Sistem Biaya Standar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RINGKASAN MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA “Sistem Biaya Standar” Dosen : Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., Msi., Ak.



Oleh Kelompok 3:



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Lina Dwi Kumala Sari Putu Vio Narakusuma Ardayani I Putu Indra Wijaya Ni Made Prema Laksmi Wijaksana Ni Putu Yunita Sari Made Sukma Mutiara Pramitasari



Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 2016



SISTEM BIAYA STANDAR Definisi Biaya Standar



(1315351102) (1515351012) (1515351019) (1515351030) (1515351035) (1515351037)



Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu. Untuk menentukan berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan satu satuan produk atau untuk satuan jasa, harus diadakan penyelidikan lebih dahulu mengenai kegiatan produksi atau penyerahan jasa yang paling efisien. Sistem biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang mengolah informasi biaya sedemikian rupa sehingga manajemen dapat mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya standar yang ditentukan. Sistem akuntansi biaya ini mencatat biaya yang seharusnya dikeluarkan dan biaya yang sesungguhnya terjadi, dan menyajikan perbandingan antara biaya standar dan biaya sesungguhnya serta menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar. Manfaat Sistem Biaya Standar Dalam Pengendalian Biaya Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan alat yang penting di dalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan yang lain. Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Sistem biaya standar yang menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar memungkinkan manajemen melaksanakan pengelolaan mereka dengan “prinsisp kelainan” (exception principles). Kelemahan Biaya Standar Tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat. Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis standar apa yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan keketatan atau kelonggaran yang relatif lama. Sebagai contoh suatu perubahan dalam harga bahan baku memerlukan penyesuaian terhadap persediaan, tidak saja persediaan bahan baku tetapi juga persediaan produk



dalam proses dan produk jadi yang berisi bahan baku tersebut. Jika standar sering diperbaiki, hal ini menyebabkan kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat pengukur pelaksana. Tetapi jika tidak diadakan perbaikan standar, padahal telah terjadi perubahan yang berarti dalam produksi, maka akan terjadi pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis. Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi di dalam perusahaan yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertangung jawab. Secara umum kegiatan setiap pusat pertangunggjawaban di dalam perusahaan adalah mengolah masukan menjadi keluaran. Semua pusat pertanggungjawaban dapat diukur masukannya, tetapi tidak semua keluaran pusat pertangunggjawaban dapat diukur secara kuantitatif. Dengan mudah kita menentukan satuan ukuran bagi keluaran Departemen Pembangkit Listrik (yaitu kilowatt hour),tetapi tidak demikian dengan penentuan satuan ukuran keluarga Departemen Personalia. Berdasarkan atas masukan dan keluarannya pusat pertanggungjawaban di dalam perusahaan secara garis besar dapat dibagi menjadi 4 macam: pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi. Pusat biaya (expense center) adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan masukannya. Pusat pendapatan adalah pusat pertangunggjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan keluarannya. Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi menajernya diukur berdasarkan selisih antara keluaran dan masukan (laba). Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan perbandingan antara laba yang diperoleh dengan investasi di dalam pusat pertangungjawaban tersebut. Pusat biaya dapat dibagi lebih lanjut menurut sifat biaya yang dikeluarkan oleh pusat pertanggungjawaban tersebut. Engineered expense center adalah pusat biaya yang sebagaian besar biayanya berupa engineered expense, yaitu biaya yang masukan dan keluarannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat. Discretionary expense center adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya berupa discretionary expense, yaitu biaya yang antara masukan dan keluarannya tidak memiliki hubungan yang erat dan nyata. Sistem biaya standar hanya dapat diterapkan sebagai alat pengendalian biaya yang efektif di dalam engineered expense center atau pusat pertanggungjawaban yang sebagian besar biayanya merupakan engineered expense. Dalam pusat pertanggungjwaban ini ratio antara masukan dengan keluaran dapat diukur secara kuantitatif, sehingga dapat ditentukan tingkat efisiensinya,



sehingga memungkinkan diterapkannya pengendalian biaya dengan menggunakan sistem biaya standar. Prosedur Penentuan Biaya Standar Penentuan biaya standar dibagi ke dalam tiga bagian yaitu : biaya bahan baku standar,biaya tenaga kerja standar,dan biaya overhead pabrik. a. Biaya bahan baku standar Biaya bahan baku standar terdiri dari : 1. Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu,atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar. 2. Harga per satuan masukan fisik tersebut atau disebut pula harga standar. Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi produk,baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakterisitik pengolahan produk, maupun mutunya. Dari spesifikasi ini kemudian dibuat kartu bahan baku. Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan : 1. Penyelidikan teknis 2. Analisis catatan atas masa lalu dalam bentuk a. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu. b. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk di masa lalu. c. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik. Dalam kartu bahan baku dapat pula meliputi kelinggaran standar untuk pemborosan atau kerugian yang normal terjadi,tetapi bisa juga pemborosan bahan baku diperlihatkan sebagai selisih dari standar atau sebagai unsur biaya overhead pabrik.



