Sinopsis Pengantar Ilmu Budaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Sipnosis Buku



Penulis



: Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, M.A.



Penerbit



: Prenada Media



Tahun



: 2013



Sumber Peminjaman Buku



: Perpustakaan Daerah Kalimantan Barat



SUBSTANSI ARAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA HAKIKAT,TUJUAN,DAN RUANG LINGKUP 1.1.Hakikat Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Ilmu sosial dan budaya dasar (ISBD) merupakan mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB) dengan visi “berkembangan manusia sebagai mahasiswa terpelajar yang kritis,peka,dan arif dalam memahami keragaman. Kesetaraan, dan kemartabatan manusia yang dilandasi nilainilai estetika,etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.” Adapun misinya adalah “memberikan landasan dan wawasan yang luas, serta menumbuhkan sikap kritis,peka, dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman,kesetaraan, dan kemartabatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradap serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.” ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan suatu rangkaian pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya. Selain itu, mata kuliah ini pada prinsipnya sebagai pengantar dasar menuju pengenalan teori



ilmu-ilmu sosial dan kebudayaan sehingga diharapkan mahasiswa dapat memiliki wawasan keilmuan yang bersifat multidisipliner tentang keragaman,kesetaeraan, dan kebartabatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegra. Dengan kata lain, mahasiswa mampu memahami jejaringan kehidupan bersama berikut nilai, acuan norma, serta pedoman hidup (bluprint) yang melebur dalam kehidupan keseharian yang mengikat interaksi kebersamaan itu. 1.2.Tujuan Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) Berdasarkan hakikat keilmuan diatas, maka tujuan ilmu sosial dan budaya dasar (ISBD) yang merupakan bagian dari mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB) yaitu: Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman, kesetaraan, kemartabatan dan kebebasan, serta keterikatan manusia sebagai individu dan mahkluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif dalam memahami keragaman, kesederajatan, dan martabat manusia dengan landasan nilain estetika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan pada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahkluk sosial yang beradap dalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan keahliannya dan mampu memecah kan masalah sosial budaya secara arif. Tujuan ini secara lebih luas dimaksudkan untuk membentuk kepribadian mahasiswa yang memiliki cakrawala berfikir yang analitis,dialetik,inofstif, persuasif dan terampil dalam mengimplestasikan kreasinya pada masyarakat secara relevan. 1.3.Ruang Lingkup Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sosial dan Budaya (ISBD) Untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan mata kuliah ilmu sosial dan budaya dasar (ISBD) para perguruan tinggi, berikut ini merupakan ruang lingkup dan sub bahasanya, yaitu terdiri: a. Pengantar ilmu sosial dan budaya dasar (ISBD), yang mencangkup: 1. Hakikat dan ruang lingkup ISBD. 2. ISBD sebagai MBB dan pendidikan umum. 3. ISBD sebagai alternatif pemecahan masalah sosial budaya b. Manusia sebagai mahkluk budaya



1. Hakikat manusia sebagai mahkluk budaya. 2. Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan. 3. Etika dan estetika berbudaya. 4. Memenusiakan manusia melauli pemahaman konsep-konsep dasar manusia. 5. Problemmatika kebudayaan. c. Manusia sebagai individu dalam mahkluk sosial: 1. Hakikat manusia sebagai indiuvidu dan mahklu sosial. 2. Fungsi dan peran manusia sebagai individu dan mahkluk sosial. 3. Dinamika interaksi sosial. 4. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. d. Manusia dan peradaban. 1. Hakikat peradaban. 2. Manusia sebagai makhluk beradabdan masyarakat adab. 3. Evolusi budaya dan wujud peradaban dalam kehidupan sosoal budaya. 4. Dinamika peradaban pada kehidupan manusia. e. Manusia, keragaman, dan kesetaraan: 1. Hakikat keragaman dan kesetaraan manusia. 2. Kemajemukan dalam dinamika sosial dan budaya. 3. Keragaman dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial budaya bangsa. 4. Problematika keragaman dalam kesetaraan serta solusinya dalam kehidupan masyarakat dan negara. f. Manusia, nilai, moral dan hukum dalam domain akhlak mulia: 1. Hakikat, fungsi, dan prwujudan nilai, moral dan negara. 2. Keadilan,kewajiban, dan kesejahteraan sebagai wujud masyarakat yang bermoral dan menaati hukum. 3. Problematika nilai, moral, dan hukum dalam masyarakat negara. g. Manusia, sains, tegnologi, dan seni: 1. Hakikat dan makna sain, teknologi, dan seni bagi manusia 2. Dampak penyalahngunaan ipteks pada kehidupan sosial dan budaya 3. Problematika pemanfaatan ipteks di indonesia. h. Manusia dan lingkungan: 1. Hakikat dan makna lingkungan bagi manusia. 2. Kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan manusia. 3. Problematika lingkungan sisoal dan budaya yang dihadapi masyarakat.



