Sinopsis Novel [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN BUKU



Judul Buku



: Negeri 5 Menara



Nama Pengarang



: Ahmad Fuadi



Nama Penerbit



: PT Gramedia Pustaka Utama



Tahun Terbit



: 2009



Jumlah Halaman



: 425 halaman



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat, rahmat serta karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini. Saya merasa sangat beruntung karena memiliki orang tua, guru, serta teman-teman



yang



rajin



menghembuskan



semangat



agar



saya



menyelesaikan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Mereka adalah pihak-pihak yang berperan penting dalam penyelesaian tugas ini. Sekali lagi terima kasih buat orang-orang baik di atas yang telah banyak membantu saya dalam mengerjakan tugas ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun agar berguna dalam penulisan laporan selanjutnya.



Ambon, 5 Oktober 2016



\



Penulis



DAFTAR ISI



LAPORAN BUKU.............................................................i KATA PENGANTAR.........................................................ii DAFTAR ISI................................................................... iii PENDAHULUAN.............................................................1 PEMBAHASAN..............................................................1 ISI................................................................................2 KESIMPULAN..............................................................15 PENUTUP.................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA.......................................................18



PENDAHULUAN Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kita dapat menyelami segala hal yang berkaitan dengan kebahasaan, sastra serta yang lainnya. Pada kesempatan kali ini, saya akan mengulas segala hal dari novel “Negeri 5 Menara”. Novel karya Ahmad Fuadi ini merupakan novel yang sangat menarik. Novel ini menceritakan tentang kehidupan pesantren yang dibalut dengan nuansa religi dan modernisasi. Novel ini berlatarbelakang tentang mimpi para santri yang di dukung oleh sebuah mantra yang sangat dahsyat, mantra yang dapat menggetarkan jiwa dan memotivasi diri untuk terus berusaha dan sangat inspiratif bagi para pembaca, yaitu “Man Jadda Wajada” yang berarti “Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil”. Novel ini juga menceritakan bagaimana dan seperti apa kehidupan di suatu pesantren, yakni Pesantren Madani. Kehidupan pesantren yang berpegang teguh pada aturan menjadikan para santri yang mengenyam pendidikan disana harus memiliki kedisplinan yang tinggi. Karena, jika diketahui adanya pelanggaran sedikit saja, maka dengan tegas, hukum lah yang bertindak. Tidak peduli apakah yang bersangkutan adalah santri yang junior ataupun yang senior, mereka akan dihukum sesuai pelanggaran yang dilakukannya. Hukuman yang paling ringan adalah dengan di beri tugas menjadi jasus (mata-mata) untuk menegakkan ketertiban dan kedisplinan di PM dan yang paling berat adalah dipulangkan.



PEMBAHASAN 1. Menjelaskan isi ataau sinopsis novel “Negeri 5 Menara” 2. Menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam novel “Negeri 5 Menara”



3. Menjelaskan amanat yang terdapat dalam novel “Negeri 5 Menara” 4. Menjelaskan keunggulan atau kelebihan novel “Negeri 5 Menara” 5. Menjelaskan kelemahan atau kekurangan novel “Negeri 5 Menara”



