Sifat Mekanik Bahan Polimer [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Roy
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PENGUJIAN SIFAT MEKANIK



Disusun Oleh :



Mokhammad Agung Restu Aji Muhammad Fatkhuroyan Ma’ruf



SEKOLAH TINGGI TEKNIK WIWOROTOMO PURWOKERTO TAHUN AKADEMIK 2018-2019



SIFAT MEKANIK BAHAN POLIMER Polimer merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit – unit berulang sederhana. Nama ini diturunkan dari bahasa Yunani Poly, yang berarti “banyak” dan mer, yang berarti “bagian”. Polimer merupakan Molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang kecil, sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen. Dalam kehidupan sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan merupakan polimer sintetis mulai dari kantong plastik untuk belanja, plastik pembungkus makanan dan minuman, kemasan plastik, alat-alat listrik, alat-alat rumah tangga, dan alat-alat elektronik. Setiap kita belanja dalam jumlah kecil, misalnya diwarung, selalu kita akan mendapatkan pembungkus plastik dan kantong plastik (keresek).  Sifat Mekanik Sifat mekanik adalah sifat yang menyatakan kemampuan suatu material atau komponen untuk menerima beban, gaya dan energi tanpa menimbulkan kerusakan pada material/komponen tersebut. Sifat mekanik didefinisikan sebagai ukuran kemampuan bahan untuk membawa atau menahan gaya atau tegangan. Pada saat menahan beban, atomatom atau struktur molekul berada dalam kesetimbangan. Gaya ikatan pada struktur menahan setiap usaha untuk mengganggu kesetimbangan ini, misalnya gaya luar atau beban. Beberapa sifat mekanik antara lain: 1. Kekuatan (strength) Merupakan kemampuan suatu material untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan material menjadi patah. Berdasarkan pada jenis beban yang bekerja, kekuatan dibagi dalam beberapa macam yaitu kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung. 2. Kekakuan (stiffness) Adalah kemampuan suatu material untuk menerima tegangan/beban tanpa mengakibatkan terjadinya deformasi atau difleksi.



3. Kekenyalan (elasticity) Didefinisikan sebagai kemampuan meterial untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan, atau dengan kata lain kemampuan material untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah mengalami deformasi (perubahan bentuk). 4. Plastisitas (plasticity) Adalah kemampuan material untuk mengalami deformasi plastik (perubahan bentuk secara permanen) tanpa mengalami kerusakan. Material yang mempunyai plastisitas tinggi dikatakan sebagai material yang ulet (ductile), sedangkan material yang mempunyai plastisitas rendah dikatakan sebagai material yang getas (brittle). 5. Keuletan (ductility) Adalah sutu sifat material yang digambarkan seprti kabel dengan aplikasi kekuatan tarik. Material ductile ini harus kuat dan lentur. Keuletan biasanya diukur dengan suatu periode tertentu, persentase keregangan. Sifat ini biasanya digunakan dalam bidan perteknikan, dan bahan yang memiliki sifat ini antara lain besi lunak, tembaga, aluminium, nikel, dll. 6. Ketangguhan (toughness) Merupakan kemampuan material untuk menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. 7. Kegetasan (brittleness) Adalah suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan dengan keuletan. Kerapuhan ini merupakan suatu sifat pecah dari suatu material dengan sedikit pergeseran permanent. Material yang rapuh ini juga menjadi sasaran pada beban regang, tanpa memberi keregangan yang terlalu besar. Contoh bahan yang memiliki sifat kerapuhan ini yaitu besi cor.



8. Kelelahan (fatigue) Merupakan kecenderungan dari logam untuk menjadi patah bila menerima beban bolak-balik (dynamic load) yang besarnya masih jauh di bawah batas kekakuan elastiknya. 9. Melar (creep) Merupakan kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik bila pembebanan yang besarnya relatif tetap dilakukan dalam waktu yang lama pada suhu yang tinggi



 Pengujian Tarik



Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui tegangan maksimum, tegangan luluh dan regangan. Pembebanan tarik dilakukan dengan memberikan beban secara perlahan-lahan sampai material komposit mengalami putus. Adapun keuletan material, daerah elastis dan daerah plastis serta titik putus akan terlihat pada grafik yang ada. Sebagian besar bahan mengalami perubahan sifat dari elastis menjadi plastis yang berlangsung sedikit demi sedikit, dimana titik awal saat terjadinya deformasi plastis sukar ditentukan secara teliti. Tegangan luluh, biasanya didefinisikan sebagai tegangan luluh offset adalah tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil deformasi plastis yang ditetapkan. Dalam pengujian tarik ini menggunakan standar ASTM D 638



