Sistem Interkoneksi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • awang
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sistem Interkoneksi Sistem interkoneksi tenaga listrik merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa pusat pembangkit listrik dan beberapa gardu induk (GI) yang saling terhubung antara satu dengan yang lain melalui sebuah saluran transmisi dan melayani semua beban yang ada pada gardu induk yang terhubung ke sistem distribusi. Di setiap GI terdapat beban berupa subsistem distribusi. Masalah penyaluran daya yang juga perlu diamati dalam sistem interkoneksi agar tidak ada peralatan penyaluran (transmisi) yang mengalami beban lebih. Dalam merencanakan ekspansi sistem interkoneksi dibutuhkan komponen generator, transformator, pembebanan dan saluran transmisi yang saling mempengaruhi satu sama lainnya.



Gambar diatas menunjukkan sebagian dari sistem interkoneksi yang terdiri dari pusat pembangkit listrik, gardu induk (GI) beserta subsistem distribusinya. Tujuan dari sistem interkoneksi yaitu untuk menjaga kontinuitas penyediaan tenaga listrik karena apabila salah satu pusat pembangkit mengalami gangguan masih dapat disuplai dari pembangkit lain yang terhubung secara interkoneksi. Sistem interkoneksi menjadi dasar sistem tenaga listrik. Sistem tenaga listrik di Indonesia terbagi menjadi 3 peran. Pertama adalah pembangkitan. Pembangkitan tenaga listrik di Indonesia dilaksanakan oleh PLN Pembangkitan. Pembangkit ini terbagi menjadi PLTA, PLTU, PLTA, PLTD, PLTP, PLTU PLTG dan PLTGU. Kedua adalah peran transmisi yakni penyaluran yang dilakukan oleh PLN P3B. Sebelum disalurkan, tenaga listrik yang dihasilkan pembangkit listrik oleh transformator (Interbus Transformer-IBT) distep-up (dinaikkan) menjadi tegangan tinggi. Peran ketiga adalah pendistribusian daya listrik ke konsumen. Peran ini dilakukan oleh PLN Distribusi. PLN Distribusi memiliki wewenang untuk mengatur pembagian energi listrik ke konsumen. Dari situ muncul juga wewenang perniagaan yang mengatur berapa Rupiah harga listrik yang dijual ke konsumen per kwh. Dalam sistem interkoneksi bisa terdapat puluhan unit pembangkit dan juga puluhan peralatan transmisi seperti transformator dan pemutus tenaga (PMT). Semua unit pembangkit dan peralatan ini memerlukan pemeliharaan dengan mengacu kepada petunjuk pabrik. Tujuan pemeliharaan Unit Pembangkit dan Transformator adalah: • Mempertahankan efisiensi. • Mempertahankan keandalan. • Mempertahankan umur ekonomis.



Pengembangan sistem jaringan terpadu meliputi sistem interkoneksi pusat-pusat pembangkit tenaga listrik yang ada serta membangun sistem transmisi dari pusat pembangkit ke gardu induk. Pada saat ini interkoneksi di Indonesia baru dilaksanakan di Pulau Jawa, yaitu dengan sistem tegangan tinggi (75 kV dan 150 kV) serta tegangan ekstra tinggi (500 kV) yang menghubungkan beberapa PLTA dan PLTU yang terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu antara pusat pembangkit di Suralaya, Saguling, Semarang, Gresik dan Paiton. Sedangkan sistem distribusi (penyaluran) di Indonesia saat ini menggunakan tegangan 20 kV untuk primer dan 220/380 V untuk sekunder dengan frekuensi 50 Hz. Tujuan dari sistem interkoneksi dan transmisi secara terpadu ini antara lain untuk meningkatkan kemampuan suplai tenaga listrik, agar pada saat terjadi gangguan pada salah satu pusat pembangkit tidak terlalu berpengaruh pada konsumen. Sebagai contoh gangguan adalah pada PLTA yang sangat dipengaruhi oleh debit air, tandon air, limpahan dan daya muatnya. Sedangkan pada PLTU gangguan dapat berasal dari efisiensi kerja ketel uap, turbin dan sistem peralatan lainnya. Sistem interkoneksi dan transmisi tersebut saat ini memang harus dilakukan agar sistem jaringan terpadu dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga listrik dapat dicapai. Salah satu sistem interkoneksi yang ada di Indonesia adalah Sistem interkoneksi jawa bali.



( Sumber : RUPTL 2018-2027 PT. PLN )



Sistem interkoneksi Jamali memasok daya listrik bertegangan 500 kv melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) ke seluruh wilayah Jawa, Madura dan Bali. Daya listrik ini dihasilkan dari beberapa pembangkit besar di Pulau Jawa seperti Pembangkit Suralaya di Banten, Pembangkit Tanjung Jati B di Jawa Tengah dan Pembangkit Paiton di Jawa Timur. Pengelola operasi sistem interkoneksi Jamali adalah PLN P3B Jawa Bali yang berlokasi di Gandul, Jakarta PLN P3B dan pembangkit listrik mutlak harus menjalin koordinasi setiap saat. Sekecil apapun gangguan pada pembangkit akan berpengaruh pada sistem interkoneksi Jamali. Seperti koordinasi antara PLN P3B Jawa Bali dan pembangkit besar. Setiap bulan PLN P3B Jawa Bali menyelenggarakan Rapat Alokasi



Energi (RAE) yang melibatkan perwakilan dari seluruh pembangkit di Pulau Jawa. Pada rapat itu terjadi tawar menawar antara PLN P3B dan pembangkit terkait daya yang bisa dihasilkan oleh pembangkit pada bulan itu. Di situ pula para perwakilan dari pembangkit menyatakan sebesar apa kesiapan pembangkitnya pada bulan itu. Dari hasil tawar menawar dan laporan itu PLN P3B merangkum untuk menentukan pembangkit mana saja yang harus diberi beban penuh dan tidak per jamnya. Seperti diketahui sebelumnya bahwa sistem interkoneksi Jamali dikelola oleh PLN P3B Jawa Bali. Tugas PLN P3B dibantu oleh PLN P3B Region. P3B Region mengelola dan memelihara jaringan listrik untuk kebutuhan regionnya saja. Daya listrik yang dikelola P3B Region bertegangan lebih rendah daripada sistem interkoneksi Jamali. Daya listrik yang dihasilkan dari pembangkitpembangkit yang diatur oleh P3B Region ini disebut daya mampu. Daya listrik yang diikelola oleh P3B Region ini bertegangan 150 kV. Untuk itu kebutuhan listrik di wilayahnya, PLN P3B Region memasok listrik dari pembangkit-pembangkit kecil yang berada pada wilayah region itu. Pulau Jawa terbagi menjadi 4 region yang terdiri dari PLN P3B Region Jakarta & Banten, Region Jawa Barat, Region Jawa Tengah & DIY serta Region Jawa Timur & Bali. Misalnya Region Jawa Tengah dan DIY. Region ini memiliki beberapa pembangkit kecil seperti PLTU, PLTGU Tambaklorok, PLTP Dieng, PLTG, PLTU Cilacap dan PLTG Sunyaragi. Ketiga pembangkit ini menyuplai jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT)150 kv di seluruh wilayah Jawa Tengah dan DIY. Jaringan SUTT dan SKTT sepanjang 2326,52 km dan 23,68 km ini terdiri dari 69 buah GI dan 5445 buah tower. PLN P3B Region juga membutuhkan pasokan listrik dari sistem interkoneksi Jamali. Daya listrik ini disalurkan dari beberapa GITET yang berada di region. Dengan IBT, listrik bertegangan 500 kV diturunkan (step down) menjadi 150 kv. Daya listrik ini disebut sebagai daya listrik pasokan. Selain mengelola jaringan tegangan150 kv PLN P3B Region juga bertugas memelihara instalasi jaringan sistem interkoneksi Jamali. Region Jawa Tengah memiliki 3 GITET yakni GITET PLTU Tanjung Jati B, GITET Ungaran dan GITET Pedan. GITET Ungaran dan Pedan berfungsi membagi tegangan 500 kv menjadi beberapa tegangan 150 kv. Sedangkan, GITET Tanjung Jati B berfungsi menaikkan tegangan dari pembangkit ke jaringan 500 kv. PLN P3B Region Jateng dan DIY memelihara 1156,2 km jaringan SUTET 500 kv dengan 2588 buah towernya.



Daftar Pustaka Marsudi, Dj. 2006. Operasi Sistem Tenaga Listrik, Graha Ilmu, Jakarta.



Tupalessy, Johanis, Rini Nur Hasanah, dan Hadi Suyono. 2015. “ Perencanaan Sistem Interkoneksi Jaringan



Listrik Kabel Bawah Laut di Propinsi Maluku”. Jurnal EECCIS Vol. 9, No. 1 ( hlm. 43-48). Maluku. Jurnal “ Perencanaan Sistem Interkoneksi Jaringan Listrik Kabel Bawah Laut di Propinsi Maluku”. E-book : Teknik Pembangkit Energi Lisrik Jilid 2 untuk Sekolah Menengah Kejuruan. RUPTL 2018-2027 PT. PLN (Persero) http://alfiyanghozali.blogspot.com/2012/12/sistem-interkoneksi_10.html Februari 2019)



(Di



akses



pada



24



https://distributorwireropeblog.wordpress.com/2017/12/04/interkoneksi-jaringan-listrik/ (Di akses pada 24 Februari 2019) http://alpensteel.com/article/126-113-energi-lain-lain/2198--interkoneksi-dan-transmisi-tenagalistrik (Di akses pada 24 Februari 2019) http://susirohmatinelektro.blogspot.com/2012/12/mengenal-sistem-interkoneksi-jamali.html akses pada 24 Februari 2019)



(Di



http://dalleenergy.com/2-250-mw-untuk-interkoneksi-jawa-bali/ (Di akses pada 24 Februari 2019)