Sistem Pertahanan Tubuh [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SISTEM PERTAHANAN TUBUH



Disusun Oleh : Ayu Putri Davit Dolly Gusti Alvat Livia Aristia Oktiana



Kelompok 6 Kelas 11 MIPA 4



SMA NEGERI 1 TALANG UBI PALI 2020



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan kami juga berterimakasih pada Ibu guru mata pelajaran SMA Negeri 1 Talang Ubi, yang telah memberikan tugas ini pada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenandan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan



Talang Ubi, 18 Januari 2020



Penyusun



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................. ii DAFTAR ISI 3 ........................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 1 1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3 2.1 Pengertian sistem kekebalan tubuh ............................................. 3 2.2 Komponen sistem kekebalan tubuh ............................................. 3 2.3 Mekanisme sistem kekebalan tubuh ............................................ 6 2.4 Respon imunitas kekebalan tubuh ............................................... 8 2.5 Gangguan pada sistem kekebalan tubuh ..................................... 12 BAB III PENUTUP .................................................................................... 14 3.1 Kesimpulan ................................................................................ 14 3.2 Saran ............................................................................................ 14 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya harus disertai dengan pola makan sehat, berolahraga, dan terhindar dari masuknya senyawa beracun ke dalam tubuh. Sekali senyawa beracun hadir dalam tubuh, maka harus segera dikeluarkan. Kondisi sistem kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang yang jarang sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang tersebut. Dalam tubuh yang sehat terdapat sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh kebal terhadap penyakit. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna dan masih memerlukan ASI yang membawa sistem kekebalan tubuh sang ibu untuk membantu daya tahan tubuh bayi. Semakin dewasa, sistem kekebalan tubuh terbentuk sempurna. Namun, pada orang lanjut usia, sistem kekebalan tubuhnya secara alami menurun. Itulah sebabnya timbul penyakit degeneratif atau penyakit penuaan. Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan serba cepat dan instan. Hal ini berdampak juga pada pola makan. Misalnya sarapan di dalam kendaraan, makan siang serba tergesa, belum lagi kualitas makanan yang dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga, dan stres. Apabila terus berlanjut, daya tahan tubuh akan menurun, lesu, cepat lelah, dan mudah terserang penyakit. Karena itu, banyak orang yang masih muda mengidap penyakit degeneratif. Kondisi stres dan pola hidup modern sarat polusi, diet tidak seimbang, dan kelelahan menurunkan daya tahan tubuh sehingga memerlukan kecukupan antibodi. Gejala menurunnya daya tahan tubuh sering kali terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit infeksi, dan penuaan dini pada usia produktif. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini : 1. Apa yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh ? 2. Apa saja komponen sistem kekebalan tubuh ?



1



3. Bagaimanan mekanisme sistem kekebalan tubuh ? 4. Bagaimanan respon imunitas sistem kekebalan tubuh ? 5. Apa saja gangguan pada sistem kekebalan tubuh ? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dari makalah ini : 1. Untuk mengetahui pengertian sistem kekebalan tubuh 2. Untuk mengetahui komponen sistem kekebalan tubuh 3. Untuk mengetahui mekanisme sistem kekebalan tubuh 4. Untuk mengetahui respon imunitas sistem kekebalan tubuh 5. Untuk mengetahui gangguan pada sistem kekebalan tubuh



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh Setiap hari jutaan bakteri, mikroba, virus, dan parasit berusaha masuk ke dalam tubuh. Untuk mengatasinya, tubuh kita memiliki pertahanan yang berlapis-lapis. Sistem pertahanan yang berlapis-lapis ini penting untuk menghadapi serangan virus atau bakteri secara bertahap. Akan tetapi, adakalanya sistem pertahanan ini masih dapat ditembus oleh bibit penyakit sehingga muncul kondisi sakit. Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga



memberikan



pengawasan



terhadap



pertumbuhan



sel



tumor.



