Shalat Sunnah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Macam-Macam Shalat Sunnah Macam-Macam Shalat Sunnah Shalat sunnah itu ada dua macam: 1. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah 2. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan dilakukan secara berjamaah A. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah 1. Shalat Idul Fitri 2. Shalat Idul Adha Ibnu Abbas Ra. berkata: “Aku shalat Idul Fithri bersama Rasulullah SAW dan Abu bakar dan Umar, beliau semua melakukan shalat tersebut sebelum khutbah.” (HR Imam Bukhari dan Muslim) Dilakukan 2 raka’at. Pada rakaat pertama melakukan tujuh kali takbir (di luar Takbiratul Ihram) sebelum membaca Al-Fatihah, dan pada raka’at kedua melakukan lima kali takbir sebelum membaca Al-Fatihah. 3. Shalat Kusuf (Gerhana Matahari) 4. Shalat Khusuf (Gerhana Bulan) Ibrahim (putra Nabi SAW) meninggal dunia bersamaan dengan terjadinya gerhana matahari. Beliau SAW bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda (kebesaran) Allah SWT. Tidak terjadi gerhana karena kematian seseorang, tidak juga karena kehidupan (kelahiran) seseorang. Apabila kalian mengalaminya (gerhana), maka shalatlah dan berdoalah, sehingga (gerhana itu) berakhir.” (HR Imam Bukhari dan Muslim) Dari Abdullah ibnu Amr, bahwasannya Nabi SAW memerintahkan seseorang untuk memanggil dengan panggilan “ashsholaatu jaami’ah” (shalat didirikan dengan berjamaah). (HR Imam Bukhari dan Muslim) Dilakukan dua rakaat, membaca Al-Fatihah dan surah dua kali setiap raka’at, dan melakukan ruku’ dua kali setiap raka’at. 5. Shalat Istisqo’ Dari Ibnu Abbas Ra., bahwasannya Nabi SAW shalat istisqo’ dua raka’at, seperti shalat ‘Id. (HR Imam Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi) Tata caranya seperti shalat ‘Id. 6. Shalat Tarawih Dari ‘Aisyah Rda., bahwasannya Nabi Muhammad SAW shalat di masjid pada suatu malam. Maka orangorang kemudian mengikuti shalat beliau. Nabi shalat (lagi di masjid) pada hari berikutnya, jamaah yang mengikuti beliau bertambah banyak. Pada malam ketiga dan keempat, mereka berkumpul (menunggu Rasulullah), namun Rasulullah SAW tidak keluar ke masjid. Pada paginya Nabi SAW bersabda: “Aku



mengetahui apa yang kalian kerjakan tadi malam, namun aku tidak keluar karena sesungguhnya aku khawatir bahwa hal (shalat) itu akan difardlukan kepada kalian.” ‘Aisyah Rda. berkata: “Semua itu terjadi dalam bulan Ramadhan.” (HR Imam Muslim) Jumlah raka’atnya adalah 20 dengan 10 kali salam, sesuai dengan kesepakatan shahabat mengenai jumlah raka’at dan tata cara shalatnya. 7. Shalat Witir yang mengiringi Shalat Tarawih Adapun shalat witir di luar Ramadhan, maka tidak disunnahkan berjamaah, karena Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya. B. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan berjamaah 1. Shalat Rawatib (Shalat yang mengiringi Shalat Fardlu), terdiri dari: a. 2 raka’at sebelum shubuh b. 4 raka’at sebelum Dzuhur (atau Jum’at) c. 4 raka’at sesudah Dzuhur (atau Jum’at) d. 4 raka’at sebelum Ashar e. 2 raka’at sebelum Maghrib f. 2 raka’at sesudah Maghrib g. 2 raka’at sebelum Isya’ h. 2 raka’at sesudah Isya’ Dari 22 raka’at rawatib tersebut, terdapat 10 raka’at yang sunnah muakkad (karena tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW), berdasarkan hadits: Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW senantiasa menjaga (melakukan) 10 rakaat (rawatib), yaitu: 2 raka’at sebelum Dzuhur dan 2 raka’at sesudahnya, 2 raka’at sesudah Maghrib di rumah beliau, 2 raka’at sesudah Isya’ di rumah beliau, dan 2 raka’at sebelum Shubuh … (HR Imam Bukhari dan Muslim). Adapun 12 rakaat yang lain termasuk sunnah ghairu muakkad, berdasarkan hadits-hadits berikut: a. Dari Ummu Habibah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa senantiasa melakukan shalat 4 raka’at sebelum Dzuhur dan 4 raka’at sesudahnya, maka Allah mengharamkan baginya api neraka.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi) 2 raka’at sebelum Dzuhur dan 2 raka’at sesudahnya ada yang sunnah muakkad dan ada yang ghairu muakkad. b. Nabi SAW bersabda: “Allah mengasihi orang yang melakukan shalat empat raka’at sebelum (shalat) Ashar.” (HR Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Huzaimah) Shalat sunnah sebelum Ashar boleh juga dilakukan dua raka’at berdasarkan Sabda Nabi SAW:



“Di antara dua adzan (adzan dan iqamah) terdapat shalat.” (HR Imam Bazzar) c. Anas Ra berkata: “Di masa Rasulullah SAW kami shalat dua raka’at setelah terbenamnya matahari sebelum shalat Maghrib…” (HR Imam Bukhari dan Muslim) Nabi SAW bersabda: “Shalatlah kalian sebelum (shalat) Maghrib, dua raka’at.” (HR Imam Bukhari dan Muslim) d. Nabi SAW bersabda: “Di antara dua adzan (adzan dan iqamah) terdapat shalat.” (HR Imam Bazzar) Hadits ini menjadi dasar untuk seluruh shalat sunnah 2 raka’at qobliyah (sebelum shalat fardhu), termasuk 2 raka’at sebelum Isya’. 2. Shalat Tahajjud (Qiyamullail) Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 79, As-Sajdah ayat 16 – 17, dan Al-Furqaan ayat 64. Dilakukan dua raka’at-dua raka’at dengan jumlah raka’at tidak dibatasi. Dari Ibnu Umar Ra. bahwa Nabi SAW bersabda: “Shalat malam itu dua (raka’at)-dua (raka’at), apabila kamu mengira bahwa waktu Shubuh sudah menjelang, maka witirlah dengan satu raka’at.” (HR Imam Bukhari dan Muslim) 3. Shalat Witir di luar Ramadhan Minimal satu raka’at dan maksimal 11 raka’at. Lebih utama dilakukan 2 raka’at-2 raka’at, kemudian satu raka’at salam. Boleh juga dilakukan seluruh raka’at sekaligus dengan satu kali Tasyahud dan salam. Dari A’isyah Rda. Bahwasannya Rasulullah SAW shalat malam 13 raka’at, dengan witir 5 raka’at di mana beliau Tasyahud (hanya) di raka’at terakhir dan salam. (HR Imam Bukhari dan Muslim) Beliau juga pernah berwitir dengan tujuh dan lima raka’at yang tidak dipisah dengan salam atau pun pembicaraan. (HR Imam Muslim) 4. Shalat Dhuha Dari A’isyah Rda., adalah Nabi SAW shalat Dhuha 4 raka’at, tidak dipisah keduanya (tiap shalat 2 raka’at) dengan pembicaraan.” (HR Abu Ya’la) Dari Abu Hurairah Ra., bahwasannya Nabi pernah Shalat Dhuha dengan dua raka’at (HR Imam Bukhari dan Muslim)



