan aristokrasi dan elit intelektual dan memperoleh jabatan tinggi di Akademi Seni Kekaisaran. Sebuah anekdot tentang Bryullov muncul dalam esai Leo Tolstoy "Mengapa Pria Menangkisnya Sendiri?" dan kemudian di esai penulis yang sama "What Is Art?". Saat mengajar di akademi (1836–1848) ia mengembangkan gaya potret yang menggabungkan kesederhanaan neoklasik dengan kecenderungan romantis yang menyatu dengan baik, dan kegemarannya pada realisme puas dengan tingkat penetrasi psikologis yang menarik. Ketika dia bekerja di plafon Katedral St Isaac, kesehatannya tiba-tiba memburuk. Mengikuti saran dari para dokternya, Bryullov meninggalkan Rusia untuk Madeira pada tahun 1849 dan menghabiskan tiga tahun terakhir hidupnya di Italia. Dia meninggal di desa Manziana dekat Roma dan dimakamkan di Cimitero Acattolico di sana. b. Ford Madox Brown



Brown adalah cucu dari ahli teori medis John Brown, pendiri sistem kedokteran Brunonian. Kakek buyutnya adalah seorang buruh Skotlandia. Ayahnya, Ford Brown, bertugas sebagai purser di Royal Navy, termasuk periode yang dilayani di bawah Sir



Isaac Coffin dan masa di HMS Arethusa. Dia meninggalkan Angkatan Laut setelah berakhirnya Perang Napoleon.



Pada tahun 1818, Ford Brown menikahi Caroline Madox, keluarga Kentish tua, dari mana nama tengahnya diambil. [1] Orangtua Brown memiliki sumber keuangan yang terbatas, dan mereka pindah ke Calais untuk mencari penginapan yang lebih murah, di mana putri mereka Elizabeth Coffin lahir pada 1819 dan putra mereka Ford Madox Brown pada 1821.



Pendidikan Brown terbatas, karena keluarga sering berpindah-pindah antara tempat tinggal di Pas-de-Calais dan kerabat di Kent, tetapi ia menunjukkan bakat artistik dalam menyalin cetakan master tua. Awalnya ayahnya mencari karir angkatan laut untuk putranya, menulis kepada mantan kapten Sir Isaac Coffin. Keluarga pindah ke Bruges pada 1835 sehingga Brown bisa belajar di akademi di bawah Albert Gregorius. Brown pindah ke Ghent pada 1836 untuk melanjutkan studinya di bawah Pieter van Hanselaere. Dia pindah ke Antwerp pada tahun 1837 untuk belajar di bawah Gustaf Wappers. Dia terus belajar di Antwerp setelah kematian ibunya pada tahun 1839. Saudaranya meninggal pada tahun 1840, dan kemudian ayahnya pada tahun 1842. c. Jean Baptiste Siméon Chardin



Chardin lahir di Paris, putra seorang pembuat kabinet, dan jarang meninggalkan kota. Dia tinggal di Left Bank dekat Saint-Sulpice sampai tahun 1757, ketika Louis XV memberinya sebuah studio dan tempat tinggal di Louvre. [2] Chardin menandatangani kontrak pernikahan dengan Marguerite Saintard pada 1723, yang dia tidak menikahi sampai 1731. [3] Dia melayani magang bersama pelukis



sejarah Pierre-Jacques Cazes dan Noël-Nicolas Coypel, dan pada 1724 menjadi guru di Académie de Saint-Luc. The Ray, 1728, Musée du Louvre, Paris Menurut salah satu penulis abad kesembilan belas, pada saat sulit bagi pelukis yang tidak dikenal untuk datang ke perhatian dari Royal Academy, ia pertama kali menemukan pemberitahuan dengan menampilkan lukisan di "Corpus Christi kecil" (diadakan delapan hari setelah acara reguler). satu) di Place Dauphine (oleh Pont Neuf). Van Loo, yang lewat pada 1720, membelinya dan kemudian membantu pelukis muda. Setelah presentasi The Ray pada 1728, ia diterima di Académie Royale de Peinture et de Sculpture. Tahun berikutnya ia menyerahkan posisinya di Académie de Saint-Luc. Dia membuat hidup sederhana dengan "memproduksi [ing] lukisan dalam berbagai genre dengan harga berapa pun pelanggannya memilih untuk membayarnya", [5] dan dengan karya seperti restorasi fresko di Galerie François I di Fontainebleau pada 1731. [6] Pada bulan November 1731 putranya Jean-Pierre dibaptis, dan seorang anak perempuan, Marguerite-Agnès, dibaptis pada tahun 1733. Pada 1735, istrinya Marguerite meninggal, dan dalam dua tahun Marguerite-Agnès juga telah meninggal. Boy dengan Spinning-Top, c. 1735, minyak di atas kanvas, São Paulo Museum of Art Mulai tahun 1737 Chardin dipamerkan secara teratur di Salon. Dia akan terbukti menjadi "akademisi yang berdedikasi", [2] secara teratur menghadiri pertemuan selama lima puluh tahun, dan berfungsi berturut-turut sebagai konselor, bendahara, dan sekretaris, mengawasi pada 1761 pemasangan pameran Salon. [7] Karya Chardin mendapatkan popularitas melalui ukiran reproduksi lukisan bergenrenya (dibuat oleh seniman seperti François-Bernard Lépicié dan P.-L. Sugurue), yang membawa penghasilan Chardin dalam bentuk "apa yang sekarang disebut royalti". [8] Pada 1744 ia memasuki pernikahan keduanya, kali ini ke Françoise-Marguerite Pouget. Serikat pekerja membawa perbaikan besar dalam keadaan keuangan Chardin. Pada 1745 seorang anak perempuan, Angélique-Françoise, lahir, tetapi dia meninggal pada 1746. Pada 1752 Chardin diberikan pensiun 500 livre oleh Louis XV. Di Salon tahun 1759 ia memamerkan sembilan lukisan; itu adalah Salon pertama yang dikomentari oleh Denis Diderot, yang akan terbukti menjadi pengagum dan juara umum karya Chardin. [9] Dimulai pada 1761, tanggung jawabnya atas nama Salon, secara bersamaan mengatur pameran dan bertindak sebagai bendahara, menghasilkan pengurangan produktivitas dalam lukisan, dan menunjukkan 'replika' karya sebelumnya. [10] Pada 1763, jasanya kepada Académie diakui dengan tambahan 200 livre dalam pensiun. Pada 1765 ia



terpilih sebagai anggota asosiasi dari Académie des Sciences, Belles-Lettres et Arts dari Rouen, tetapi tidak ada bukti bahwa ia meninggalkan Paris untuk menerima kehormatan tersebut. [10] Pada 1770 Chardin adalah 'Premier peintre du roi', dan pensiunnya dari 1,400 livres adalah yang tertinggi di Akademi. [11]



