Sintaksis Kelompok 10 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JENIS KALIMAT TUNGGAL BERDASARKAN SIFAT HUBUNGAN AKTOR-AKSI



Oleh : 1. Ni Luh Putu Susi Ardiningsih (1812011043) 2. Dea Amelisa Br. Kaban (1812011039)



PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.



Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.



Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Singaraja, 20 Oktober 2019



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii BAB I .............................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1 1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 2 BAB II ............................................................................................................................................ 3 PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3 2.1 Kalimat Aktif......................................................................................................................... 3 2.1.1 Ciri Struktur Kalimat Aktif............................................................................................ 3 2.1.2 Ciri Makna Kalimat Aktif............................................................................................... 5 2.2 Kalimat Pasif ......................................................................................................................... 6 2.2.1 Ciri Struktur Kalimat Pasif ............................................................................................. 6 2.2.2 Ciri Makna Kalimat Pasif ............................................................................................... 8 2.3 Perubahan Kalimat Aktif Menjadi Kalimat Pasif ................................................................. 9 2.3.1 Perubahan dalam Kalimat Aktif Tunggal ....................................................................... 9 2.3.2 Perubahan pada Subjek Majemuk ................................................................................ 12 2.3.3 Perubahan pada Predikat Majemuk .............................................................................. 13 2.4 Kalimat Medial .................................................................................................................... 15 2.5 Kalimat Resiprokal .............................................................................................................. 16 BAB III......................................................................................................................................... 17 PENUTUP .................................................................................................................................... 17 3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 17 3.2 Saran .................................................................................................................................... 17 Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 18



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masih banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang makna dan hakikat sintaksis. Padahal penggunaannya begitu dekat dengan masyarakat Indonesia yaitu berkisar tentang kalimat bahasa Indonesia yang digunakan sebagai alat komunikasi seharihari. Banyak permasalahan yang ada dalam mendalami penguasaan sintaksis dan hakikatnya. Perlu pendalaman dan banyak mempraktekkan dalam dunia kebahasaan, karena ilmu sintaksis sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pembicaraan tentang sintaksis, bidang yang menjadi bahasanya adalah unit bahasa yang berupa kalimat, klausa dan frase. Kalimat merupakan faktor utama dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan karena dengan perantara kalimatlah seseorang dengan baru dapat menyampaikan maksudnya secara lengkap dan jelas. Satuan bentuk bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (tidak misalnya) dan frase kelompok kata (misalnya tidak tau). Kata dan frase tidak dapat mengungkapkan suatu maksud secara jelas, jika kata dan frase itu berperan sebagai kalimat minor. Untuk dapat berkalimat dengan baik maka kita harus memperhatikan struktur kalimat dengan baik. Dewasa ini tidak hanya mempelajari kalimat saja namun harus mempelajari jenis-jenis dari kalimat tersebut. Misalnya jenis kalimat tunggal berdasarkan sifat hubungan aktor-aksi. Berdasarkan sifat hubungan actor aksinya, kalimat dapat dibedakan menjadi: (a) kalimat aktif, (b) kalimat pasif, (c) kalimat medial, dan (d) kalimat resiprokal Cook, 1971 (dalam Putrayasa, 2017). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu kalimat aktif? 2. Bagaimana ciri struktur kalimat aktif? 3. Bagaimana ciri makna kalimat aktif? 4. Apa itu kalimat pasif Bagaimana perubahan kalimat katif menjadi kalimat pasif? 5. Apa itu kalimat medial Apa itu kalimat resiprokal?



1



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahuai apa itu kalimat aktif 2. Untuk mengetahui ciri struktur kalimat aktif 3. Untuk mengetahui ciri makna kalimat aktif 4. Untuk mengetahui apa itu kalimat pasif 5. Untuk mengetahu perubahan kalimat aktif menjadi kalimat pasif 6. Untuk mengetahui apa itu kalimat medial 7. Untuk mengetahui apa itu kalimat resiprokal



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kalimat Aktif Suparman, 1988 (dalam Putrayasa,2017) menyatakan bahwa kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan. Kalimat aktif ini sering juga disebut kalimat tindak, yaitu kalimat yang gatra pangkalnya (subjeknya) bertindak atau melakukan pekerjaan. Sementara itu, Alieva, etal 1991(dalam Putrayasa,2017) mengungkapkan bahwa pokok kalimat dalam kalimat aktif menyatakan subjek yang nyata, pelaku yang melakukan perbuatan, sumber dari tindakan yang ditujukan atau dikenakan pada objek. Senada dengan uraian tersebut, Cook,1971(dalam Putrayasa,2017) mengatakan bahwa kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperanan sebagai pelaku atau aktor. Perhatikan contoh kalimat berikut. (1) Banyak partai politik melanggar tata tertib kampanye. (2) Raminra memperdalam ilmu akuntansinya di Universitas terkemuka. (3) Pramuniaga itu melayani pembelinya dengan ramah. (4) Penduduk desa itu melebarkan jalan yang ada di desanya. (5) Pemuda itu mempermainkan anak kecil. (6) Pesawat Garuda mendarat di Bandara Ngurah Rai pukul 12.00. (7) Mereka berlomba untuk meraih nomor 1. (8) Rumput teki bermunculan di musim hujan. (9) Gadis itu rindu pada orang tuanya. (10)



Prajurit itu waspada terhadap lawannya



2.1.1 Ciri Struktur Kalimat Aktif Kalau dicermati kesepuluh predikat kalimat di atas, ditemukan dua jenis predikat, yakni predikat yang kata kerjanya transitif (kalimat nomor 1-5) dan kalimat yang predikatnya kata kerja intransitif (kalimat nomor 6-10). Dengan demikian, dapat diidentifikasi kata kerja transitif dan kata kerja intransitif.



3



1. Kata Kerja Transitif Kata kerja transitif yang terdapat pada kalimat nomor 1-5 dapat diuraikan sebagai berikut. -



melanggar terdiri atas



: me + langgar



-



memperdalam terdiri atas



: me + perdalam



-



melayani terdiri atas



: me + layani



-



melebarkan terdiri atas



: me + lebarkan



-



mempermainkan terdiri atas



: me + permainkan



Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. (a) Deretan kata: langgar, perdalam, layani, lebarkan, dan permainkan disebut pokok kata kerja. Pokok kata kerja inilah yang digunakan dalam kalimat perintah. (b) Disamping pokok kata kerja yang membentuk kata dasar (langgar), terdapat juga pokok kata kerja yang dibentuk dengan imbuhan-imbuhan, seperti: per- (perdalam), -I (layani), -kan (lebarkan), dan per-kan (permainkan). (c) Prefiks (awalan) me- dan mem- disebut awalan fungsi karena awalan fungsi ini menyebabkan pokok kata kerja berfungsi aktif. (d) Afiks (imbuhan) per-, -i, -kan, per-i, dan per-kan disebut imbuhan pembentuk kata kerja transitif karena kata-kata dari kelas kata apapun akan menjadi kata kerja transitif kalau digabungkan dengan imbuhan-imbuhan tersebut.



Dengan memperhatikan simpulan di atas, dapat ditentukan cirri struktur kalimat aktif transitif sebagai berikut: semua kata jadian yang mendapat afiks (imbuhan) per-, -i, -kan, per-i, dan per-kan, dan awalan fungsi meN- (me-, mem-) adalah kalimat aktif transitif.



2. Kata kerja intransitif



4



Kata kerja intransitif yang terdapat pada kalimat nomor 6-10 dapat diuraikan sebagai berikut. -



mendarat terdiri atas



-



berlomba terdiri atas



: ber + lomba



-



bermunculan terdiri atas



: ber-an + muncul



-



rindu



-



waspada



: men + darat



: kata dasar : kata dasar



Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. (a) Deretan kata: mendarat, berlomba, bermunculam, rindu, dan waspada disebut pokok kata kerja, karena dengan kata-kata tersebut bisa dibuat kalimat perintah. (b) Di samping pokok kata kerja yang berbentuk kata dasar (rindu, waspada), terdapat juga pokok lata lerja yang dibentuk dengan imbuhan-imbuhan, seperti: meN- (mendarat), ber- (berlomba), dan beran (bermunculan). (c) Prefiks (awalan) me-, ber-, dan ber-an disebut imbuhan pembentuk kata kerja intransitif dan sekaligus juga disebut imbuhan fungsi karena imbuhan-imbuhan tersebut menyebabkan pokok kata kerja berfungsi aktif. Dengan memperhatikan simpulan di atas, dapat ditentukan cirri struktur kalimat aktif intransitif sebagai berikut: semua kata jadian yang mendapat afiks (imbuhan) me-, ber-, dan ber-an adalah kalimat aktif intransitif. 2.1.2 Ciri Makna Kalimat Aktif Berdasarkan maknanya, kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya dalam keadaan aktif melakukan pekerjaan yang tersebut pada predikat, dengan ketentuan tambahan: (a) pada kalimat transitif predikatnya memerlukan objek



5



penderita, dan (b) pada kalimat aktif intransitif predikatnya tidak memerlukan objek penderita.



2.2 Kalimat Pasif Suparman,1988(dalam Putrayasa,2017)menyatakan bahwa kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Kalimat pasif ini sering juga disebut kalimat tanggap, yaitu kalimat yang gatra pangkalnya (subjeknya) merupakan hasil suatu perbuatan. Sementara itu, Cook,1971(dalam Putrayasa,2017)mengatakan bahwa kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita. Perhatikan contoh kalimat berikut. (1) Tata tertib sekolah itu dilanggar oleh banyak siswa. (2) Galian itu kita perdalam. (3) Silakan kaulayani pembeli itu! (4) Pemain sinetron itu mereka lempari. (5) Anak kecil dipermainkan oleh pemuda itu. (6) Gelas di atas meja itu tersenggol. (7) Juara dunia itu tak terkalahkan. (8) Usulan mahasiswa itu terpenuhi oleh dosennya. (9) Rumahnya kemasukan pencuri. (10) Kami kehujanan tadi pagi.



2.2.1 Ciri Struktur Kalimat Pasif Kalau dicermati predikat kalimat di atas, terutama kalimat nomor 1-5 ditemukan predikat yang kata kerjanya transitif. Predikat-predikat tersebut, dapat dianalisis sebagai berikut. -



dilanggar terdiri atas



: di-/dia- + langgar



-



kita perdalam terdiri atas



: kita + perdalam



-



kaulayani terdiri atas



: kau + layani



-



mereka lempari terdiri atas



: mereka + lempari



-



dipermainkan terdiri atas



: di + permainkan



Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.



6



(a) Ciri struktur kata kerja pasif transitif adalah bentuk majemuk yang komponenkomponenya terdiri atas kata ganti persona dan pokok kata kerja transitif. (b) Karena kata kerja pasif merupakan kata majemuk, maka tidak boleh disisipkan kata apa pun di antara kata ganti persona (sebagai komponen pertama) dan pokok kata kerja transitif (sebagai komponen kedua). Misalnya: -



Kita akan perdalam galian itu. (salah)



-



Akan kita perdalam galian itu. (betul)



-



Mereka sudah lempari pemain sinetron itu. (salah)



-



Sudah mereka lempari pemain sinetron itu. (betul)



(c) Kata kerja pasif transitif juga diberi nama: i)



Kata kerja besntuk persona sering disingkat kata persona karena kata kerja tersebut diikat oleh persona tertentu. Misalnya: -



kulempar



: objek pelakunya persona I tunggal



-



kita/kami lempar



: objek pelakunya persona I jamak



-



kaulempar



: objek pelakunya persona II tunggal



-



kamu/kalian lempar



: objek pelakunya persona II jamak



-



di/dia lempar



: objek pelakunya persona III tunggal



-



mereka lempar



: objek pelakunya persona III jamak



ii)



kata kerja bentuk di-, karena di antara awalan persona, maka awalan persona di- yang paling banyak digunakan. Istilah bentuk di- sering dipertentangkan dengan bentuk me- untuk kata kerja aktif.



