Seni Tari (Unsur Dasar Tari Dan Pendukungnya) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH UNSUR-UNSUR TARI DAN PENDUKUNGNYA Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Seni Tari dan Drama yang dibina oleh Ratnayanti, S. Pd, M.M.Pd



Disusun Oleh: Kelompok 2



1. Adinda Mentari



(17-135-0002)



2. Dandi Ria Riskiyanto



(17-135-0029)



3. Dista Fatmawati



(17-135-0004)



4. Monika Dewi Anggraini



(17-135-0015)



5. Serliana Utami



(17 135 0019)



Semester : V PGSD



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA METRO



2019 KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu. Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan ini penulis hanturkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Penelitian Pendidikan yang berjudul “Unsur-Unsur Tari dan Pendukungnya” ini. Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan banyak pihak, sehingga dapat mempelancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, penulis juga ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima Kasih. Wasslamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu. Metro, 18 Oktober 2019



Penulis



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR



ii



DAFTAR ISI



iii



BAB I PENDAHULUAN



1



A. Latar Belakang Masalah



1



B. Rumusan Masalah



2



C. Tujuan Penulisan



2



BAB II PEMBAHASAN



3



A. Unsur-Unsur Dasar dalam Tari



3



B. Unsur-Unsur Pendukung dalam Tari



6



BAB III PENUTUP



11



A. Kesimpulan



11



B. Saran



11



DAFTAR PUSTAKA



12



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni tari di SD adalah membentuk sikap kreatif, sensitif dan menumbuhkan



sikap



apresiatif



anak



melalui



pengalaman



berekpresi



dan



mengkomunikasikan unsur gerak ruang, waktu dan tenaga dengan mengamati dan berkarya secara langsung sesuai dengan tingkat perkembangan pikiran anak. Isi pembelajaran meliputi (1) gerak dan ekspresi, (2) mengekplorasi unsur – unsur gerak tari, (3) membuat ragam gerak, (4) komposisi gerak, dan (5) membuat gerak dasar dengan iringan lagu (Depdiknas 2005: 36). Dengan adanya pengaturan baru untuk kemajuan kebudayaan maka akan dimuat aturan tentang manajemen perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan (UU No. 5 Tahun 2017). Oleh karena itu di dalam pembelajaran seni tari di SD hendaknya harus memberikan dampak yang positif kepada peserta didik dikarenakan pembelajaran ini memberikan kesempatan yang setinggi – tingginya agar peserta didik mampu mengekspresikan bakat yang dimilikinya serta untuk menanamkan kebudayaan yang ada. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta memiliki maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak yang ritmis dan indah (Rohkyatmo, 1986: 83). Beberapa jenis tari diantaranya adalah tari tradisional, modern, dan kontemporer. Tari berkembang di dalam dan di luar negeri. Tari yang berkembang di dalam negeri disebut tari Nusantara dan tari yang berkembang di luar negeri disebut tari mancanegara. Beberapa contoh tari Nusantara adalah tari Sigeh Penguten, Bedana, Gambyong, Saman, Kecak, dan sebagainya. Sedangkan beberapa contoh tari mancanegara non-Asia adalah tari Bacata, Tanggo, Cha-cha, Salsa, dan sebagainya. Tari adalah seni yang pada dasarnya merupakan media atau bahasa komunikasi dalam wujud gerak dan tari juga dapat dijadikan alat untuk mengungkapkan pikiran, kehendak, perasaan, dan pengalaman kepada orang lain (Pekerti, 2014: 7.2).