Pada 1772 putra Chardin, juga seorang pelukis, tenggelam di Venesia, kemungkinan bunuh diri. [11] Lukisan cat minyak terakhir seniman bertanggal 1776; Partisipasi Salon terakhirnya adalah pada 1779, dan menampilkan beberapa studi pastel. Sakit parah pada bulan November tahun itu, ia meninggal di Paris pada tanggal 6 Desember, pada usia 80 tahun. d. Camille Corot



Jean-Baptiste-Camille Corot (singkat Camille Corot) lahir di Paris pada 16 Juli 1796, di sebuah rumah di 125 Rue du Bac, sekarang dihancurkan. Keluarganya adalah orangorang borjuis — ayahnya adalah pembuat wig dan ibunya seorang penggilingan — dan tidak seperti pengalaman beberapa rekan seninya, sepanjang hidupnya ia tidak pernah merasakan keinginan uang, karena orang tuanya melakukan investasi yang baik dan menjalankan bisnisnya dengan baik. . [2] Setelah orang tuanya menikah, mereka membeli toko peralatan pabrik tempat ibunya bekerja dan ayahnya meninggalkan karirnya sebagai pembuat wig untuk menjalankan bisnis sampingan. Toko itu adalah tujuan terkenal untuk penduduk Paris yang modis dan mendapatkan penghasilan yang sangat baik bagi keluarga. Corot adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang lahir dari keluarga, yang tinggal di atas toko mereka selama tahun-tahun itu. [3] Corot menerima beasiswa untuk belajar di Lycée Pierre-Corneille di Rouen, [4] tetapi pergi setelah mengalami kesulitan skolastik dan masuk sekolah asrama. Dia "bukan



murid yang brilian, dan sepanjang karirnya di sekolah dia tidak mendapatkan nominasi tunggal untuk hadiah, bahkan untuk kelas menggambar." [3] Tidak seperti banyak master yang mendemonstrasikan bakat awal dan kecenderungan terhadap seni, sebelum 1815 Corot tidak menunjukkan minat seperti itu. Selama tahun-tahun itu ia tinggal bersama keluarga Sennegon, yang patriarknya adalah teman ayah Corot dan yang menghabiskan banyak waktu bersama Corot muda dalam perjalanan alam. Di wilayah inilah Corot membuat lukisan pertamanya setelah alam. [5] Pada usia sembilan belas, Corot adalah "anak besar, pemalu dan canggung. Dia tersipu ketika diajak bicara. Sebelum para wanita cantik yang sering mengunjungi salon ibunya, dia malu dan melarikan diri seperti hal liar ... Secara emosional, dia adalah seorang yang penuh kasih sayang dan baik. - anak yang dikasihi, yang memuja ibunya dan gemetar ketika ayahnya berbicara. "[6] Ketika orang tua Corot pindah ke tempat tinggal baru pada tahun 1817, Corot yang berusia 21 tahun pindah ke kamar tidur berjendela di lantai tiga, yang menjadi studio pertamanya juga. [7] Dengan bantuan ayahnya, ia magang ke pedagang kain, tetapi ia membenci kehidupan komersial dan membenci apa yang disebutnya "trik bisnis", namun ia tetap setia dalam perdagangan sampai berusia 26 tahun, ketika ayahnya menyetujui untuk mengadopsi profesi seni. Kemudian Corot menyatakan, "Saya mengatakan kepada ayah saya bahwa bisnis dan saya tidak kompatibel, dan bahwa saya bercerai." [8] Pengalaman bisnis terbukti bermanfaat, namun, dengan membantu dia mengembangkan rasa estetika melalui paparannya terhadap warna dan tekstur kain. Mungkin karena bosan, ia beralih ke lukisan cat minyak sekitar tahun 1821 dan segera mulai dengan pemandangan. [7] Mulai tahun 1822 setelah kematian saudara perempuannya, Corot mulai menerima tunjangan tahunan sebesar 1500 franc yang cukup membiayai karier barunya, studio, materi, dan perjalanan selama sisa hidupnya. Dia segera menyewa sebuah studio di quai Voltaire. [9] A Woman Reading, 1869/1870, Museum Seni Metropolitan Selama periode ketika Corot memperoleh cara untuk mengabdikan dirinya pada seni, lukisan lanskap sedang berkembang dan secara umum dibagi menjadi dua kubu: satu ― lanskap bersejarah oleh Neoclassicists di Eropa Selatan yang mewakili pandangan ideal dari situs nyata dan naksir yang dihuni oleh kuno, mitologi, dan tokoh-tokoh alkitabiah; dan dua ― lanskap realistis, lebih umum di Eropa Utara, yang sebagian besar setia pada topografi, arsitektur, dan flora aktual, dan yang sering menunjukkan angka-angka petani. Dalam kedua pendekatan, seniman lanskap biasanya dimulai dengan sketsa luar ruang dan lukisan pendahuluan, dengan menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan di dalam ruangan. Sangat berpengaruh pada seniman lanskap Perancis



pada awal abad ke-19 adalah karya orang Inggris John Constable dan J. M. W. Turner, yang memperkuat kecenderungan yang mendukung Realisme dan jauh dari Neoclassicism. [10]