(d) Dengan ditemukannya kata kerja aktif transitif dan kata kerja pasif transitif, maka ciri pokok kata kerja transitif dapat dirumuskan: semua pokok kata kerja yang mempunyai bentuk me- dan bentuk di- adalah kata kerja transitif. Suparman,1985(dalam Putrayasa,2017) Contoh: -



melanggar



langgar



-



memperdalam



perdalam



-



melayani



ku, kau, di, kita



7



layani



-



melempari



lempari



-



mempermainkan



permainkan



(e) Berbeda dengan bentuk persona atau bentuk di-, maka bentuk meN- tidak terikat oleh sesuatu persona. Artinya, sebuah kata kerja aktif (baik yang berawalan meN- atau ber) bisa digunakan oleh subjek yang mana pun. Misalnya: -



Aku



-



Kami



-



Kamu



membersihkan meja itu.



-



Kalian



bermain sendiri



-



Dia



membaca novel



-



Mereka Di samping kata kerja pasif yang diikat oleh persona tertentu, masih terdapat kata kerja pasif yang tidak diikat oleh persona. Kalau predikatpredikat kalimat pada contoh nomor 6-10 di atas analisis akan ditemukan:



-



tersenggol terditi atas :



ter + senggol



-



terkalahkan terditi atas :



ter + kalahkan



-



terpenuhi terditi atas



ter + penuhi



-



kemasukan terditi atas :



ke-an + masuk



-



kehujanan terditi atas :



ke-an + hujan



:



pokok kata kerja



kata dasar



Dengan memperhatikan simpulan di atas, dapat ditentukan ciri struktur kalimat pasif sebagai berikut. (1) kata kerja pasif bentuk persona merupakan kebalikan bentuk meN-, (2) kata kerja pasif bentuk ter- dan ke-an bukan kebalikan bentuk meN-.



2.2.2 Ciri Makna Kalimat Pasif Berdasarkan maknanya, kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dalam keadaan tidak mengerjakan apa-apa, atau dalam keadaan pasif, bahkan menjadi penderita dari apa-apa yang dikerjakan oleh objek pelaku.



8



Oleh karena itu, subjek kalimat pasif juga disebut subjek penderita Suparman, 1985(dalam Putrayasa,2017).



2.3 Perubahan Kalimat Aktif Menjadi Kalimat Pasif Dalam mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif, Suparman,1985(dalam Putrayasa,2017) mengemukakan dasar perubahan seperti tampak pada table di bawah ini.



No. Unsur Kalimat Aktif yang Berubah Menjadi … dalam Keterangan Diubah



Kalimat Pasif



1.



Subjek



Objek pelaku



2.



Kata kerja aktif



Kata kerja pasif



3.



Objek penderita



Subjek



4.



Objek berkepentingan



Objek berkepentingan



Tidak berubah



5.



Adverbial



Adverbial



Tidak berubah



2.3.1 Perubahan dalam Kalimat Aktif Tunggal a) subjek Kalimat Aktif Kata Ganti Persona Contoh: 1. A P 2. A P 3. A P



: Aku menulis cerita itu. : Cerita itu kutulis. : kemarin, engkau mengirim surat itu, bukan? : Kemarin, surat itu kau kirim, bukan? : Dia memberikan majalah itu kepada Paramita. : Majalah itu dia berikan kepada Paramita.



9



Majalah itu diberikan olehnya kepada Paramita. Majalah itu diberikanya kepada Paramita. Majalah itu diberikan kepada Paramita. 4. A P 5. A P 6. A P



: kita harus menghargai pendapatnya. : pendapatnya harus kita hargai. : kalian memperebutkan warisan itu? : warisan itu kalian perebutkan? : mereka mengerkan tugas itu. : tugas itu mereka kerjakan.



Berdasarkan contoh diatas, dapat disimpulkan bahwa perubahan kalimat aktif menjadi kalimat pasif sesuai dengan yang tertera dalam table, seperti: a. Subjek aku menjadi objek pelaku dalam kutulis. b. Kata kerja aktif menulis menjadi kata kerja pasif kutulis. c. Objek penderita cerita itu menjadi subjek dalam kalimat pasif. d. Objek berkepentingan kepada Paramita, tetap (kalimat nomor 3). e. Adverbial kemarin, tetap (kalimat nomor 2)



variasi yang ada ialah: a. Dia berikan menjadi diberikan b. Mereka kerjakan menjadi dikerjakan oleh mereka.