4. Isu-isu penting tentang persoalan intens budaya dan bangsa.



2. Biografi Identitas Buku



: Biografi Bacharuddin Jusuf Habibie Dari Ilmuan Ke Negarawan



Sampai Minandito Nama



: Bacharuddin Jusuf Habibie



Tempat tanggal lahir : Parepare,25 juni 1936 Nama lain



: B.J. Habibie



Agama



: Islam



Dikenal Karena



: Sangat cerdas



Buku ini menceritakan sosok bapak bangsa Indonesia, yang juga dikenal sebagai tokoh IPTEK nasional. Dari mulai silsilah keluarga, masa kecil, remaja, pendidikan hingga sekolah di jerman, terjun ke dunia industri, pulang kembali ke Indonesia, menjabat sebagai menteri, wakil, hingga presiden, serta berbagai visi-visi besarnya untuk kemajuan Indonesia, termasuk konflik, dilema keluarga, politik, reformasi, lepasnya timor leste, hingga kisah cinta abadi “habibie & ainun”.



2.1.Lahir-Keluarga Cerdas Lahir (25 juni 1936) dari kalangan yang melek pendidikan pada massanya, menempatkan pendidikan sebagai fondasi kuat bagi keluarga, tidaknya hanya pendidikan akademis tapi juga agama, sehingga mampu menjadikan sosok yang kuat dalam Iptek dan Imtaq. Itulah B.J Habibie. Ayahnya seorang ahli pertanian di Parepare, seorang bugis bernama Alwi Abdul Djalil Habibie. Ibunya bernama R.A. Tuti Marnin Puspowardojo dari kalangan keluarga dokter jawa. “Kromosom intelgensia datang dari ibu disempurnakan oleh kontribusi kromosom dari ayah. Inilah yang mungkin menghasilkan apa yang terjadi dan ada dalam tubuh saya.” (B.J. Habibie) ‘ 2.2.Karir Pendidikan Seorang anak keempat dari delapan bersaudara. Lahir dan besar di Parepare, dikenal juga dengan nama panggilan Rudi hingga semasa sekolah dan kuliah di Jerman. Selepas Alwi Abdul Djalil Habibie (ayah) wafat, Ibu beserta saudara-saudaranya hijrah ke jawa, demi mendapatkan pendidikan yang tinggi. Terhitung sejak SMP, Habibie telah mengenyam pendidikan di jawa.



Kemudian melanjutkan kuliah (sebentar) sebelum akhirnya memutuskan kuliah dengan jalur ‘mandiri’ (bukan beasiswa pemerintah) ke Technische Hocheschule Aachen Jerman Barat, jurusan konstruksi pesawat terbang. Bersama teman-teman di Eropa (PPI Eropa) menggagas seminar pembangunan (20-25 juli 1959). Pada masa persiapan seminar tersebut, habibie sempat sakit keras hingga dinyatakan telah ‘meninggal’ karena telah dimasukkan ke dalam kamar mayat. Hingga suatu keajaiban menghantarkan Habibie melewati fase kritis tersebut, kemudian muncullah sebuah sajak, SUMPAHKU !!!, tentang janji pengabdian kepada Ibu Pertiwi. Tiga tahun berselang, 12 mei 1962, menikah dengan Ainun.



2.3.Karir Profesional Karir Habibie dimulai dari meraih gelar Diploma Ing, dengan nilai rata-rata 9,5 tahun 1960. Bekerja sebagai Assistant Research Scientist pada Institut Kontruksi Ringan Techische Hochschule Aachen tahun 1965. Pada massa yang sama juga bekerja di Firma Talbot sebuah industri kereta api Jerman. Pada tahun itu juga berhasil menyelesaikan studi S-3 dengan predikat “Sehr Gut” atau sangat baik. Selepas konrak sebagai asisten selesai, Habibie bekerja di HFB (Hamburger Flugzeugbau) sebuah perusahaan konstruksi pesawat. Disinalah karir cemerlang dalam industri pesawat mulai dikenal dunia, dalam sekejab karirnya meroket, hampir tiap bulan juga rutin mengeluarkan paper. Beberapa rumusan Habibie dapat ditemukan di berbagai jilid buku AGARD yang menjadi pegangan desain pesawat terbang standar NATO yang memuat Factor of Habibie, Prediction of Habibie, Method of Habibe. Selanjutnya, HFB merger dan berubah nama menjadi MBB (Messerschmitt Bolkow Blohm). Habibie juga menemukan Crack Propagation sebuah temuan yang penting. Pada tahun 1974, Habibie telah diangkat menjadi wakil presiden dan direktur teknologi MBB. Dengan posisinya mapannya saat itu, baik secara finansial maupun karir, Habibie tetap berniat ‘pulang’ ke Indonesia, sebagaimana sumpahnya dulu. Oleh karena itu, mulailah membina kader dengan meletakkan pekerja-pekerja (30 orang) dari Indonesia ke MBB, hal ini agar transfer ilmu dan teknologi terjadi, sebagaimana kesepakatan Habibie dengan pihak MBB. “Saya membawa teman-teman bekerja di HFB kemudian menjadi MBB di Jerman, waktu itu untuk ‘numpang’ menuntut ilmu. Bukan menumpang hidup untuk selamnya dan mencari makan.” (B.J. Habibie).