Gambar Dimensi Spesimen Uji Tarik (ASTM D 638)



Kuat putus menunjukkan kekuatan akhir bahan polimer yang dihitung dari beban pada saat putus dibagi luas penampang awal spesimen polimer, atau dapat diungkapkan dalam bentuk persamaan berikut: σ=F/A dimana σ = kuat putus bahan polimer (kgf/mm2) F = beban pada saat putus (kgf) A = luas penampang bahan polimer (mm2)



Pada bahan termoplastik besaran nilai kekuatan tarik berubah dengan penyearahan molekul rantai dalam bahan. Umumnya kekuatan tarik bahan polimer lebih rendah daripada bahan lain, misalnya baja. Kekuatan tarik nilon 66 adalah 6,5-8,4 kgf/mm2, PVC adalah 3,5-6,3 kgf/mm2, dan resin polietilen memiliki kekuatan tarik antara 0,7-8,4 kgf/mm2, sedangkan baja memiliki kuat tarik hingga 70 kgf/mm2 . Gambar berikut menunjukkan kelakuan tarikan dari bahan polimer dalam bentuk kurva tegangan regangan menurut karakteristiknya lunak atau keras, lemah atau kuat, dan getas atau liat.



Perpanjangan saat putus (% ε) didapat dari selisih antara panjang pada saat putus dengan panjang mula-mula dan dibagi dengan panjang mula-mula atau dapat diungkapkan dalam bentuk persamaan: %ε = [ΔL / Lo] x 100 Bila kecepatan tarik diperkecil, maka perpanjangan bahan akan bertambah, yang mengakibatkan kurva tegangan–regangan menjadi landai sehingga modulus elastiknya menjadi kecil dan batas lumernya tidak jelas. Kecenderungan ini sangat terlihat pada bahan yang fleksibel pada suhu kamar.



Makin tinggi kecepatan tarik maka kuat putus dan modulus elastiknya makin besar, sedangkan perpanjangan menjadi kecil. Dengan demikian kecepatan tarik memberikan pengaruh besar pada sifat mekanik bahan polimer. Oleh karena itu, persyaratan yang ketat harus diperhatikan untuk setiap pengujian suatu bahan polimer. Pengaruh temperatur terhadap kekuatan tarik polimer termoplastik adalah sangat besar. Jika temperatur dinaikkan maka kekuatan tarik bahan polimer akan turun. Pada batas temperatur tertentu (temperatur lunak, temperatur transisi gelas), deformasi karena tarikan akan meningkat dengan cepat, sedangkan kuat putus dan modulus elastiknya akan menurun. Sebaliknya di bawah temperatur tersebut kuat putus dan modulus elastik akan meningkat dan perpanjangan pada saat putus akan menurun. Jadi, dalam penentuan sifat mekanik bahan polimer perlu diperhatikan temperatur transisi tersebut (temperatur lunak, temperatur transisi gelas) agar dapat diketahui sifat mekanik bahan polimer yang sesungguhnya. Pada umumnya pengaruh kelembaban terhadap kekuatan tarik serupa dengan pengaruh temperatur. Meningkatnya kadar air yang terabsorpsi cenderung menghasilkan kurva tegangan-regangan yang serupa dengan pengaruh temperatur. Dengan meningkatnya air yang terabsorpsi maka kuat putus dan modulus elastik bahan akan menurun, sedangkan perpanjangan saat putus akan meningkat. Polimer temoset dan termoplastik umumnya tidak bersifat higroskopis, sehingga pengaruh kelembaban tidak dapat diamati. Akan tetapi, seringkali diamati bahwa adanya air dalam jumlah sedikit dapat menyebabkan terjadinya pengurangan modulus elastik.  Kekuatan (strength) Kekuatan dari suatu material sendiri didapat dari kurva hubungan teganganregangan dari hasil pengujian tarik. Polimer dapat diuji dengan cara menyobek dan hasil pengukuran yang didapatkan sebagai tegangan sobek (tear strength). Kekuatan polimer sendiri tergantung pada laju peregangan, temperature, dan kehadiran sejumlah bahan kimia seperti pelarut dan oksigen. Kekuatan Polimer



dapat diukur pada tegangan saat mengalami fraktur, yaitu pada poin x di gambar. Berikut kurva stress-strain dari polimer ditunjukkan pada gambar