10



Kedua contoh terakhir membuktikan bahwa bentuk di- lebih fleksibel, karena itu, lebih sering dipergunakan.



b) Subjek Kalimat Aktif Substantif (Kata Benda) Contoh: 1. A P 2. A P



: Tanya ibunya, “Bolehkah ibu menggunakan uang itu?” : Tanya ibunya, “Bolehkah uang itu ibu gunakan?” : Jika adik menginginkan hal itu, silakan! :Jika adik itu inginkan, silakan! Jika hal itu kauinginkan, silakan!



3. A P



: Ayahnya membutuhkan surat itu. : Surat itu dibutuhkan oleh ayahnya. Surat itu beliau butuhkan.



4. A P



: Preman itu mengacaukan konser itu. : Konser itu dikacaukan oleh preman itu.



Keterangan: a. Substantif yang terdiri atas silsilah kekerabatan seperti bapak, ibu, adik, paman, bibi, dan sebagainya, bisa berfungsi sebagai kata ganti persona pertama dan kedua. Contoh :



11



-



Ibu gunakan = kugunakan (kalimaat 1 )



-



Adik inginkan = kauinginkan (kalimat 2)



b. Substantif ayahnya dan preman (masing-masing pada kalimat 3 dan 4) dalam kata kerja pasif selalu diganti dengan bentuk di-. Sekali lagi hal ini membuktikan bahwa bentuk di- memang lebih produktif.



2.3.2 Perubahan pada Subjek Majemuk Contoh: 1.



2.



3.



4.



5.



A



: Saya dan dia menyaksikan peristiwa itu.



P



: Peristiwa itu kami saksikan.



A



: Saya dan kamu memerlukan penjelasan itu.



P



: Penjelasan itu kita perlukan.



A



: Saya dan kalian mengharapkan bantuan itu.



P



: Bantuan itu kita harapkan.



A



: Engkau dan sahabatmu merusak acar itu.



P



: Acara itu kalian rusak.



A



: Dia dan adiknya memperbincangkan masalah itu.



P



: Masalah itu diperbincangkan oleh mereka. Masalah itu mereka perbincangkan.



Keterangan: a. Objek pelaku pada kata kerja pasif diawali oleh persona yang sesuai dengan persona yang menjadi subjek pada kalimat aktif, yaitu kami. -



Kami sesuai dengan saya dan dia (kalimat 1)



12



-



Kita sesuai dengan saya dan kamu (kalimat 2)



-



Kita sesuai dengan saya dan kalian (kalimat 3)



-



Kalian sesuai dengan engkau dan sahabatmu ( kalimat 4)



-



Mereka sesuai dengan dia dan adiknya (kalimat 5)



b. Variasi hanya terdapat pada : -



Mereka perbincangkan menjadi diperbincangkan oleh mereka (kalimat 5)



2.3.3 Perubahan pada Predikat Majemuk Contoh: (a)



(b)



(c)



A



: Aku membesarkan dan menyekolahkan anaknya.



P



: Anaknya kubesarkan dan kusekolahkan.



A



: Ayah membelikan dan memasakkan sayur itu.



P



: Sayur itu dibelikan dan dibuatkan oleh ayah.



A



: Tukang itu membongkar jendela dan memasang pitu.



P



: Jendela itu dibongkar dan pintu itu dipasang oleh tukang itu.



Keterangan : Yang penting diperhatikan dan dalam mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif adalah kedua kata kerja aktif harus semuanya dijadikan kata kerja pasif. Tidak boleh hanya sebuah. Misalnya: -



Aku membesarkan dan menyekolahkan anaknya



-



Anaknya kubesarkan dan kusekolahkan.



Menjadi:



13



Ingat bahwa sekolahkan bukan kata kerja pasif melainkan hanya pokok kata kerja. Untuk mendapatkan bandigan dengan kalimat pasif yang sudah dibicarakan diatas, perhatikanlah perubhan kalimat aktif menjadi kalimat pasif pada table dibawah ini.



No. Unsur Kalimat Aktif yang Berubah Menjadi … dalam Keterangan Diubah



Kalimat Pasif



1.



Subjek



Objek pelaku



2.



