Skrining Farmakologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II “SKRINING FARMAKOLOGI”



Dosen Pengampu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



apt. Nisa Najwa Rokhmah. M.Farm. apt. Lusi Agus Setiani, M.Farm apt. Oktaviana Zunnita, M.Farm apt. Dewi oktavia Gunawan, M.Farm apt. Emy Oktaviani, M.Clin., Pharm. apt. Emma Nillafita Putri K., M.Farm



Asisten Dosen



7. apt. Lusi Agus Setiani, M.Farm 8. Ir. E. Mulyati Effendi, MS. 9. Sara Nurmala, M.Farm 10. Nina Herlina, S.Farm., M.Si 11. Drh. Min Rahminiwati., MSc., PhD



: 1. Munifa Putri Utami 2. Carrel Mahardika



Kelompok



: 2 (Dua)



Anggota



: 1. Mutiara Elita



(066119172)



2. Nurul Safira



(066119179)



3. Hilmi Perdana Sukandi



(066119201)



4. Rifani Gelar Haifadila



(066119237)



LABORATORIUM FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2021 BAB I PENDAHULUAN



1.1



Tujuan 1. Mengetahui perbedaan gejala yang ditimbulkan dari setiap obat (Strignin, kafein, diazepam, dan urethan) 2. Melakukan skrining buta terhadap suatu sediaan obat



1.2



Dasar teori Skrining/penapisan



farmakologi



adalah



suatu



metode



untuk



mengetahui aktivitas farmakologik suatu zat. Prinsipnya adalah melihat gejala yang timbul pada hewan coba setelah diberi zat uji. Terdapat tiga macam prosedur skrining aktivitas, yaitu skrining sederhana (simple screening) atau screening umum (general screening), dan skrining fisik. krining buta adalah program skrining terhadap senyawa baru yang tidak diketahui aktivitas farmakologinya. Sedangkan skrining spesifik adalah program skrining yang dilakukan pada senyawa yang telah dapat diperkirakan khasiatnya. Pemilihannya berdasar kepada tujuan yang ingin dicapai. Program skrining meliputi serangkaian pegamatan dan evaluasi hasil pengamatan. Umumnya dilakukan dengan percobaan terhadap hewan dan senyawa yang diseleksi berdasar hasil pecobaan terhadap hasil pecobaan terhadap hewan dan senyawa yang diselidiki berdasarkan hasil percobaan pada hewan (Mien, 2013; Katzung, 2012) Racun dari strignin adalah alkaloid yang ada dalam biji tanaman Strychnos nux-vomica yang berasal dari India, Australia Utara, dan Hindia Timur.



Biji tanaman Strychnos nux-vomica digunakan dalam beberapa



pengobatan herbal Asia Tenggara. Di Amerika Serikat, strychnine telah digunakan dalam racun, rodentisida, dan obat stimulan. Strychnine dosis rendah dianggap memiliki kemampuan stimulan. Strychnine telah digunakan selama ratusan tahun sebagai obat untuk berbagai penyakit. Meskipun sekarang telah menjadi penyebab keracunan yang langka. Strychnine menghambat reseptor glisin postsinaptik terutama di sumsum tulang belakang, menyebabkan kontraksi otot rangka yang menyakitkan yang tidak disengaja. Pasien datang dengan "kejang terjaga" yang merupakan kontraksi otot episodik tanpa periode pasca-iktal dan status mental normal. (Prat S, 2015; Jenna Otter, 2021).