GAMBAR. KURVA TEGANGAN REGANGAN PADA POLIMER : (A) POLIMER GETAS, (B) POLIMER ELASTIC, (C) ELASTOMER



 Keuletan (ductility) Keuletan dapat dilihat pada bagian regangan saja pada kurva stress strain. Dari bagian regangan pada kurva, dapat ditentukan apakah suatu material bersifat ulet atau getas. Material dapat dikatakan ulet jika putus setelah terjadinya deformasi platis sedangkan getas jika material putus sebelum terjadinya deformasi plastis. Dari kurva terlihat bahwa keramik putus pada daerah linear atau daerah elastis sedangkan polimer B dan C telah melewati daerah linearnya. Dari gambar 5, diketahui bahwa polimer merupakan material yang bersifat ulet sedangkan keramik bersifat getas. Secara matematis, keuletan dapat dihitung dengan rumus :



 Kekakuan (stiffness) Tingkat kekakuan suatu material ditunjukkan oleh sudut yang dbentuk oleh tegangan dan regangan pada daerah elastic. Dalam menghitung kekakuan, dikenal yang namanya modulus elastisitas yang dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara kekuatan (Strength) dengan regangan(strain). Lebih lanjut dikenal adanya modulus tangent dan modulus secan ketika ada bagian dari kurva yang berbentuk nonlinear. Secara umum, modulus elastisitas dapat dirumuskan sebagai berikut.



Hal ini sesuai hukum yang dicetuskan oleh Robert Hooke, yaitu “Dalam batas elastisitas, nilai tegangan akan berbanding lurus dengan regangan.”



GAMBAR. SECANT MODULUS DAN TANGEN MODULUS



 Ketangguhan (toughness) Ketangguhan merupakan kekuatan material yang juga didapat dari kurva hubungan tegangan-regangan. Definisi ketangguhan sendiri adalah kemampuan benda untuk menyerap energi hingga benda mengalami fraktur. Melalui kurva stress-strain, ketangguhan dapat diidentifikasi dari luasan dibawah kurva.



GAMBAR. KURVA STRESS-STRAIN MATERIAL GETAS DAN ULET



Sebagai contoh pada kurva hubungan regangan- tegangan diatas, terlihat bahwa material ulet mempunyai ketangguhan yang lebih besar dibanding dengan material getas dikarenakan luas daerah untuk material ulet dibawah kurva yang ditandai dengan warna merah muda lebih besar pula.  Pengujian Kekerasan Kekerasan menyatakan ketahanan terhadap deformasi dan merupakan ukuran ketahanan suatu material terhadap deformasi plastik atau deformasi permanent (Dieter, 1987). Pengujian kekerasan adalah satu dari kesekian banyak pengujian yang dipakai, karena dapat dilaksanakan pada benda uji yang kecil tanpa kesukaran mengenai spesfikasi. Kekerasan didefinisikan sebagai ketahanan bahan terhadap penetrasi pada permukaannya. Prinsip pengujian kekerasan dengan Skleroskop Shore adalah dengan cara mengukur tinggi pantulan bobot seberat 1,5 gram (baja



yang berujung intan), yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu (kira-kira 20 cm) terhadap permukaan benda uji.



Gambar . Skema Pengujian Kekerasan Skleroskop Shore D



 Pengujian Impak Pengujian impak bertujuan untuk mengukur berapa energi yang dapat diserap material sampai material tersebut patah. Pengujian impak merupakan respon terhadap beban kejut atau beban tiba-tiba. Dalam pengujian impak terdiri dari dua teknik pengujian standar, yaitu: impact charpy dan impact izod. Pada pengujian standar charpy dan izod dirancang dan masih digunakan untuk mengukur energi impak yang juga dikenal dengan ketangguhan takik (notch toughness). Spesimen impak berbentuk batang dengan penampang lintang bujur sangkar dengan takik V oleh proses pemesinan



Gambar. Dimensi Uji Impak Izod (ASTM D 256) Beban didapat dari tumbukan oleh pendulum yang dilepas dari posisi ketinggian h. Spesimen diposisikan pada dasar alat uji impak dengan dibantu alat pencekam spesimen, ketika palu pendulum dilepas maka akan menabrak dan mematahkan spesimen ditakikannya yang bekerja sebagai titik konsentrasi tegangan untuk pukulan impak dengan kecepatan tinggi. Palu pendulum akan melanjutkan ayunan untuk mencapai ketinggian maksimum h yang lebih rendah daripada h’. Energi yang diserap dihitung dari perbedaan h’ dan h (mgh’-mgh) adalah ukuran dari impak. Posisi simpangan lengan pendulum terhadap garis vertikal sebelum dibenturkan adalah α dan posisi lengan pendulum terhadap garis vertikal setelah membentur spesimen adalah β panjang lengan ayunan adalah l dengan mengetahui besarnya energi potensial yang diserap oleh material.