Kata kerja aktif



Kata kerja pasif



3.



Objek penderita



Komplemen



4.



Objek berkepentingan



Subjek



5.



Adverbial



Adverbial



Untuk mencermati tabel di atas, perhatikan contoh kalimat di bawah ini. 1.



A



: Raminra menitipkan buku itu kepada adiknya.



P



: - Buku itu dititipkan oleh Ranminra kepada adiknya. - Adiknya dititipi buku oleh Ranminra.



2.



A



: Ranminra menitipi adik buku.



P



: - Buku dititipkan kepada adik oleh Ranminra. - Adik dititipi buku oleh Ranminra.



Berdasarkan kedua contoh kalimat di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. a) Buku pada pasif (1) disebut subjek penderita. Penyebutan ini sesuai dengan yang sudah dibahas di atas, atau sesuai dengan table 1



14



b) Adik pada pasif (2) disebut subjek penyerta, karena menjadi penyerta dari apa yang dikerjakan objek pelaku. Jadi, bukan menderita seperti pada pasif (1). c) Buku pada pasif (2) tidak bisa disebut objek penderita, karena objek penderita hanya terdapat sesudah kata kerja aktif. Oleh karena fungsinya melengkapi kata kerja pasif (dititipi), maka dalam hal ini buku disebut komplemen atau pelengkap. d) yang perlu diperhatikan dalam proses morfologis kata kerja aktif menjadi kata kerja pasif. Baik kata kerja menitipkan maupun menitipi akan menjadi kata kerja pasif. -



Dititipkan untuk pasif (1), dan



-



Dititipi untuk pasif (2)



2.4 Kalimat Medial Kalimat medial adalah kalimat yang subjeknya berperanan, baik sebagai pelaku maupun sebagai penderita Cook,1971(dalam Putrayasa,2017). Perhatikan contoh kalimat berikut. 1. aku menyesali nasibku. 2. Aku menusuk jariu. 3. Dia menghibur dirinya. 4. Dia membenci hidupnya 5. Kamu merendahkan dirimu. 6. Kamu membakar rambutmu. 7. Pemuda itu menggantung dirinya. 8. Orang gila itu memotong urat nadinya sendiri. 15



9. Gadis mengacai wajahnya. 10. Andayani memuji kepandaiannya sendiri.



2.5 Kalimat Resiprokal Kalimat resiprokal adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan suatu perbuatan yang berbalas-balasan Cook,1971( dalam Putrayasa,2017). Perhatikan contoh kalimat berikut. (1) Para pembeli tawar-menawar dengan para pedagang. (2) Bantu-membantu dan kunjung-mengunjungi selalu dilakukan orang kampong itu. (3) Hadirin bersalam-salaman dan bermaaf-maafan satu sama lain pada hari Natal. (4) Tebak-menembak masih sering terjadi antara pasukan Israel dan palestina. (5) Kita harus tolong-menolong dengan tetangga kita. (6) Ria sering tukar-menukar buku dengan Renminra. (7) Serang menyerang masih sering terjadi antara dua desa itu. (8) Anak-anak di halaman sedang kejar-kejaran. (9) Merka salah-menyalahkan dalam persoalan itu. (10)



Para penonton berdesak-desakan di lapangan.



16



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan sifat hubungan aktor-aksinya, kalimat dapat dibedakan menjadi: (a) kalimat aktif, (b) kalimat pasif, (c) kalimat medial, dan (d) kalimat resiprokal. Ciri struktur kalimat aktif transitif adalah: semua kata jadian yang mendapat afiks (imbuhan) per-, -i, -kan, per-i, per-kan, dan awalan fungsi meN-(me-, mem-). Sementara itu, ciri struktur kalimat aktif transitif adalah: semua kata jadian yang mendapat afiks (imbuhan) me-, ber-, dan ber-an. 3.2 Saran Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh yang berhubungan dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman agar, memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis, bagi para pembaca dan bagi masyarakat pada umumnya yang membutuhkan informasi terkait dengan bahasan pada makalah ini.



17



Daftar Pustaka Putrayasa, Ida Bagus. 2017. Sintaksis: Memahami Kalimat Tunggal. Bandung: PT Refika Aditama.



18