1



B. Rumusan Masalah 1. Apa unsur-unsur dasar dalam tari? 2. Apa unsur-unsur pendukung dalam tari? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui unsur-unsur dasar dalam tari. 2. Untuk mengetahui unsur-unsur pendukung dalam tari.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Unsur-Unsur Dasar Tari Tari adalah suatu bentuk pernyataan imajinatif yang tertuang melalui kesatuan simbol-simbol gerak, ruang, dan waktu (Bambang Pudjasworo, 1982:61). Tari dalam perwujudannya senantiasa harus dihayati sebagai bentuk kemanunggalan dari suatu pola imajinatif gerak, ruang, dan waktu yang dapat dilihat dengan kasat mata. Bentuk kemanunggalan antara pola imajinatif dengan pola kasat mata itu dapat dikatakan bahwa tari merupakan suatu bentuk pernyataan ekspresi (jiwani), bentuk pernyataan ilusi, dan sekaligus merupakan bentuk pernyataan rasional manusia. Gerak, ruang, dan waktu dihadirkan sebagai sebuah satu kesatuan yang utuh yang mewakilinya. Konsep dasar dalam tari secara universal adalah gerak, ruang, dan waktu. Tari Jawa gaya Yogyakarta juga mempunyai konsep dasar yang relatif universal pula. Perlu diungkapkan pernyataan salah satu tokoh tari gaya Yogyakarta, yakni B.P.H. Suryodiningrat. Dalam salah satu uraiannya dinyatakan: tari adalah gerak seluruh anggota badan, yang diiringi dengan musik (gamelan) dikoordinasikan menurut irama gamelan, kesesuaian dengan sifat pembawaan tari serta maksud tarinya (B.P.H. Suryodiningrat, 1934:3). Menurut batasan tari di atas, maka secara konsepsional yang dimaksud tari (tari Jawa), senantiasa harus berpijak pada tiga aspek pokok ialah wiraga, wirama, dan wirasa. Wiraga adalah konsep gerak, wirama merupakan konsep irama, dan wirasa adalah konsep penjiwaan. Berikut tiga unsur utama dalam seni tari: 1.



Wiraga (raga) Wiraga dalam bahasa Jawa berarti raga, yang dalam konteks seni tari biasa dikenal dengan gerakan. Tarian harus menonjolkan gerakan tubuh yang dinamis, ritmis, dan estetis. Meskipun, memang tidak semua gerakan dalam suatu seni tari memiliki maksud tertentu. Gerak biasa atau gerak murni adalah gerakan dalam sebuah tarian yang tidak memilki maksud tertentu, sedangkan gerak maknawi adalah gerakan dalam sebuah tarian yang memiliki makna mendalam dan memiliki maksud tertentu.



3



Secara umum, melalui gerakan penari, penonton bisa menebak karakter yang dimainkan. Misalnya gerak memutar pergelangan tangan pada tari yang dibawakan oleh wanita memiliki arti keluwesan atau kelembutan. Begitu pula gerakan berdecak pinggang pada tari yang dibawakan oleh pria bisa memiliki arti wibawa dan kekuasaan. Tanpa gerakan, sebuah seni tari tidak memiliki makna dan menjadi hampa karena memang yang namanya tari harus ada unsur gerakan. Maka dari itu, wiraga termasuk ke dalam unsur utama sebuah seni tari. 2.



Wirama (irama) Tidak mungkin sebuah seni tari hanya melulu penari bergerak kesana kemari tanpa adanya musik yang mengiringi. Musik berfungsi untuk mengiringi gerakan penari. Dengan adanya musik, suatu gerakan akan lebih memiliki makna karena tercipta suasana tertentu. Seorang penari harus bisa menari sesuai dengan irama, ketukan, dan tempo pengiringnya sehingga bisa harmonis dan estetis di mata penonton. Selain itu, irama juga bisa sebagai isyarat bagi penari kapan harus memulai atau mengganti sebuah gerakan. Hal ini sangat berguna ketika sebuah tarian dibawakan oleh banyak penari sehingga setiap penari tidak tergantung gerakannnya pada penari lain tetapi bisa menyamakan sendiri dengan irama pengiring. Irama yang digunakan bisa berupa rekaman (biasa digunakan untuk kepentingan pendidikan) ataupun iringan langsung dari instrumen musik (seperti gamelan, kecapi, atau alat musik tradisional lain). Namun, tidak menutup kemungkinan irama yang mengiringi tarian berupa tepukan tangan, hentakan kaki, maupun nyanyian. Apapun bentuknya, irama digunakan sebagai pelengkap sebuah gerakan tari. Meskipun berfungsi sebagai pengiring, irama juga termasuk ke dalam unsur utama.



3.



