Sistem Pencernaan Vertebrata [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan dan minuman untuk tetap hidup sehat dan tumbuh dengan baik. Makanan yang di konsumsi oleh makhluk hidup tidak dapat langsung di serap langsung oleh tubuh makhluk hidup namun perlu melalui proses pencernaan terlebih dahulu. Sistem pencernaan merupakan organ terpenting dalam makhluk hidup. Sistem pencernaan yang dimiliki oleh makhluk hidup itu tersusun atas organ pencernaan. Organ pencernaan makhluk hidup di dunia ini di bagi menjadi dua kelompok besar yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Organ pencernaan dan kelenjar pencernaan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dalam proses pencernaan makanan di dalam tubuh makhluk hidup. Pada hewan vertebrata sistem pencernaan berfungsi untuk: menerima makanan yang dimakan, menyimpan makanan sementara, mereduksi makanan secara fisis, mereduksi makanan secara kimia, mengabsorbsi hasil pencernaan, dan menahan sisa makanan yang tidak dapat dicerna kemudian membuangnya ke luar tubuh. Dengan kata lain, sistem pencernaan berfungsi untuk ingesti dan digesti makanan, absopsi sari makanan dan eliminasi sisa makanan. Tenzer, Amy et al (2014:75). Secara umum pada hewan vertebrata, organ pencernaan makanan memiliki struktur anatomi yang relatif sama walaupun ada bagian dari organ tersebut bervariasi perbedaan jenis makanan, cara mengambil makanan, cara mencerna makanan, serta teknik lain dalam sistem pencernaan makanan, antara lain karena ada variasi pada struktur anatomi organ pencernaan makanan pada hewan vertebrata. Tenzer, Amy et al (2014:50). Pada makalah ini akan di bahas paparan lebih jelas dan lebih lanjut mengenai sistem pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di rumuskan beberapa masalah sebagai berikut.



1) Bagaimana struktur organ sistem pencernaan pada hewan vertebrata (pisces, amfibi, reptile, aves dan mamalia)? 2) Bagaimana proses pencernaan pada hewan vertebrata (pisces, amfibi, reptile, aves dan mamalia)? Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk memahami dan mengetahui struktur organ sistem pencernaan pada hewan vertebrata (pisces, amfibi, reptile, aves dan mamalia) 2) Untuk memahami dan mengetahui proses pencernaan pada hewan verebrata (pisces, amfibi, reptile, aves dan mamalia) Manfaat Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1) Pembaca dapat memahami dan mengetahui struktur organ pada sistem pencernaan hewan vertebrata (pisces, amfibi, reptile, aves, dan mamalia). 2) Pembaca dapat memahami dan mengetahui proses pencernaan hewan vertebrata (pisces, amfibi, reptile, aves, dan mamalia).



BAB II KAJIAN TEORI



Sistem Pencernaan Pisces Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasan makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). Aryulina (2005) 1.



Saluran pencernaan Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut,



rongga mulut, faring, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.



Gambar 1. Proses Pencernaan Pada Ikan a. Mulut Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembang dan malah hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang. Pada ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.



Gambar 2. Tipe – Tipe Gigi Pada Ikan b. Rongga mulut Di bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapat pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan. c. Faring Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mulut. Sebagai tempat proses penyaringan makanan. d. Esofagus Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi)



e. Lambung Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus makanan (pencernaan secara fisik). f. Pilorus Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil atau menyempit. g. Usus ( intestinum) Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan. h. Rektum Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum. i. Kloaka Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital. Kloaka hanya dimiliki oleh ikan bertulang rawan sedangkan ikan bertulang sejati tidak memiliki kloaka j. Anus Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor.



Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada. (Ville,1999) 2.



Kelenjar Pencernaan Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang



nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Hati meupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan. Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan disekitar usus depan. Di sekitar hati terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan empedu. Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar) di antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus depan. (Johson,2001) 3.



Proses Pencernaan Sebelum makanan dimakan , terlebih dahulu telah menimbulkan rangsangan



berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan, bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnya mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selain sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin



yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal. Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dindng saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron. Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnyagetah empedu dari hati. Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemidaian ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus. Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas. Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri. (Campbel,2005)



4.



Sari Makanan Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap



oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk menyerap sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar permukaannya lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari makanan akan diserap ke dalam darah. Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glikosa, galaktosa, fruktosa dan lain-lain. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Di dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan gliserol bersatu lagi, untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe (70%) dan melalui pembuluh darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam bentuk asam amino yang dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi, akan tetapi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang bersangkutan. Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana. Misalnya pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah pemecahan zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air dan karbondioksida. Pada hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertamatama adalah karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua dan terakhir protein. Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat, yaitu protein, lemak dan karbohidrat. (Hasan,2012) 5.



Pencernaan Secara Fisik Mekanik dan Kimiawi Pencernaan secara fisik dan mekanik dimulai di bagian rongga mulut yaitu



dengan berperannya gigi pada proses pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan secara mekanik ini juga berlangsung di segmen lambung dan usus yaitu melalui gerakan-gerakan (kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan secara mekanik di segmen lambung dan usus terjadi lebih efektif oleh karena adanya peran



cairan digestif. Pada ikan, pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian lambung, hal ini dikarenakan cairan digestif yang berperan dalam proses pencernaan secara kimiawi mulai dihasilkan di segmen tersebut yaitu disekresikan oleh kelenjar lambung. Pencernaan ini selanjutnya disempurnakan di segmen usus. Cairan digestif yang berperan pada proses pencernaan di segmen usus berasal dari hati, pankreas dan dinding usus itu sendiri. Kombinasi antara aksi fisik dan kimiawi inilah yang menyebabkan perubahan makanan dari yang asalnya bersifat komplek menjadi senyawa sederhana atau yang asalanya berpartikel makro menjadi partikel mikro. Bentuk partikel mikro inilah makanan menjadi zat terlarut yang memungkinkan dapat diserap oleh dinding usus yang selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh. Sistem Pencernaan Pada Amphibi Amphibi tergolong hewan poikiloterm (berdarah dingin). Tubuh terbagi atas kepala dan badan atau kepala, badan, dan ekor. Kulitnya lembap berlendir, terdiri dari dermis dan epidermis. Warna kulit bermacam-macam karena adanya pigmen di dalam dermis (biru, hijau, hitam, cokelat, merah, dan kuning) tepat di bawah epidermis. Mempunyai dua lubang hidung yang berhubungan dengan rongga mulut. Penghubung rongga hidung dan rongga mulut disebut koane, terletak di kanan kiri tulang vormer yang berbentuk V. Sedang antara rongga mulut dengan rongga telinga disebut Eustachii. Endoskeleton mempunyai kolumna vertebralis (ruas tulang belakang). Terdapat sepasang rahang, gigi, lidah, dan langit-langit. (Chaerl,2005)



Gambar 3. Proses Pencernaan Pada Katak Salah satu contoh amphibi adalah katak. Saluran pencernaan pada amphibi terdiri atas mulut, kerongkongan (esophagus), lambung (ventrikulus), usus



(intestinum), dan kloaka. Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, hati, dan pankreas. Gigi tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh di langit-langit disebut gigi vormer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai ganti.



Gambar 4. Rongga Mulut Pada Katak Lidah pada katak bercabang dua dan berfungsi sebagai alat penangkap mangsa. Jika ada serangga, katak menjulurkan lidahnya dan serangga itu akan melekat pada lidah yang berlendir. Proses pencernaan katak : makanan masuk ke dalam mulut, kemudian melalui kerongkongan makanan ditelan masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke usus halus. Di dalam usus halus yang dindingnya mengandung pembuluh kapiler, sari makanan diserap, kemudian sisa-sisa makanan akan dikeluarkan melalui lubang kloaka. (Mutiara,2011) Sistem Pencernaan Reptil



Gambar 5. Pencernaan Pada Kadal



Sistem pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelnejar pencernaan. Pada umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka.Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah,pancreas dan hati.



Gambar 6. Proses Pencernaan Pada Reptil 1. Rongga Mulut. Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-masing rahang terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung kea rah rongga mulut. Dan khusus pada ular berbisa akan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada rongga mulut. Pada buaya giginya bisa mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya retil tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa. Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua. Pada reptilian pemakan insekta memiliki lidah yang dapat dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaput dan terletak di bagian rahang bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah menelan mangsanya.Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi tersebut. 2. Kerongkongan (esophagus) Merupakan saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan.