ISI



 Sinopsis Novel “Negeri 5 Menara” Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Alif dari kecil sudah bercita-cita ingin menjadi B.J Habibie, maka dari itu selepas tamat SMP Alif sudah berencana melanjutkan sekolah Ke SMU negeri di Padang yang akan memuluskan langkahnya untuk kuliah dijurusan yang sesuai. Namun, Amak menginginkan Alif jadi penerus Buya Hamka, membuat mimpi Alif kandas. Alif diberi pilihan sekolah di sekolah agama atau mondok di pesantren. Sempat marah tapi akhirnya Alif ikhlas karena alif tidak ingin mengecewakan harapan orang tua khususnya ibu, Alif pun menjalankan keinginan ibunya dan masuk pondok. Atas saran dari pamannya di Kairo Alif kecil pun memutuskan untuk melanjutkan sekolah di pondok yang ada di Jawa Timur : “Pondok Madani”. Walaupun awalnya amak berat dengan keputusan Alif yang memilih pondok di Jawa bukan yang ada di dekat rumah mereka dengan pertimbangan Alif belum pernah menginjak tanah di luar ranah Minang, namun akhirnya ibunya merestui keinginan Alif itu. Awalnya Alif setengah hati menjalani pendidikan dipondok karena dia harus merelakan cita-citanya yang ingin kuliah di ITB dan menjadi seperti Habibie. Namun kalimat bahasa Arab yang di dengar Alif dihari pertama di PM (Pondok Madani ) mampu mengubah pandangan Alif tentang melanjutkan pendidikan di pesantren sama baiknya dengan sekolah umum. “mantra” sakti yang diberikan kiai Rais (pimpinan pondok ) “man jadda wajada (siapa yang bersungguhsungguh pasti berhasi)”. Dan Alif pun mulai menjalani hari-hari dipondok dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh.



Di PM Alif berteman dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan si jenius Baso dari Gowa, Sulawesi. Persahabatan mereka berawal sejak mereka di beri hukuman jewer berantai oleh Tyson. Sejak saat itu mereka sering kumpul bersama dibawah menara masjid, mereka biasa menunggu Maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak ke ufuk. Karena terlalu seringnya, teman-teman mereka menjuluki mereka dengan Sahibul Menara, yaitu orang yang memiliki menara. Mereka bercitacita ingin pergi ke Arab Saudi, Mesir, Eropa, dan bahkan Amerika suatu saat nanti. Tapi ada juga yang ingin tetap di Indonesia. Ternyata kehidupan di PM tidak semudah dan sesantai menjalani sekolah biasa. Hari-hari Alif dipenuhi kegiatan hapalan Al-Qur’an, belajar siang-malam, harus belajar berbicara bahasa Arab dan Inggris di 6 Bulan pertama. PM mewajibkan semua murid harus bisa berbahasa Arab dan Inggris. Belum lagi peraturan ketat yang diterapkan PM pada murid yang apabila melakukan sedikit saja kesalahan dan tidak taat peraturan yang berakhir pada hukuman yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya. Tahun-tahun pertama Alif dan ke 5 temannya begitu berat karena harus menyesuaikan diri dengan peraturan di PM. Hal yang paling berat dijalani di PM adalah pada saat ujian, semua murid belajar 24 jam dan hanya beberapa menit tidur. Mereka benar-benar harus mempersiapkan mental dan fisik yang prima demi menjalani ujian lisan dan tulisan yang biasanya berjalan selama 15 hari. Namun di sela rutinitas di PM yang super padat dan ketat. Sahibul Menara selalu menyempatkan diri untuk berkumpul dibawah menara mesjid , sambil menatap awan dan memikirkan cita-cita mereka kedepan. Ditahun kedua dan seterusnya kehidupan Alif dan rekan-rekannya lebih berwarna dan penuh pengalaman menarik. Di PM semua teman, guru, satpam, bahkan kakak kelas adalah keluarga yang harus saling tolong menolong dan membantu. Semua terasa begitu kompak dan bersahabat, sampai pada suatu hari yang tak terduga, Baso , teman alif yang paling pintar dan paling rajin memutuskan keluar dari PM karena harus merawat neneknya yang sakit. Sahibul Menara mengalami perpisahan dan lulus dari PM. Berbekal pengalaman di PM, mereka mulai menggapai mimpinya masing-masing.Beberapa tahun kemudian, Alif, Raja, dan Atang akhirnya bertemu kembali.Sahibul Menara telah berhasil mewujudkan mimpinya saat remaja. Atang menjadi mahasiswa program doktoral di Universitas Al Azhar-KairoMesir. Raja menetap di London setelah sebelumnya menyelesaikan kuliah hukum Islam di Madinah. Sedangkan Alif berkesempatan melanjutkan studi di Washington DC. Baso yang tidak menyelesaikan sekolah di PM karena harus merawat neneknya yang sakit, akhirnya bisa pula kuliah di Mekkah dengan bekal hafalan seluruh isi Al Quran. Begitu pula para pelukis awan Indonesia, Said dan Dulmajid, dua Sahibul Menara itu mencapai ujung mimpinya, pulang ke kampung halaman dan memajukan pendidikan di kampung masing-masing.