Wirasa (rasa) Seni tari harus bisa menyampaikan pesan dan suasana perasaan kepada penonton melalui gerakan dan ekspresi penari. Oleh karena itu, seorang penari harus bisa menjiwai dan mengeskpresikan tarian tersebut melalui mimik wajah dan pendalaman karakter. Sebagai contoh, apabila karakter yang dimainkan



4



adalah gadis desa yang lembut maka selain gerakan yang lemah gemulai, penari juga harus menampilkan mimik wajah yang mendukung. Unsur ini akan makin menguatkan suasana, karakter, dan estetika sebuah seni tari bila dikombinasikan dengan irama dan gerakan yang mendukung. Dengan adanya rasa dalam sebuah tari, penonton bisa makin mudah menangkap maksud tertentu yang ingin disampaikan oleh penari. Maka, unsur rasa ini tidak dapat terlepas dari unsur esensial seni tari. Tanpa adanya rasa, makna tarian tidak akan dapat tersampaikan kepada penonton. Sedangkan Menurut Pekerti (2014) tari memiliki beberapa unsur utama yaitu sebagai berikut: 1. Gerak, gerak merupakan unsur utama tari. Gerak tari terjadi karena adanya suatu tenaga. Ada 2 jenis gerak, yaitu: a. Gerak nyata (representasional), gerak nyata adalah gerak yang menirukan aktivitas kita sehari – hari. b. Gerak maknawi, adalah gerak yang mengandung makna, biasanya gerak dasarnya dari gerak sehari – hari lalu diperhalus atau dirombak sehingga terlihat tidak seperti gerak nyata. 2. Ruang, ruang adalah tempat untuk bergerak. Tempat untuk bergerak dalam pengertian harfiah adalah panggung atau pentas tempat untuk menari, baik panggung tertutup maupun panggung terbuka. Namun di dalam tari dikenal pula tempat untuk bergerak yang bersifat imajinatif. 3. Waktu, pengertian waktu dalam tari adalah waktu yang diperlukan oleh penari dalam melakukan gerak. Waktu 13 dalam tari sangat tergantung dari cepat lambatnya (tempo) penari dalam melakukan gerak, panjang pendeknya ketukan (ritme) dalam melakukan gerak, dan lamanya (durasi) penari dalam melakukan gerak.



5



B. Unsur-Unsur Pendukung Tari Dalam sebuah penyajian tari terdapat beberapa unsur pendukung di dalamnya. Unsur-unsur ini menjadi satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya. Selain unsur gerak sebagai media ekspresi utamanya. Unsur-unsur pendukung yang terdapat dalam penyajian tari menjadi salah satu bagian penting yang mampu memperkuat dalam upaya menyampaikan berbagai pesan dalam gerak yang dibawakan. Unsur-unsur yang dimaksud di antaranya unsur tata busana, tata rias, dan tata musik. Ketiga unsur pendukung tari tersebut, yaitu tata busana, tata rias dan tata musik tari harus menjadi suatu jalinan yang saling terkait dan kerja sama untuk mendukung wujudnya sebuah tarian, karena tanpa kelengkapan hal-hal di atas, tarian belum dapat dinikmati secara utuh. 1. Tata Busana/Kostum Tata busana tari merupakan seni menata segala pakaian yang dikenakan oleh penari untuk mempertunjukkan karya tari. Pada prinsipnya, busana tari harus enak dipakai, enak dipandang, dan tidak mengganggu gerak penari. Keberadaan kostum dalam sebuah pertunjukan bersifat mutlak, karena pada dasarnya suatu tarian dapat terungkap dengan sempurna, jika seluruh unsur pendukung hadir di dalamnya. Salah satu unsur pendukung yang penting dalam suatu tarian adalah tata busana/kostum. Tata busana/kostum memiliki fungsi diantaranya yaitu: a. Memperjelas tema tari. Busana tari berfungsi untuk mendukung tema atau isi tari dan untuk memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari. Busana tari secara umum terdiri atas baju, celana, kain, selendang, ikat kepala, mahkota, dan lain-lain. Tata busana untuk keperluan pementasan tari biasanya dirancang khusus sesuai dengan tema tarinya. b. Membantu menghidupkan karakter dan peran penari. Artinya busana yang dikenakan penari sudah menunjukkan siapa dia sesungguhnya,



umurnya,



kebangsaannya,



status



sosialnya,



kepribadiannya. Bahkan tata busana dapat menunjukkan hubungan psikologisnya penari dengan tarianya. c. Membantu ekspresi penari dalam melakukan gerak tari. Artinya penari harus dapat membawakan tari tanpa terganggu oleh 6