Untuk periode singkat antara 1821 dan 1822, Corot belajar dengan Achille Etna Michallon, pelukis lansekap usia Corot yang merupakan anak didik pelukis JacquesLouis David dan yang sudah menjadi guru yang dihormati. Michallon memiliki pengaruh besar dalam karier Corot. Pelajaran menggambar Corot termasuk menelusuri litograf, menyalin bentuk tiga dimensi, dan membuat sketsa lanskap dan lukisan di luar, terutama di hutan Fontainebleau, pelabuhan laut sepanjang Normandia, dan desa-desa di barat Paris seperti Ville-d'Avray (tempat orang tuanya memiliki rumah pedesaan). [11] Michallon juga memaparkannya kepada prinsip-prinsip tradisi Neoklasik Prancis, seperti yang dianut dalam risalah terkenal teoritisi Pierre-Henri de Valenciennes, dan dicontohkan dalam karya-karya Neoclassicists Prancis Claude Lorrain dan Nicolas Poussin, yang tujuan utamanya adalah representasi dari Kecantikan yang ideal di alam, terkait dengan peristiwa di zaman kuno. Meskipun sekolah ini sedang mengalami kemunduran, sekolah ini masih memegang kendali di Salon, pameran seni terkemuka di Prancis yang dihadiri oleh ribuan orang di setiap acara. Corot kemudian menyatakan, "Saya membuat lanskap pertama saya dari alam ... di bawah mata pelukis ini, yang satu-satunya sarannya adalah untuk memberikan kesungguhan terbesar. e .Gustave Courbet



Gustave Courbet lahir pada tahun 1819 ke Régis dan Sylvie Oudot Courbet di Ornans (departemen Doubs). Menjadi keluarga petani yang sejahtera, perasaan anti-monarkis



berlaku di rumah tangga. (Kakek keibuannya bertempur di Revolusi Prancis.) Saudara perempuan Courbet, Zoé, Zélie dan Juliette, adalah model pertamanya untuk menggambar dan melukis. Setelah pindah ke Paris, dia sering pulang ke Ornans untuk berburu, memancing, dan mencari inspirasi. [3]



Dia pergi ke Paris pada tahun 1839 dan bekerja di studio Steuben dan Hesse. Semangat independen, ia segera pergi, lebih memilih untuk mengembangkan gayanya sendiri dengan mempelajari lukisan-lukisan para master Spanyol, Flemish dan Prancis di Louvre, dan mengecat salinan karya mereka. Karya-karyanya yang pertama adalah Odalisque yang terinspirasi oleh tulisan Victor Hugo dan Lélia yang menggambarkan George Sand, tetapi ia segera meninggalkan pengaruh sastra, sebaliknya memilih untuk mendasarkan lukisannya pada realitas yang diamati. Di antara lukisan-lukisannya pada awal 1840-an ada beberapa potret diri, Romantis dalam konsepsi, di mana sang seniman memerankan dirinya dalam berbagai peran. Ini termasuk Self-Portrait with Black Dog (c. 1842-44, diterima untuk pameran di 1844 Paris Salon), the Self-Portrait teater yang juga dikenal sebagai Desperate Man (c. 1843–45), Pecinta di Pedesaan ( 1844, Musée des Beaux-Arts, Lyon), The Sculptor (1845), The Wounded Man (1844–54, Musée d'Orsay, Paris), The Cellist, Self-Portrait (1847, Nationalmuseum, Stockholm, ditampilkan pada 1848). Salon), dan Man with a Pipe (1848–49, Musée Fabre, Montpellier). [4]



Perjalanan ke Belanda dan Belgia pada 1846–47 memperkuat keyakinan Courbet bahwa pelukis harus menggambarkan kehidupan di sekitar mereka, seperti Rembrandt, Hals, dan tuan Belanda lainnya. Pada 1848, ia telah mendapatkan pendukung di kalangan kritikus yang lebih muda, Neo-romantisme dan Realis, terutama Champfleury. [5]



Courbet mencapai keberhasilan Salon pertamanya pada tahun 1849 dengan lukisannya Setelah Makan Malam di Ornans. Pekerjaan, mengingatkan Chardin dan Le Nain, memperoleh Courbet medali emas dan dibeli oleh negara. [6] Medali emas berarti bahwa karya-karyanya tidak lagi memerlukan persetujuan juri untuk pameran di Salon [7] - pengecualian Courbet dinikmati hingga 1857 (ketika aturan berubah). [8]



Pada tahun 1849-50, Courbet mengecat Stone-Breakers (hancur dalam Pemboman Sekutu Dresden pada 1945), yang oleh Proudhon dikagumi sebagai ikon kehidupan petani; ini telah disebut "yang pertama dari karya besarnya". [9] Lukisan itu terinspirasi oleh adegan Courbet disaksikan di pinggir jalan. Dia kemudian menjelaskan kepada Champfleury dan penulis Francis Wey: "Tidak sering seseorang bertemu begitu lengkap dengan ekspresi kemiskinan dan sebagainya, saat itu juga saya mendapat ide untuk melukis. Saya mengatakan kepada mereka untuk datang ke studio saya berikutnya. pagi. "[9] f. Honoré Daumier



Daumier dilahirkan di Marseille oleh Jean-Baptiste Louis Daumier dan Cécile Catherine Philippe. Ayahnya Jean-Baptiste adalah seorang glazier yang aspirasi sastranya membuatnya pindah ke Paris pada tahun 1814, berusaha untuk diterbitkan sebagai seorang penyair. [2] Pada tahun 1816, Daumier muda dan ibunya mengikuti Jean-Baptiste ke Paris. Daumier menunjukkan pada masa mudanya sebuah kecenderungan yang tak tertahankan terhadap profesi artistik, yang ayahnya dengan sia-sia mencoba untuk memeriksanya dengan menempatkannya pertama dengan seorang huissier, untuk siapa dia dipekerjakan sebagai pesuruh, dan kemudian, dengan seorang penjual buku. Pada tahun 1822, ia menjadi anak didik bagi Alexandre Lenoir, seorang teman ayah Daumier yang adalah seorang seniman dan arkeolog. Tahun berikutnya, Daumier memasuki Académie Suisse. Dia juga bekerja untuk litografer dan penerbit bernama Belliard, dan melakukan upaya pertamanya di litografi.