Untuk mengubah kuantintas standar bahan baku menjadi biaya bahan baku standar, maka perlu ditentukan harga standar bahan baku. Jika biaya angkut dan biaya pengurusan bahan baku yang lain dibebankan kepada bahan baku,maka harga standar tersebut juga harus memperhitungkan biaya-biaya tersebut. Begitu juga potongan pembelian yang diperkirakan akan diperoleh dari pemasok harus dikurangkan dari harga beli bruto dalam penetapan harga standar berikut : Contoh 1 Harga beli



Rp 345 per satuan



Biaya angkut



40



Dikurangi: Potongan pembelian Harga standar bahan baku



(10) Rp 375 per satuan



Harga yang dipakai sebagai standat dapat berupa : a) Harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa yang akan mendatang biasanya untuk jangka waktu satu tahun. b) Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar. c) Harga yang akan merupakan harga normal dalam jangka panjang. Harga yang akan dipilih sebagian tergantung dari jenis fluktuasi harga yang digunakan dan tujuan penggunuaan standar tersebut. Harga bahan baku standar digunakan untuk : a) Mengecek pelaksanaan pekerjaan departemen dalam pembelian b) Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga terhadap laba perusahaan



Pada umumnya harga standar bahan baku ditentukan pada akhir tahun dan pada umumnya digunakan selama tahun berikutnya. Tetapi harga standar ini dapat diubah bila terjadi penurnan atau kenaikan yang bersifat luar biasa b. Biaya Tenaga Kerja Standar Biaya tenaga kerja standar terdiri dari dua unsur yaitu jam tenaga kerja standar dan tarif upah standar. Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja adalah a) Tata letak pabrik yang efisien dengan peralatan yang modern sehingga dapat dilakukan produksi yang maksimun dengan biaya minumum b) Pengembangan staf perencanaan produksi, routing, scheduling dan dispatching, agar aliran proses produksi lancar tanpa terjadi penundaan dan kesimpangsiuran. c) Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada saat dibutuhkan untuk produksi. d) Standarisasi kerja karyawan dan metode-metode kerja dengan intsruksi-instruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan,sehingga proses produksi dapat dilaksanakan di bawah kondisi yang paling baik Jam tenaga kerja dapat ditentukan dengan cara a) Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu. b) Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan c) Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan dibawah keadaan nyata yang diharapkan. d) Mengadakan taksiran yang wajar yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk.



Jam tenaga kerja standar ditentukan dengan memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat,penundaan kerja yang tak bisa dihindari (menunggu bahan baku, reparasi dan pemeliharaan mesin) dan faktor-faktor kelelahan kerja. Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengeneai kegiatan yang dijalankan,tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata-rata tarif upah per jam diperkirakan akan dibayar. Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar : 1. Perjanjian dengan organisasi karyawan 2. Data upah masa lalu. Yang dapat digunakan sebagai upah standar adalah: rata-rata hitung, rata-rata terhitung atau median dari upah karyawan masa lalu. 3. Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal. c. Biaya overhead pabrik standar Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal. Manfaat utama tarif overhead standar ini,yang meliputi unsur biaya overhead pabrik variabel dan tetap, adalah untuk penentuan harga pokok produk dan perencanaan. Agar tarif overhead standar ini dapat bermanfaat dalam sistem biaya standar pengendalian biaya, maka tarif ini harus dipisahkan. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem biaya standar perlu dibuat anggaran fleksibel. Ada perbedaan pokok antara tarif biaya overhead standar untuk penentuan haraga pokok dengan tarif biaya overhead standar untuk pembuatan anggaran fleksibel. Tarif biaya overhead menggabungkan biaya tetap dan variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada kegiatan tertentu. Di lain pihak anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap dan variabel, dan memperlakukan biaya overhead tetap sebagai biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume tertentu. Contoh anggaran fleksibel dan penentuan tarif biaya overhead pabrik standar tampak pada gambar 13.1 Anggaran Fleksibel –Departemen A Produksi standar



1500kg



2000kg



4000kg



Jam tng kerja



3500



4500



6000



Kapasitas



60%



80%



100%



Biaya overhead pabrik variabel Biaya overhead pabrik tetap Jumlah overhead pabrik



Rp 750.000



Rp 1.000.000



Rp 1.250.000



1.500.000



1.500.000



Rp 1.750.000



Rp 2.250.000



Rp 2.500.000



Rp 3.000.000



Misalkan kapasitas normal depatemen A tersebut pada tingkat 80% dan tarif biaya overhead didasarkan pada jam tenaga kerja,maka tarif biaya overhead pabrik standar dihitung sebesar Rp 555,56 per jam tenaga kerja (Rp2.500.00 : 4.500) Jenis standar Standar yang dapat digolongkan atas dasar tingkat keketatan atau kelonggaran sebagai berikut: 1.Standar teoritis atau disebut pula standar ideal,yaitu standar yang ideal dalam pelaksanaanya sulit dicapai. Asumsi yang mendasari standar teoritis ini adalah bahwa standar merupakan tingkat yang paling efisien yang dapat dicapai oleh para pelaksana. Kebaikan standar ini ialah dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Tetapi pelaksanaan yang sempurna jarang dapat dicapai sehingga seringkali membuat frustasi. Jenis standar ini sekarang jarang dipakai. 2. Rata-rata biaya waktu yang lalu standar ini cenderung longgar sifatnya. Rata-rata biaya waktu yang lalu dapat mengandung biaya yang tidak efisien,yang seharusnya tidak boleh dimasukan sebagai unsur biaya standar. Tetapi jenis standar ini kadang-kadang berguna pada saat permulaan perusahan menerapkan biaya standar dan terhadap jenis biaya standar ini secara berangsur-angsur kemudian diganti dengan biaya yang benar-benar menunjukan efisiensi. 3. Standar normal didasarkan taksiran biaya di masa yang akan datng di bawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal. Kenyataannya standar normal didasarkan pada ratarata biaya di masa lalu, yang disesuaikan dengan taksiran keadaan biaya di masa yang akan datang. Standar normal berguna bagi manajemen dalam perencanaan jangka panjang akan tetapi standar normal tidak begitu bermanfaat ditinjau dari sudut pengukuran dan pelaksanaan tindakan dan keputusan jangka pendek.



4.Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai standar jenis ini banyak digunakan dan merupakan kriteria yang paling baik untuk menilai pelaksanaan. Standar ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan yang dapat dicapai dengan memperhitungkan ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya. Analisis Penyimpangan Biaya Sesungguhnya dari Biaya Standar Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut dengan selisih (variance). Analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berbeda dengan analisis selisih biaya overhead pabrik. Dalam analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung hanya dikenal dua macam kapasitas: kapasitas sesungguhnya dan kapasitas standar, sedangkan dalam analisis selisish biaya overhead pabrik dikenal tiga macam kapasitas: kapasitas sesungguhnya, kapasitas standar, dan kapasitas normal (kapasias yang terakhir ini digunakan untuk ,menghitung tarif bop). Oleh karena itu, pembahasan analisis selisih ini dibedakan menjadi dua: analisis selisih biaya produksi langsung (biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung) dan biaya overhead pabrik. Analisis Selisih Biaya Produksi Langsung Ada 3 model analisis selisih biaya produksi langsung yaitu: 1. Model Satu Selisih (The One-Way Model) Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar tidak dipecah ke dalam slisish harga dan selisih kuantitas, tetapi hanya ada satu macam selisih yang merupakan gabungan antara selisih harga dengan selisih kuantitas. Jadi dalam analisis selisih biaya produksi hanya akan ada 3 selisih: selisih biaya bahan baku, selisih biaya tenaga kerja langsung, dan selisih biaya overhead pabrik. Hasil perhitungan selisih diberi tanda L untuk selisih laba atau selisih yang menguntungkan, dan diberi tanda R umtuk selisih rugi. Analisis selisish dalam model ini dapat digambarkan dengan rumus berikut ini:



St = ( HSt x KSt ) – ( HS x KS ) Dimana :



