Skenario 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HASIL PBL 3 STEP 1 – 7 MATA KULIAH KEPERAWATAN KRITIS Dosen Pembimbing : Sudiarto, MN



Disusun Oleh :



Kelompok 1 (3A1)



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN 2022



Daftar Kelompok



Ketua



: Dava Adela Ferdyansyah



P1337420120048



Sekretaris



: Dela Ardila



P1337420120002



Anggota



:



Bimanda Rizky Ferdiansyah



P1337420120044



Ajeng Putri Pramesthi



P1337420120005



Ikhda yavie Adilla



P1337420120045



Zenda Choirun Nissa



P1337420120050



Amelia Fardha Khilwa



P1337420120097



Tiara Diba



P1337420120093



Dian Wahyu Ningrum



P1337420120049



Nabilah Idha Febriyanti



P1337420120004



Yuniar Nur Haliza



P1337420120003



SKENARIO KEPERAWATAN KRISTIS PADA KETOASIDOSIS Tn Y di rawat di bangsal penyakit dalam pd tanggal 2 September 2013 dengan keluhan luka tidak sembuh sembuh, berat badan semakin menurun, ekstremitas sering kesemutan. saat dilakukan pengkajian oleh perawat pada tgl 4 september jam 10.00 WIB didapatkan data kesadaran semakin menurun, GCS; E2,M2,V2. Pemeriksaan tanda fital: T 120 /80 mmhg, pola napas kusmaul, tachycardia, Dari hasil pemeriksaan laboratorium Glukosa suaktu 400 mg/dl, hiperketonemia, ketonuria, lab BGA di dapatkan data PH 6.9, HCO3 :12 mEq/L, PCO2: 30 mmhg, BE : -3 mEq/L. Oleh dokter tn Y di adviskan koreksi Bikarbonat natrikus sesuai BB : 40 kg, terapi cairan Ringerlaktat, terapi oksigen dengan masker NRM 8 l/mnt. Untuk monitoring tn Y harus di rawat di ruang ICU A. STEP 1 (IDENTIFIKASI) 1.



Amelia : apa itu hiperketonemia?



2.



Tiara : Apa yang dimaksud dengan pola napas kusmaul?



3.



Ikhda : apa itu ketonuria?



4.



Bimanda : apa yang dimaksud dengan bikarbonat natrikus?



5.



Dian : adviskan koreksi itu apa?



6.



Nabilah : maksud dari lab BGA?



7.



Amelia : apa maksud dari glukosa sewaktu?



B. STEP 2 (BRAIN STORMING) 1.



Jawaban no 1 Bimanda : Hiperketonemia adalah peningkatan konsentrasi badan keton dalam darah. Badan Keton adalah senyawa yang diproduksi tubuh dari proses pemecahan asam lemak (lipopisis) pada jalur metabolisme lipid.



2.



Jawaban no 2 Ajeng : Kussmaul breathing adalah tipe pernafasan dengan karakteristik pernafasan yang cepat dan dalam yang biasanya terjadi pada kondisi asidosis metabolik. Asidosis metabolik adalah kondisi di mana pH (tingkat keasaman) darah menjadi lebih asam karena penyebab-penyebab metabolik. Ikhda : Penyebab pernapasan Kussmaul adalah kompensasi pernapasan pada asidosis metabolik, yang sering terjadi pada pasien diabetes pada ketoasidosis diabetikum. Gasgas darah pada pasien dengan pernapasan Kussmaul memperlihatkan tekanan parsial karbon dioksida yang menurun karena adanya tekanan yang meningkat pada pernapasan. Pernapasan ini membuang banyak karbon dioksida. Pasien akan merasa ingin cepat untuk menarik napas secara mendalam, dan tampaknya terjadi secara tak sadar.



3.



Jawaban no 3 Amelia : Ketonuria adalah tanda dan gejala dimana dalam urine terdapat keton yang berlebih. Tiara : Ketonuria adalah kondisi dimana ditemukan adanya keton di dalam kencing. Pada dasarnya keton adalah produk yang dihasilkan oleh tubuh saat tubuh membakar protein dan lemak sebagai sumber energinya (dalam kondisi normal, tubuh akan membakar glukosa sebagai sumber energi utama).



4.



Jawaban no 4 Ikhda : Natrium bikarbonat atau baking soda adalah salah satu kandungan dalam obat yang banyak digunakan untuk mengurangi asam lambung. Kandungan ini digunakan sebagai antasida untuk mengatasi rasa mulas, gangguan pencernaan, hingga sakit perut. Obat dengan kandungan natrium bikarbonat biasanya digunakan hanya untuk sementara. Nabilah : Natrium bikarbonat sering dimanfaatkan dokter sebagai penetral asam dalam tubuh. Senyawa ini bekerja dengan mengurai diri menjadi natrium dan bikarbonat di dalam air, sehingga larutan menjadi bersifat basa dan mampu menetralkan asam. Selain



untuk asidosis metabolik dan asam lambung, natrium bikarbonat juga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki pH urine yang terlalu asam. Kondisi urine yang terlalu asam dapat meningkatkan risiko terjadinya batu ginjal. Natrium bikarbonat digunakan untuk mencegah hal ini terjadi. 5.



Jawaban no 5 Amelia : adviskan artinya dinasehati



6.



Jawaban no 6 Ajeng : Pemeriksaan analisa gas darah atau (Blood Gas Analysis/ BGA) adalah suatu pemeriksaan untuk mengetahui tekanan gas karbondioksida (CO2), oksigenasi, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa Amelia : BGA (uji diagnostik gas darah) yaitu pemeriksaan untuk mengukur kadar oksigen CO2 dan tingkat asam basa pada pasien, biasanya ditujukan pada pasien dengan ganggun paru-paru dan pasien syok.



7.



Jawaban no 7 Bimanda : Glukosa sewaktu adalah pemeriksaan gula darah dengan menggunakan alat bernama glucometer dan hanya membutuhkan darah 1-2 tetes yang akan diambil melalui jari. Biasanya dilakukan pada pasien diabetes sebagai evaluasi harian terhadap terapi dan sebelum penyuntikan insulin. selain itu juga digunakan pada pasien yang dicurigai mengalami hipoglikemi dan hiperglikemi



C. STEP 3 (DISKUSI MENGENAI SKENARIO) 1.



Amelia : mengapa pada pasien diberikan Bikarbonat natrikus sesuai BB : 40 kg, terapi cairan Ringerlaktat, terapi oksigen dengan masker NRM 8 l/mnt.?



2.



Tiara : mengapa monitoring pasien harus di ruang ICU bukan di ruang bangsalnya?



3.



Bimanda : mengapa pada pasien dilakukan pemeriksaan Lab BGA?



4.



Ikhda : pemeriksaan seperti apa yang dilakukan pada pasien hingga pasien diketahu mengalami tachykardia?



5.



Amelia : Apakah pada semua pasien ketoasidosis mengalami penurunan berat badan?



6.



Yuniar : Apa penyebab bb pasien semakin menurun dan pasien mengalami kesemutan pada ekstremitas?



D. STEP 4 (BRAIN STORMING) 1.



Jawaban no 1 Bimanda : Penggunaan natrium bikarbonat untuk ketoasidosis diabetik masih dalam pro dan kontra. Pemberiannya diperbolehkan bila PH darah arterial antara 6,9-7,1 dengan perfusi jaringan dan ventilasi pernapasan yang adekuat. Sampai saat ini penelitian mengenai pemberian natrium bikarbonat untuk kasus seperti ketoasidosis metabolik ditemukan tidak memiliki manfaat yang signifikan Nabilah : a)



Kenapa harus diberikan koreksi bikarbonat natrikus sesuai BB? Karena kebutuhan natrium bikarbonat pada setiap orang itu berbeda beda dan cara mengetahuinya itu menggunakan BB rumusnya yaitu orang dewasa : 0.2 x BB x Defisit basa Anak : 0.3 x BB x Defisit basa.



b) Kenapa pasien harus diseberikan terapi ringerlaktat? Karena pada pasien mengalami gangguan cairan dan elektrolit , dimana RL sendiri berfungsi untuk mengganti cairan dan elektrolit tubuh yang hilang. Sehingga psien lebih tepat jika diberi cairan RL. c)



Kenapa pasien harus diseberikan masker NRM 8l/menit? Karena pada hasilpemeriksaan BGA didapatkan hasil CO2 yang berlebih, sehingga pasien memerlukan oksigen tambahan untuk tubuh. Dan masker NRM ini diindikasikan untuk pasien pasien yang menglami menglami kelebihan kelebihan



CO2, dimana fungsi dari masker tersebut tersebut adalah agar oksigen yang dihirup tidak bercampur dengan CO2 yang dikeluarkan pasien 2.



Jawaban no 2 Amelia : Karena Ruang ICU atau Intensive Care Unit adalah ruangan khusus yang disediakan rumah sakit untuk merawat pasien dengan keadaan yang membutuhkan pengawasan ketat. Dimana pasien dijaga selama 24jam oleh dokter spesialis, guna untuk membantu memulihkan kondisi pasien, ruang ICU dilengkapi dengan peralatan medis khusus.



3.



Jawaban no 3 Ikhda : Pemeriksaan analisa gas darah atau (Blood Gas Analysis/ BGA) adalah suatu pemeriksaan untuk mengetahui tekanan gas karbondioksida (CO2), oksigenasi, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Tujuan dari pemeriksaan ini antara lain untuk mengetahui keadaan oksigen dalam metabolisme sel, efisiensi pertukaran oksigen dan karbondioksida, mengetahui kemampuan Hb dalam melakukan transportasi oksigen ke jaringan, mengetahui tekanan oksigen dalam darah arteri dan jaringan secara terus menerus. Pemeriksaan gas darah ini sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat dan menahun. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan klinis pasien dan kemajuan terapi. Pemeriksaan analisa gas darah tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis suatu penyakit, harus disertai dengan pemeriksaan klinis dan penunjang lainnya.



4.



Jawaban no 4 Ajeng : Untuk mendiagnosis takikardia supraventrikular, dokter akan meninjau gejala dan riwayat medis melalui pemeriksaan fisik. Ada beberapa kondisi yang bisa memicu SVT, yaitu penyakit jantung atau masalah dengan kelenjar tiroid.



Beberapa tes



pemantauan jantung khususnya untuk mengetahui irama atau pergerakan detak akan dilakukan. 5.



Jawaban no 5



Bimanda : Ketoasidosis diabetik terjadi ketika kadar hormon insulin dalam tubuh sangat rendah akibat diabetes. Pada kondisi ini tubuh tidak bisa menggunakan gula darah sebagai sumber energi. Sebagai gantinya tubuh akan akan membakar lemak untuk mendapatkan energi. Pembakaran yang terus menerus inilah yang membuat BB pasien turun terus menerus. Pada pasien ini juga mengalami penurunan nafsu makan sehingga tidak mendapat cukup nutrisi. Jadi untuk pasien ketoasidosis sebagian besar akan mengalami penurunan BB 6.



Jawaban no 6 Amelia : Pada Tuan Y dengan ketoasidosis terdapat hasil pengecekan gula darah sewaktu 400mg/dl sehingga terjadinya proses penyaringan ini membuat tubuh membutuhkan energi tambahan sehingga menyebabkan semakin banyak cadangan lemak dan otot yang dipecah. Inilah alasan mengapa penderita diabetes mengalami penurunan berat badan sehingga tubuhnya pun menjadi kurus. Pasien mengapa mengalami kesemutan pada ekstremitas? Pada pasien dengan diabates militus sel sel tubuh memerlukan bahan makanan untuk menghasilkan energi. Untuk menghasilkan energi maka sel akan mengolah lemak menjadi energi dan menghasilkan asam. Jika hal tersebut dilakukan secara terus menerus maka akan terjadi penumpukan asam yg menyebabkan tubuh menjadi asam atau asidosis. Kadar gula dalam darah yg tinggi bisa menyebabkan kerusakan saraf, sehingga pasien mungkin akan merasakan kesemutan dan hilang sensasi di tangan dan kaki.



E. STEP 5 (TUJUAN BELAJAR) 1.



Untuk mengetahui Definisi ketoasidosis diabetikum (dava)



2.



Untuk mengetahui Etiologi ketoasidosis diabetikum (dela)



3.



Untuk mengetahui Tanda dan gejala ketoasidosis diabetikum (amelia)



4.



Untuk mengetahui Patofisiologi ketoasidosis diabetikum (dela)



5.



Untuk mengetahui Pemeriksaan penunjang ketoasidosis diabetikum (tiara)



6.



Untuk mengetahui Penatalaksanaan medis ketoasidosis diabetikum (bimanda)



7.