 Nilai yang terkandung  Nilai moral : Seseorang yang bersungguh-sungguh, sabar, pantang menyerah, dan bekerja keras untuk meraih mimpinya.  Nilai sosial : Sahibul Menara yang saling membantu, sikap kebersamaan, persaudaraan, kekeluargaan, kerja sama, dan saling pengertian.  Nilai budaya : Budaya marosok yang berkembang di masyarakat Minang.  Nilai agama : Kehidupan pesantren yang mengajarkan untuk ikhlas karena Allah, bersyukur, berdoa, shalat, memohon ampun, dan membaca Al-Qur’an “Niatkan menuntut ilmu karena Allah, lillahi taala”  Nilai psikologi : Seseorang yang dilema dan gelisah dalam menentukan sesuatu.



 Amanat yang tekandung Kita tidak boleh berputus asa dalam meraih impian, kita harus bersungguh-sungguh untuk mencapainya, serta berusaha untuk meraih ilmu setinggi-tingginya, jika perlu sampai ke negeri orang. Karena pada hakikatnya mencari ilmu adalah hal yang mulia. Orang yang berilmu memiliki derajat yang lebih tinggi daripada orang yang tidak memiliki ilmu bahkan para pencari ilmu diberi kedudukan yang lebih istimewa oleh Allah SWT yakni dimudahkannya jalan menuju surga. Salah satu pesan yang tidak kalah pentingnya adalah keutamaan doa dan ridha dari orang tua. Karena dengan doa dan ridha mereka lah kunci kesuksesan kita, dan tanpanya kita tidak berarti apa-apa, serta jangan pernah berburuk sangka terhadap apa yang telah Allah SWT tetapkan kepada kita. Bisa jadi yang kita pikir itu tidak baik untuk kita, malah menjadi hal yang sangat baik untuk kita. Segala ketetapan yang di tetapkan oleh Allah SWT itu tidak lah sia-sia. Dia memberikan hal yang tidak terduga di masa depan. Jadi jangan berburuk sangka kepada Allah SWT, karena bisa jadi hal itu akan berbuah manis pada akhirnya. Dan ingat, tidak ada kebetulan di dunia ini. Semua atas izin Allah dan usaha manusia.



 Keunggulan atau kelebihan novel



1. Pengarang berhasil membuat banyak orang ingin tahu lebih dalam tentang dunia pesantren sebagai pusat keunggulan, termasuk kalangan non-muslim. Penelusuran jejak-jejak pesahabatan dan pencapaian cita-cita diramu dalam kisah yang sekaligus



2.



melibatkan petualangan, religi, dan wawasan yang mengesankan. Novel ini berkisah tentang generasi muda bangsa yang penuh motivasi, bakat, semangat, dan optimisme untuk maju dan tidak kenal menyerah, merupakan pelajaran yang amat berharga bukan saja sebagai karya seni, tetapi juga tentang psoses pendidikan dan pembudayaan untuk terciptanya sumber daya insani yang handal. Pengarang mengelola nostalgia menjadi novel yang menyentuh sekaligus menjadi diskusi kritis yang bersimpatik tentang pendidikan kehidupan.



3. Gaya bahasa pengarang yang lugas dan menarik. Penulis menggambarkan tentang aspek kultural di pondok pesantren yang kental dengan nilai-nilai religious dan menepis anggapan bahwa santri hanya bisa mengaji dan ceramah. Banyak hal yang bisa didapatkan dari belajar di pondok pesantren.