3. Lambung (ventrikulus) Merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia. 4. Intestinum Terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya. 5. Kelenjar pencernaan Terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh hati ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dua lobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantara lambung dan duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan. Saluran pencernaan pada reptile terdiri dari mulut, esophagus (kerongkongan), lambung, usus, dan kloaka. Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, pankreas, dan hati. Pada mulut reptile terdapat gigi, lidah, dan ludah. Giginya tumbuh pada rahang atas dan bawah. Pada ular berbisa, terdapat pula gigi bisa atau gigi beracun yang tumbuh pada langit-langit mulut. Bisa atau racun digunakan untuk melumpuhkan atau membunuh mangsanya. Lidah pada cicak digunakan untuk menangkap mangsa. Ular, bengkarung, cicak atau reptil yang lain tidak mengunyah mangsa. Gigi berfungsi untuk menangkap mangsa. Kelenjar ludah yang terdapat pada rongga mulut menghasilkan lendir yang berguna untuk membantu memudahkan menelan mangsa atau makanan. Makanan yang tertangkap langsung ditelan. Bentuk lambung pada reptil sesuai dengan bentuk tubuhnya. Kura-kura memiliki lambung agak membulat, ular dan bengkarung memiliki bentuk lambung yang memanjang.



Proses pencernaan reptil: makanan masuk melalui mulut. Kemudian makanan masuk ke kerongkongan dengan bantuan lendir, seterusnya makanan masuk ke lambung. Di dalam lambung makanan dihancurkan, kemudian sari-sari makanan diserap dalam usus halus masuk ke dalam usus besar kemudian dikeluarkan melalui lubang kloaka. Sistem Pencernaan Aves (Unggas atau burung) Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:



Gambar 7. Pencernaan Pada Burung 1. Rongga mulut Di dalam rongga mulut, pakan atau makanan dicampur dengan air ludah dan enzim air ludah (Saliva).Air ludah ini berfungsi sebagai bahan lubrikasi, air ludah juga berfungsi sebagai enzim dalam proses pencernaan secara enzimatis. Komposisi air ludah didominasi oleh air yang mengandung 99,00 % air dan 1% campuran mucin, mineral dan a-amilase. Amilase Saliva mencerna pati (amilum) dan polisakarida sejenis serta dapat aktif hingga ujung oesophagus.



2. Tembolok (Crop) Tembolok (crop) terdapat didalam tenggorokan bagian akhir, Tenggorokan merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Dibagian ini pakan tidak mengalami proses pencernaan apapun. Pakan hanya melewati saluran ini saja. Pakan dapat lewat dan melalui bagian ini dengan lancar karena 2 hal yaitu : peristiwa peristaltis dinding saluran oesophagus serta gaya gravitasi bumi yang membantu menarik pakan masuk menuju organ pencernaan berikutnya. Ketika pakan memasuki rongga mulut, pakan dapat masuk ke tenggorokan dengan bantuan lidah kaku yang terdapat pada pangkal (bagian belakang) rongga mulut tersebut. Tembolok adalah pelebaran oesophagus (tenggorokan). Organ ini merupakan tempat penampungan, penimbunan, pelunakan dan penyimpanan pakan yang masuk untuk sementara waktu. Dibagian ini pakan yang dikumpulkan ditampung dan ditimbun sebanyak mungkin dan selanjutnya mengalami proses perendaman oleh pengaruh cairan yang disekresikan atau dikeluarkan oleh dinding tembolok sehingga menjadi lebih lunak. Pelunakan ini sangat penting untuk memudahkan proses pembongkaran fisik pakan dan memudahkan enzim pencernaan melakukan penetrasi kedalam pakan. Bagi burung, tembolok merupakan organ yang mengatur rasa lapar dan kenyang. Kontrol ini pada burung diatur oleh 2 hal yaitu kontrol fisik dan kontrol khemis. Secara fisik, burung akan merasa lapar bila tembolok kosong dan sebaliknya jika penuh akan merasa kenyang. Secara khemis rasa lapar dipengaruhi oleh kadar gula (glukosa) dalam darah. Apabila kadar glukosa darah turun hingga dibawah ambang batas lapar, burung akan mulai merasa lapar, jika burung mulai makan, kadar glukosa naik hingga mencapai ambang batas kenyang, burung akan merasa nyaman dan menghentikan aktivitas makannya (karena merasa kenyang). Pada pagi hari, tembolok burung kosong dan burung merasa lapar. Apabila burung makan, pakan akan langsung dilewatkan dari oesophagus menuju proventrikulus tanpa masuk tembolok terlebih dahulu. Apabila burung makan terus, pakan yang antri dicerna akan tertahan dan transit terlebih dahulu ditembolok. Apabila tembolok telah penuh, burung piaraan akan merasa kenyang secara fisik. Burung akan segera berhenti makan meskipun sebenarnya kebutuhan energinya belum terpenuhi. Apabila pakan yang dikonsumsi mengandung energi tinggi maka



apabila kebutuhan energinya telah terpenuhi, burung akan merasa kenyang secara khemis. Burung akan segera berhenti makan meskipun temboloknya belum penuh terisi pakan. (Staf Dosen,1990) 3. Lambung (Proventrikulus) Lambung (Proventrikulus) yang asam karena pengaruh asam lambung (HCI) akan menghentikan aktivitas enzim amilase saliva. Tingkat keasaman (pH) pada organ ini berkisar pada 2,0 yang masuk dalam kriteria sangat asam. Enzim yang aktif pada proventrikulus adalah pepsin dan renin. Selain kedua enzim tersebut, diproventrikulus juga disekresikan cairan yang mengandung air, garam an organik, pepsinogen dan lipase. Pepsinogen melakukan pencernaan protein secara tidak langsung. Lipase lambung melakukan pencernaan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Di dalam proventrikulus tidak terjadi pencernaan karbohidrat secara spesifik.(Thenawidjaja,1982) 4. Ampela (Gizzard) Proses pelumatan pakan didalam gizzard dibantu oleh grit. Grit umumnya berupa kerikil atau batu kecil, pecahan kaca, remukan kerang, dll. Grit ini membantu gizzard dalam melumatkan pakan menjadi partikel - partikel lebih kecil agar permukaan pakan lebih luas dalam menerima penetrasi enzim - enzim pencernaan. Proses pelumatan pakan ini sangat penting dalam proses pencernaan pakan. Semakin banyak bagian pakan yang terkena penetrasi enzim pencernaan maka semakin besar kesempatan nutrien dalam (ingesta) pakan tercerna menjadi nutrien nutrien yang siap diserap dan dipergunakan dalam proses metabolisme. 5. Usus halus Usus halus terdiri atas duodenum (usus 12 jari), jejunum dan ileum. Duodenum merupakan tempat utama absorbsi nutrien pakan yang telah tercerna. Absorbsi nutrien oleh duodenum ini dibantu oleh sekresi 4 cairan, yaitu cairan duodenum, cairan empedu, cairan pankreas dan cairan usus. Fungsi usus adalah melindungi dinding duodenum dari pengaruh suasana asam dari lambung (proventrikulus).



Cairan (garam) empedu dihasilkan oleh hati, cairan ini mengandung asam empedu dan zat warna empedu (K+ dan Na+) adalah mengemulsikan lemak, mengaktifkan fungsi lipase pankreas serta menstabilkan emulsi dengan cara menghidrolisis lemak (menjadi asam lemak dan glisero). 6. Usus besar Didalam usus besar masih terdapat substansi pakan yang belum / tidak tercerna dan tidak terabsorbsi oleh usus halus, seperti selulosa dan hemiselulosa. Selulosa dan hemilulosa tidak terhidrolisis oleh enzim apapun yang dihasilkan burung. 7. Sekum dan Kolon Didalam sekum dan kolon terdapat kegiatan jasad renik, seperti bakteri proteolitik dengan fungsi utama mencerna protein - protein yang belum tercerna di usus halus seperti skatole, indole, fenol, asam - asam lemak, H2S, asam - asam amino dll. Selain pencernaan protein tahap kedua tersebut diatas, didalam sekum juga terjadi proses hidrolisis selulosa dan hemiselulosa secara sangat terbatas. Selain itu jasad renik yang terdapat pada sekum juga mensintesis vitamin B (sebagian kecil diabsorbsi). Sintesis vitamin B ini seakan tidak terlalu penting lagi karena setelah sekum tidak terdapat lagi organ yang secara signifikan mengabsorbsi nutrien.



Gambar 8. Proses Pencernaan Pada Aves Pada prinsipnya sistem pencernaan burung dibagi menjadi 3 macam yaitu :



1. Sistem Pencernaan Secara Mekanis Secara Mekanis dirongga mulut bahan pakan didorong secara mekanis oleh lidah menuju kerongkongan (oesophagus) disini bahan pakan tersebut menuju tembolok, selanjutnya didorong menuju empedal dan didalam empedal (ampela) bahan makanan mengalami proses pengecilan partikel secara mekanis agar luas permukaan serapannya menjadi lebih luas atau lebar dan enzim pencernaan dapat melakukan penetrasi lebih dalam. 2. Sistem Pencernaan Secara Enzimatis Kelenjar yang banyak didalam tubuh burung mempu mencerna pakan secara enzimatis, di dalam rongga mulut bahan makanan dicerna oleh amilase ptyalin untuk mengubah pati menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Di dalam lambung, pakan yang dalam proses pencernaan (ingesta) diasamkan oleh keberadaan asam khlorida (HCl) atau asam lambung. Asam ini sangat penting untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin yang sangat dibutuhkan untuk mencerna protein menjadi pepton (senyawa protein yang lebih sederhana) sehingga dapat diserap oleh usus halus. Kemudian ingesta didorong menuju usus halus yang terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, jejunum dan illeum. Pada dinding doudenum ini terdapat pangkreas yang menghasilkan beberapa enzim seperti amilase dan lipase. Amilase untuk mencerna pati menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Lipase penting untuk mencerna lemak menjadi asam lemak yang akan diserap oleh usus halus. Kemudian mengalami absorbsi nutrien dalam usus halus , ingesta selanjutnya didorong menuju usus besar dan disini sedikit mengalami absorbsi nutrien. 3. Sistem Pencernaan Secara Biologis Secara biologis sistem pencernaan ini dilakukan oleh mikroba sehingga proses pencernaan ini kemudian disebut pencernaan secara mikro-biologis. Proses pencernaan secara mikro-biologis terjadi ketika ingesta tertahan didalam usus besar, seperti sekum dan usus besar. Pada Unggas khususnya ayam, guna meningkatkan efektifitas pencernaan secara biologis ini maka pada saat sekarang dikembangkan berbagai macam produk probiotik maupun prebiotik (pakan mikroba) yang tujuannya untuk memperbanyak jumlah mikroorganisme yang menguntungkan didalam saluran pencernaan. Mikroba ini sekaligus mendesak keberadaan mikroba patogen yang dapat



merugikan derajat kesehatan unggas. Namun tampaknya pada burung hal ini belum terlalu berkembang.



Sistem Pencernaan Pada Hewan Mamalia Sistem pencernaan pada hewan mamalia pada umumnya sama dengan manusia kecuali pada susunan dan bentuk gigi serta struktur lambung, khususnya pada hewan pemamah biak dan hewan karnivora. Tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain. (Tenzer,2003) Pencernan makanan hewan memamah biak mempunyai ciri khusus. Hewan memamah biak seperti sapi, rusa, dankambing, lambungnya terbagi menjadi empat ruang, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa. Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek. Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih mampu berdilatasi (mernbesar). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm. Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali (kedua kah). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian. Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 78%. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot sfinkter berkontraksi.



Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim. Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. (Mutiara,2011)



Gambar 9. Proses Pencernaan Pada Hewan Ruminansia



Pada hewan mamalia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam). 



Pencernaan Karbohidrat Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut, dimana bahan makanan bercampur



dengan ptialin, yaitu enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva (saliva hewan ruminansia sama sekali tidak mengandung ptyalin). Ptialin mencerna pati menjadi maltosa dan dekstrin. Pencernaan tersebut sebagian besar terjadi di mulut dan lambung. Mucin dalam saliva tidak mencerna pati, tetapi melumasi bahan makanan sehingga dengan demikian bahan makanan mudah untuk ditelan. Mikroorganisme dalam rumen merombak selulosa untuk membentuk asam-asam lemak terbang. Mikroorganisme tersebut mencerna pula pati, gula, lemak, protein dan nitrogen bukan protein untuk membentuk protein mikrobial dan vitamin B. Tidak ada enzim dari sekresi lambung ruminansia tersangkut dalam sintesis mikrobial. Amilase dari pankreas dikeluarkan ke dalam bagian pertama usus halus (duodenum) yang kemudian terus mencerna pati dan dekstrin menjadi dekstrin sederhana dan maltosa. Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah usus mencerna pula karbohidrat. Enzim-enzim tersebut adalah: 1. Sukrase (invertase) yang merombak sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. 2. Maltase yang merombak maltosa menjadi glukosa 3. Laktase yang merombak laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. (Sinaga,2012)  Macam macam gigi pada mamalia susunan gigi hewan mamalia tersebut dengan susunan gigi pada manusia. Susunan gigi pada hewan jenis karnivora atau pemakan daging memiliki keunikan berupa gigi taring yang sangat kuat dan tajam. Taring tersebut berfungsi untuk mengoyak makanan yang berupa daging. Gerahamnya sangat besar dan kuat, yang digunakan sebagai pengunya makanan.



Gambar 10. Gigi Pada Hewan Ruminansia Hewan pemakan tumbuhan (herbivora) memiliki geraham yang cukup besar,kuat dan permukaannya tidak rata serta sangat tajam. Geraham pada hewan pemakan tumbuhan merupakan alat utama untuk menghancurkan makanan, sedangkan gigi seri berfungsi untuk memotong rumput. Gigi seri pada sapi hanya terdapat pada rahang bawah. Hewan memamah biak memiliki empat perut, yaitu perut masam, perut kitab, perut jala, dan perut besar. Sapi, kerbau, dan kambing termasuk hewan menyusui yang tergolong hewan memamah biak. Pada saat sapi memakan rumput dengan gigi serinya, rumput tersebut tidak dikunyah terlebih dahulu, tetapi langsung ditelan dan masuk ke dalam perut besar. Di dalam perut besar terdapat banyak sekali bakteri yang mampu mengeluarkan enzim untuk membantu mencernakan dinding-dinding sel rumput. Dari dalam perut besar sedikit demi sedikit makanan masuk ke dalam perut jala. Di dalam perut jala makanan membentuk gumpalan-gumpalan kecil. Pada saat sapi istirahat, gumpalan-gumpalan makanan dari dalam perut jala ini dikeluarkan lagi ke rongga mulut untuk dikunyah. Gumpalan-gumpalan makanan tadi dikunyah menjadi makanan yang sangat halus, kemudian melalui kerongkongan makanan masuk ke dalam perut kitab. Di dalam perut kitab, makanan mengalami proses penghalusan melalui gerak peristaltik, kemudian disalurkan ke dalam perut masam yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan yang berfungsi untuk mencerna makanan secara kimiawi. Dalam arti sesungguhnya, perut masam merupakan lambung. Di dalam usus halus, sari makanan mengalami proses penyerapa. Oleh darah, sari-sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh. (Mutiara,2011)



Sistem Pencernaan Pada Manusia Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan merupakan saluran yang dilalui bahan makanan. Kelenjar pencernaan adalah bagian yang mengeluarkan enzim untuk membantu mencerna makanan. Saluran pencernaan antara lain sebagai berikut.



Gambar 11. Pencernaan Pada Manusia 1. Mulut Di dalam rongga mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar air liur (saliva). Gigi terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin. Struktur gigi terdiri atas mahkota gigi yang terletak diatas gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi, dan akar gigi yang tertanam dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi email yang berwarna putih. Kalsium, fluoride, dan fosfat merupakan bagian penyusun email. Untuk perkembangan dan pemeliharaan gigi yang bai, zat-zat tersebut harus ada di dalam makanan dalam jumlah yang cukup. Akar dilapisi semen yang melekatkan akar pada gusi.



Gambar 12. Rongga Mulut Pada Manusia Ada tiga macam gigi yaitu gigi seri (insisor) yang berguna untuk memotong makanan, gigi taring (caninus) untuk mengoyak makanan, dan gigi geraham (molar) untuk mengunyah makanan. Dan terdapat pula tiga buahkelenjar saliva pada mulut, yaitu



kelenjar



parotis,



sublingualis,



dan



submandibularis.



Kelenjar



saliva



mengeluarkan air liur yang mengandung enzim ptialin atau amilase, berguna untuk mengubah amilum menjadi maltosa. Pencernaan yang dibantu oleh enzim disebut pencernaan kimiawi. Di dalam rongga mulut, lidah menempatkan makanan di antara gigi sehingga mudah dikunyah dan bercampur dengan air liur. Makanan ini kemudian dibentuk menjadi lembek dan bulat yang disebut bolus. Kemudian bolus dengan bantuan lidah, didorong menuju faring. Gigi adalah alat yang digunakan untuk mengolah makanan saat kita makan. Dengan adanya gigi, kita dapat mengigit, memotong, mengunyah, sobek, dan menghaluskan makanan yang kita makan. Proses dan cara kerja yang dilakukan gigi dinamakan mencerna makanan secara mekanik. Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi halus. Hal ini sangat membantu kinerja enzim untuk mencerna makanan secara cepat dan efisien. A. Macam-Macam Bentuk Gigi Manusia serta Fungsinya - Gigi manusia dibedakan menjadi 4 macam gigi yang terdapat dimulut berdasarkan bentuknya. Macam-macam gigi manusia serta fungsinya antara lain :



Gambar 13. Gigi Pada Manusia 1. Gigi seri (identis insisivus) adalah gigi yang terdiri satu akar yang berfungsi untuk memotong dan mengerat makanan atau benda lainnya. Gigi seri berada pada bagian depan dengan bentuk yang tegak dan tepi yang tajam. Seperti sekop atau tatah. 2. Gigi taring (identis kaninus) adalah gigi yang terdiri satu akar yang berfungsi untuk mengoyak makanan atau benda lainnya. Bentuk dari gigi taring adalah tinggi dan runcing. 3. Gigi geraham depan (pramolar) adalah gigi yang terdiri dari dua akar yang berfungsi untuk menggilas dan mengunyah makanan atau benda lainnya. Bentuk gigi gerahan depan adalah lebih rendah dan lebih rata dengan benjolan-benjolan kecil. 4. Gigi gerahan belakang (molar) adalah gigi yang terdiri dari tiga akar yang berfungsi untuk melumat, menghancurkan, menghaluskan dan mengunyah makanan atau benda-benda lainnya. Bagian-Bagian Gigi - Secara struktural, Anatomi gigi tersusun dari atas bagian-bagian antara lain sebagai berikut. 1. Mahkota Gigi (Korona) : Makhkota gigi (korona atau biasa disebut puncak gigi yaitu bagian yang tampak dari luar. Setiap jenis memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. 2. Leher gigi (Kolum) : Leher gigi (kolum) adalah bagian gigi yang berada di dalam gusi yang terlindung dan merupakan batas antara mahkota dan akar gigi. 3. Akar gigi (Radiks) : Akar gigi adalah bagain gigi yang ada didalam rahang dan tertanam. Akar gigi menancap di tulang rahang dengan jumlah satu atau dua.



2. Faring dan esofagus Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk kedalam tekak (faring). Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut sampai ke permukaan kerongkongan (esophagus). Pada pangkal faring terdapat katup pernapasan yang disebut epiglottis. Epiglotis berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan. Setelah melalui faring, bolus menuju ke esophagus; suatu organ berbentuk tabung lurus, berotot lurik, dan berdidnding tebal. Otot kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan meremas yang mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut gerakan peristaltik.



3. Lambung Otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk bolus, memecahnya secara mekanis, dan mencampurnya dengan getah lambung. Getah lambung mengandung HCl, enzim pepsin, dan renin. HCl berfungsi untuk membunuh kuman-kuman yang masuk berasama bolus akan mengaktifkan enzim pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi peptone. Renin berfungsi untuk menggumpalkan protein susu. Setelah melalui pencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan yang disebut kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.



Gambar 14. Lambung Pada Manusia 4. Usus halus Usus halus memiliki tiga bagian yaitu, usus dua belas jari (duodenum), usus tengah (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Suatu lubang pada dinding



duodenum menghubungkan usus 12 jari dengan saluran getah pancreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan enzim tripsin, amilase, dan lipase yang disalurkan menuju duodenum. Tripsin berfungsi merombak protein menjadi asam amino. Amilase mengubah amilum menjadi maltosa. Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum. Getah empedu berfungsi untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum. Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan diserap. Zat-zat makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap diserap. Penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum. Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah. (Sinaga,2012)



Gambar 15. Usus Halus Pada Manusia 5. Usus besar Bahan makanan yang sudah melalui usus halus akhirnya masuk ke dalam usus besar. Usus besar terdiri atas usus buntu (appendiks), bagian yang menaik (ascending colon), bagian yang mendatar (transverse colon), bagian yang menurun (descending colon), dan berakhir pada anus. Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak dpat tercerna, misalnya selulosa. Usus besar berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bil kadar iar pada sisa makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap kelebihan



air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus. (Sudjadi,2006)



Gambar 14. Usus Besar Pada Manusia BAB III PENUTUP KESIMPULAN Dari pembahasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. Sistem Pencernaan Pisces Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. . Sistem Pencernaan Pada Amfhibi Saluran pencernaan pada amphibi terdiri atas mulut, kerongkongan (esophagus), lambung (ventrikulus), usus (intestinum), dan kloaka. Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, hati, dan pankreas. Proses pencernaan katak : makanan masuk ke dalam mulut, kemudian melalui kerongkongan makanan ditelan masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke usus halus. Di dalam usus halus yang dindingnya mengandung pembuluh kapiler, sari makanan diserap, kemudian sisa-sisa makanan akan dikeluarkan melalui lubang kloaka. Sistem Pencernaan Reptil Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka.Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah,pancreas dan hati.