Setelah menguasai teknik litografi, Daumier memulai karier seninya dengan memproduksi piring untuk penerbit musik, dan ilustrasi untuk iklan. Ini diikuti oleh



pekerjaan anonim untuk penerbit, di mana dia meniru gaya Charlet dan menunjukkan antusiasme yang besar untuk legenda Napoleon. Setelah revolusi tahun 1830 ia menciptakan seni yang mengekspresikan keyakinan politiknya. [3] Daumier hampir buta pada tahun 1873.



g. Edgar Degas (juga seorang Impressionis)



Degas lahir di Paris, Perancis, menjadi keluarga yang cukup kaya. Dia adalah anak tertua dari lima bersaudara dari Célestine Musson De Gas, Creole dari New Orleans, Louisiana, dan Augustin De Gas, seorang bankir. Kakek keibuannya Germain Musson, lahir di Port-au-Prince, Haiti keturunan Perancis dan telah menetap di New Orleans pada tahun 1810. [6] Degas (dia mengadopsi ejaan yang kurang agung dari nama keluarganya ketika dia menjadi dewasa) [7] memulai sekolahnya pada usia sebelas tahun, mendaftar di Lycée Louis-le-Grand. Ibunya meninggal ketika ia berusia tiga belas tahun, dan ayah dan kakeknya menjadi pengaruh utama baginya selama sisa masa mudanya. Degas mulai melukis di awal kehidupan. Pada saat dia lulus dari Lycée dengan baccalauréat dalam literatur pada tahun 1853, pada usia 18, dia telah mengubah sebuah kamar di rumahnya menjadi studio seorang seniman. Setelah lulus, ia terdaftar sebagai penyalin di Museum Louvre, tetapi ayahnya mengharapkan dia pergi ke sekolah hukum. Degas sepatutnya terdaftar di Fakultas Hukum Universitas Paris pada bulan November 1853, tetapi sedikit diterapkan pada studinya. Pada tahun 1855 dia bertemu Jean-Auguste-Dominique Ingres, yang dihormati oleh Degas dan yang nasehatnya tidak pernah dia lupakan: "Gambarkan garis, pemuda, dan masih banyak garis, baik



dari kehidupan dan dari ingatan, dan kamu akan menjadi seniman yang baik." [ 8] Pada bulan April tahun itu, Degas diterima di École des Beaux-Arts. Dia belajar menggambar di sana bersama Louis Lamothe, di bawah bimbingannya dia berkembang, mengikuti gaya Ingres. [9] Pada bulan Juli 1856, Degas bepergian ke Italia, di mana ia akan tinggal selama tiga tahun ke depan. Pada 1858, ketika tinggal bersama keluarga bibinya di Naples, ia membuat studi pertama untuk karya pertamanya The Bellelli Family. Dia juga menggambar dan melukis banyak salinan karya-karya Michelangelo, Raphael, Titian, dan seniman-seniman Renaisans lainnya, tetapi — bertentangan dengan praktik konvensional — ia biasanya memilih dari altar sebuah detail yang menarik perhatiannya: sosok sekunder, atau kepala yang dia diperlakukan sebagai potret. h. Thomas Eakins



Thomas Cowperthwait Eakins (25 Juli 1844 - 25 Juni 1916) adalah seorang pelukis realis, fotografer, [1] pematung, dan pendidik seni rupa. Dia diakui secara luas sebagai salah satu artis paling penting dalam sejarah seni Amerika. [2] [3] Selama karier profesionalnya, dari awal 1870-an sampai kesehatannya mulai gagal sekitar 40 tahun kemudian, Eakins bekerja dengan sangat keras dari kehidupan, memilih sebagai subjeknya orang-orang dari kota kelahirannya di Philadelphia. Dia melukis beberapa ratus potret, biasanya dari teman, anggota keluarga, atau orang-orang terkemuka dalam seni, sains, kedokteran, dan pendeta. Diambil secara massal, potret menawarkan ikhtisar kehidupan intelektual Philadelphia pada akhir abad 19 dan awal abad ke-20; secara individual, mereka adalah penggambaran tajam orang yang berpikir.



Selain itu, Eakins menghasilkan sejumlah lukisan besar yang membawa potret keluar dari ruang tamu dan ke kantor, jalan, taman, sungai, arena, dan amfiteater bedah kotanya. Tempat-tempat outdoor yang aktif ini memungkinkannya untuk melukis subjek yang paling menginspirasinya: sosok telanjang atau ringan yang sedang bergerak. Dalam prosesnya ia dapat memodelkan bentuk-bentuk tubuh di bawah sinar matahari penuh, dan menciptakan gambar-gambar dari ruang dalam memanfaatkan studinya dalam perspektif. Eakins juga sangat tertarik pada teknologi baru fotografi gerak, bidang di mana dia sekarang dilihat sebagai seorang inovator. Tidak kalah pentingnya dalam kehidupan Eakins adalah pekerjaannya sebagai guru. Sebagai seorang instruktur, dia sangat berpengaruh dalam seni Amerika. Kesulitankesulitan yang menimpa dirinya sebagai seniman yang berusaha melukis potret dan figur secara realistis disejajarkan dan bahkan diperkuat dalam kariernya sebagai seorang pendidik, di mana skandal perilaku dan seksual memotong keberhasilannya dan merusak reputasinya.