Dari Ummu Hani, bahwasannya Nabi SAW masuk rumahnya (Ummu Hani) pada hari Fathu Makkah (dikuasainya Mekkah oleh Muslimin), beliau shalat 12 raka’at, maka kata Ummu Hani: “Aku tidak pernah melihat shalat yang lebih ringan daripada shalat (12 raka’at) itu, namun Nabi tetap menyempurnakan ruku’ dan sujud beliau.” (HR Imam Bukhari dan Muslim) 5. Shalat Tahiyyatul Masjid Dari Abu Qatadah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid, janganlah duduk sehingga shalat dua raka’at.” (HR Jama’ah Ahli Hadits) 6. Shalat Taubat Nabi SAW bersabda: “Tidaklah seorang hamba yang berdosa, kemudian ia bangun berwudhu kemudian shalat dua raka’at dan memohon ampunan kepada Allah, kecuali ia akan diampuni.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan lain-lain) 7. Shalat Tasbih Yaitu shalat empat raka’at di mana di setiap raka’atnya setelah membaca Al-Fatihah dan Surah, orang yang shalat membaca: Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallaahu akbar sebanyak 15 kali, dan setiap ruku’, i’tidal, dua sujud, duduk di antara dua sujud, duduk istirahah (sebelum berdiri dari raka’at pertama), dan duduk tasyahud (sebelum membaca bacaan tasyahud) membaca sebanyak 10 kali (Total 75 kali setiap raka’at). (HR Abu Dawud dan Ibnu Huzaimah) 8. Shalat Istikharah Dari Jabir bin Abdillah berkata: “Adalah Rasulullah SAW mengajari kami Istikharah dalam segala hal … beliau SAW bersabda: ‘apabila salah seorang dari kalian berhasrat pada sesuatu, maka shalatlah dua rakaat di luar shalat fardhu …dan menyebutkan perlunya’ …” (HR Jama’ah Ahli Hadits kecuali Imam Muslim) 9. Shalat Hajat Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mempunyai hajat kepada Allah atau kepada seseorang, maka wudhulah dan baguskan wudhu tersebut, kemudian shalatlah dua raka’at, setelah itu pujilah Allah, bacalah shalawat, atas Nabi SAW, dan berdoa …” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah) 10. Shalat 2 rakaat di masjid sebelum pulang ke rumah Dari Ka’ab bin Malik: “Adalah Nabi SAW apabila pulang dari bepergian, beliau menuju masjid dan shalat dulu dua raka’at.” (HR Bukhari dan Muslim) 11. Shalat Awwabiin Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 25



Dari Ammar bin Yasir bahwa Nabi SAW bersabda: “Barang siapa shalat setelah shalat Maghrib enam raka’at, maka diampuni dosa-dosanya, walaupun sebanyak buih lautan.” (HR Imam Thabrani) Ibnu Majah, Ibnu Huzaimah, dan Tirmidzi meriwayatkan hadits serupa dari Abu Hurairah Ra. Nabi SAW bersabda: “Barang siapa shalat enam raka’at antara Maghrib dan Isya’, maka Allah mencatat baginya pahala ibadah 12 tahun” (HR Imam Tirmidzi) 12. Shalat Sunnah Wudhu’ Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa berwudhu, ia menyempurnakan wudhunya, kemudian shalat dua raka’at, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR Imam Bukhari dan Muslim) 13. Shalat Sunnah Mutlaq Nabi SAW berpesan kepada Abu Dzar al-Ghiffari Ra.: “Shalat itu sebaik-baik perbuatan, baik sedikit maupun banyak.” (HR Ibnu Majah) Dari Abdullah bin Umar Ra.: “Nabi SAW bertanya: ‘Apakah kamu berpuasa sepanjang siang?’ Aku menjawab: ’Ya.’ Beliau bertanya lagi: ‘Dan kamu shalat sepanjang malam?’ Aku menjawab: ’Ya.’ Beliau bersabda: ’Tetapi aku puasa dan berbuka, aku shalat tapi juga tidur, aku juga menikah, barang siapa tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku’.” (HR Bukhari dan Muslim) Hadits terakhir ini menunjukkan bahwa shalat sunnah bisa dilakukan dengan jumlah raka’at yang tidak dibatasi, namun makruh dilakukan sepanjang malam, karena Nabi sendiri tidak menganjurkannnya demikian. Ada waktu untuk istirahat dan untuk istri/suami. .