2.4.Membangun SDM Unggul Dalam sejarah panjang hidup beliau, telah banyak torehan tinta emas dalam karir membangung SDM bangsa yang unggul yang berdaya saing global. Sesuai tekad beliau sudah



saatnya Indonesia menjadi bangsa yang mengandalkancompetitive advantage, bukan lagi comparative advantage yang identik dengan buruh dan pajak rendah. Peran Habibie makin terasa semenjak menjabat Menristek dengan berbagai visi besarnya. “Mustahil ada inovasi jika tidak ada SDM yang unggul.” Habibie “Saya membutuhkan orang yang andal untuk membuat bangsa Indonesia tetap berproduksi menghasilkan SDM yang terbaukan dan tidak terbarukan (non renewable resources).”Habibie. Era 80’an, di saat jumlah insinyur atau ahli perekayasa di Indonesia masih terbatas, Habibie selaku Menristek mengirimkan ribuan kader untuk belajar ke luar negeri. Berbagai lembaga riset IPTEK juga bermunculan, seperti BPPT, LAPAN dll.



2.5.Habibie dan ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) Habibie ditunjuka menjadi ketua ICMI pertama, sederet prestasi dan kapabilitasnya dianggap mampu menjadikan ICMI semakin membumi. Berbagai kiprah sukses mengiringi ICMI bersama dengan Habibie hingga sekarang. Produk-produk yang hingga kini terasa seperti Bank Muamala, harian Republika, Dompet Dhuafa, Instansi sekolah (Insan Cendikia).



2.6.Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Tepat tanggal 10 Agustus 1995, pesawat pertama buatan negeri mengudara, N-250 “Gatot Kaca” berhasil membuat lega segenap detak jantung bangsa Indonesia. Sebuah pembuktian bangsa kepada dunia. Hari bersejarah itu diabadikan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional. Tonggak sejarah untuk memulai ke tingkat lebih lanjut dalam hal teknologi, yang menjadi stimulus ekonomi kedepannya. Menjadikan bangsa ini lebih produktif karena kita bangsa besar (dalam artian jumlah penduduk juga). Semua pasti tahu, bicara Habibie tak pernah lekat dengan pesawat dan bagi bangsa Indonesia ialah kesuksesan Habibie memimpin proyek pembuktian pembuatan ‘baja terbang’. Sebelum semuanya sirna kala krisis moneter menerpa. Serangkaian bijakan aneh dari kesepatakan dengan IMF menghancurkan tunas kebangkitan teknologi itu. Habis sudah momentum itu, hingga entah kapan bisa mengejar ketertinggalan. Menjadikan bangsa ini lebih produktif, bukan konsumtif. Bangga pada buatan sendiri.



2.7.Habibie dan Politik Terjun langsung ke dunia politik sebenarnya bukan keinginan Habibie, karena itu cara terbaik saat itu untuk berbuat lebih banyak bagi bangsa, maka mau tidak mau. Karir politik Habibie masuk kabinet dimulai dari Menristek hingga terpilih menjadi wakil presiden (ke-7)



hingga persitiwa sejarah menjadikan Habibie sebagai Presiden (ke-3) setelah Soeharto mundur. Menjadi presiden dalam waktu singkat diberi beban berat dalam bidang sosial-ekonomi (krisis moneter), politik (pemilu), dan han-kam (timor leste). Sikap Habibie yang berbeda dari presiden sebelumnya sukses mewujudkan agenda reformasi. Hingga pembenahan ekonomi secara sigap. Langkah penyelesaian timor leste melalui jajak pendapat, yang akhirnya melepas wilayah sengketa itu. Banyak pro dan kontra.



2.8.Kesimpulan : Habibie, sosok cerdas yang hadir mencoba mengubah bangsa ini dengan segenap kemampuannya. Bagi saya adalah salah seorang tokoh idola, tokoh teladan, visinya yang besar, dan pengabdiannya tanpa ujung pada bangsa. Semoga bisa menjadi generasi yang bis melanjutakan visi besar Habibie, membawa terbang bangsa ini, gagah mengawasi dunia, tegap berdiri di bawah kaki sendiri. Semoga.