St



= Total selisih



HSt



= Harga standar



KSt



= Kuantitas standar



HS



= Harga sesungguhnya



KS



= Kuantitas sesungguhnya



SH



= Selisih Harga



2. Model Dua Selisih (The Two-Way Model) Dalam model analisis ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi dua macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi. Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: SH = ( HSt – HS ) x KS → rumus perhitungan selisih harga SK = ( KSt – KS ) x HSt → rumus perhitungan selisih kuantitas Contoh 2 PT X menggunakan system biaya standar. Biaya bahan baku standar per unit produk ditentukan sebesar 100.000 kg @ Rp500. Biaya bahan baku sesungguhnya untuk memproduksi 1.000 unit produk dalam bulan Januari 20X1 adalah sebanyak 90.000 kg @ Rp550. Dengan demikian biaya bahan baku standard dan biaya bahan baku sesungguhnya dalam bulan Januari 20X1 disajikan dalam Gambar 13.2



Kuantitas Biaya Bahan Baku



Standar 100.000 kg



Sesungguhnya 90.000 kg



Harga Per Kg Standar Rp 500



Sesungguhnya Rp 550



Jika biaya bahan baku standard an biaya bahan baku sesungguhnya tersebut dalam Gambar 13.2 digambarkan dalam suatu grafik, maka akan terlihat perhitungan selisih harga dan selisih kuantitas seperti yang tercantum dalam Gambar 13.3



3. Model Tiga Selisih (The Three-Way Model) Dalam model ini, selisih antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya dipecah menjadi tiga macam selisih berikut ini: selisih harga, selisih kuantitas, selisih harga/kuantitas. Hubungan harga dan kuantitas standar dengan harga dan kuantitas sesungguhnya dapat terjadi dengan 3 kemungkinan berikut ini: a. Harga dan kuantitas standar masing-masing lebih besar atau lebih kecil dari harga dan kuantitas sesungguhnya. b. Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya. c. Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas standar leih rendah dari kuantitas sesungguhnya. Dalam model tiga selisih, rumus perhitungan selisih harga dan selisih kuantitas tergantung dari jenis hubungan harga dan kuantitas standar dengan harga dan kuantitas sesungguhnya yang tersebut diatas.



a. Harga dan kuantitas standar masing-masing lebih besar atau lebih kecil dari harga dan kuantitas sesungguhnya. Rumus perhitungan selisih harga dan selisih kuantitas dalam kondisi harga standar dan kuantitas standar masing-masing lebih rendah dari harga sesungguhnya dan kuantitas sesungguhnya dapat dinyatakan dalam persamaan: SH



= ( HSt – HS ) x KSt → untuk menghitung selisih harga.



SK



= ( KSt – KS ) x HSt → untuk menghitung selisih kuantitas.



SHK = ( HSt – HS ) x ( KSt – KS ) → untuk menghitung selisih gabungan yang merupakan selisih harga / kuantitas. Untuk memberikan gambaran perhitungan selisih harga dan selisih kuantitas degan model 3 selisih dalam kondisi harga standar dan kuantitas standar masing-masing lebih rendah dari harga sesungguhnya dan kuantitas sesungguhnya, akan disajikan contoh 3 berikut ini: Contoh 3 Biaya bahan baku standar dan biaya bahan baku sesungguhnya disajikan dalam Gambar 13.4 berikut ini : Kuantitas Biaya Bahan Baku



Standar 90.000 kg



Sesungguhnya 100.000 kg



Harga Per Kg Standar Rp 500



Sesungguhnya Rp 550



Dari gambar diatas, terlihat harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya dan kualitas standar juga lebih rendah dari kualitas sesungguhnya. Perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi seperti dalam Gambar 13.4 akan disajikan dalam Gambar 13.5 berikut ini.



Rumus perhitungan selisih harga dan selisih kuantitas dalam kondisi harga standar dan kuantitas standar masing-masing lebih tinggi dari harga sesungguhnya dan kuantitas sesungguhnya dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: SH



= ( HSt – HS ) x KS → untuk menghitung selisih harga.



SK



= ( KSt – KS ) x HS → untuk menghitung selisih kuatitas.



SHK = ( HSt – HS ) x ( KSt – KS ) → untuk menghitung selisih gabungan yang merupaka selisih harga/kuantitas. Contoh 4 berikut ini menggambarkan perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam model tiga selisih dalam kondisi harga standar dan kuantitas standar masing-masing lebih tinggi dari harga dan kuantitas sesungguhnya. Contoh 4 Biaya bahan baku standar dan sesungguhnya disajikan dalam Gambar 13.6 berikut ini:



Kuantitas Biaya Bahan Baku



Standar 100.000 kg



Sesungguhnya 90.000 kg



Harga Per Kg Standar Rp 550



Sesungguhnya Rp 500



Dari Gambar 13.6 terlihat harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya dan kuantitas standar juga lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya. Perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi seperti dalam Gambar 13.6 disajikan dalam Gambar 13.7



b. Harga Standar Lebih Rendah dari Harga Sesungguhnya, Namun Sebaliknya Kuantitas Standar Lebih Tinggi dari Kuantitas Sesungguhnya. Jika harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya, kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya, maka selisih gabungan yang merupakan selisih harga/kuantitas tidak akan terjadi. Dengan demikian perhitungan selisih harga dan selisih kuantitas dalam kondisi seperti ini dengan model tiga selisih dilakukan dengan rumus berikut ini : SH = (HSt – HS) x KS



untuk menghitung selisih harga



SK = (KSt – KS) x HSt



untuk menghitung selisih kuantitas



Selisih harga/kuantitas sama dengan nol. Karena selisih harga/kuantitas sama dengan nol, maka dengan demikian tidak terdapat selisih biaya yang menjadi tanggung jawab bersama di antara dua manajer (misalnya manajer fungsi pembelian dan manajer fungsi produksi).



Untuk menjelaskan perhitungan selisih gabungan dalam keadaan harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya, perhatikan contoh 5 berikut ini : Contoh 5 Kuantitas



Biaya Bahan Baku



Harga Per Kg



Standar



Sesungguhnya



Standar



Sesungguhnya



100.000 kg



90.000 kg



Rp 500



Rp 550



Dari Gambar 13.8 terlihat harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya, kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya. Perhitungan selisih harga dan selisih kuantitas dalam kondisi tersebut disajikan dalam Gambar 13.9 c. Harga Standar Lebih Tinggi dari Harga Sesungguhnya, Namun Sebaliknya Kuantitas Standar Lebih Rendah dari Kuantitas Sesungguhnya. Jika harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas standar lebih rendah dari kuantitas sesungguhnya, selisih gabungan tidak akan terjadi. Dengan demikian perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi seperti ini dengan model tiga selisih dilakukan dengan rumus berikut ini : SH = (HSt – HS) x KSt



untuk menghitung selisih harga



SK = (KSt – KS) x HS



untuk menghitung selisih kuantitas



Selisih harga/kuantitas sama dengan nol.



Contoh 6 Kuantitas



Biaya Bahan Baku



Harga Per Kg



Standar



Sesungguhnya



Standar



Sesungguhnya



90.000 kg



100.000 kg



Rp 550



Rp 500



Dari gambar 13.10 tersebut terlihat harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas standar lebih rendah dari kuantitas sesungguhnya. Perhitungan selisih harga dan selisih kuantitas dalam kondisi tersebut akan disajikan dalam gambar 13.11.



Dalam model tiga selisih, rumus perhitungan selisih harga dan kuantitas dapat dilakukan dengan tiga cara tergantung dari kondisi berikut ini: 1. Jika harga standard dan kuantitas standar masing-masing lebih tinggi atau lebih rendah dari harga sesungguhnya dan kuantitas sesungguhnya, model tiga selisih lebih teliti dalam membebankan selisih harga kepada manajer fungsi pembelian dan selisih kuantitas kepada manajer fungsi produksi dibandingkan dengan model dua selisih. a. Dalam kondisi harga dan kuantitas standar masing-masing lebih tinggi dibandingkan dengan harga dan kuantitas sesungguhnya, model dua selisih membebankan selisih kuantitas lebih banyak kepada manajer fungsi produksi, karena rumus perhitungan selisih kuantitas adalah (KSt- KS) x HSt, sehingga bagian selisih harga dibebankan sebagai bagian selisih kuantitas. Lihat grafik #1 dalam Gambar 13.12. b. Dalam kondisi harga dan kuantitas standar masing-masing lebih rendah dibandingkan dengan harga dan kuantitas sesungguhnya, model dua selisih membebankan selisih harga lebih banyak kepada manajer fungsi pembelian, karena rumus perhitungan selisih harga adalah (HSt – HS) x KS, sehinga sebagian selisih kuantitas dibebankan sebagai bagian selisih harga. Lihat grafik #2 dalam Gambar 13.12. c. Model tiga selisih membebankan selisih harga yang memang benar-benar menjadi tanggung jawab manajer fungsi pembelian dan membebankan selisih kuantitas yang benar-benar menjadi tanggung jawab manajer fungsi produksi, karena selisih gabungan yang merupakan selisih harga/kuantitas dipisahkan tersendiri. Lihat grafik #3 dalam Gambar 13.12.