 Contoh Bahan Polimer  Polipropilena (PP) Polipropilena adalah semikristalin yang dihasilkan dari proses polimerisasi gas propilena. Monomer-monomer yang menyusun rantai polipropilena adalah propilena yang diperoleh dari pemurnian minyak bumi. Propilena merupakan senyawa vinil yang mempunyai struktur CH2=CHCH3. Nama kimia dari polipropilena adalah poli (1-metiletilena) dengan formula kimia (C3H6)X. Polipropilena atau polipropena (PP) adalah sebuah polimer termo-plastik yang dibuat oleh industri kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya pengemasan, tekstil (contohnya tali, pakaian dalam termal, dan karpet), alat tulis, berbagai tipe wadah terpakaikan ulang serta bagian plastik, perlengkapan labolatorium, pengeras suara , komponen otomotif, dan uang kertas polimer. Polimer adisi yang terbuat dari propilena monomer, permukaannya tidak rata serta memiliki sifat resistan yang tidak biasa terhadap kebanyakan pelarut kimia, basa dan asam. Pengolahan lelehnya polipropilena bisa dicapai melalui ekstrusi dan pencetakan . Metode ekstrusi (peleleran) yang umum menyertakan produksi serat pintal ikat (spun bond) dan tiup (hembus) leleh untuk membentuk gulungan yang panjang buat nantinya diubah menjadi beragam produk yang berguna seperti masker muka, penyaring, popok dan lap. Teknik pembentukan yang paling umum adalah pencetakan suntik, yang digunakan untuk berbagai bagian seperti cangkir, alat pemotong, botol kecil, topi, wadah, perabotan, dan suku cadang otomotif seperti baterai. Ada banyak penerapan penggunaan akhir untuk PP karena dalam proses pembuatannya bisa di-tailor grade dengan aditif serta sifat molekul yang spesifik. Sebagai misal, berbagai aditif antistatik bisa ditambahkan untuk memperkuat resistensi permukaan PP terhadap debu dan pasir. Kebanyakan teknik penyelesaikan fisik, seperti pemesinan, bisa pula digunakan pada PP. Perawatan permukaan bisa diterapkan ke berbagai bagian PP untuk meningkatkan adhesi (rekatan) cat dan tinta cetak.



Polipropilena dapat mengalami degradasi rantai saat terkena radiasi ultraungu dari sinar matahari . Jadi untuk penggunaan propilena di luar ruangan, bahan aditif yang menyerap ultraungu harus digunakan. Jelaga (celak) juga menyediakan perlindungan dari serangan UV. Untuk menghasilkan polipropilena yang elastis, katalis yang menghasilkan polipropilena isotaktik bisa dibuat, tapi dengan gugus organik yang mempengaruhi taktisitas yang ditahan di tempat oleh sebuah ikatan yang relatif lemah. Setelah katalis menghasilkan polimer pendek yang mampu berkristalisasi, cahaya dengan frekwensi yang tepat digunakan untuk memecahkan ikatan yang lemah ini, serta menghilangkan selektivitas katalis sehingga panjang rantai yang tersisa adalah ataktik. Hasilnya adalah bahan yang pada umumnya amorf dengan kristal-kristal kecil tersisip di dalamnya.Karena salah satu ujung dari tiap rantai berada di dalam sebuah kristal sedang sebagian besar panjangnya berada dalam bentuk amorf dan lunak, maka wilayah kristalin punya kegunaan yang sama dengan vulkanisasi  Sifat mekanik polipropilen Kekuatan tarik, pemanjangan pada saat putus dan kekuatan bentur, menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan komposisi bahan pengisi yaitu POFA mengalami penurunan, yang berarti POFA belum mampu meningkatkan sifat mekanik dari komposit yang dihasilkan. Modulus elastisitas film tipis PP semakin besar dengan bertambahnya suhu peleburan. Film tipis PP dengan suhu peleburan yang tinggi, modulus elastisitas lebih besar dibandingkan dengan film tipis PP dengan suhu peleburan yang rendah. Hasil uji tarik yang didapatkan berupa kurva stress-strain dengan variabel yang dihasilkan yield strength, tensile strength, break strengh, yield strain, break strai, break elongation dan elastic modulus.