Untuk mengetahui Penatalaksanaan keperawatan ketoasidosis diabetikum (ikhda)



F. STEP 6 (BELAJAR MANDIRI) G. STEP 7 1. Definisi Amelia : Ketoasidosis diabetik adalah keadaan ketika terdapat defisiensi insulin absolut dan peningkatan hormon kontra regulator (glukagon, katekolamin, kortisol dan hormon pertumbuhan). Hal ini menyebabkan produksi glukosa hati mengalami peningkatan dan utilisasi glukosa sel tubuh menurun. Hal ini disebut hiperglikemia. Trias KAD adalah hiperglikemi, asidosis, dan ketosis (Prince & Wilson, 2006). Ikhda : Ketoasidosis mengacu pada kondisi ketoasidosis diabetik, yang merupakan komplikasi serius dari diabetes tipe 1 atau tipe 2. Pada kondisi ini, terjadi peningkatan kadar keton dan gula darah yang sangat tinggi. Peningkatan ini membuat darah menjadi terlalu asam dan dapat mengganggu fungsi organ, seperti hati dan ginjal. Ketoasidosis dapat terjadi dalam waktu cepat dan merupakan kondisi serius yang harus mendapatkan penanganan segera. Ketoasidosis umumnya dipicu oleh diabetes melitus yang disertai beberapa kondisi lain, seperti tidak menggunakan dosis insulin dengan tepat, infeksi, atau kehamilan. Selain itu, penyalahgunaan obat-obatan dan kecanduan alkohol juga dapat memicu kondisi ini. 2. Etiologi Amelia : Etiologi ketoasidosis diabetik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu akibat hiperglikemia danakibat ketosis, yang sering dicetuskan oleh faktor faktor : a)



Stress fisik dan emosional; respons hormonal terhadap stress mendorong peningkatan proses katabolik, insulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosisyang dikurangi, ataupun menolak terapi insulin



b) Infeksi penurunan kadar insulin dapat diresepkan tidak adekuat atau pasien tidakmenyuntikkan insulin dengan dosis yang cukup. Kesalahan yang menyebabkan dosis insulin yang harus diberikan berkurang, terjadi pada pasien pasien yang sakit



dan menganggap jika mereka kurang makan atau menderita muntah’muntah, maka dosisinsulinnya juga harus dikurangi. (karena keadaan sakit khususnya infeksi dapat meningkatkan kadar glukosa darah, maka pasien tidak perlu menurunkan dosis insulinyang mengimbangi asupan makanan yang berkurang ketika sakit dan bahkan mungkin harus meningkatkan dosis insulinnya) Ikhda : Etiologi paling sering dari ketoasidosis diabetik (KAD) adalah infeksi, penyakit penyerta, dan kepatuhan minum obat yang buruk pada pasien dengan diabetes mellitus. Selain itu, pembedahan, trauma, dehidrasi, dan aktivasi sistem kontra-regulator juga meningkatkan kemungkinan KAD, jika insulin tidak disesuaikan dengan adekuat. Sebagian besar kasus terjadi pada diabetes melitus (DM) tipe 1, namun pada beberapa negara KAD pada DM tipe 2 terjadi pada 50% kasus, bergantung pada riwayat keluarga dan ras. 3. Tanda dan gejala Dian : Beberapa gejala ketoasidosis diabetik, antara lain: a) Frekuensi buang air kecil yang meningkat b) Merasa haus terus menerus c) Sering kelelahan d) Napas berbau pembersih kutek (aseton) e) Mual dan muntah f)



Nyeri perut



g) Napas cepat dan dalam h) Linglung, penurunan kesadaran, hingga koma i)



Dehidrasi akibat frekuensi buang air kecil yang meningkat



4. Patofisiologi Ikhda : Patofisiologi yang mendasari ketoasidosis diabetik (KAD) atau diabetic ketoacidosis adalah penurunan aktivitas insulin yang bersirkulasi disertai adanya peningkatan kontra-regulator hormon stres seperti glukagon, epinefrin, norepinefrin, kortisol, dan growth hormone. Nabilah : Ketoasidosis diabetik terjadi sebagai konsekuensi defisiensi insulin baik absolut maupun relatif diiringi dengan kenaikan hormon-hormon antagonis insulin, seperti



glukagon, kortisol, growth hormone, epinefrin, dan sitokin. Hal ini menyebabkan terjadinya proses glukoneogenesis yang menyebabkan terjadinya hiperglikemia. 5. Pemeriksaan penunjang Amelia : Pemeriksaan penunjang KAD antara lain: a) Pemeriksaan lab terdiiri dari pemeriksaan glukosa, keton, natrium, kalium, bikarbonat, sel darah lengkap, gas darah arteri, serum, urinalisis, osmolalitas, fosfor, tingkat BUN meningkat dan kreatinin b) Pemeriksaan diagnostik 1) Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya tes inidianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi stress. 2) Gula darah puasa normal atau diatas normal. 3) Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal. 4) Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton. 5) Kolesterol dan kadar