Pada artikel ini akan dijelaskan pengertian Beberapa shalat sunah 1. Shalat Sunah Tahajud Shalat sunah tahajud adalah shalat yang dikerjakan pada waktu tengah malam di antara shalat isya dan Shalat shubuh setelah bangun tidur. Jumlah rokaat shalat tahajud minimal dua rokaat hingga tidak terbatas. Saat hendak kembali tidur sebaiknya membaca ayat kursi, surat al ikhlas, surat al falaq dan surat an nas. 2. Shalat Sunah Dhuha Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00 hingga jam 10.00 waktu setempat. Jumlah roka'at shalat dhuha minimal dua rokaat dan maksimal dua belas roka'at dengan satu salam setiap du roka'at. Manfaat dari shalat dhuha adalah supaya dilapangkan dada dalam segala hal, terutama rejeki. Saat melakukan sholat dhuha sebaiknya membaca ayatayat surat al-waqi'ah, adh-dhuha, al-quraisy, asy-syamsi, al-kafirun dan al-ikhlas. 3. Shalat Sunah Istikharah Shalat istikharah adalah shalat yang tujuannya adalah untuk mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan hidup baik yang terdiri dari dua hal/perkara maupun lebih dari dua. Hasil dari petunjuk Allah SWT akan menghilangkan kebimbangan dan kekecewaan di kemudian hari. Setiap kegagalan akan memberikan pelajaran dan pengalaman yang kelak akan berguna di masa yang akan datang. Contoh kasus penentuan pilihan : memilih jodoh suami/istri memilih pekerjaan memutuskan suatu perkara memilih tempat tinggal, dan lain sebagainya



Dalam melakukan shalat istikharah sebaiknya juga melakukan, puasa sunat, sodakoh, zikir, dan amalan baik lainnya. 4. Shalat Sunah Tasbih Shalat tasbih adalah solat yang bertujuan untuk memperbanyak memahasucikan Allah SWT. Waktu pengerjaan shalat bebas. Setiap rokaat dibarengi dengan 75 kali bacaan tasbih. Jika shalat dilakukan siang hari, jumlah rokaatnya adalah empat rokaat salam salam, sedangkan jika malam hari dengan dua salam. 5. Shalat Sunah Taubat Shalat taubat adalah shalat dua roka'at yang dikerjakan bagi orang yang ingin bertaubat, insyaf atau menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukannya dengan bersumpah tidak akan melakukan serta mengulangi perbuatan dosanya tersebut. Sebaiknya shalat sunah taubat dibarengi dengan puasa, sodaqoh dan sholat. 6. Shalat Sunah Hajat Shalat Hajat adalah shalat agar hajat atau cita-citanya dikabulkan oleh Allah SWT. Shalat hajat dikerjakan bersamaan dengan ikhtiar atau usaha untuk mencapai hajat atau cita-cita. Shalat sunah hajat dilakukan minimal dua rokaat dan maksimal duabelas bisa kapan sajadengan satu salam setiap dua roka'at, namun lebih baik dilakukan pada sepertiga terakhir waktu malam. 7. Shalat Sunah Safar Shalat safar adalah solat yang dilakukan oleh orang yang sebelum bepergian atau melakukan perjalanan selama tidak bertujuan untuk maksiat seperti pergi haji, mencari ilmu, mencari kerja, berdagang, dan sebagainya. Tujuan utamanya adalah supaya mendapat keridhoan, keselamatan dan perlindungan dari Allah SWT. 8. Shalat Sunah Rawatib. Shalat sunah rawatib di lakukan sebelum dan setalah shalat fardhu. Yang sebelum Shalat Fardhu di sebut shalat qobliyah, dan yang setelah shalatfardhu di sebut shalat Ba'diyah. keutamaan nya adalah sebagai pelengkap dan penambal shalat fardhu yang mungkin kurang khusu atau tidak tumaninah. 9.Shalat snuah Istihqho Shalat sunah ini di lakukan untuk memohon turunnya hujan. dilakukan secara berjamaah saat musim kemarau. 10. Shalat Sunah witir. Shalat sunah witir di lakukan setelah sampai sebelum fajar. bagi yang yakin akan bangun malam di utamakan dilakukan saat sepertiga malam setelahshalat Tahajud. Shalat witir di sebut juga shalat penutup. biasa dilakukan sebanyak tiga rakaat dalam dua kali salam. dua rakaat pertama salam dan dilanjutkan satu rakaat lagi. untuk niat shalat di bahas di Niat Shalat Fardhu dan cara shalat di tata cara shalat Sumber: dari berbagai sumber organisasi.org Tags:



• • • • • • • • • •



Macam Macam Shalat Sunah Shalat Hajat Shalat Istihqho Shalat Istikharah Shalat Rawatib Shalat Safar Shalat Sunah Dhuha Shalat Tahajud Shalat Tasbih Shalat Taubat