o o o o



Tensile strength 4300-5500 psi Elongation, 200-700 % Tensile modulus 1,6-2,3 x 103 psi Impact strength 0,5-2,0 ft-lb/in of notch



 Acrylonitrile butadiene styrene (akrilonitril butadiene stirena, ABS) Acrylonitrile butadiene styrene (akrilonitril butadiene stirena, ABS) termasuk kelompok engineering thermoplastic yang berisi 3 monomer pembentuk. Akrilonitril bersifat tahan terhadap bahan kimia dan stabil terhadap panas. Butadiene memberi perbaikan terhadap sifat ketahanan pukul dan sifat liat (toughness). Sedangkan stirena menjamin kekakuan (rigidity) dan mudah diproses. Beberapa grade ABS ada juga yang mempunyai karakteristik yang berfariasi, dari kilap tinggi sampai rendah dan dari yang mempunyai impact resistance tinggi sampai rendah. Berbagai sifat lebih lanjut juga dapat diperoleh dengan penambahan aditif sehingga diperoleh grade ABS yang bersifat menghambat nyala api, transparan, tahan panas tinggi, tahan terhadap sinar UV, dll. ABS dapat diproses dengan tehnik cetak injeksi, ekstrusi, thermoforming, cetak tiup, roto moulding dan cetak kompresi. ABS bersifat higroskopis, oleh karena itu harus dikeringkan dulu sebelum proses pelelehan. Karena keunggulan sifat-sifatnya maka banyak digunakan membuat peralatan seperti :hair dryer, korek api gas, telepon, intercom, body dan komponen mesin ketik elektronik maupun mekanik, mesin hitung, dll. Peralatan otomotif maka ABS digunakan untuk radiator grill, rumah -rumah lampu, emblem, horn grill, tempat kaca spion, dll. ABS dengan grade tahan nyala api digunakan untuk cabinet TV, kotak penutup video, dll. Grade tahan pukul pada suhu rendah dan tahan fluorocarbon dapat digunakan untuk pintu dan body kulkas. Penggunaan lain : komponen AC, kotak kamera, dudukan kipas angina meja, dll. Bangunan dan perumahan : dudukan kloset, bak air, frame kaca, cabinet, kran air, gantungan handuk, saringan, dll.Elektroplated ABS : regulator knob, pegangan pintu kulkas, pegangan paying, spare-parts kendaraan bermotor, tutup botol, dll.  Sifat mekanik akrilonitril ABS mempunyai kecenderungan peningkatan harga kekuatan tarik yang relative besar daripada LDPE, hal ini disebabkan karena terjadi ikatan silang pada ABS, sehingga ABS mempunyai sifat kuat Tarik yang jauh lebih baik



ABS maupun LDPE mempunyai kecenderungan peningkatan harga mulur putus, tetapi masih lebih besar harga mulur putus LDPE daripada ABS. ABS mempunyai kecenderungan peningkatan harga kekuatan luluh daripada LDPE, hal ini disebabkan karena ikatan silang pada ABS, sehingga ABS mempunyai sifat kestabilan dimensi yang jauh lebih baik Pengaruh penambahan PP pada polimer ABS dalam bentuk polyblend menurunkan sifat kekuatan luluh,kekuatan putus dan perpanjangan putus polimer ABS, kecuali pada penambahan PP 5% berat memperlihatkan nilai perpanjangan putus lebih baik dibanding polimer ABS tanpa bahan pengisi. Pengaruh penambahan PS terhadap polimer ABS akan cenderung meningkatkan nilai kekuatan putus polimer ABS dikarenakan derajat kristalinitas PS relatif rendah menyebabkan susunan rasa karet dan fasa gelas dari polimer ABS saling terikat sehingga meningkatkan kekuatan putus ABS  Poliuretan Poliuretan adalah jenis polimer yang sangat unik dan luas pemakaiannya. Poliuretan ditemukan pada tahun 1937 oleh Prof. Otto Bayer sebagai pembentuk serat yang didesain untuk menandingi serat nylon. Tetapi penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa poliuretan bukan saja bisa digunakan sebagai serat, tapi dapat juga digunakan untuk membuat busa (foam), bahan elastomer (karet/plastik), lem, pelapis (coating), dan lain-lain. Poliuretan dibuat dengan mereaksikan molekul yang memiliki gugus isosianat dengan molekul yang memiliki gugus hidroksil. Dengan demikian, jenis dan ukuran setiap molekul pembentuk akan memberikan sumbangan terhadap sifat poliuretan yang terbentuk. Hal inilah yang membuat poliuretan menjadi polimer yang sangat fleksibel baik dalam sifat mekanik maupun aplikasinya. Saat ini, aplikasi poliuretan paling banyak (sekitar 70%) adalah sebagai bahan busa, kemudian diikuti dengan elastomer, baru kemudian sebagai lem dan pelapis. Pembuatan busa dari poliuretan dimungkinkan dengan menggunakan agen pengembang (blowing agent), yang akan menghasilkan gas pada saat terjadi reaksi sehingga poliuretan dapat membentuk busa.



