16 0 239 KB
Isu strategis pembiayaan pembangunan infrastruktur jalan: 1. Investasi infrastruktur khususnya jalan memiliki risiko investasi yang tinggi 2. Besarnya biaya untuk pembebasan lahan 3. Ketidakpastian volume lalu lintas Shadow Toll (Tol Bayangan) Model tol bayangan sebagai alternatif user-‐pays principle dikembangkan di Inggris sekitar tahun 1990-‐an. Dalam pendekatan model ini, tarif tidak dikenakan langsung kepada penggunanya melainkan dibayar oleh pemerintah kepada badan usaha/operator. Tarif tidak ditetapkan rata melainkan bervariasi mengikuti volume lalu lintas dan jenis kendaraan. Volume lalu lintas biasanya didesain sampai empat kategori. Pada kategori tertinggi dimana volume lalu lintas melebihi ambang tertinggi yang diizinkan umumnya tidak ada pembayaran oleh pemerintah kepada badan usaha dengan tujuan untuk tidak memberikan keuntungan berlebihan bagi badan usaha.
Struktur Tarif Model Tol Bayangan Secara matematis, pendapatan yang diterima badan usaha dengan sistem tol bayangan ini pada suatu periode adalah:
dimana R = Pendapatan, RA = Pendapatan bila volume lalu lintas berada dalam kategori A, VA= Volume lalu lintas realisasi berada dalam kategori A, ΔT = Selisih volume lalu lintas antar dua kategori, ΔV = Selisih volume lalu lintas antar dua kategori. Ditilik dari hubungan antara otoritas dan badan usaha, jalan tol berbasis tol bayangan dapat dikategorikan sebagai infrastruktur borongan karena tidak terjadi transaksi langsung antara badan usaha dan pengguna. Dengan mengasosiasikan tarif dengan volume lalu lintas realisasi, model tol bayangan sebenarnya mengandung elemen penjaminan atas risiko lalu lintas.
Struktur Tipikal Infrastruktur Borongan Aplikasi tol bayangan memungkinkan risiko teralokasi secara lebih seimbang antara swasta dan pemerintah. Aplikasi ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif yang bisa dipertimbangkan untuk membuat sektor jalan menjadi lebih atraktif bagi calon badan usaha. Keuntungan model tol bayangan: 1. Keterlibatan sektor swasta dan kelebihannya dalam memberikan pelayanan yang efisien 2. Badan usaha tetap mempunyai insentif untuk mengoperasikan jalan karena komitmen pemerintah untuk mendukung pembiayaan pembangunan infrastruktur jalan 3. Ketidakpastian risiko yang dihadapi dapat tereduksi. Badan usaha terproteksi dari rendahnya realisasi lalu lintas dan di sisi lain, badan usaha
dicegah menikmati pendapatan berlebihan saat realisasi lalu lintas jauh di atas prediksi. Pendekatan model tol bayangan tidak melihat jumlah trafik lalu lintas dan tidak membutuhkan tambahan pembebasan lahan untuk melebarkan jalur jalan. Akan tetapi, karena model ini membutuhkan perjanjian antara pemerintah dan swasta dalam hal perhitungan jumlah dan jenis kendaraan dan karena menetapkan skema penjaminan langsung atas risiko permintaan sulit diimplementasikan bila merujuk pada peraturan perundangan yang berlaku. Referensi: Wibowo, Andreas. 2013. Konsep Wholesale Infrastructure Berbasis Modified Shadow Toll Untuk Pengembangan Jalan Tol Nasional. Seminar Nasional IX: Peran Industri Konstruksi dalam Menunjang MP3EI, Institut Teknologi Surabaya. World Bank. Toll Roads and Concessions: Tolling Options. (Online), (http://www.worldbank.org/transport/roads/toll_rds.htm, diakses 29 Maret 2015) Federal Highway Administration, U.S. Department of Transportation. Road Pricing: The Selective Use of Shadow Tolls in the United States. (Online), (http://www.fhwa.dot.gov/ipd/revenue/road_pricing/resources/selective_use_ shadow_tolls.aspx, diakses pada 29 Maret 2015)