Eakins adalah tokoh kontroversial yang karyanya diterima sedikit dengan cara pengakuan resmi selama masa hidupnya. Sejak kematiannya, ia telah dirayakan oleh para sejarawan seni Amerika sebagai "realis terkuat dan paling mendalam dalam kesusastraan kesembilan belas dan awal abad ke-20". i. Nikolai Nikolaevich Ge



Nikolai Nikolaevich Ge (dari nama leluhur Prancisnya "De Gay") (bahasa Rusia: Николай Николаевич Ге; 27 Februari [O.S. 15 Februari] 1831 - 13 Juni [O.S. 1 Juni] 1894) adalah seorang pelukis realis Rusia dan seorang simbolis Rusia awal. Dia terkenal karena karya-karyanya pada motif sejarah dan agama. Nikolai Ge lahir di Voronezh ke keluarga bangsawan Rusia asal Prancis. Kakeknya berimigrasi ke Rusia selama abad ke-18. Orang tuanya meninggal saat dia masih kecil. Ge dibesarkan oleh



perawat budak. Dia lulus dari Gimnasium Kiev pertama dan kemudian belajar fisika dan matematika di Universitas Kiev dan Universitas Saint Petersburg. Pada 1850, Ge menyerahkan karirnya di bidang sains dan terdaftar di Akademi Seni Kekaisaran di Saint Petersburg. Ia belajar di bawah pelukis utama Pyotr Basin. Pada 1857, ia lulus dari Akademi di mana ia menerima medali emas untuk The Witch of Endor Memanggil Roh Nabi Samuel. Menurut Ge, selama periode itu dia sangat dipengaruhi oleh Karl Briullov. Medali emas dijamin beasiswa untuk Ge untuk belajar di luar negeri. Ia mengunjungi Jerman, Swiss dan Perancis. Pada 1860 ia menetap di Italia di mana ia bertemu Alexander Andreyevich Ivanov di Roma. Seniman Rusia menjadi pengaruh kuat untuk karya masa depan Ge. Pada tahun 1861, Ge melukis The Last Supper menggunakan foto sepupu Steven Levitsky, Aleksandr Ivanovich Herzen. Itu diambil oleh fotografer Rusia Sergei Lvovich Levitsky sebagai gambar untuk tokoh utama Kristus. Ge bercerita, "Saya ingin pergi ke London untuk melukis gambar Alexander Herzen | Herzen" [...] dan dia menanggapi permintaan saya dengan potret besar oleh Mr. Levitsky. "Kesamaan lukisan terakhir antara pose foto Levitsky tentang Pose Herzen dan Ge dari Kristus yang dilukis memimpin pers hari itu untuk memuji lukisan itu sebagai "kemenangan materialisme dan nihilisme". Ini adalah kesempatan pertama yang diketahui di mana fotografi digunakan sebagai sumber utama untuk karakter sentral dalam sebuah lukisan dan berbicara kepada pengaruh mendalam bahwa fotografi nantinya akan ada dalam seni dan gerakan artistik seperti Impresionisme Prancis. Lukisan (pertama dibeli oleh Tsar Alexander II dari Rusia) membuat kesan yang begitu kuat ketika ditunjukkan di Saint Petersburg pada 1863 bahwa Ge diangkat menjadi profesor Akademi Kesenian Kekaisaran. Pada tahun 1864, Ge kembali ke Firenze dan melukis potret Herzen bersama dengan para Rasul Kebangkitan dan versi pertama Kristus di Bukit Zaitun. Lukisan-lukisan baru itu tidak banyak berhasil dan Akademi Imperial menolak memamerkan mereka dalam pameran tahunannya. Pada 1870, Ge kembali ke Saint Petersburg di mana dia beralih ke sejarah Rusia untuk materi pelajaran. Lukisan Peter the Great Interrogates Tsarevich Alexey di Peterhof (1871) adalah sukses besar, tetapi lukisan-lukisan historis lainnya dipenuhi dengan sedikit atau tanpa minat. Ge menulis bahwa seorang pria harus hidup dari pertanian dan seni tidak boleh dijual. Dia membeli khutor kecil (pertanian) di Chernigov gubernia



(saat ini Ukraina) dan pindah ke sana. Ge berkenalan dengan Leo Tolstoy sekitar waktu ini dan menjadi pengikut filsafatnya. Pada awal 1880-an, dia kembali ke mata pelajaran agama dan potret. Dia mengklaim bahwa setiap orang memiliki hak untuk memiliki potret pribadi dan setuju untuk bekerja untuk komisi apa pun yang mampu dibeli oleh subjek. Di antara subjek potretnya yang kemudian adalah Tolstoy, Mikhail Saltykov-Shchedrin, dan Judas yang alkitabiah. Lukisan-lukisannya di kemudian hari tentang subyek Perjanjian Baru dipuji oleh para kritikus liberal seperti Vladimir Stasov dan dikritik oleh kaum konservatif karena menggambarkan Ernest Renan daripada Perjanjian Baru dan dilarang dilarang oleh pihak berwenang untuk penodaan agama. Quid Est Veritas? Kristus dan Pilatus (1890) juga dilarang dari sebuah pameran. Penghakiman Sanhedrin: Dia Bersalah! (1892) tidak diterima di pameran Akademi Seni tahunan; Kalvari (Golgota) (1893) tetap belum selesai; The Crucifixion (1894) dilarang oleh Tsar Alexander III.



j. Aleksander Gierymski



Aleksander Gierymski menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama nr III di Warsawa pada 1867, dan pada tahun yang sama memulai pelajaran menggambar di Warsawa. Antara 1868 - 1872 ia belajar di Akademi Seni Rupa di Munich dan lulus dengan medali emas. Dia menerima pujian atas karya diploma-nya, The Merchant of Venice. Antara 1873-1874 ia tinggal di Italia, kebanyakan di Roma. Di sana ia menyelesaikan karya-karya pertamanya yang terkenal: Roman Inn dan Morra Game, yang dibawa Gierymski ke Warsawa pada awal tahun 1875 dan dipamerkan di Galeri Zachęta. Kedua lukisan menerima perhatian audiens dan kritikus. Dari akhir 1875 hingga 1879, sang seniman kembali ke Roma, di mana dia bekerja untuk meningkatkan pekerjaannya, terutama menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari lukisan Italia. Karya yang paling penting dari periode Romawi adalah