trigliserida serum dapat



meningkat



menandakan



ketidakadekuatankontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis. 6) Aseton plasma: Positif secara mencolok Bimanda : Pemeriksaan penunjang DAK, seperti: a) Tes darah, untuk mengetahui kadar gula darah, kadar keton darah, tingkat keasaman darah (analisis gas darah), dan kadar elektrolit darah b) Tes urine, untuk melihat kadar keton urine dan kemungkinan infeksi saluran kemih c) Rontgen dada, untuk melihat kemungkinan infeksi, seperti pneumonia d) Tes elektrokardiogram (EKG), untuk memeriksa denyut jantung pasien dan melihat apakah kondisi pasien disebabkan oleh serangan jantung 6. Penatalaksanaan medis Ikhda : Penatalaksanaan ketoasidosis diabetik atau diabetic ketoacidosis meliputi pemberian insulin dan koreksi cairan dan elektrolit



yang abnormal, seperti



hiperosmolalitas, hipovolemia, asidosis metabolik, dan hipokalemia. Keberhasilan



tatalaksana dari KAD memerlukan pemantauan yang sering dengan observasi klinis dan parameter laboratorium untuk memastikan tujuan terapi tercapai. Tujuan penatalaksanaan ketoasidosis diabetik (KAD) adalah: a) Meningkatkan volume sirkulasi dan perfusi jaringan b) Koreksi bertahap dari hiperglikemia dan hiperosmolaritas c) Koreksi dari ketidakseimbangan elektrolit dan resolusi dari ketosis d) Identifikasi dan terapi adekuat untuk kondisi komorbid Bimanda : a) Memberikan terapi cairan melalui infus, untuk mengatasi dehidrasi dan mengencerkan glukosa dalam darah b) Memberikan insulin melalui infus, yang dilanjutkan dengan pemberian insulin melalui suntikan di bawah kulit untuk menurunkan kadar gula darah c) Memberikan pengganti elektrolit, seperti kalium, natrium, dan klorida untuk menyeimbangkan kadar elektrolit tubuh d) Memberikan obat-obatan untuk mengatasi penyebab ketoasidosis diabetik, misalnya memberikan antibiotik jika terjadi infeksi 7. Penatalaksanaan keperawatan Amelia : penatalaksanaan keperawatan A. Pengkajian Riwayat penyakit 1) Riwayat penyakit sekarang : asidosis diabetikum 2) Riwayat penyakit dahulu : pernah menderita DM tipe 1 3) Riwayat penyakit keluarga : Diabetes 4) Pemeriksaan fisik B. Diagnosa 1) Resiko



ketidakstabilan



kadar



glukosa



darah



berhubungan



dengan



pemantauan glukosa darah tidak adekuat. 2) Defisien volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah; pembatasan intake akibat mual.



3) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan



ketidakcukupan



insulin,



penurunan



masukan



oral,



status



hipermetabolisme. 4) Ketidakefektifan



pola



napasberhubungan



denganpeningkatan



respirasi



ditandai dengan pernafasan kusmaul. Bimanda : C. Penatalaksanaan keperawatan 1.



Monitor nutrisi a)



Monitor adanya penurunan berat badan.



b) Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan. c)



Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi.



d) Monitor turgor kulit.



2.



e)



Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan konjungtiva.



f)



Monitor nilai total protein, Hb dan Ht.



Manajemen nutrisi a)



Kaji adanya alergi makanan.



b) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. c)



Berikan makanan yang terpilih.



d) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.



3.



e)



Ajarkan keluarga dalam membuat catatan makanan harian.



f)



Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.



Pasien mengalami gangguan pertukaran gas



a)



Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.



b) Lakukan fisioterapi dada jika perlu. c)



Keluarkan sekret dengan batuk atau suction.



d) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan. e)



Berikan bronkodilator.



f)



Berikan pelembab udara.



g) Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. h) Monitor respirasi dan status O2. i)



Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal.



j)



Monitor suara nafas, seperti dengkur.



k) Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes. l)



Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan. \



m) Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus mental. n) Observasi sianosis khususnya membran mukosa. o) Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan tindakan dan tujuan penggunaan alat tambahan (O2, suction, inhalasi). p) Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama dan denyut jantung.



LAMPIRAN



(Mohon maaf dikarenakan sinyal saya kurang baik, sehingga screenshoot tidak ada yang benar)