3. Sipnosis Film Laskar Pelangi (2008) Produser



: Mira Lesmana



Sutradara



: Riri Riza



Durasi



: 125 Menit



Tanggal Rilis : 25 September 2008 (Indonesia) Diangkat dari kisah nyata dan menceritakan kisah masa kecil anak-anak kampung dari suatu komunitas Melayu yang sangat miskin di Belitung. Anak orang-orang “kecil” yang mencoba memperbaiki masa depan mereka dengan semangat yang besar. SD Muhammadiyah tertua di daerah Belitung tampak begitu rapuh dan menyedihkan dibandingkan dengan sekolah-sekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah) tempat sekolah anak anak orang kaya didaerah Belitung di era itu. Mereka tersudut dalam ironi yang sangat besar karena kemiskinannya justru berada di tengah-tengah gemah ripah kekayaan PN Timah yang mengeksploitasi tanah ulayat mereka. Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu. Sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan kepeloporan dua orang guru, seorang kepala sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga sangat miskin, berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan dengan terseok-seok. Sekolah yang nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu, terselamatkan berkat seorang anak idiot yang sepanjang masa bersekolah nya tak pernah mendapatkan rapor.



Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan para donatur di komunitas marjinal itu begitu miskin: gedung sekolah bobrok, ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong, berbangku seadanya, jika malam hari dipakai untuk menyimpan ternak , bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan sekian kilo beras, sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya dengan cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang ibu guru menerima jahitan. Kendati demikian, keajaiban seakan terjadi setiap hari di sekolah yang dari jauh tampak seperti bangunan yang akan roboh. Semuanya terjadi karena sejak hari pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu guru muda yang hanya berijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri) telah berhasil mengambil hati sebelas anak-anak kecil miskin itu. Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu membahu membesarkan hati kesebelas anakanak tadi agar percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari kesebelas muridnya agar tegar, tekun, tak mudah menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan sebesar apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan Bu Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesebelas muridnya. Kedua guru miskin itu memberi julukan kesebelas murid itu sebagai para Laskar Pelangi. Keajaiban terjadi ketika sekolah Muhamaddiyah, dipimpin oleh salah satu laskar pelangi mampu menjuarai karnaval mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak anggota laskar pelangi (Ikal, Lintang, dan Sahara) berhasil menjuarai lomba cerdas tangkas mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri. Suatu prestasi yang puluhan tahun selalu digondol sekolah-sekolah PN. Tak ayal, kejadian yang paling menyedihkan melanda sekolah Muhamaddiyah ketika Lintang, siswa paling jenius anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah padahal cuma tinggal satu triwulan menyelesaikan SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua yang harus menghidupi keluarga,sebab ketika itu ayahnya meninggal dunia. Belitong kembali dilanda ironi yang besar karena seorang anak jenius harus keluar sekolah karena alasan biaya dan nafkah keluarga justru disekelilingnya PN Timah menjadi semakin kaya raya dengan mengekploitasi tanah leluhurnya. Meskipun awal tahun 90-an sekolah Muhamaddiyah itu akhirnya ditutup karena sama sekali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri, tapi semangat, integritas, keluruhan budi, dan ketekunan yang diajarkan Pak Harfan dan Bu Muslimah tetap hidup dalam hati para laskar



pelangi. Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena diantara sebelas orang anggota laskar pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi research and development manager di salah satu perusahaan multi nasional paling penting di negeri ini, ada yang mendapatkan bea siswa international kemudian melakukan research di University de Paris, Sorbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction dari sebuah universitas terkemuka di Inggris. Semua itu, buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual yang ditanamkan oleh Bu Mus dan Pak Harfan. Kedua orang hebat yang mungkin bahkan belum pernah keluar dari pulau mereka sendiri di ujung paling Selatan Sumatera sana. Banyak hal-hal inspiratif yang dimunculkan buku ini. Buku ini memberikan contoh dan membesarkan hati. Buku ini memperlihatkan bahwa di tangan seorang guru, kemiskinan dapat diubah menjadi kekuatan, keterbatasan bukanlah kendala untuk maju, dan pendidikan bermutu memiliki definisi dan dimensi yang sangat luas. Paling tidak laskar pelangi dan sekolah miskin Muhamaddiyah menunjukkan bahwa pendidikan yang hebat sama sekali tak berhubungan dengan fasilitas. Terakhir cerita laskar pelangi memberitahu kita bahwa bahwa guru benarbenar seorang pahlawan tanpa tanda jasa.