busananya. Busana tidak harus dapat memberi bantuan kepada penari tetapi busana harus sanggup menambah efek visual gerak, menambah indah dan menyenangkan dilihat disetiap posisi yang diambil penari. d. Memberikan nilai tambah pada segi estetika dan etika. Tarian yang dibawakan dengan tata busana yang baik tentunya akan lebih indah dan menarik untuk disaksikan. Dalam penyajian sebuah karya tari dapat lebih menarik untuk disaksikan apabila didukung oleh tata busana yang baik. Oleh karena itu di dalam penataan dan penggunaan busana tari hendaknya senantiasa mempertimbangkan hal hal sebagai berikut: a. Busana tari hendaknya enak dipakai dan sedap dilihat oleh penonton. b. Penggunaan busana selalu mempertimbangkan isi/tema sehingga dapat menghadirkan suatu kesatuan antara tari dan tata busana. c. Penataan busana hendaknya bias merangsang imajinasi penonton. d. Desain busana harus memperhatikan bentuk bentuk gerak tari. e. Busana sebaiknya dapat member proyeksi kepada penarinya. f. Keharmonisan dalam pemilihan atau perpaduan warna warna busana. 2. Tata Rias Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Pada dasarnya, tata rias bukan sesuatu yang asing bagi semua orang, khususnya kaum wanita sebab tata rias merupakan aspek untuk mendukung penampilan dan telah menjadi kebiasaan sehari-hari. Rias di dalam tari bukan sekadar bertujuan untuk menjadikan penari menjadi cantik atau ganteng. Tata rias tari mempunyai beberapa fungsi yang benar-benar membantu pertunjukan karya tari menjadi lebih baik.  Tata rias dalam tari mempunyai fungsi yaitu: a. Menyempurnakan penampilan wajah. Tata rias bisa menyempurnakan kekurangan pada tampilan penari. Penyempurnaan wajah dilakukan pada penari yang tidak sesuai dengan karakter tari yang di bawakan.



7



b. Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter penari. Tata rias berfungsi melukiskan watak tarian dengan mengubah tampilan wajah penari menyangkut aspek usia, ras, bentuk wajah.  c. Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang penari diatas panggung, karena tampilan penari tampak datar ketika tertimpa cahaya lampu. Oleh karena itu dibutuhkan tata rias untuk menampilkan dimensi wajah penari. d. Memperjelas garis-garis wajah penari untuk mengekspresikan gerakgerak tari. Fungsi garis tidak sekedar menegaskan, tetapi juga menambahkan sehingga terbentuk tampilan yang berbeda dengan wajah asli pemain. e. Memberi nilai tambah keindahan karya tari. Dengan tata rias yang baik tentunya akan menambah keindahan karya tari yang ditampilkan. Anda dapat membayangkan apa jadinya jika sebuah tarian disajikan tanpa didukung dengan tata rias.



Agar tata rias tari dapat menunjang pertunjukan tari, maka dalam penataan rias penari perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut: a. Rias hendaknya mencerminkan karakter tokoh/peran. b. Kerapian dan kebersihan rias perlu diperhatikan. c. Jelas garis-garis yang dikehendaki. d. Ketepatan pemakaian desain rias.



Tata rias memiliki beberapa jenis yaitu: a. Tata rias korektif (corective make-up) : merupakan suatu bentuk tata rias



yang



bersifat



menyempurnakan



(koreksi).



Tata



rias



ini



menyembunyikan kekurangan-kekurangan yang ada pada wajah dan menonjolkan hal-hal yang menarik dari wajah. b. Tata rias fantasi : dikenal juga dengan istilah tata rias karakter khusus. Disebut tata rias karakter khusus, karena menampilkan wujud rekaan dengan mengubah wajah tidak realistik.



8



c. Tata rias karaker adalah tata rias yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal umur, watak, bangsa, sifat, dan ciri- ciri khusus yang melekat pada tokoh. Tata rias karakter dibutuhkan ketika karakter wajah penari tidak sesuai dengan karakter tari. 3. Tata Musik Musik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu dorongan atau nalun ritmis. Musik atau iringan selain sebagai pengiring atau  iringan tari juga berfungsi sebagai pemberi suasana tari yang ditampilkan. Demikian juga warna bunyi untuk iringan tari, tentu disesuaikan dengan gerakan tarinya. Apabila gerak tarinya dinamis, cepat, dan bersemangat, maka warna bunyinya, juga yang berirama cepat, bersemangat, dan keras. Sebaliknya gerak tari yang lemah gemulai, lembut, tenang, maka iringan musiknya juga dipilih yang tenang, syahdu, dan lembut. Pada dasarnya bentuk musik dalam tari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Musik internal. Musik atau iringan tari yang di timbulkan atau bersumber



dari



penarinya



sendiri.