K



Kesimpulan Berdasarkan kisah yang telah saya baca, novel yang berjudul “Negeri 5 Menara” ini



menceritakan tentang perjalanan 6 orang sahabat



yang menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Madani. Persahabatan mereka berawal sejak mereka di beri hukuman jewer berantai oleh Tyson. Sejak saat itu mereka sering kumpul bersama dibawah menara masjid, mereka biasa menunggu Maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak ke ufuk. Karena terlalu seringnya, teman-teman mereka menjuluki mereka dengan Sahibul Menara, yaitu orang yang memiliki menara. Mereka bercita-cita ingin pergi ke Arab Saudi, Mesir, Eropa, dan bahkan Amerika



suatu saat nanti. Tapi ada juga yang ingin tetap di Indonesia. Banyak sekali cerita menarik yang disuguhkan oleh Ahmad Fuadi di dalam novel “Negeri 5 Menara” ini. Novel karya Ahmad Fuadi yang berjumlah 425 halaman ini merupakan novel yang sangat menarik. Menceritakan kehidupan di Pondok Pesantren Madani yang dibalut dengan nuansa religi dan modern. Tata bahasanya mudah dipahami, serta tidak bertele-tele. Cover novelnya juga menarik, di novel ini banyak sekali kata-kata mutiara yang dicantumkan yang dapat memotivasi serta menyihir para pembacanya untuk menjadi lebih baik lagi. Kekurangan pada novel ini hanya terletak pada warna kertas yang kurang cerah serta tidak adanya gambar yang dapat mengilustrasikan isi dari novel tersebut. Dengan membaca novel ini, banyak sekali pelajaran hidup atau pun pesan-pesan moral yang dapat kita ambil, diantaranya adalah pesan mengenai kehidupan, yaitu kita tidak boleh berputus asa dalam meraih impian, kita harus bersungguh-sungguh untuk mencapainya, serta berusaha untuk meraih ilmu setinggi-tingginya, jika perlu sampai ke negeri orang. Karena pada hakikatnya mencari ilmu adalah hal yang mulia. Orang yang berilmu memiliki derajat yang lebih tinggi daripada orang yang tidak memiliki ilmu bahkan para pencari ilmu diberi kedudukan yang lebih istimewa oleh Allah SWT yakni dimudahkannya jalan menuju surga. Salah satu pesan yang tidak kalah pentingnya adalah keutamaan doa dan ridha dari orang tua. Karena dengan doa dan ridha mereka lah kunci kesuksesan kita, dan tanpanya kita tidak berarti apa-apa, serta jangan pernah berburuk sangka terhadap apa yang telah Allah SWT tetapkan kepada kita. Bisa jadi yang kita pikir itu tidak baik untuk kita, malah menjadi hal yang sangat baik untuk kita. Segala ketetapan yang di tetapkan oleh Allah SWT itu tidak lah sia-sia. Dia memberikan hal yang tidak terduga di masa depan. Jadi jangan berburuk sangka kepada Allah SWT, karena bisa jadi hal itu akan berbuah manis pada akhirnya.



Penutup



Demikian laporan buku yang telah saya buat berdasarkan hasil observasi terhadap karya tulis berupa novel. Novel ini menceritakan tentang kehidupan di sebuah pesantren. Dengan membaca serta menghayati setiap kejadian yang terjadi, maka akan memiliki nilai-nilai positif untuk para pembaca. Terutama arti dari kehidupan yang sesungguhnya. Yaitu hidup yang berpegang teguh pada usaha dan keikhlasan. Mengajarkan betapa usaha, keikhlasan, doa dan tawakkal adalah kunci kesuksesan yang sesungguhnya. Laporan ini masih jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya laporan ini dan penulisan laporan di kesempatan-kesempatan berikutnya. Sekian dari penulis. Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya serta mohon maaf apabila di dalam pembuatan laporan ini masih ada hal-hal yang



kurang



berkenan.



Semoga



menambah wawasan pembaca.



laporan



ini



bermanfaat



dan



dapat



Daftar Pustaka



Fuadi, Ahmad. 2012. Negeri 5 Menara. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama