Sistem Distribusi Tenaga Listrik (PLN) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 1.



SISTEM TENAGA LISTRIK. Sistem Tenaga Listrik merupakan suatu rangkaian saling terhubung yang terdiri sejumlah komponen atau peralatan listrik mulai dari membangkitkan dan mendistribusikan Energi Listrik sampai ke titik beban ( Pengguna / Konsumen ). Suatu Sistem Tenaga Listrik terdapat komponen-komponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi, saluran distribusi dan beban yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan sehingga membentuk suatu sistem.



GAMBAR 1.1 SISTEM TENAGA LISTRIK



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



1



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



Dalam sistem ketenagalistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada Pusat Pembangkit yang umumnya pada tempat-tempat tertentu yang jauh dari lokasi pelanggan, Sehingga perlu Sistem Jaringan Transmisi dan Distribusi yang cukup panjang untuk menjangkau lokasi pelanggan. Penyaluran tenaga listrik dari tempat dibangkitkan disebut Pusat Pembangkit Tenaga Listrik dan sangat lazim disebut Pusat Pembangkit Tenaga Air atau ( Diesel – Gas – Uap – Gas Uap – Panas Bumi – Nuklir ) dan lain lain. Para Ahli dan Teknisi kelistrikan mengilustrasikan wujud sistem Tenaga Listri kedalam bentuk Blok Diagram yang digambarkan sebagai berikut :



Unit Transmisi



Gardu Induk distribusi



Unit Distribusi



 PM T



PM T Pemutus Tenaga



Trf Transformator



Generator



G



 Konsumen Besar







Distribusi Distribusi sekunder Primer



Unit Pembangkitan



Konsumen Umum



Gambar 1.2 Tenaga Listrik dibangkitkan di Pusat-pusat Tenaga Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya melalui transformator penaik tegangan (step up transformer) yang ada di Pusat Listrik. Nama Pembangkitan seperti tersebut diatas didasarkan atas nama Tenaga Penggerak Mula ( Prime Mover ).



Prime Mover menggerakan Rotor generator



yang menghasilkan



Tegangan



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



2



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



Listrik ( V ) dan bila dalam satu rangkaian saluran Tertutup (loop) tersambung Beban Pemakaian ( Z = Impedansi ) maka timbul Arus Listrik ( A ) . Kedua besaran dalam saluran akan membentuk Daya Semu (VA) dan dengan faktor daya tertentu akan membentuk Daya Aktif dan Daya Reaktif (Watt & Var) . Daya Aktif dan Daya Reaktif bila digunakan dalam waktu tertentu ( t ) Jam maka akan membentuk Energi Aktif dan Energi Reaktif ( Wh dan Varh ) atau lazim disebut dengan KWh dan KVarh. Saluran tenaga listrik yang menghubungkan pembangkitan dengan gardu induk (GI) dikatakan sebagai saluran transmisi karena saluran ini memakai standard tegangan tinggi dikatakan sebagai saluran transmisi tegangan tinggi yang sering disebut dengan singkatan SUTT. Dilingkungan operasional PLN saluran transmisi terdapat dua macam nilai tegangan yaitu saluran transmisi yang bertegangan 70 KV dan saluran transmisi yang bertegangan 150 KV dimana SUTT 150 KV lebih banyak digunakan dari pada SUTT 70 KV. Khusus untuk tegangan 500 KV dalam praktek saat ini di sebut sebagai tegangan ekstra tinggi. yang disingkat dengan nama SUTET Pada saat ini masih ada beberapa saluran transmisi dengan tegangan 70 KV namun tidak dikembangkan lagi oleh PLN. Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara dan ada pula yang berupa saluran kabel tanah. Karena saluran udara harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan kabel tanah maka saluran transmisi PLN kebanyakan berupa saluran udara. Kerugian dari saluran udara dibandingkan dengan saluran kabel tanah adalah saluran udara mudah terganggu oleh gangguan yang ditimbulkan dari luar sistemnya , misalnya karena sambaran petir, terkena ranting pohon , binatang, layangan dan lain sebagainya Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi maka sampailah tenaga listrik di Gardu Induk (GI) sebagai pusat beban untuk diturunkan tegangannya melalui trans formator penurun tegangan (step down transfomer) menjadi tegangan menengah atau yang juga disebut sebagai tegangan distribusi primer. Tegangan distribusi primer yang dipakai Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



3



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



PLN adalah 20 KV, 12 KV dan 6 KV. Kecenderungan saat ini menunjukkan bahwa tegangan distribusi primer PLN yang berkembang adalah 20 KV.



Jaringan distribusi primer yaitu jaringan tenaga listrik yang keluar dari GI baik itu berupa saluran kabel tanah, saluran kabel udara atau saluran kawat terbuka yang menggunakan standard tegangan menengah dikatakan sebagai Jaringan Tegangan Menengah yang sering disebut dengan singkatan JTM dan sekarang salurannya masing masing disebut SKTM untuk jaringan tegangan menengah yang menggunakan saluran kabel tanah, SKUTM untuk jaringan tegangan menengah yang menggunakan saluran kabel udara dan SUTM untuk jaringan tegangan menengah yang menggunakan saluran kawat terbuka. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer maka kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dengan menggunakan trafo distribusi (step down transformer) menjadi tegangan rendah dengan tegangan standar 380/220 Volt atau 220/127 Volt dimana standar tegangan 220/127 Volt pada saat ini tidak diberlakukan lagi dilingkungan PLN. Tenaga listrik yang menggunakan standard tegangan rendah ini



kemudian disalurkan



melalui suatu jaringan yang disebut Jaringan Tegangan Rendah yang sering disebut dengan singkatan JTR. Sama halnya pada JTM jenis saluran yang dipergunakan pada JTR dapat menggunakan tiga jenis saluran yaitu SUTR untuk saluran udara tegangan rendah dengan menggunakan saluran kawat terbuka SKUTR untuk saluran udara tegangan rendah dengan menggunakan saluran kabel udara yang dikenal dengan sebutan kabel twisted yang sering disebut dengan singkatan TIC singkatan dari Twisted Insulation Cable SKTR untuk saluran udara tegangan rendah dengan menggunakan saluran kabel tanah Tenaga listrik dari jaringan tegangan rendah ini untuk selanjutnya disalurkan ke rumahrumah pelanggan (konsumen) melalui suatu sarana yang disebut Sambungan Pelayanan atau Sambungan Rumah yang dapat dipisahkan menjadi dalam 2 bagian yaitu Sambungan Luar Pelayanan dan Sambungan Masuk Pelayanan .



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



4



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



Dalam proses bisnis PLN pelanggan-pelanggan yang mempunyai daya tersambung besar aturannya tidak disambung melalui Jaringan Tegangan Rendah (JTR) melainkan disambung langsung pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan yang sangat besar disambung pada Jaringan Transmisi Tegangan Tinggi, tergantung besarnya daya tersambung. Bentuk yang lain skema sistim tenaga listrik ditunjukkan oleh gambar 1.3. Trafo Step Down 150 KV / 20 KV



REL TT



Trafo Daya



PMT



Transmisi Generator



Gardu Induk



150 KV



Trafo auxilaries



Penyulang PMT



150 KV



20 KV



Gambar.1.3 Skema Pusat Listrik yang dihubungkan melalui saluran Transmisi ke Gardu Induk.



Keterangan



: G



= Generator



P.S. = Pemakaian Sendiri. T.T. = Tegangan Tinggi. T.M. = Tegangan Menengah Dari gambar diatas terlihat bahwa di Pusat Listrik maupun di GI selalu ada trans formator Pemakaian Sendiri guna melayani keperluan-keperluan peralatan listrik yang digunakan didalam Pusat Listrik maupun GI, misalnya untuk keperluan penerangan, mengisi batere listrik dan menggerakkan berbagai motor listrik.



,



Dalam praktek karena luasnya jaringan distribusi sehingga diperlukan banyak sekali transformator distribusi, maka Gardu Distribusi seringkali disederhanakan menjadi Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



5



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



transformator tiang/Gardu Trafo Tiang yang rangkaian listriknya lebih sederhana daripada yang digambarkan (lihat gambar dibawah).



Gambar 1.4 Gardu Tiang 3 Fasa



Gambar 1.5 Gardu Tiang 1 Fasa



Setelah tenaga listrik melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegang an Rendah JTR) dan Sambungan Rumah (SR) maka tenaga listrik selanjutnya dilewatkan alat pembatas daya dan KWH meter di sisi pelanggan. Energi listrik yang dipakai oleh pelanggan tersebut di catat oleh petugas cater sesuai angka di register kWh meter tersebut selanjutnya dicetat di dalam rekening listrik. Rekening listrik pelanggan tergantung kepada daya tersambung serta pemakaian KWH nya, oleh karenanya PLN memasang pembatas daya dan KWH meter. Setelah melalui KWH meter, tenaga listrik kemudian memasuki instalasi rumah yaitu instalasi milik pelanggan. Instalasi PLN pada umumnya hanya sampai dengan KWH meter dan sesudah KWH meter ihstalasi listrik pada umumnya adalah instalasi milik pelanggan. Dalam instalasi pelanggan tenaga listrik langsung memasuki alat-alat listrik milik pelanggan seperti lampu, seterika, lemari es, pesawat radio, pesawat televisi dan lain-lain.



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



6



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



Dari uraian diatas dapat dimengerti besar kecilnya konsumsi tenaga listrik ditentukan sepenuhnya oleh para pelanggan, yaitu tergantung bagaimana para pelanggan akan menggunakan alat-alat listriknya, kemudian PLN harus mengikuti kebutuhan tenaga listrik para pelanggan ini dalam arti daya listrik yang dibangkitkannya harus menyesuaikan dari waktu ke waktu. Apabila jumlah pelanggan yang harus dilayani dalam jutaan maka daya yang harus dibangkitkan jumlahnya juga mencapai ribuan megawatt dan untuk ini diperlukan beberapa Pusat Listrik dan juga beberapa GI untuk dapat melayani kebutuhan listrik para pelanggan. Pusat-pusat Listrik dan GI satu-sama lain dihubungkan oleh saluran transmisi agar tenaga listrik dapat mengalir sesuai dengan kebutuhan dan terbentuklah suatu Sistem Tenaga Listrik. 2. TRANSMISI TENAGA LISTRIK. Transmisi berfungsi menyalurkan arus listrik / tenaga listrik dari Pusat pembangkit tenaga listrik ke Gardu Induk sebagai pusat beban . Tegangan terima di gardu Induk (Vr) adalah selisih vector antara tegangan kirim (Vs) dengan drop tegangan di sepanjang konduktor transmisi yaitu perkalian arus (I) dengan Impedansi (Z). Impedansi ini merupakan jumlah vektor dari resistensi (R) dan reaktansi (X) penghantar dimana semakin panjang penghantar maka semakin besar pula R dan X nya sehingga Z juga semakin besar dan akibatnya drop tegangan IZ juga semakin besar ; dengan demikian



Vr



kecil . Tegangan pelayanan



diperbolehkan turun s/d 10 % dari V nominal . Dengan demikian panjang jeringan dibatasi oleh drop tegangan .



transmisi Z = R + J X



drop tegangan = I Z



Vs



Vr Vr = Vs - IZ Gambar 2.1 Model Transmisi tenaga listrik



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



7



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



Agar Vr memenuhi standar maka sebaiknya semakin panjang transmisi , tegangan transmisi dinaikkan . Output dari Generator di pembangkit (pembangkit besar) bertegangan s/d tegangan menengah di naikkan tegangannya menjadi tegangan tinggi (150 kV) / ekstra tinggi (500 kV) dengan menggunakan Trafo Step Up . Tegangan Transmisi ini diterima oleh Trafo GI (Trafo Step Down) dan diturunkan dari 150 kV menjadi 20 kV ; 500 kV menjadi 150 kV dan ada juga dari 500 kV menjadi 20 kV . Penghantar transmisi



terbuat dari ACSR



dan



Isolatornya terbuat dari Porselin dan



menaranya konstruksi besi / baja dan di kota tertentu menggunakan Kabel tanah (150 kV). Transmisi dari Jawa ke Madura dan dari Jawa ke Bali menggunakan Kabel laut 150 kV 50 Hz .Rencananya Transmisi interkoneksi Sumatera ( P3B Sumatera ) bertegangan 275 kV,50 Hz . Y



Generator Y



Y/Y



Trafo Step Up



transmisi



150 kV



Y/Y 150 / 20 kV



Gardu Induk



JTM



Gambar.2.2 Sistem Transmisi 150 kV / 20 kV



Y/Y



SUTET 500500 kV KV 500 /150 kV 150 kV Y/Y 150/20 kV



JTM Trafo Step Up Transmisi SUTET Trafo Step Down Transmisi SUTT Trafo Stepdown



Gambar 2.3 Sistem Transmisi 500 kV/ 150 kV / 20 kV



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



8



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



Y/Y



Trafo Step Up



Y/Y 500/20 kV



Transmisi 500 kV



di Switchyard Gambar 2.4



JTM



Trafo Step Down Gardu Induk



Sistem Transmisi 500 kV / 20 kV



Pada Transmisi 500 kV tidak ada masalah petir karena tegangan transmisi lebih tinggi dari tagangan petir (345 kV) ; Tapi yang menjadi masalah adalah polusi tegangan disekitar SUTET dan masalah Switching Surge / Surja hubung dimana hal ini diatasi dengan memasang reaktor untuk menyerap kelebihan tegangan pada system saat terjadi Switching . 3 . SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Sistem distribusi tenaga listrik merupakan salah satu bagian dari suatu sistem tenaga listrik yang dimulai dari PMT incoming di Gardu Induk sampai dengan Alat Penghitung dan Pembatas (APP) di instalasi konsumen yang berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari Gardu Induk sebagai pusat pusat beban ke pelanggan pelanggan secara langsung atau melalui gar du-gardu distribusi (gardu trafo) dengan mutu yang memadai sesuai stándar pelayanan yang berlaku. dengan demikian sistem distribusi ini menjadi suatu sistem tersendiri karena unit distribusi ini memiliki komponen peralatan yang saling berkaitan dalam operasinya untuk menyalurkan tenaga listrik. Dimana sistem adalah perangkat unsur-unsur yang saling ketergantungan yang disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menampilkan fungsi yang ditetapkan. Dilihat dari tegangannya sistim distribusi pada saat ini dapat dibedakan dalam 2 macam yaitu a.



Distribusi Primer, sering disebut Sistem Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dengan tegangan operasi nominal 20 kV/ 11,6 kV



b.



Distribusi Sekunder, sering disebut Sistem Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dengan tegangan operasi nominal 380 / 220 volt.



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



9



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



Sebelumnya nilai tegangan operasional yang dipergunakan dilingkungan PLN pada level tegangan menengah bervariasi yaitu 6 KV, 12 KV dan 20 KV demikian juga pada level tegangan rendah yaitu 220/127 volt pada repelita 1 pada tahun 1970 dimulai perubahan tegangan yang kita kenal PTR / PTM hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan dan menurunkan susut jaringan . Gambar Sistem Distribusi



Sistem Distribusi merupakan rangkaian bagian komponen sistem tenaga listrik mulai dari tegangan keluaran di Gardu Induk dengan pembagian sbb: 1. JTM (SKTM / SUTM)  tegangan nominal 20 KV (fasa-fasa) 2. Gardu Distribusi (Type Tiang Portal; Tiang Cantol; Tembok/ Beton; Kios/ Metal Clad) 3. JTR (SUTR / SKTR)  tegangan nominal 220/380 V 4. Sambungan Pelayanan / Sambungan Rumah ( TT ; TM ; TR) 5. APP (TR ; TM; TT) Sistem distribusi tenaga listrik telah berkembang dan didukung oleh para pelaku usaha penyediaan tenaga listrik,sehingga perlu adanya aturan distribusi tenaga listrik untuk menciptakan sistem distribusi tenaga listrik yang terpadu, efisien, aman, andal dan bermutu . Aturan Distribusi Tenaga Listrik diatur dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor : 04 Tahun 2009 Tanggal 20 Febuari 2009. ( Mantan Menteri Purnomo Yusgiantoro ) Aturan Distribusi Tenaga Listrik merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 04 Tahun 2009 tanggal 20 Februari 2009 tentang Aturan Distribusi Tenaga Listrik. Aturan Distribusi Tenaga Listrik ini merupakan perangkat peraturan dan persyaratan untuk menjamin keamanan, keandalan serta pengoperasian dan pengembangan sistem distribusi yang efisien dalam memenuhi peningkatan kebutuhan tenaga listrik.



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



10



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



Aturan Distribusi Tenaga Listrik disusun berdasarkan kondisi saat ini, untuk diberlakukan kepada semua pelaku usaha pada sistem distribusi, yaitu Pemasok Sistem Distribusi (Grid dan Pembangkit Skala Kecil dan Menengah), Pengelola Distribusi, Konsumen, dan Reseller yang instalasinya secara langsung terhubung ke sistem distribusi. Para pelaku usaha sistem distribusi berkewajiban memenuhi semua ketentuan dalam Aturan Distribusi Tenaga Listrik ini sebagai dasar untuk pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik yang dimilikinya. Di samping itu, ketentuan ketentuan pada Aturan Distribusi Tenaga Listrik ini akan memberikan kejelasan mengenai kewajiban masing-masing pelaku usaha pada sistem distribusi.



Aturan Distribusi Tenaga Listrik ini merupakan dokumen yang bersifat dinamis sehingga harus selalu dimutakhirkan oleh Komite Manajemen Aturan Distribusi seiring dengan perkembangan kondisi sistem distribusi dan struktur usaha serta perubahan kompleksitas sistem kelistrikan. Aturan Distribusi Tenaga Listrik, selanjutnya disebut Aturan Distribusi adalah seperangkat peraturan, persyaratan dan standar untuk menjamin keamanan, keandalan serta pengoperasian dan pengembangan sistem distribusi yang efisien dalam memenuhi peningkatan kebutuhan tenaga listrik. Aturan Distribusi terdiri atas : a. Aturan Manajemen Distribusi. b. Aturan Penyambungan. c. Aturan Operasi. d. Aturan Perencanaan. e. Aturan Setelmen. f. Aturan Pengukuran



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



11



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



Ruang tingkup Aturan Distribusi berlaku untuk semua transaksi dan interaksi Pemasok Sistem Distribusi ( PSD ) Grid dan Pembangkit Skala Kecil dan Menengah ( PSKM) , Pengelola Distribusi (PD), Konsumen, dan Reseller sebagaimana dijabarkan dalam Skema Sistem Distribusi berikut:



Gambar Ulang Persyaratan Teknik Sistem Distribusi dan Batasan Titik Sambungan Batasan titik sambung meliputi: a. Sambungan Konsumen listrik tegangan 400 / 230 Volt. 1) Titik sambung terletak setelah APP. 2) PD dapat menentukan letak titik sambung selain dari butir a.1. atas pertimbangan khusus Secara teknis dan ekonomis. b. Sambungan Konsumen listrik tegangan 20 kV. 1) Titik sambung terletak setelah APP. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



12



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



2) PD dapat menentukan letak titik sambung selain dari butir b.1. atas pertimbangan khusus Secara teknis dan ekonomis. c. Sambungan Konsumen listrik tegangan tinggi. 1) Titik sambung terletak setelah APP. 2) PD dapat menentukan letak titik sambung selain dari butir c.1. atas pertimbangan khusus secara teknis dan ekonomis. d. Sambungan PSD. 1) Titik sambung terletak setelah APP transaksi energi dariPSD ke PD. 2) Titik sambung PSD dapat dilakukan selain pada butir d.1. sesuai kesepakatan bersama. Persyaratan Teknik Sistem Distribusi a. Semua titik sambung mengikuti persyaratan teknik sistem distribusi sebagai berikut : 1) frekuensi nominal sistem adalah 50 Hz dan frekuensi normal mempunyai rentang antara 49,5 Hz Sampai dengan 50,5 Hz. 2) tegangan sistem distribusi harus dijaga pada batas-batas kondisi normal yaitu maksimal +5% dan minimal -10% dari tegangan nominal. Standar Peralatan Semua peralatan yang terhubung dengan sistem distribusi harus memenuhi standar yang sudahdiatur dalam SNI. Untuk standar peralatan yang belum diatur didalam SNI, dapat mengacu pada standar internasional antara lain ANSI, IEEE, NEC, NEMA, IEC atau mengacu pada standar yang ditetapkan oleh PD (misal: SPLN). Persyaratan Peralatan PSD a. Peralatan PSD harus dapat beroperasi sesuai dengan kapasitas yang tersedia. b. PSD harus melengkapi sarana komunikasi sehingga dapat berhubungan dengan PD untuk kepentingan koordinasi operasi sistem. c.Peralatan proteksi milik PSD dan PD harus dapat dikoordinasikan.



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



13



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



Persyaratan Peralatan Konsumen Peralatan proteksi milik Konsumen harus dapat dikoordinasikan dengan proteksi yang berlaku di sistem distribusi. Prosedur Penyambungan ,dari PSD dengan PD dan PD dengan Konsumen 



Prosedur Penyambungan PSD dengan PD







Prosedur Penyambungan Grid dengan PD



Prosedur Penyambungan PSKM dengan PD Prosedur yang berlaku umum untuk semua PSKM adalah sebagai berikut : a. PSKM harus memberitahukan ke PD bahwa pada instalasi milik PSKM sudah dilakukan komisioning dan telah mendapatkan SLO dari lembaga yang terakreditasi; b. PSKM harus memberikan data dan pola setelan proteksi untuk disetujui PD; c. PSKM menyampaikan permintaan penyambungan instalasinyake sistem distribusi secara d. PSKM bersama PD melakukan pengecekan dan pengujian di titik sambung distribusi untuk memastikan bahwa semua peralatan berfungsi baik sesuai dengan kegunaan dan kapasitasnya; e. setelah persyaratan administrasi dan teknik dipenuhi serta perjanjian kerja sama atau jual beli energi listrik disepakati, selanjutnya PD menyampaikan persetujuan penyambungan instalasi milik PSKM ke sistem distribusi secara tertulis. Prosedur Penyambungan antara PD dengan Konsumen a.Konsumen melengkapi persyaratan administrasi. b. Konsumen menyampaikan SLO dari lembaga yang terakreditasi danlatau jaminan instalasi listrik. c.Konsumen dan PD melakukan pengecekan bersama terhadap peralatanlinstalasi milik Konsumen di titik sambung distribusi. d.Konsumen mengajukan permintaan pemberian tegangan ke PD setelah dilakukan pengecekan bersama terhadap peralatan/instalasi milik Konsumen di titik sambung distribusi



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



14



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



telah dinyatakan memenuhi persyaratan teknik Aturan Penyambungan oleh PD. e. PD dapat menyambung apabila peralatan / instalasi memenuhi persyaratan teknik Aturan Penyambungan. Data Pengusahaan Pengelolaan Distribusi



Produksi ( GWH ) Selama Periode 5 ( lima ) Tahun 2004 - 2008



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



15



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



Sarana Penyediaan Tenaga Listrik Sarana Penyediaan tenaga listrik yang dimiliki dan dikelola PLN meliputi pembangkit , jaringan transmisi dan jaringan distribusi.Pembangkit tenaga listrik terbesar berasal dari PLTU , sedangkan sejalan dengan kebijakan untuk menambah kapasitas pembangkit dan mengurangi ketergantungan pemakaian bahan bakar minyak maka PLN sedang membangun PLTU berbahan bakar Batu Bara melalui proyek Program percepatan 10.000 MW ( Masih dalam tahap penyelesaian ).



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



16



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



Penggunaan Bauran Energi ( % )



Daya Tersambung dalam tabel dibawah menunjukan data perkembangan daya tersambung untuk setiap kelompok tariff.



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



17



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



Tingkat Pertumbuhan dan komposisi penjualan tenaga listrik untuk priode 5 (lima) tahun.



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



18



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



Aliran Daya Subsistem Sumbagselteng dan Sumbagut



Aliran Daya Sistem Sumatera Bulan Desember 2010 ( Waktu Beban Puncak ) Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



19



PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan



1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik



Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan



20