Sistem Pencernaan Aves (Unggas atau burung) Saluran pencernaan pada burung terdiri atas, rongga mulut, tembolok (Crop) yang merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung, lambung (Proventrikulus), ampela (Gizzard), usus halus terdiri atas duodenum (usus 12 jari), jejunum dan ileum, usus besar, sekum dan kolon. Sistem Pencernaan Pada Mamalia Sistem pencernaan pada hewan mamalia pada umumnya sama dengan manusia kecuali pada susunan dan bentuk gigi serta struktur lambung, khususnya pada hewan pemamah biak dan hewan karnivora. Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain. Pencernaan makanan hewan memamah biak mempunyai kekhususan. Hewan memamah biak seperti sapi, rusa, dan kambing, lambungnya terbagi menjadi empat ruang, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Sistem Pencernaan Pada Manusia Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan merupakan saluran yang dilalui bahan makanan yang terdiri atas mulut, faring, lambung, usus halus, usus besar, dan akan berakhir di anus. Kelenjar pencernaan adalah bagian yang mengeluarkan enzim untuk membantu mencerna makanan SARAN Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang enzim. Kritik dan saran pebaikan sangat di harapkan untuk kepentingan perbaikan makalah ini.



DAFTAR RUJUKAN



Arbianto, Purwo. 1993. Biokimia Konsep – Konsep Dasar. Bandung: Institut Teknologi Bandung Aryulina, D; Muslim, C; Manaf, S; dan Winarni, E.W. 2005. Biology Around Us. Jakarta: Erlangga Campbel, Reece, Mitcaell, JILID 2. 1925 / 1974. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Campbell, N.A., Reece, J. B., Mitchell, L. G. 2002. Biologi , edisi Kelima, Jilid 3. Jakarta : Erlangga. Chaerl,Ahmad,dkk.2005.Struktur Hewan. Jakarta: Universitas Terbuka. Hasan, Muhammad. 2012. Zoologi Vertebrata (Online). Diakses dari: https://muhammadhasan811.wordpress.com/2012/05/29/zoologi-vertebrata/ Johson, Raven, 2001. Biology, sixth edition.Jakarta : Erlangga. Mutiara, Dian. 2011. Zoologi Vertebrata (Online). Diakses dari: https://www.academia.edu/8837867/Zoologi_Vertebrata Sinaga,



Ernawati.



2014.



Bahan



Kuliah



Struktur



Enzim,



(online),



(http://ernawatisinaga.blog.unas.ac.id/2014/03/4-bahan-kuliah-strukturenzim.html) diakses pada tanggal 15 Februari 2016. Thenawidjaja, Maggy. 1982. Dasar – Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga Staf Dosen/Asisten Zoologi Dasar/Anatomi Hewan. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta. Laboratorium Anatomi Hewan, Jurusan Zoologi, Fakultas Biologi, Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Sudjadi bagod, laila siti. 2006. Biologi sains dan kehidupan. Surabaya : Yudhistira Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani, Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Ery Rahayu, Nuning Wulandari, Siti Imroatul Maslikah. 2014. Hand Out Struktur Perkembangan Hewan I (NBIO606). Malang: Universitas Negeri Malang.



Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani, Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Ery Rahayu, Nuning Wulandari, Siti Imroatul Maslikah. Tanpa tahun. Struktur Perkembangan Hewan I (SPH 1) (Bagian 1). Malang: Universitas Negeri Malang. Tenzer, Amy. Titi Judani, Nursasi Handayani, Umie Lestari, Abdul Gpfur. 2003. Hand Out Struktur Hewan II. Malang : Universitas Negeri Malang. Ville. 1988. Zoology umum Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Ville, A. Claude, Warren F. Walker, Robert D. Barnes. 1999. Zoologi Umum (terjemahan). Jakarta: Erlangga.