2. Jika harga standar lebih rendah dari harga sebelumnya, namun sebaliknya kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya, maka perhitungan selisih harga dengan model tiga selisih adalah sebagai berikut: SH



=



(HSt – HS) x KS



SK



=



(KSt – KS) x HSt



SHK



=



nol



Lihat grafik #1 dalam Gambar 13.13. Dalam kondisi harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya, perhitungan selisih harga dan kuantitas dengan model dua selisih dilakukan dengan rumus yang sama dengan yang digunakan dalam model tiga selisih tersebut di atas. 3. Jika standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya, maka perhitungan selisih harga dan kuantitas dengan model tiga selisih adalah sebagai berikut: SH



=



(HSt – HS) x KSt



SK



=



(KSt – Ks) x HS



SHK



=



nol



Lihat grafik #2 dalam Gambar 13.13. Dalam model dua selisih, selisih harga dan selisih kuantitas dihitung sebagai berikut: SH =



(HSt – HS) x KS



SK =



(KSt – KS) x HSt



Lihat grafik #3 dalam Gambar 13.13. Dari grafik tersebut terlihat manajer fungsi pembelian dibebani selisih harga yang lebih banyak dan manajer fungsi produksi dibebani selisih kuantitas yang lebih banyak karena di dalam masing-masing jenis selisih tersebut terdapat unsur selisih gabungan yang sebenarnya tidak terjadi.



Untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai perhitungan selisih harga dan selisih kuantitas untuk unsur biaya produksi langsung: biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, dalam berbagai model tersebut, berikut ini disajikan Contoh 7. Contoh 7 PT Rimendi menggunakan sistem biaya standar. Data biaya standard an biaya sesungguhnya dalam bulan Januari 20X1 adalah tampak dalam Gambar 13.14.



Biaya Bahan Baku Tenaga Kerja



Kuantitas



Kuantitas



Harga



Harga



Standar



Sesungguhnya



Standar



Sesungguhnya



4.000 unit 1.000 jam



5.000 unit 2.000 jam



Rp 20 Rp 10



Rp 15 Rp 20



Perhitungan selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dengan berbagai model tersebut di atas disajikan berikut ini: a. Model Satu Selisih (1) Selisih biaya bahan baku (KSt x HSt) – (KS x HS) (4.000 x Rp20) – (5.000 x Rp15) = Rp5.000 L (2) Selisih biaya tenaga kerja (JKSt x TUSt) – (JKS x TUS) di mana:



TUSt = tarif upah standar TUS = tarif upah sesungguhnya JKSt = jam kerja standar JKS = jam kerja sesungguhnya (1.000 x Rp10) – (2.000 x Rp20) = Rp30.000 R b. Model Dua Selisih (1) Selisih Biaya Bahan Baku (a) Selisih biaya bahan baku (HSt – HS) x KS (Rp20 – Rp15) x 5.000 = Rp25.000 L (b) Selisih kuantitas bahan baku (KSt – KS) x HSt (4.000 – 5.000) x Rp20 = Rp20.000 R (2) Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung (a) Selisih tarif upah (TUSt – TUS) x JKS (Rp10 – Rp20) x 2.000 = Rp20.000 R (b) Selisih efisiensi upah (JKSt – JKS) x TUSt (1.000 – 2.000) x Rp10 = Rp10.000 R c. Model Tiga Selisih (1) Selisih Biaya Bahan Baku (a) Selisih harga bahan baku (HSt – HS) x KSt (Rp20 – Rp15) x 4.000 = Rp20.000 L (b) Selisih kuantitas bahan baku (KSt – KS) x HS (4.000 – 5.000) x Rp15 = Rp15.000 R (c) Selisih harga/kuantitas bahan baku Tidak terdapat selisih harga/kuantitas. Perhitungan selisih biaya bahan baku dengan model tiga selisih dapat dilukisakan dalam Gambar 13.15.



(2) Selisih Biaya Tenaga Kerja (a) Selisih tarif upah (TUSt – TUS) x JKSt (Rp10 – Rp20) x 1.000 = Rp10.000 R (b) Selisih efisiensi upah (JKSt – JKS) x TUSt (1.000 – 2.000) x Rp10 = Rp10.000 R (c) Selisih tarif/efisiensi upah (JKSt – JKS) x (TUSt – TUS) (1.000 – 2.000) x (Rp10 – Rp20) = Rp10.000 R Perhitungan selisih biaya tenaga kereja dengan menggunakan model tiga selisih disajikan dalam Gambar 13.16.