Terhambatnya mekanisme kerja sistem imun telah dilaporkan dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.



2.2 Komponen Sistem Kekebalan Tubuh Kemampuan sistem imun dalam memberikan respon pada penyakit tergantung pada interaksi yang komplek antara komponen sistem imun dan antigen yang merupakan agen-agen patogen atau agen penyebab penyakit. Antigen merupakan bahan-bahan asing yang masuk ke dalam tubuh. Jaringan dan organ yang berperan dalam sistem imun berada di bagian seluruh tubuh. Pada manusia dan mamalia lain, organ-organ pusat sistem imun adalah sumsum tulang. Komponen-komponen sistem kekebalan tubuh terdiri atas makrofag, limfosit, reseptor antigen, sel-sel pengangkut antigen, dan antibodi. 2.2.1 Makrofag



3



Makrofag merupakan komponen sel darah putih yang memerankan fungsinya sebagai sistem imun dengan melakukan fagositosis terhadap bahanbahan asing atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Proses fagositosis terjadi dengan cara mengelilingi, kemudian memakan dan menghancurkan antigen tersebut, proses ini merupakan bagian dari reaksi peradangan. Untuk mengatasi infeksi terkadang makrofag berinteraksi dengan limfosit. Makrofag juga mempunyai peran yang penting dalam imunitas adaptif, dalam hal ini makrofag akan mengambil antigen dan mengantarkannya untuk dihancurkan oleh komponen-komponen imun lain dalam sistem imun adaptif. Makrofag dapant mengonsumsi partikel asing, partikel asbes, dan bakteri. Makrofag terdapat di tempat-tempat strategis tubuh dan tempat organ tubuh berhubungan dengan aliran darah atau dunia luar, misalnya di daerah paruparu yang enerima udara dari luar.



2.2.2 Limfosit Limfosit merupakan sel darah putih yang khusus berfungsi untuk mengidentifikasi dan menghancurkan antigen penyerbu. Semua limfosit dibentuk di sumsum tulang, tetapi mereka mengalami penuaan di dua tempat yang berbeda. Limfosit yang mengalami penuaan di sumsum tulang disebut limfosit B atau sel B. Limfosit ini membuat zat antibodi yang beredar melalui darah dan cairan tubuh lain. Limfosit T atau sel T mengalami penuaan di timus. Limfosit T yang disebut sitotoksik (sel beracun) atau limfosit T pembunuh. Sel T secara langsung dapat membinasakn sel-sel yang mempunyai antigen spesifik pada bagian permukaannya yang sudah dkenali oleh sel T sebelumnya. Limfosit sel T penolong mengontrol kekuatan dan kualitas dari semua respon imun. Sel-sel limfosit dewasa secara konstan bergerak sepanjang darah meuju kelenjar getah bening dan kembali ke darah lagi untuk memonitor tubuh terhadap substansi-substansi penyerbu secara terus-menerus. 2.2.3 Reseptor Antigen Salah satu karakteristik imunitas adaptasi adalah kekhususan spesifikasi. Spesifikasi, artinya setiap zat anti yang dihasilkan oleh tubuh hanya mampu untuk melawan antigen tertentu. Setelah dewasa



4



limfosit akan memproduksi satu reseptor antigen, yaitu struktur khusus yang berada pada bagian permukaan sel limfosit. Reseptor antigen memiliki struktur yang spesifik untuk berkaitan dengan yang sesuai dengan struktur antigen seperti kunci dan gemboknya. Limfosit dapat membuat berjuta-juta macam reseptor antigen. 2.2.4 Sel-Sel Pengangkut Antigen Saat antigen memasuki ke sel tubuh tubuh, maka molekulmolekul pengangkut tertentu yang ada dalam sel akan membawa antigen tersebut ke permukaan sel menuju sel-sel limfosit T. Molekulmolekul pengangkut ini disebut Major Histocompatability Complex (MHC) dikenal dengan molekul MHC. Molekul HMC terdidri atas dua kelas. Molekul MHC kelas 1 berfungsi sebagai pengenal antigen untuk sel T pembunuh, dan molekul MHC kelas II sebagai pengenal antigen untuk sel T pembantu. 2.2.5 Antibodi Zat antibodi merupakaan protein jenis imunoglobulin (Ig) yang bekerja dengan cara merespon antigen. Antibodi hanya dibuat oleh plasma sel limfosit B. Antibodi terdiri atas rantai berat dan rantai ringan yang pada ujungnya terdapat tempat pengikatan antigen spesifik. Antibodi terdapat di dalam darah dan cairan tubuh yang dibentuk sebagai respons sistem kekebalan terhadap antigen asing. Antigen yang dikenali oleh lifosit B, limfosit T, dan makrofag akan merangsang pelepasan antibodi kedalam darah. Respons sel yang pertama terhadap antibodi adalah pembentukan antibodi IgM oleh sel, setelah itu baru pembentukan antibodi tipe lain seperti IgG, IgA, AgD, dan IgE. a. IgM adalah antibodi yang dihasilkan pada pemaparan awal oleh suatu antigen, contohnya jika sorang anak menerima vaksinasi tetanus i, maka 10-14 hari kemudian akan terbentuk antibodi antitetanus IgM (respons antibodi primer). IgM banyak terdapat di dalam darah, tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam organ maupun jaringan.



5



b. IgG adalah jenis antibodi yang dihasilkan pada pemaparan antigen berikutnya. Contohnya setelah mendapatkan suntikan tetanus ii, maka 5-7 hari kemudian seorang anak akan membentuk antibodi IgG. IgG (Respons antibodi sekunder) ditemukan di dalam darah dan jaringan. c. IgA adalah antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh terhadap msuknya mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi selaput lendir, yaitu hidung, mata, paruparu, dan usus. IgA ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh (pada saluran pencernaan, hidung, mata, paru-paru, dan ASI). d. IgE adalah antibodi yang menyebabkan reaksi alergi akut (reaksi alergi cepat). e. IgD adalah antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam darah. Zat antibodi menghentikan aktivitas antigen penyebab penyakit dengan cara menetralisir dan opsonisai.



2.3 Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh Adanya sistem pertahanan tubuh membuat tubuh kita aman dari serangan penyakit. Diibaratkan sebuah senjata, sistem pertahanan tubuh membunuh semua bibit penyakit yang menyerang tubuh. Mekanisme yang dilakukan pun amat beragam. Di dalam tubuh, sistem imun yang kita miliki dapat melakukan mekanisme pertahanan dari berbagai jenis antigen, seperti bakteri, virus maupun kuman tertentu. Mekanisme pertahanan tersebut dapat dilakukan dengan cara membentuk kekebalan aktif dan kekebalan pasif. 2.3.1 Kekebalan Aktif Kekebalan aktif merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh, karena tubuh membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat terbentuk baik secara alami ataupun buatan. Kekebalan aktif alami (natural immunity) adalah kekebalan tubuh yang diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu penyakit. Sebagai contoh, orang yang pernah terserang penyakit seperti cacar air, campak, dan



6



gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak asing dengan antigen yang menyerang. Akibatnya, darah membentuk antibodi untuk melawan antigen tersebut. Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh secara buatan. Kekebalan aktif buatan (induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupa kan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh membentuk antibodi



sehingga kebal terhadap suatu penyakit.



Sementara vaksin ialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan atau dijinakkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh. Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang dengan memberikan vaksin disebut imunisasi. Orang yang mengembangkan imunisasi pertama kali adalah dr. Edward Jenner, seorang dokter berkebangsaan Inggris. Teknik ini seringkali diberikan kepada semua umur supaya kebal terhadap antigen tertentu. Ada beberapa penyakit yang dapat dilawan dengan vaksin, misalnya vaksin BCG yang melawan antigen penyakit TBC. Imunisasi mempunyai beberapa tipe. Imunisasi yang diberikan kepada individu dari spesies yang sama disebut isoimun. Sedangkan imunisasi yang diberikan pada individu yang berbeda dan dari spesies yang berbeda pula disebut heteroimun. 2.3.2 Kekebalan Pasif Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari antibodi yang disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya saja. Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan pasif juga terjadi secara alami dan buatan. Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya. Ketika masih dalam kandungan, bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta dan tali pusat. Kemudian setelah lahir, bayi mendapatkan antibodi dari ASI eksklusif melalui proses menyusui.



7



Sedangkan



kekebalan



pasif



buatan



adalah



kekebalan



yang diperoleh dari antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas antibodi ini mirip dengan vaksin. Perbedaannya yakni vaksin bersifat sementara, sedangkan serum dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Bahkan dapat digunakan seumur hidup. Sebagai contoh adalah suntikan ATS (Anti Tetanus Serum) dan sun tikan IG (Globulin Imun).



2.4 Respon Imunitas Sistem Kekebalan Tubuh Sistem kekebalan dapat menghasilkan dua jenis respons terhadap antigen, yaitu respons humoral dan respons selular. Respons humoral atau kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan produksi antibodi yang beredar di dalam plasma darah dan limfa. Kekebalan humoral efektif melawan bakteri atau virus yang mencoba masuk ke dalam cairan tubuh. Adapun respons selular atau kekebalan selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung terhadap sel-sel asing atau jaringan yang terinfeksi. Jenis kekebalan ini dapat secara langsung melawan sel-sel tubuh yang terinfeksi oleh bakteri atau virus. Akan tetapi, kekebalan selular ini berperan pula dalam pengenalan jaringan asing dan penolakan atas jaringan hasil transplantasi. Secara umum, kekebalan humoral dan selular memberikan tiga fungsi utama sebagai berikut : 2.4.1 Pengenalan Sistem kekebalan dapat mengenali benda asing (antigen) yang masuk ke dalam tubuh. Meskipun jenis patogen sangat beraneka ragam, sistem kekebalan dapat mengenali dan menyusun respon melawan semua jenis organisme secara spesifik. 2.4.2 Reaksi Setelah mengenali antigen yang masuk, sistem kekebalan bereaksi dengan mempersiapkan respons humoral dan selular. 2.4.3 Pembuang Sistem kekebalan dapat menghancurkan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Penghancuran ini dapat dilakukan secara humoral melalui



8



antibodi maupun secara selular, oleh limfosit T. Ketika sistem kekebalan bekerja secara efektif, antigen akan hancur dan dibuang. Berdasarkan mekanisme kerja : A. Kekebalan Humoral Seperti



telah



dijelaskan



sebelumnya,



kekebalan



humoral



melibatkan aktivasi sel B dan produksi antibodi yang beredar di dalam plasma darah dan limfa. Antibodi yang beredar sebagai respons humoral, bekerja melawan bakteri, virus, dan toksin yang ada di dalam cairan tubuh. Untuk melawan antigen, limfosit B dengan antibodi tertentu akan membelah



dan



berdiferensiasi



menjadi



dua



bagian,



yaitu sel



plasma dan sel B memori. Sel plasma dapat memproduksi antibodi dengan kecepatan ±120.000 molekul/menit, dengan umur sel plasma sekitar 5 hari. Antibodi memiliki dua sisi ikatan (binding site) yang berbeda. Oleh karena itu, antibodi dapat membentuk suatu formasi ikatan (crosslink) terhadap antigen sehingga membentuk suatu ikatan kompleks. Antigen yang telah berikatan dengan antibodi, tidak dapat menginfeksi sel. Selain itu, antigen tersebut menjadi sasaran yang mudah bagi sel-sel fagosit untuk ditelan dan dihancurkan. Untuk membuat respons ini lebih efektif, antibodi memberikan “instruksi” kepada molekul dan sel-sel lain di dalam tubuh untuk mengetahui adanya serangan. Apabila antigen tersebut berupa protein bebas, antibodi akan berikatan dengan antigen tersebut dan diekskresikan oleh ginjal. Adapun antigen yang berupa bakteri dan virus, antibodi akan memberi