Diazepam adalah obat esensial golongan benzodiazepin yang tercantum dalam WHO Essential List of Medicines Edisi 19, Daftar Obat Esensial Nasional serta Formularium Nasional. Diazepam diindikasikan untuk terapi kecemasan (ansietas) dalam penggunaan jangka lama, karena mempunyai masa kerja panjang. Selain itu juga sebagai sedatif dan keadaan psikosomatik yang ada hubungan dengan rasa cemas. Selain sebagai antiansietas, diazepam digunakan sebagai hipnotik, antikonvulsi, pelemas otot dan induksi anastesi. Diazepam juga digunakan untuk preeklampsia dan eklampsia yang diberikan secara intravena dengan dosis 10 mg. (Kemenkes RI, 2015; WHO, 2015; Katzung et al., 2012). Urethan atau karbamat merupakan senyawa organik, turunan dari asam karbamat. Grup karbamat terdiri atas ester karbamat dan asam karbamat sebagai grup fungsional yang menghubungkan antara struktur yang berhubungan. Senyawa ini merupakan senyawa yang dapat berdampak positif dan negatif bagi lingkungan sekitarnya. Biasa digunakan sebagai insektisida dan memiliki efek neurotoksik yang menyebabkan konvulsi. kafein berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk obat-obatan. Senyawa ini dapat mempengaruhi system syaraf pusat otot dan ginjal. Pada system syaraf pusat, kafein berpengaruh dalam mencegah rasa kantuk, menaikkan daya tangkap panca indera, mempercepat daya pikir dan mengurangi rasa lelah. Di dalam tubuh, kafein bersifat antagonis terhadap fungsi adenosine (senyawa dalam otak yang bisa membuat seseorang cepat tertidur) sehingga membuat seseorang tidak mengantuk. Kafein dapat larut dalam air, mempunyai aroma wangi tetapi rasanya sangat pahit. Kafein bersifat basa mono-cidic yang lemah dan dapat memisah dengan penguapan air. Dengan asam, kafein akan bereaksi dan membentuk garam yang tidak stabil. Sedangkan reaksi dengan basa akan membentuk garam yang stabil. Kafein mudah terurai dengan alkali panas membentuk kafeidin (Sabarni, 2018) 1.3



Hipotesis 1. Gejala dari keracunan strychnine berupa kontraksi otot rangka yang menimbulkan efek kejang.



2. Diazepam berefek antidepresan yang dapat mengurangi kesadaran. 3. Urethan memiliki efek konvulsan yang menyebabkan kejang-kejang 4. Kafein memiliki efek stimulan yang dapat meningkatkan aktivitas motoric dan urinasi.



BAB II METODE KERJA



2.1



Alat dan Bahan 2.1.1



Alat 1. Disposible 2. Spuit 3. Stopwatch



2.1.2



Bahan 1. Mencit 2. Obat A



2.2



Cara Kerja



Ditimbang hewan percobaan yaitu mencit



Ditunggu respon obat selama 30 menit dan setelah itu dilakukan pengujian



Diamati data biologis mencit dan hitung dosis nya yang ingin di suntikan pada tikus



Disuntikan obat X



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1



Data Pengamatan 3.1.1 Data Biologis Mencit Data Biologis



Sebelum



Sesudah



BB



34 gram



33 gram



Frekuensi Jantung



93/ menit



110/menit



Laju Nafas



115/ menit



142/menit



Tonus Otot



+++



+++



Refleks



+++



+++



Kesadaran



+++



+++



Rasa Nyeri



+++



+++



-



Urinasi & defekasi



Gejalan Lain 3.1.2 Data hasil pengamatan No



Pengamatan



. 1.



2.



Respon (30’) 0,1 ml



0,2 ml



+++



+++



Uji Panggung -



Aktivitas Motorik



-



Straub



---



++-



-



Piloereksi



---



+--



- Ptosis Uji Refleks



+++



+++



-



Refleks Pineal



+++



+++



-



Refleks Kornea



+++



+++



-



Refleks Ipsilateral



+++



+++



3.



Uji Katalepsi



+++



+++



4.



Refleks postur



+++



+++



5.



Uji gelantung



+++



+++



6.



Uji haffner



+++



+++



7.