SOAL – SOAL LATIHAN 1. Jelaskan definisi biaya standar ? Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan biaya yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu. 2. Sebutkan dan jelaskan berbagai jenis standar ? Jenis-jenis standar : a. Standar teoritis : standar yang ideal yang dalam pelaksanaannya sulit untuk dicapai.



b. Rata-rata biaya waktu yang lalu : rata-rata biaya waktu yang lalu yang mengandung biaya-biaya yang tidak efisien, yang seharusnya tidak boleh dimasukkan sebagai unsur biaya standar. c. Standar normal : standar yang didasarkan atas taksiran biaya dimasa yang akan datang dibawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal. d. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai : standar yang didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan memperhitungkan ketidak efisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya 3. Jelaskan cara penentuan standar untuk tiap elemen biaya produksi? 4. Akuntansi biaya standar dibagi menjadi dua : metode ganda dan metode tunggal. Jelaskan perbedaan diantara keduanya? a. Metode ganda :  Rekening barang dalam proses didebit dengan biaya sesungguhnya dan kredit dengan biaya standar. Dalam metode ini persediaan bahan baku dicatat pada biaya sesungguhnya dan persediaan produk jadi dicatat pada harga pokok 



standar. Harga pokok penjualan dicatat pada harga pokok standar. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode akuntansi, setelah harga pokok persediaan produk dalam proses ditentukan dan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang dicatat dalam rekening







barang dalam proses Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar merupakan jumlah total perbedaan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Analisis terhadap selisih-selisih tersebut memerlukan bantuan informasi yang tidak tersedia



dalam rekening-rekening buku besar b. Metode tunggal :  Rekening barang dalam proses dicatat pada satu macam biaya yaitu biaya 



standar Selisih biaya sesungguhnya dan biaya standar ditentukan sepanjang periode



akuntansi pada saat selisih tersedut terjadi 5. Jelaskan perlakuan terhadap selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar ? Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut dengan selisih. Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya stadar dianalisi, dan dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, untuk kemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan.



Soal pilihan ganda : 2. Informasi mengenai biaya bahan baku PT Oki adalah sebagai berikut :



Harga standar per unit Jumlah bahan baku yang sesungguhnya dibeli Jumlah bahan baku yang sesungguhnya dipakai dalam produksi Selisih harga pembelian bahan baku



Rp 3,60 1.600 unit 1.450 unit Rp 240 (L)



Harga per unit sesungguhnya bahan baku adalah a. Rp 3,06 b. Rp 3,11 c. Rp 3,45 d. Tidak ada jawaban yang benar Pembahasan: Untuk mencari harga per unit sesungguhnya bahan baku, digunakan rumus selisih harga pembelian bahan baku, yaitu: Selisih harga pembelian bahan baku



= (Harga standar(HSt) – Harga sesugguhnya(HS)) x Kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli



Rp 240 Rp 240 : 1.600 Rp 0,15 HS HS



(KSDib) = (Rp3,60 – HS) x 1.600 = Rp3,60 – HS = Rp3,60 – HS = Rp3,60 – Rp0,15 = Rp3,45



3. Selisih apakah yang akan timbul jika jumlah berat bahan baku yang sesungguhnya digunakan melebihi jumlah bahan baku yang dipakai menurut standar tetapi biaya bahan baku sesungguhnya lebih rendah dari biaya bahan baku manurut standar ? Selisih Efisiensi Selisih Harga a. Rugi Laba b. Laba Laba c. Laba Rugi d. Tidak ada jawaban yang benar Belum nemu  4. PT X menggunakan sistem biaya standar. Informasi mengenai biaya tenaga kerja langsung bulan September 19x2 adalah sebagai berikut



Tarif upah standar Tarif upah sesungguhnya Jam tenaga kerja langsung standar untuk mengerjakan produk sesungguhnya Selisih efisiensi upah (rugi)



Rp6.000 per jam 6.100 per jam 1.500 jam Rp 600.000



Jumlah jam kerja sesungguhnya dalam bulan September 19x2 adalah a. 1.600 jam b. 1.400 jam c. 1.402 jam d. Tidak ada jawaban yang benar Pembahasan: Untuk menacri besarnya jam kerja sesungguhnya, digunakan rumus selisih efisiensi upah, yaitu: Selisih efisiensi upah = (Jam Kerja Standar(JKSt) – Jam Kerja Sesungguhnya(JKS)) x Tarif upah satndar(TUSt) Rp 600.000 = ( 1.500 – JKS ) x Rp 6.000 Rp 600.000 : Rp 6.000 = 1.500 – JKS Rp 100 = 1.500 – JKS JKS = 1.500 – 100 JKS = 1.400 jam 7. Jika kuantitas standar melebihi kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dipakai dan harga per unit sesungguhnya lebih rendah daripada harga per unit standar, maka selisih yang timbul adalah



a. b. c. d.