MACAM-MACAM SHOLAT



Sholat terbagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Sholat Fardhu (‫ضُة‬ َ ‫الَمْفُرْو‬



‫لُة‬ َ‫ص‬ ّ ‫)ال‬



Yaitu sholat yang diwajibkan Alloh subhanahu wa ta'ala kepada hamba-hamba-Nya sesuai batasan-batasan yang telah dijelaskan-Nya, baik melalui perintah maupun larangan. Dalam hal ini adalah sholat 5 waktu dalam sehari semalam, yaitu: a. Dzuhur (‫ر‬ ُ ‫ظْه‬ ُ ‫ )ال‬: waktunya dari tergelincirnya matahari kearah barat sampai panjang bayangan dua kali lipat dari panjang benda aslinya b. 'Ashar (‫ر‬ ُ‫ص‬ ْ ‫ )الَع‬: waktunya dari panjang bayangan dua kali lipat dari panjang benda aslinya sampai tenggelamnya matahari. c.



Magrib (‫ب‬ ُ ‫ )الَمْغِر‬: waktunya dari tenggelamnya matahari sampai hilangnya mendung merah dilangit.



d. 'Isya' (‫ء‬ ُ ‫شششا‬ َ ‫ )الِع‬: waktunya dari hilangnya mendung merah dilangit sampai munculnya fajar shodiq. e.



Fajar (‫ر‬ ُ‫ج‬ ْ ‫ )الَف‬atau Shubuh (ُ‫صْبح‬ ّ ‫ )ال‬: waktunya dari menculnya fajar shodiq sampai terbitnya matahari.



2. Sholat Tathowwu' (‫ع‬ ِ ‫طّو‬ َ ‫الّت‬



‫لُة‬ َ‫ص‬ َ )



Yaitu sholat sunnah atau tambahan dari sholat-sholat fardhu 5 waktu.



Pembagian Sholat Tathowwu'. Sholat Tathowwwu' ini memiliki 2 bentuk: 1) Sholat Tathowwu' Muthlaq (‫طلََقُة‬ ْ ‫الُم‬



ُ ‫طّو‬ ‫ع‬ َ ‫)الّت‬



Yaitu sholat sunnah yang batas dan ketentuannya tidak ditentukan oleh syara', dikerjakan dua roka'at-dua roka'at, baik dikerjakan pada siang hari atau malam hari. Akan tetapi, hendaklah sholat tathowwu' ini tidak dilakukan terus menerus seperti sunnah rowatib serta tidak mengarah kepada bid'ah atau serupa dengan pelakunya. 2) Sholat Tathowwu' Muqoyyad (‫مَقّيُد‬ ُ ‫ال‬



ُ ‫طّو‬ ‫ع‬ َ ‫)الّت‬.



Yaitu sholat yang batas dan ketentuannya telah ditentukan oleh syara'. Dalam hal ini antara lain, sholat-sholat sunnah rowatib, yaitu: -Sholat Rotibah Fajar yaitu sholat 2 rokaat sebelum sholat Fajar. -Sholat Rotibah Dzuhur yaitu sholat 2 atau 4 rokaat sebelum ataupun sesudah Zuhur.



-Sholat Rotibah Ashar yaitu sholat 4 rokaat sebelum sholat Ashar. -Sholat Rotibah Maghrib yaitu 2 rokaat sesudah sholat Maghrib. -Sholat Rotibah Isya' yaitu sholat 2 rokaat sesudah sholat Isya'. Ibnu Umar rodhiallohu anhuma berkata: "Aku mengahafal 10 rokaat (sholat) dari Nabi sholallohu alaihi wa sallam. 2 rokaat sebelum Dzuhur dan 2 rokaat sesudahnya, 2 rokaat setelah maghrib dirumahnya, 2 rokaat setelah isya' dirumahnya, dan 2 rokaat sebelum shubuh disaat Nabisholallohu alaihi wa sallam tidak boleh dimasuki orang lain". (HR. Bukhori: 118, dan Muslim: 729) Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:



"‫عَلى الّناِر‬ َ ‫ل‬ ُ ‫حّرَمُه ا‬ َ ‫ظْهِر َو َأْرَبٍع َبْعَدَها‬ ّ ‫ل ال‬ َ ‫ت َقْب‬ ٍ ‫عَلى َأْرَبِع َرَكَعا‬ َ ‫ظ‬ َ ‫حاَف‬ َ ‫ن‬ ْ ‫"َم‬ "Barangsiapa yang menjaga 4 rokaat sebelum dzuhur dan 4 rokaat sesudahnya, maka Alloh akan mengaharamkan api neraka baginya". (HR. Ibnu Majah: 1160, dishohihkan Al-Bani di Shohih Ibnu Majah: 1/191) Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:



"‫صِر َأْرَبًعا‬ ْ ‫ل الَع‬ َ ‫صّلى َقْب‬ َ ‫ل اْمَرًأ‬ ُ ‫حَم ا‬ ِ ‫"َر‬ "Alloh mengasihi seseorang yang sholat 4 rokaat sebelum 'Ashar". (HR. Abu Daud: 1271, dishohihkan Al-Bani di Shohih Abu Daud: 1/237)



"‫ن الّدْنَيا َو َما ِفْيَها‬ َ ‫خْيٌر ِم‬ َ ‫جِر‬ ْ ‫"َرْكَعَتا الَف‬ "dua rokaat fajar lebih baik dari dunia dan seisinya".(HR. Muslim). Sholat-sholat lain yang disyari'atkan dalam bagian ini, antara lain ialah: a.



Sholat Malam/ Tahajjud/ Tarawih dibulan Romadhon dan witir:



'Aisyah rodhiallohu anha berkata: "Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam sholat antara selesai sholat 'Isya hingga fajar 11 rokaat dengan salam setiap dua rokaat dan witir 1 roka'at".(HR. Muslim: 736) b. Sholat Dhuha 2 rokaat sampai dengan 12 rokaat. Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:



"‫ن‬ َ ‫لّواِبْي‬ َ ‫لُة ا‬ َ‫ص‬ َ ‫ي‬ َ ‫ب َوِه‬ ٌ ‫ل َأّوا‬ ّ ‫حى ِإ‬ َ‫ض‬ ّ ‫لِة ال‬ َ‫ص‬ َ ‫عَلى‬ َ ‫ظ‬ ُ ‫حاِف‬ َ ‫ل ُي‬ َ" "Tidak ada yang selalu menjaga sholat dhuha kecuali orang-orang yang bertaubat. Itulah Awwabin". (HR. Ibnu Khuzaimah: 2/228. lihat Al-'Ahadits Ash-Shohihah: 1994)



‫حى‬ َ‫ض‬ ّ ‫صّلى ال‬ َ ‫ن‬ ْ ‫سّلَم َم‬ َ ‫عَلْيِه َو‬ َ ‫ل‬ ُّ ‫صّلى ا‬ َ ‫ل‬ ِّ ‫ل ا‬ ُ ‫سو‬ ُ ‫ل َر‬ َ ‫َقا‬: ‫ل‬ َ ‫ك َقا‬ ٍ ‫ن َماِل‬ ِ ‫س ْب‬ ِ ‫ن َأَن‬ ْ‫ع‬ َ



‫جّنِة‬ َ ‫ب ِفي اْل‬ ٍ ‫ن َذَه‬ ْ ‫صًرا ِم‬ ْ ‫ل َلُه َق‬ ُّ ‫شَرَة َرْكَعًة َبَنى ا‬ ْ‫ع‬ َ ‫ي‬ ْ ‫ِثْنَت‬ Diriwayatkan dari Anas bin malik rodhiallohu ‘anhu berkata: “Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: barangsiapa sholat dhuha 12 roka’at, Alloh bangun baginya sebuah istana dari emas didalam jannah”. (HR. Tirmidzi: 435) c.



Sholat Tahiyyatul Masjid.



Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:



"‫س‬ َ ‫جِل‬ ْ ‫ن َي‬ ْ ‫ل َأ‬ َ ‫ن َقْب‬ ِ ‫جَد َفْلَيْرَكْع َرْكَعَتْي‬ ِ‫س‬ ْ ‫حُدُكْم الَم‬ َ ‫ل َأ‬ َ‫خ‬ َ ‫"ِإَذا َد‬ "Apabila salah seorang kalian masuk masjid, mak sholatlah 2 rokaat sebelum dia duduk".(HR. Bukhori: 444 dan Muslim: 714) d. Sholat Taubat. Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada seorang yang melakukan dosa, kemudian ia bengun dan bersuci kemudian sholat dan meminta ampun kepada Alloh, kecuali Alloh akan mengampuninya. Kemudian beliau membaca ayat ini: "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Alloh, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Alloh? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui". (QS. Ali-Imron [3]: 135) (HR. Tirmidzi: 406, dishohihkan Al-Bani: 1/128) e.



Sholat Tasbih (4 rokaat).



Caranya adalah: •



Membaca Tasbih



(15 ( ‫ر‬ ُ ‫ل َأْكَب‬ ُ ‫ل َو ا‬ ُ ‫لا‬ ّ ‫ِإ‬ surat, sebelum ruku'.



‫ل ِإَلَه‬ َ ‫ل َو‬ ِ ‫حْمُد‬ َ ‫ل َو ال‬ ِ ‫نا‬ َ ‫حا‬ َ ‫سْب‬ ُ kali setelah membaca







Membaca Tasbih 10 kali diwaktu ruku'.







Membaca Tasbih 10 kali di waktu I'tidal.







Membaca Tasbih 10 kali di waktu sujud.







Membaca Tasbih 10 kali di waktu duduk diantara dua sujud.







Membaca Tasbih 10 kali di waktu sujud kedua.







Membaca Tasbih 10 kali di waktu duduk istirahat.



f.



Sholat Istihoroh.



Jabir bin Abdulloh rodhiallohu anhuma berkata: "Rosululloh sholallohu alaihi wa sallammengajarkan kami istikhoroh dalam segala perkara, sebagaimana beliau mengajarkan kami surat Al-Qur'an. Beliau sholallohu alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang kalian bercita-cita dalam satu masalah, maka sholatlah 2 rokaat selain fardhu, kemudian berdo'alah:



ِ‫ظْيم‬ ِ ‫ك الَع‬ َ ‫ضِل‬ ْ ‫ن َف‬ ْ ‫ك ِم‬ َ ‫سَأُل‬ ْ ‫ك َو َأ‬ َ ‫ك ِبُقْدَرِت‬ َ ‫سَتْقِدُر‬ ْ ‫ك َو َأ‬ َ ‫خْيُر ِبِعْلِم‬ ِ ‫سَت‬ ْ ‫ي َأ‬ ْ ‫"الّلُهّم ِإّن‬ ّ ‫ت َتْعَلُم َأ‬ ‫ن‬ َ ‫ن ُكْن‬ ْ ‫ الّلُهّم ِإ‬.‫ب‬ ِ ‫لُم الُغُيْو‬ ّ‫ع‬ َ ‫ت‬ َ ‫عَلُم َوَأْن‬ ْ ‫ل َأ‬ َ ‫ل َأْقِدُر َوَتْعَلُم َو‬ َ ‫ك َتْقِدُر َو‬ َ ‫َفِإّن‬ ْ ‫ل َأْم شِر‬ ‫ي‬ ِ ‫جش‬ ِ ‫عا‬ َ :‫ل‬ َ ‫ي )َأْو َقششا‬ ْ ‫عاِقَب شِة َأْم شِر‬ َ ‫ي َو‬ ْ ‫ش‬ ِ ‫ي َو َمَعا‬ ْ ‫ي ِدْيِن‬ ْ ‫ي ِف‬ ْ ‫شّر ِل‬ َ ‫لْمَر‬ َ ‫َهَذا ا‬ ْ ‫ن ُث شّم اْرضِ شِن‬ ‫ي‬ َ ‫ث َكا‬ ُ ‫حْي‬ َ ‫خْيَر‬ َ ‫ي ال‬ ْ ‫عْنُه َو اْقِدْر ِل‬ َ ‫ي‬ ْ ‫صِرْفِن‬ ْ ‫ي َوا‬ ْ ‫عّن‬ َ ‫صِرْفُه‬ ْ ‫جِلِه( َفا‬ ِ ‫ِوآ‬ "‫ِبِه‬ Lalu sebutlah hajatnya". (HR. Bukhori: 1162)