lukisannya Di Gazebo. Ini adalah pendekatan untuk impresionisme, yang didahului oleh studi ekstensif di bidang ini (misalnya Silinder di atas meja, Man dalam mantel ekor merah antara lain). Dalam lukisan Di Gazebo kita dapat melihat adegan pertemuan sosial abad ke-18, yang berlangsung di sebuah gazebo yang dipenuhi cahaya dari belakang. Adegan seperti itu memungkinkan dia untuk memainkan warna penyihir dan cahaya. Karya Gierymski dapat dibandingkan dengan impresionis Prancis kontemporer, meskipun ia belum berada di Paris dan tidak ada bukti bahwa ia telah melihat pekerjaan mereka. Periode terbesar untuk Gierymski adalah antara tahun 1879-1888 yang ia habiskan di Warsawa. Saat ini dia bekerja dengan sekelompok penulis dan pelukis positivis muda, berkumpul di sekitar Wędrowiec (Eng. Wanderer) berkala. Bertanggung jawab untuk urusan seni di majalah ini adalah Stanisław Witkiewicz, yang bertempur untuk pengakuan publik Gierymski. Lukisan, yang dibuat Gierymski pada periode ini, misalnya wanita Yahudi yang menjual jeruk; Gerbang Kota Tua, Marina Solec, Pesta Sangkakala, Sandblaster, dan lainnya didasarkan pada kehidupan orang miskin dari dua distrik di Warsawa - Powiśle dan Kota Tua. Sayangnya karya-karyanya tidak pernah dipahami dan dihormati di Polandia kontemporer. Sebagai orang lain yang tidak dihargai di tanah kelahirannya, tanpa mata pencaharian, ia meninggalkan Warsawa di belakang dan pergi ke luar negeri pada tahun 1888. Sejak itu dia kebanyakan di Jerman dan Perancis. Lingkungan yang berubah mengubah karyanya. Jauh dari tanah airnya ia mulai melukis subjek yang kurang pribadi. Sebagian besar dia melukis pemandangan (Kufstein Castel Outlook, Bagian dari Rothenburg, pemandangan laut). Sering dia melukis di malam hari, yang memungkinkan dia untuk melukis objek di bawah cahaya buatan, seperti (Munich nocturnes, Paris Opera di Malam, Twilight di Seine). Dia kembali ke Polandia pada tahun 1893 dan tinggal hingga 1895, untuk melamar posisi di Akademi Seni Rupa di Cracow. Perjalanan ini menghidupkan kembali minatnya pada subyek manusia. Sebagai hasil dari bunga ini kita dapat menghitung misalnya lukisan Peti Mati Peasant. Selama tahun-tahun terakhir hidupnya ia tetap di Italia. Dari periode yang terakhir datang karya-karya seperti Interior Basilika San Marco di Venesia, Piazza del Popolo di Roma atau pemandangan Verona. Kekecewaan pahit dalam hidupnya terungkap pada potret dirinya dicat setahun sebelum kematiannya. Dia melihat dunia dengan mata seorang naturalis, meskipun temperamennya panas. Tragisnya, tahun-tahun terakhir hidupnya dihabiskan di rumah sakit jiwa; Namun demikian ia meninggalkan warisan yang unik. Karya-karyanya



mewakili realisme, seperti Courbet's, dan dia tidak takut untuk mewakili semua masalah kehidupan, termasuk kehidupan orang-orang yang rendah hati. Gierymski meninggal antara 6-8 Maret 1901 di Roma di rumah sakit jiwa di Via della Lungara Street. Dia dimakamkan di Pemakaman Campo Verano di Roma pada 10 Maret 1901. k. William Harnett (spesialis trompe l'oeil)



Harnett lahir di Clonakilty, County Cork, Irlandia selama masa paceklik kentang. Tak lama setelah kelahirannya, keluarganya beremigrasi ke Amerika, menetap di Philadelphia. Menjadi warga negara Amerika Serikat pada tahun 1868, ia mencari nafkah sebagai pria muda dengan desain ukiran di meja perak, sementara juga mengambil kelas malam di Akademi Seni Rupa Pennsylvania dan kemudian, di New York, di Cooper Union dan di National Akademi Desain. Lukisan minyaknya yang pertama dikenal, masih hidup, berasal dari tahun 1874. Gaya lukisan trompe-l'œil yang dikembangkan Harnett sangat khas dan mengilhami banyak peniru, [1] tetapi itu bukan tanpa preseden. Sejumlah pelukis Belanda abad ke-17, Pieter Claesz, misalnya, memiliki spesialisasi dalam meja yang masih hidup dengan kemiripan yang mencengangkan. Raphaelle Peale, yang bekerja di Philadelphia pada awal abad ke-19, memelopori bentuk di Amerika. Apa yang membedakan karya Harnett, selain keahliannya yang luar biasa, adalah ketertarikannya untuk menggambarkan objek yang biasanya tidak dijadikan subjek sebuah lukisan. Harnett mengecat alat-alat musik, permainan gantung, dan tankards, tetapi juga melukis Golden Horseshoe yang tidak biasa (1886), sebuah tapal kuda berkarat yang diperlihatkan pada papan. Dia melukis kumpulan buku bekas yang diletakkan di atas peti, Job Lot, Cheap (1878), serta senjata api dan bahkan uang kertas. Karya-karyanya



terjual dengan baik, tetapi mereka lebih mungkin ditemukan tergantung di kedai atau kantor bisnis daripada di museum, karena mereka tidak sesuai dengan pengertian kontemporer seni tinggi. William Michael Harnett - The Last Summer Rose Harnett menghabiskan tahun 1880–1886 di Eropa, [1] tinggal di Munich sejak 1881 hingga awal 1885. [2] Lukisan-lukisan Harnett yang paling terkenal, empat versi After The Hunt, dilukis antara tahun 1883 dan 1885. Masing-masing adalah komposisi yang mengesankan dari peralatan berburu dan permainan mati, tergantung di pintu dengan engsel berukir di pelat kanan dan lubang kunci di sebelah kiri. Lukisan-lukisan ini, seperti penggambaran tapal kuda atau mata uang yang disebutkan sebelumnya, sangat efektif sebagai trompe-l'œil karena benda-benda menempati ruang dangkal, yang berarti bahwa ilusi tidak dimanjakan oleh pergeseran paralaks jika pemirsa bergerak. Secara keseluruhan, karya Harnett paling sebanding dengan karya John F. Peto yang sedikit lebih muda. Kedua artis saling kenal, dan perbandingan dapat dilakukan antara dua lukisan yang menampilkan biola. Musik Harnett dan Good Luck dari 1888 menunjukkan biola menggantung tegak di pintu dengan engsel berukir dan dengan sepotong lembaran musik yang sedikit robek di belakangnya. Unsur-unsurnya diatur dengan cara yang stabil dan disengaja. Lukisan Peto tahun 1890 menunjukkan biola menggantung miring, serta terkelupas dan usang, dengan satu senar patah. Lembaran musik ini penuh dengan suara dan robek di tepinya, dan ditempatkan sembarangan di belakang instrumen. Engsel kurang berornamen, dan yang satu rusak. Benda-benda Harnett menunjukkan tanda-tanda penggunaan tetapi terawetkan dengan baik, sementara benda-benda Peto yang lebih sederhana hampir habis digunakan. l. Louis Le Nain