Jika poliuretan yang digunakan bersifat lunak, maka yang dihasilkan adalah busa lunak seperti pada kasur busa, alas kursi dan jok mobil. Ada juga jenis busa kaku (rigid foam), seperti pada insulasi dinding, insulasi lemari es, atau insulasi kedap suara. Busa poliuretan bersifat ulet dan tidak mudah putus. Dalam aplikasi sebagai insulasi dinding, poliuretan juga dapat dibuat menjadi tahan api dengan penambahan senyawa halogen. Serat Spandex, yang biasanya digunakan sebagai serat untuk kaus kaki atau Tshirt, juga dibuat dari poliuretan. Bahan spandex terkenal sangat elastis dan tidak mudah putus. Kemampuan poliuretan untuk dibuat menjadi fiber yang tipis, elastis, dan tidak mudah putus, bergantung kepada pemilihan jenis isosianat dan hidroksil yang digunakan. Aplikasi terbaru yang kini sedang giat dipromosikan adalah sebagai pelapis untuk cat mobil. Dalam hal ini yang digunakan bukan sifat elastisnya, melainkan sifat tahan gores. Poliuretan yang keras dapat dibuat menjadi lapisan sangat tipis dan akan memiliki efek tahan gores sehingga cocok untuk aplikasi pada cat mobil. Sifat poliuretan yang dapat terdegradasi oleh sinar ultraviolet dari matahari dapat diatasi dengan menambahkan aditif UV stabilizer. Aplikasi yang tak kalah penting adalah sebagai elastomer untuk menggantikan karet alam. Di sini, sifat poliuretan yang elastis, kuat, tahan gores, dan tahan terhadap minyak sangat berguna. Bahan elastomer digunakan untuk melapisi bahan yang terkena tekanan mekanik terus-menerus, seperti roda gigi, pelapis rol, dan sol sepatu. Misalnya sebagai pelapis rol pada mesin pembuat kertas, di mana poliuretan akan mengalami tekanan hingga 5.3 MPa dan diputar dengan kecepatan sampai 600 rpm. Pemakaian poliuretan di Indonesia sebagai bahan pendukung industri masih sangat tergantung pada impor, walaupun beberapa industri sudah mulai mencoba memproduksi poliuretan di dalam negeri. Banyaknya pabrik kertas, furnitur, industri otomotif dan industri alas kaki di Indonesia membuat prospek usaha di bidang poliuretan di masa depan cukup menjanjikan, asalkan kita mau tekun mendalami teknik pembuatan dan pencetakannya.