sinyal



kimiawi



untuk



menarik



sel-sel



fagosit



agar



menghancurkannya. Kemudian, beberapa antibodi akan mengaktifkan sejumlah protein dalam darah atau protein komplemen. Ketika protein komplemen ini bertemu dengan antibodi yang menempel pada permukaan sel, protein tersebut akan menempel pada membran sel dan membentuk pori-pori. Pori-pori ini akan membuat sel menjadi lisis (pecah).



9



Keterangan: (a)Antibodi yang membentuk ikatan, (b)fagosit untuk



menghancurkan



antigen,



dan



(c)protein



komplemen



menempel dan membentuk pori-pori. Kontak pertama antara sel-sel B dengan antigen beserta reaksi dari sel-sel tersebut terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh disebut respons kekebalan primer. Pada respons kekebalan primer, dibutuhkan sekitar 10–17 hari bagi limfosit untuk membentuk respons yang maksimum. Pada waktu tersebut, sel-sel B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan sel B memori. Kondisi ini dapat menyebabkan suatu individu menjadi sakit (contohnya demam). Akan tetapi, gejala penyakit tersebut akan hilang ketika antigen yang masuk ke dalam tubuh telah dibersihkan oleh antibodi dan sel T. Apabila suatu individu terpapar lagi oleh antigen yang sama beberapa waktu kemudian, respons akan menjadi lebih cepat (2–7 hari) dengan respons yang lebih besar dan lama. Proses ini dinamakan dengan respons kekebalan sekunder. Konsep kekebalan ini sangat kita kenali di dalam kehidupan sehari-hari, contohnya apabila kita pernah terserang cacar air, kita tidak mungkin terkena penyakit itu lagi.



Keterangan: Respons kekebalan primer dan kekebalan sekunder.



10



B. Kekebalan Selular Kekebalan selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung terhadap sel-sel asing atau jaringan yang terinfeksi. Kekebalan ini merupakan kekebalan yang ditunjang oleh sel T. Berbeda dengan sel B, sel T tidak memproduksi molekul antibodi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, terdapat tiga jenis sel T yang berperan dalam kekebalan selular. Tiga jenis sel T tersebut yaitu sitotoksik, sel T pembantu, dan sel T supressor. Ketika sel T sitotoksik kontak dengan antigen pada permukaan sel



asing,



sel



T



sitotoksik



akan



aktif



untuk



menyerang dan



menghancurkannya dengan cara merusak membran sel asing. Adapun fungsi sel T supressor yaitu untuk menekan respons kekebalan dengan memperlambat laju pembelahan sel dan membatasi produksi antibodi. Proses ini berlangsung apabila infeksi telah berhasil ditangani. Selain itu, sel T lain yang berperan adalah sel T pembantu. Sel T pembantu ini berfungsi untuk menghasilkan sekret yang dapat merangsang sel B dan juga menghasilkan senyawa lain yang berfungsi dalam respons kekebalan.



Keterangan: Mekanisme kekebalan yang dilakukan oleh (a) sel T sitotoksik, (b) sel T pembantu, dan (c) sel Tsupressor.



11



Kekebalan selular sangat penting dalam menghadapi infeksi oleh virus. Meskipun antibodi dapat menangkap partikel-partikel virus, antibodi tidak dapat menyerang virus yang telah masuk ke dalam sel. Sel T sitotoksik dapat mendeteksi protein virus pada permukaan sel yang terinfeksi dan menghancurkannya sebelum virus tersebut bereplikasi dan menginfeksi sel-sel yang lain.



2.5 Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh Gangguan atau kelainan pada sistem kekebalan tubuh bervariasi dari yang ringan seperti



alergi



sampai



yang serius seperti



penolakan



pencangkokan organ, difisiensi kekebalan, serta penyakit autoimun. 2.5.1 Alergi Alergi disebabkan oleh respons kebal terhadap beberapa antigen. Antigen-antigen yang dapat menimbulkan suatu tanggapan alergi dikenal sebagai alergen (penyebab alergi). 2.5.2 Penolakan Transplantasi Sistem kekebalan mengenali dan menyerang apapun yang secara normal berbeda denga unsur yang ada di dalam tubuh seseorang, bahkan unsur yang hanya sedikit berbeda, seperti organ dan jaringan yang dicangkokkan. Penolakan transplantasi dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu penolakan hiperakut, akut, dan kronis. 2.5.3 AIDS (Acquired Immunodeficiencyn Syndrome) Suatu penyebab infeksi yang menurunkan kekebalan secara fatal adalah



HIV



(Human



Immunodefiency



Virus).



Virus



tersebut



menyebabkan kasus AIDS dengan menginfeksi dan secara cepat menghancurkan sel-sel T penolong. AIDS adalah suatu sindrom menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS termasuk penyakit menular seksual (PMS). 2.5.4 Defisiensi Imun Defisiensi sistem kekebalan (imun) dapat diperoleh dari keturunan. Defisiensi imun yang diwariskan tersebut umumnya mencerminkan kegagalan pewarisan suatu gen kepada generasi berikut



12



sehingga dihasilkan makrofag yang tidak mampu mencerna dan menhancurkan



organisme



penyerbu,



contohnya



adalah



severe



Combined Immunodeficiency (SCID). Penderita SCID mengalami kekurangan limfosit B dan T sehingga harus tinggal dilingkungan steril agar tidak terkena infeksi. 2.5.5 Penyakit Autoimun Ketika suatu penyakit autoimun menyerang, sistem kekebalan akan menyerang organ atau jaringannya sendiri seolah-olah merek adalah unsur asing. Penyakit autoimun sering terjadi pada kasus kencing manis dan demam rematik.



13



BAB III PENUTUP 3.1 kesimpulan Imunitas mengacu kepada respons protektif tubuh yang spesifik terhadap benda asing atau mikroorganisme yang menginvasinya. Komponen dan fungsi pada imunitas terdiri leukosit, sumsung tulang, jaringan limfoid yang terdiri dari kelenjar thymus, limfe, tonsil, lien, serta adenoid , dan jaringan serupa. Dari leukosit terdapat sel B dan sel T. Sel B mencapai maturasinya pada sumsung tulang dan sel T mencapai aturasinya dikelenjar thymus. Imunitas dibagi menjadi imunitas alami dan imunitas buatan. Imunitas alami merupakan respons nonspesifik terhadap setiap penyerang asing tanpa mempertahankan komposisi penyerang tersebut. Mekanismenya mencakup fisik kimia sel darah putih, respons implomasi. Imunitas yang didapat terdiri dari respon imun yang tidak dijumpai pada saat lahir tapi akan di peroleh kemudian dalam hidup seseorang.Biasanya terjadi setelah seseorang terjangkit atau mendapatkan imunisasi yang menghasilkan respon imun yang bersifat protektif. 3.2 Saran Demikianlah tugas makala ini kami persembahkan. Tulisan ini dibuat sebagai wadah untuk menambah wawasan tentang sistem pertahanan tubuh. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari dosen mata kuliah yang telah membimbing kami dan para mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.



14



DAFTAR PUSTAKA Eka,



Hanifah. (2015). Makala Sistem pertahanan tubuh. http://biocrp27.blogspot.com/2015/10/sistem-pertahanan-tubuh.html. Diakses: 18 januari 2020.



Intermedia, Soya. (2018). Makala Biologi Sistem Pertahanan Tubuh. https://soyaintermedia.blogspot.com/2018/04/makalah-biologi-sistempertahanan-tubuh.html. Diakses: 18 januari 2020.



15