Saudara-saudara lahir di atau dekat Laon di Prancis utara. Mathieu lahir pada tahun 1607; Antoine dan Louis awalnya diyakini lahir pada 1588 dan 1593, masing-masing,



tetapi sekarang dianggap telah lahir kemudian; Galeri Nasional memberi mereka tanggal lahir "c. 1600? dan c. 1603?". Pada 1630, ketiganya tinggal di Paris, di mana mereka berbagi studio yang didirikan oleh Antoine, yang diterima di serikat pelukis Paris, memungkinkan kedua saudaranya untuk berlatih di bawahnya tanpa membayar biaya. Dalam beberapa tahun mereka menerima komisi penting, Antoine melukis potret kelompok aldermen Paris pada 1632. Pada 1648, ketiga bersaudara itu diterima di Académie de peinture et de sculpture pada tahun pendiriannya. [2] Karena kemiripan yang luar biasa dari gaya lukisan mereka dan kesulitan membedakan karya-karya oleh masing-masing saudara (mereka menandatangani lukisan mereka hanya dengan nama keluarga mereka, dan banyak yang mungkin merupakan kolaborasi), mereka biasanya disebut sebagai satu kesatuan, Le Nain. Louis biasanya dikreditkan dengan lukisan-lukisan mereka yang paling terkenal, serangkaian adegan yang menggambarkan kehidupan petani; ia mungkin telah mengunjungi Italia, dan dipengaruhi oleh seniman Belanda Pieter van Laer, yang tinggal di Roma tetapi juga melewati Prancis pada pertengahan 1620-an. [3] Lukisan-lukisan bergenre ini sering dicatat karena sangat literal, namun simpatik; subjek tidak pernah aneh atau tampak ditertawakan. Namun, masih ada beberapa pertanyaan, apakah beberapa "petani" yang diasumsikan benar-benar berasal dari kelas pedesaan - banyak yang tampaknya hanya kaum borjuis di waktu luang di negara tersebut. Eksekusi mereka yang tenang dan pilihan karakteristik mengingat warna dari sekolah Spanyol. Pilihan subjek mereka tidak biasa untuk waktu: dunia Paris sibuk dengan alegori mitologis, dan "tindakan heroik" raja, sementara tiga Le Nain mengabdikan diri terutama untuk mata pelajaran kehidupan yang rendah hati seperti Peasant Meal (1642) ), Boys Playing Cards, atau A Farrier in His Forge, tiga gambar sekarang di Louvre. Pemujaan mereka terhadap Gembala di London (Galeri Nasional) adalah pengecualian, dan banyak pekerjaan sipil dan gereja lainnya mungkin telah hilang dalam Revolusi Perancis. Ariane di Naxos juga tampaknya menjadi pengecualian, karena menggambarkan dewa Yunani Bacchus dan kekasihnya Ariadne. Saudara-saudara juga menghasilkan miniatur (terutama dikaitkan dengan Antoine) dan potret (dikaitkan dengan Mathieu). Mathieu menjadi pelukis resmi (Peintre Ordinaire) dari Paris pada 1633, dan banyak kemudian dibuat menjadi chevalier. Di antara pengasuhnya untuk potret adalah Marie de Medici dan Kardinal Mazarin, tetapi karyakarya ini tampaknya telah lenyap. Antoine dan Louis meninggal pada 1648. Mathieu hidup sampai 1677, dan tampaknya melukis sampai pertengahan 1650-an, meskipun tidak ada karya yang ditandatangani setelah 1648. Pada 1662 ia menerima kehormatan yang tidak biasa untuk pelukis Ordo



Santo Michael, tetapi dikeluarkan setahun kemudian, dan dipenjara pada 1662 karena mengenakan kerah perintah ketika dia tidak berhak untuk itu. [2] Lukisan Le Nain memiliki kebangunan rohani pada tahun 1840-an dan, berkat pengerahan Champfleury, membuat penampilan mereka di dinding Louvre pada tahun 1848. Champfleury adalah teman pelukis Realis, Gustave Courbet, dan seorang teorisi Realisme dan penulis di Seni populer Perancis. Kualitas "naif" dari karya-karya ini, dengan pose-pose statis, komposisi-komposisi "aneh", dan subjek-subjek petani dikagumi dan mungkin telah memberi pengaruh pada banyak seniman abad kesembilan belas, khususnya Courbet sendiri. Mereka tetap populer hingga abad ke-20. m. Édouard Manet (berhubungan pula dengan Impressionisme)



Édouard Manet lahir di Paris pada tanggal 23 Januari 1832, di Hotel Particulier leluhur (rumah) di rue des Petits Augustins (sekarang rue Bonaparte) untuk keluarga kaya dan baik-baik. [1] Ibunya, Eugénie-Desirée Fournier, adalah putri seorang diplomat dan putri baptis putra mahkota Swedia Charles Bernadotte, dari siapa raja Swedia diturunkan. Ayahnya, Auguste Manet, adalah seorang hakim Prancis yang mengharapkan Édouard untuk mengejar karir di bidang hukum. Pamannya, Edmond Fournier, mendorongnya untuk mengejar lukisan dan membawa Manet muda ke Louvre. [2] Pada 1841 ia mendaftar di sekolah menengah, Collège Rollin. Pada tahun 1845, atas nasehat pamannya, Manet mendaftar di kursus khusus menggambar di mana dia bertemu Antonin Proust, Menteri Seni Rupa masa depan dan teman seumur hidup berikutnya. Atas saran ayahnya, pada 1848 dia berlayar di kapal pelatihan ke Rio de Janeiro. Setelah dua kali gagal ujian untuk bergabung dengan Angkatan Laut, [3] ayahnya mengalah pada keinginannya untuk mengejar pendidikan seni. Dari 1850 hingga 1856, Manet belajar di bawah pelukis akademik Thomas Couture. Di waktu luangnya, Manet menyalin Old Masters di Louvre.