Efek lain (Lakrimasi,



urinasi



Urinasi dan



midriasis, dan



defekasi



mortalitas) 3.2



Pembahasan Pada



skrining



farmakologi



dilakukan



untuk



pencarian



efek



farmakologis terhadap suat sediaan yang sama sekali baru, sering kali disebut skrinning buta yaitu skrinning terhadap senyawa baru yang tidak diketahui aktivitas farmakologinya. Pada skrinning farmakologi ini digunakan 4 obat yang berbeda yang di labeli obat X, dimana obat yang digunakan antara lain urethan, strignin, dziazepam, dan kafein yang disuntikkan pada mencit secara IP. Mekanisme kerja obat ini antara lain, untuk uretan dimana uretan adalah senyawa etil ester dari asam karbaminik dengan durasi yang panjang uretan bekerja pada sistem saraf pusat dengan pemberian obat urethane dan diazepam pada hewan mencit yang memberikan efek depresi ringan dan efek tidur. Dari kedua obat ini menyatakan bahwa pemberian obat urethane lebih cepat bereaksi dibandingkan dengan diazepam. Depresan sistem syaraf pusat (SSP) ini bekerja dengan menekan pusat kesadaran, rasa nyeri, denyut jantung dan pernafasan. Mekanisme kerja obat depresansia SSP secara umum mendepresi sistem syaraf pusat sebagian atau seluruhnya, atau bekerja secara spesifik pada satu atau lebih pusat otak. Diazepam termasuk dalam golongan benzodiazepin dimana mekanisme kerjanya yaitu meningkatkan ikatan antara γ-aminobutyric acid (GABA) dengan reseptor GABA serta penguatan konduktansi ion klorida yang dipicu oleh interaksi dengan GABA dan reseptor GABAA. Kanal klorida yang terbuka menyebabkan banyak ion klorida yang masuk ke dalam sel dan mengakibatkan hiperpolarisasi sehingga mengurangi kemampuan sel untuk dirangsang. GABA adalah neurotransmiter penghambat utama pada sistem saraf pusat. Penelitian elektrofisiologik menunjukkan bahwa golongan benzodiazepin memperkuat inhibisi GABAergik pada semua tingkat neuroaksis, termasuk medula spinalis, hipotalamus, hipokampus, substansia nigra, korteks serebeli, dan korteks serebri. Benzodiazepin tampaknya meningkatkan efisiensi penghambatan sinaps GABAergik. Golongan benzodiazepin tidak menggantikan GABA, tetapi meningkatkan efek



GABA secara alosterik tanpa secara langsung mengaktifkan reseptor GABA atau membuka kanal klorida yang terkait sehingga mencit menjadi tenang. Diazepam akan mencapai kadar puncak dalam darah dalam 1-2 jam dan memiliki waktu paruh 20 - 80 jam. Mekanisme



kerja



kafein



adalah



menyekat



reseptor



adenosin,



menghambat enzim fosfodiesterase, dan menginduksi translokasi kalsium intraseluler.



Adenosin



menyebabkan



bronkokonstriksi,



menghambat



pelepasan renin, dan mengurangi agregasi trombosit. Karena strukturnya mirip, maka kafein akan menggantikan posisi adenosin untuk berikatan dengan reseptor di otak. Adenosin sendiri merupakan neurotransmiter di otak yang menekan aktivitas sistem saraf pusat (neuro-depresan). Bagaimana kafein bisa meningkatkan aktivitas dari SSP masih belum bisa diketahui secara pasti, namun efek dari kafein ini bisa menyebabkan peningkatan aktivitas mental dan membuat seseorang tetap terjaga. Adenosin juga berperan dalam pembentukan asam nukleat dan ATP. Kafein juga meningkatkan hormon adrenalin dalam darah yang menyebabkan peningkatan



aktivitas



otot



jantung



dalam



memompa



darah



dan



meningkatkan tekanan darah, sehingga aliran darah ke berbagai organ tubuh meningkat. Hal inilah yang mendasari perasaan segar atau hilangnya rasa lelah setelah mengkonsumsi kafein. Tetapi harus diingat bahwa efek ini hanyalah bersifat sementara. Selain bekerja pada reseptor adenosin, kafein juga menstimulasi pelepasan norepinefrin, menghambat pemecahan cAMP, meningkatkan kerja cGMP, dan meningkatkan efek dopamin postsinaps. Kafein diduga juga berpengaruh terhadap reseptor GABA dan serotoni. Striknin bekerja dengan cara mengadakan antagonis kompetitif terhadap transmitor penghambatan yaitu glisin di daerah penghambatan pascasinaps. Glisin juga bertindak sebagai transmitter penghambat pascasinaps yang terletak pada pusat lebih tinggi di SSP. Striknin menyebabkan perangsangan pada semua bagian sistem saraf pusat. Obat ini merupakan konvulsan kuat dengan sifat kejang yang khas. Pada onset dan drasi dari obat yang digunakan maka dapat dilihat dari cara pemberiannya, drasi obat yang diberian secara IP otomatis aan lebih cepat dibanding secara



oral. Diazepam memiliki onset kerja yang cepat karena bersifat sangat lipofil sehingga secara cepat dapat berpenetrasi ke dalam sawar darah otak dan secara cepat pula bisa didistribusikan ke jaringan lipofilik dalam tubuh. Pada kafein juga demikian dimana onset obat dapat terlihat dari menit ke 1 dengan durasu 30 menit. Kemudian untuk sriknin dengan onset kejang di menit ke-2 dengan durasi 30 menit. Simpatomimetik atau adrenergik yang efeknya menyerupai efek yang ditimbulkan oleh aktivitas susunan saraf simpatis Parasimpatolitik atau penghambat kolinergik menghambat timbulnya efek akibat aktivitas susunan saraf parasimpatis. Sedangkan simpatolitik atau penghambat adrenergik menghambat timbulnya efek akibat aktivitas saraf simpatis. Setelah penyuntikan pada mencit, pada setiap dosisnya dilakukan beberapa uji pada mencit yaitu : 1.