 Sifat mekanik poliuretan memiliki kekuatan yang baik tarik, kekuatan sobek, resistensi dampak, ketahanan abrasi, tahan cuaca, tahan hidrolisis, tahan minyak  Poliasetal Polyacetal (poliasetal) merupakan salah satu engineering plastic yang penting yang banyak digunakan di bidang teletronik, bangunan dan sector alat-alat tehnik. Ada 2 tipe poliasetal yaitu homopolimer dan kopolimer. Asetal homopolimer merupakan polimer kristalin yang dibuat dari formaldehida. Resin ini secara tehnis disebut polioksi metilena (POM). Asetal homopolimer dapat dicampur daengan aditif seperti : antioksidan, lubrikan, filler, pewarna, UV stabilizer,dll. Resin ini aslinya berwarna putih buram.  Sifat mekanik poliasetal Tanpa adanya modifikasi, resin ini mempunyai kekuatan tarik, kekuatan kompresi dan ketahanan gesek yang tinggi. Resin ini halus dan deformasinya rendah jika diberi beban. Resin ini mempunyai batas lelah bengkukan (flexural fatique) yang tinggi sehingga baik digunakan sebagai bahan baku pegas. Resin ini umumnya liat, tahan pukul meskipun pada suhu rendah, kemulurannya pada suhu kamar mencapai 12% dan pada suhu yang lebih tinggi mencapai 18%. Sifat elektrikalnya dipengaruhi oleh kandungan uap air. Konstanta dielektrikalnya bervariasi dari frekwensi 102-106 Hz, dan dielectric strength-nya tinggi. Sifat pakai dan friksi baik karena permukaannya lebih keras dan koefisien gesekannya rendah.  Rami Serat Rami yaitu serat alami(tumbuhan)yang dihasilan oleh tanaman rami.yang kulit batangnya banyak digunakan untuk baku tekstil.serat rami juga bisa dipintal jadi benang yang akan dirajut menjadi kain.karakternya sama dengan kapas,tapi rami lebih berkilap,kuat,jauh dari bakteri dan dapat menyerap air dengan sangat baik.serat rami sangat digemari oleh perancang karena teksturnya yang nyaman dan baik digunakan untuk busana apapun.



Rami dapat tumbuh di hampir semua kondisi iklim atau tanah, dan tumbuh sangat cepat, menghasilkan hingga 4 tanaman setahun. Kanada, China dan Perancis adalah produsen utama ganja. George Washington dan Thomas Jefferson keduanya menumbuhkan rami. Ben Franklin dimiliki mempunyai sebuah pabrik yang membuat kertas rami. Tapi hari ini Amerika Serikat adalah satu-satunya negara industri di dunia di mana tumbuh ganja dilarang. pohon rami yang berasal dari daratan Cina itu juga tumbuh subur di Indonesia. Selain itu serat rami adalah bahan yang ramah lingkungan. Malahan, saat ini Amerika melalui pihak ketiga telah menanam ribuan hektare rami di wilayah Kalimantan Timur. Rami juga bisa dijadikan bahan jaket, helm, atau tank anti peluru biasanya dibuat dari serat Kevlar yang merupakan derivatif dari minyak bumi. Untuk jaket anti-peluru standar Polri dari bahan Aramid. Proses dekortikasi menghasilkan limbah rami yang sangat baik untuk pupuk organik ( kompos). Setelah mengalami bio proses, pupuk organik dari batang rami tersebut dapat digunakan untuk pemupukan tanaman. Di samping tanaman rami itu sendiri kelebihannya dapat digunakan untuk tanaman hortiku-tura atau tanaman perkebunan lainnya. Kegunaan batang rami yang lain adalah sebagai bahan baku pulp (kertas), bahan baku particle board serta mempunyai kandungan cellulosa yang cukup baik untuk dijadikan bahan baku propelant double base (bahan baku isian dorong peluru). Pada tahun 1941, perusahaan motor Ford menghasilkan mobil eksperimental dengan tubuh plastik terdiri dari 70% serat selulosa dari ganja. Bodi mobil bisa menyerap pukulan 10 kali lebih besar baja tanpa denting. Mobil itu juga dirancang untuk pemakaian minyak rami. Karena larangan pada kedua rami dan alkohol mobil tidak pernah diproduksi massal. Pada tahun 2008, Lotus Cars mengumumkan mereka akan menggunakan ganja dalam produksi panel bodi untuk mereka Lotus Elise Eco. Sifat mekanik rami o Memiliki kekuatan tarik (Tensile Strength) lebih besar dari serat kapas o Daya serapnya (Absorbancy) tinggi hingga 12 % sedang serta kapas hanya 8 % o Memiliki warna dan kilap yang lebih tinggi



o Lebih cepat kering o Daya tahan kusutnya lebih baik dari pada kapas. o Penelitian komposit diperkuat serat rami ini dengan fraksi volume serat 20%, 30%, 40% dan 50%. Hasil pengujian didapat harga kekuatan tarik tertinggi dimiliki oleh komposit dengan fraksi volume serat 50% yaitu 6,78 Mpa. o Harga impak tertinggi dimiliki oleh komposit dengan fraksi vole serat 50% yaitu 7,3 kJ/m.