Selisih pemakaian bahan baku Laba Laba Rugi Tidak ada jawaba yang benar



Selisih harga pembelian Laba Rugi Rugi



Jawabannya : A (Materi di hal 401) 8. Departemen manakah yang biasanya diminta pertaggung jawaban mengenai terjadinya selisih harga bahan baku ? a. Bagian akuntansi b. Bagian Pembelian c. Bagian Produksi d. Tidak ada jawaban yang benar



Jawabannya : B (materi di hal 399) Data berikut ini disediakan untuk mengerjakan sol nomor 9 s/d 10. Data biaya tenaga kerja langsung PT Karanggayan selama bukan Maret 19x2 adalah sebagai berikut : Jam kerja standar



30.000 jam



Jam kerja sesungguhnya



29.000 jam



Selisih efisiensi biaya tenaga kerja langsung



Rp 4.000 L



Selisih tarif upah tenaga kerja langsung



Rp 5.800 L



Biaya tenga kerja langsung sesungguhnya



Rp 110.200



9. Tarif upah sesungguhnya biaya tenaga kerja langsung adalah a. Rp 3,60 b. Rp 3,80 c. Rp 4,00 d. Tidak ada jawaban yang benar Pembahasan: Terlebih dahulu cari besar tarif upah standar tenaga kerja langsung (TUSt) yaitu dengan cara: Selisih efisiensi upah = (Jam Kerja Standar – Jam Kerja Sesungguhnya) x TUSt Rp 4.000 = (Rp 30.000 – Rp 29.000) x TUSt Rp 4.000 = Rp 1.000 x TUSt Rp 4 = TUSt Ini sekaligus menjawab soal nomor 10 dibawah. Lalu dilanjutkan dengan mencari besarnya tarif upah sesungguhnya (TUS) yaitu dengan cara: Selisih tarif upah Rp 5.800 Rp 5.800 : 30.000 0,19333333 0,19333333 – 4 Rp 3,80666667



= (TUSt – TUS) x Jam Kerja Standar = (Rp 4 – TUS) x 30.000 = (Rp 4 – TUS) = Rp 4 – TUS = - TUS = TUS



10. Tarif upah standar tenaga kerja langsung adalah a. Rp 3,54



b. Rp 3,80 c. Rp 4,00 d. Tidak ada jawaban yang benar Data berikut ini disediakan untuk mengerjakan soal nomor 11 dan 12 PT Y menggunakan sistem biaya standar. Informasi mengenai biaya bahan baku untuk pesanan R701 dalam bulan Oktober 20X1 adalah sebagai berikut: Harga standar per kg Rp1,60 Harga sesunggguhnya per kg Rp1,55 Kuantitas sesungguhnya yang dibeli 2.000 kg Kuantitas sesungguhnya yang digunakan 1.900 kg Kuantitas standar yang digunakan 1.800 kg 11. Selisih harga pembelian (material purchase price variance) bulan Oktober 20X1 adalah: a. Rp100 L b. Rp 90 R c. Rp100 R d. Tidak ada jawaban yang benar Pembahasan : Menghitung selisih harga pebelian yaitu dengan rumus: Selisih harga pembelian = (HSt – HS) x Kuantitas sesunguhnya dibeli (KSDib) = ( Rp1,60 – Rp1,55) x 2.000 = 0,05 x 2.000 = Rp100 L 2.



Selisih efisiensi bahan baku umtuk produk R701 yang terjadi dalam bulan Oktober 20X1 adalah: a. Rp160 L b. Rp155 R c. Rp155 L d. Tidak ada jawaban yang benar Pembahasan : Untuk menghitung selisih efisiensi bahan baku digunakan rumus:



Selisih efisiensi bahan baku



= ( Kuantitas standar yang digunakan (KStDip) Kuantitas sesungguhnya yang digunakan (KSDip) ) x HSt = ( 1.800 – 1.900 ) x Rp1,60 = -100 x Rp1,60 = 160 R