Dari 1853 hingga 1856, Manet mengunjungi Jerman, Italia, dan Belanda, pada waktu itu ia dipengaruhi oleh pelukis Belanda Frans Hals, dan seniman Spanyol Diego Velázquez dan Francisco José de Goya. n. Jean-François Millet



Millet adalah anak pertama Jean-Louis-Nicolas dan Aimée-Henriette-Adélaïde Henry Millet, anggota komunitas pertanian di desa Gruchy, di Gréville-Hague (Normandia), dekat dengan pantai. [2] Di bawah bimbingan dua imam desa — salah satunya adalah vikaris Jean Lebrisseux — Millet memperoleh pengetahuan tentang penulis Latin dan modern. Tetapi segera ia harus membantu ayahnya bekerja di ladang; [3] karena Millet adalah putra sulung. Jadi semua pekerjaan petani sudah akrab baginya: untuk memotong, membuat jerami, mengikat berkas gandum, mengirik, menampi, menyebarkan kotoran, membajak, menabur, dll. Semua motif ini akan kembali dalam seni kelak. Ini berhenti ketika dia berusia 18 tahun dan dikirim oleh ayahnya ke Cherbourg pada tahun 1833, untuk belajar dengan pelukis potret bernama Paul Dumouchel. Pada 1835 ia belajar penuh waktu dengan Lucien-Théophile Langlois [4] [sumber yang lebih baik diperlukan], murid dari Baron Gros, di Cherbourg. Uang saku yang disediakan oleh Langlois dan lainnya memungkinkan Millet untuk pindah ke Paris pada tahun 1837, di mana dia belajar di École des Beaux-Arts bersama Paul Delaroche. [5] Pada tahun 1839, beasiswanya dihentikan, dan pengajuan pertamanya ke Salon ditolak. o. Ilya Yefimovich Repin



Ilya Yefimovich Repin (Rusia: Илья Ефимович Репин, tr Il'ya Yefimovich Repin, IPA: [rʲepʲɪn]; Finlandia: Ilja Jefimovitš Repin; Ukraina:. Ілля Юхимович Рєпін; Agustus 5 [OS Juli 24] 1844-1829 September 1930) adalah seorang pelukis realis Rusia [1]. Dia adalah seniman Rusia paling terkenal abad ke-19, ketika posisinya di dunia seni sebanding dengan Leo Tolstoy dalam sastra. Dia memainkan peran utama dalam membawa seni Rusia ke dalam arus utama budaya Eropa. karya besar-Nya meliputi Barge Haulers di Volga (1873), Prosesi Keagamaan di Provinsi Kursk (1883) dan Balas dari Zaporozhian Cossack (1880-1891). Repin lahir di Chuguyev, di Kharkov Governorat, Kekaisaran Rusia (sekarang Chuhuiv di Ukraina, Kharkiv Daerah) dalam sebuah keluarga "pemukim militer". [2] Ayahnya berdagang kuda dan neneknya mengelola penginapan. Dia masuk sekolah militer untuk belajar survei. Segera setelah kursus survei dibatalkan, ayahnya membantu Repin untuk menjadi magang dengan Ivan Bunakov, ikon pelukis lokal, di mana ia dipulihkan ikon tua dan melukis potret dari tokoh-tokoh lokal melalui komisi. Pada 1863 dia pergi ke Akademi Seni St. Petersburg untuk belajar melukis tetapi harus masuk sekolah persiapan Ivan Kramskoi dulu. Dia bertemu sesama artis Ivan Kramskoi dan kritikus Vladimir Stasov selama tahun 1860-an, dan istrinya, Vera Shevtsova pada tahun 1872 (mereka tetap menikah selama sepuluh tahun). Pada 1874–1876 ia tampil di Salon di Paris dan di pameran Itinerants 'Society di Saint Petersburg. Dia dianugerahi gelar akademisi pada tahun 1876. Pada tahun 1880, Repin pergi ke Zaporizhia [rujukan?] Untuk mengumpulkan materi untuk Tanggapan 1891 dari Zaporozhian Cossack. Prosesi agamanya di Provinsi Kursk dipamerkan pada tahun 1883, dan Ivan the Terrible dan Putra-Nya Ivan pada tahun 1885. Pada tahun 1892 ia mempublikasikan koleksi tulisan-tulisan Esai. Dia mengajar di Higher Art School melekat pada Academy of Arts dari 1894. Pada tahun 1898 ia membeli real, Penaty (yang Penates), di Kuokkala, Finlandia (sekarang Repino, Saint Petersburg).



Pada tahun 1901 ia dianugerahi Legiun Kehormatan. Pada tahun 1911 ia melakukan perjalanan bersama istri kandung kandungnya Natalia Nordman ke Pameran Dunia di Italia, di mana lukisannya 17 Oktober 1905 dan potretnya dipajang di ruang terpisah mereka sendiri. Pada tahun 1916 Repin mengerjakan bukunya tentang kenangan, Jauh dan Dekat, dengan bantuan Korney Chukovsky. Dia menyambut Revolusi Februari 1917, tetapi agak skeptis terhadap Revolusi Oktober. Pihak berwenang Soviet memintanya beberapa kali untuk kembali, ia tetap tinggal di Finlandia selama sisa hidupnya. Perayaan diadakan pada tahun 1924 di Kuokkala untuk menandai ulang tahun ke-80 Repin, diikuti dengan pameran karyanya di Moskow. Pada tahun 1925 pameran karya-karyanya diadakan di Museum Rusia di Leningrad. Repin meninggal pada 1930 dan dimakamkan di Penate.