Contoh:



bersiul,tepuk



tangan,bernyanyi,petik jari,hentakan kaki,dsb. b. Musik eksternal. Musik atau iringan yang di timbulkan atau bersumber dari alat instrument yang di lakukan orang lain. Contoh: nyanyian, puisi, susara-suara, instrument gamelan, orkestra musik ,dsb Sebuah tarian biasanya disajikan dengan diiringi musik yang disebut musik iringan tari. Musik iringan tari adalah musik yang berfungsi sebagai pengiring sebuah tarian, tidak hanya keluar sebagai suara saja, namun musik inilah yang mengatur gerak suatu tarian, sebagai penegas, pembentuk karakter penari, sehingga maksud dari satu tarian itu dapat dipahami oleh penonton. Musik iringan tari memiliki fungsi antara lain: a. Sebagai iringan gerakan, musik iringan tari sebagai iringan gerakan memiliki arti bahwa ritme musik sesuai dengan ritme gerakan tidak sama. Musik dapat ditabuh secara menghentak tetapi gerakan yang dilakukan dapat mengalir dan mengalun.



9



b. Sebagai ilustrasi, musik iringan tari sebagai ilustrasi mengandung arti bahwa musik dapat menggambarkan susana yang sedang terjadi dalam sebuah tarian.  c. Sebagai pembangun suasana. Musik iringan sebagai membangun suasana sering dilakukan pada tarian yang memiliki desain dramatik agar suasana yang ditampilkan sesuai dengan tujuan trian.



Selain itu musik iringan juga memiliki beberapa fungsi yang lain seperti di bawah ini: a. Mengatur dan member tanda efektif gerak tari. b. Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerakan. c. Sebagai rangsangan bagi penari. d. Mendukung jalannya pertunjukkan. e. Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir dari tarian. f. Membantu mempertegas ekspresi gerak.



10



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Unsur dasar dalam tari secara universal adalah gerak, ruang, dan waktu. Gerak merupakan unsur utama tari yang terjadi karena adanya suatu tenaga. Ruang adalah tempat untuk bergerak. Tempat untuk bergerak dalam pengertian harfiah adalah panggung atau pentas tempat untuk menari, baik panggung tertutup maupun panggung terbuka. Namun di dalam tari dikenal pula tempat untuk bergerak yang bersifat imajinatif. Sedangkan waktu dalam tari adalah waktu yang diperlukan oleh penari dalam melakukan gerak. Secara konsepsional yang dimaksud tari, senantiasa harus berpijak pada tiga aspek pokok ialah wiraga, wirama, dan wirasa. Wiraga adalah konsep gerak, wirama merupakan konsep irama, dan wirasa adalah konsep penjiwaan. Unsur-unsur pendukung yang terdapat dalam penyajian tari menjadi salah satu bagian penting yang mampu memperkuat dalam upaya menyampaikan berbagai pesan dalam gerak yang dibawakan. Unsur-unsur yang dimaksud di antaranya unsur tata busana, tata rias, dan tata musik. B. Saran Semoga setelah membaca makalah ini bisa lebih memahami lagi tentang “UnsurUnsur Tari dan Pendukungnya”. Memberikan kritik maupun saran yang sifatnya membangum terhadap isi makalah yang kami buat ini guna untuk perbaikan makalah kedepannya.



11



DAFTAR PUSTAKA



Supriyanto. 2012. “Tari Klana Alus Sri Suwela Gaya Yogyakarta Perspektif Joged Mataram”. Jurnal Seni Tari. 3 (1). 4-5 http://eprints.umm.ac.id/39363/3/BAB%202.pdf (Aksess on 16 Oktober 2019) http://eprints.umm.ac.id/39363/2/BAB%201.pdf (Aksess on 16 Oktober 2019) http://digilib.unila.ac.id/17411/1/bab%201.pdf (Aksess on 16 Oktober 2019) Simba. “Unsur-Unsur Tari”. Oktober 2019 https://simba-corp.blogspot.com/2018/10/unsur-unsur-tari.html (Aksess on 16 Oktober 2019) https://www.mikirbae.com/2016/03/unsur-unsur-pendukung-dalam-tari.html (Aksess on 16 Oktober 2019)



12