Uji panggung Uji ini terdapat tiga pengujian yaitu yang pertama aktivitas motoric, pada pengujian ini dilihat seberapa banyak pergerakan yang dilakukan mencit selama 1 menit dan didapatkan hasil mencit yang semakin aktif ketika dosis ditambahkan, selanjutnya Uji staub dilakukan dengan menjepit ekor tikus dengan pinset, jika ekor berdiri maka dikatakan positif, pada dosis 0,1 ml mencit tidak menunjukan adanya staub tetapi setelah dosis di tingkatkan mencit menunjukan staub,



Berikutnya



adalah uji piloereksi, yaitu dilihat bulu-bulu mencit berdiri atau normal, didapatkan hasil positif pada dosis 0,2 ml, Terakhir adalah uji ptosis, uji ini adalah uji kelopak mata mencit, dan dihasilkan hasil yan positif 2.



Uji reflex Uji ini melipiti tiga pengujian, yaitu refleks pineal, refleks kornea, dan refleks ipsilateral. Reflex pineal merupakan gerakan secara tidak disadari ketika ada rangsangan, refleks kornea merupakan reflek mencit terhadap benda yang di tusukkan ke area matanya, sedangkan ipsilateral gerakan yang dilakukan didaerah yang diberi rangsangan. Pada semua uji refleks mencit menunjukan hasil positif



3.



Uji katalepsi



Uji ini dilakukan dengan cara menggelantungkan mencit disebuah pensil. 4.



Refleks postur Uji ini dilakukan dengan meletakkan mencit dengan cara terlentang dan dilihat seberapa cepat mencit Kembali ke posisinya semula.



5.



Uji gelantung Uji ini dilakukan dengan cara membuat mencit menggelantung pada kawat. Jika mencit berhasil naik, maka righting ability positif, dan jika jatuh makan grif reflrks negative. Didapatkan hasil positif pada mencit



6.



Uji haffner Uji yang dilakukan untuk mengatahui rasa nyeri yang dilakukan secara mekanik apabila uji hafner dan straug menunjukan hasil positive berarti obat tersebut termasuk ke dalam golongan analgetik. Pada uji haffner didapatkan hasil positif



7.



Uji efek lain Pada pengujian ini meliputi lakrimasi (keluar cairan dari mata mencit), midrialis, (pupil mata melebar), mortalitas (kematian) ataupun efek lain yang muncul pada mencit. Terdapat urinasi sebanyak 3 kali dan defekasi 1 kali pada mencit Pada mencit yang kami uji, setelah penyuntikan mencit mengalami



urinasi beberapa kali. Maka dari itu kami menyimpulkan bahwa obat yang disuntikkan adalah kafein. Mencit juga beraktifitas semakin aktif, juga tidak ada kejang dan tidak sadarkan diri, mencit juga tidak mengalami kematian. Penggunaan utama dari uretan telah sebagai bahan kimia intermediate pada penyusunan resin amino. Proses ini melibatkan reaksi dengan formaldehida untuk memberikan hidroksimetil derivatif yang digunakan sebagai silang agen di perawatan tekstil tekan permanen yang dirancang untuk memberikan mencuci-dan-pakai properti untuk kain Urethane sebelumnya digunakan sebagai bahan aktif dalam obat yang diresepkan untuk pengobatan neoplastik penyakit, sebagai solusi sclerosing untuk penderita varises, sebagai hipnosis, dan sebagai sebuah bakterisida topical



Kafein bisa dikonsumsi lewat mulut atau melalui anus untuk kombinasi dengan obat penghilang rasa sakit (seperti aspirin dan acetaminophen) dan zat kimia yang disebut dengan ergotamine untuk mengobati sakit kepala sebelah (migrain). Kafein juga digunakan dengan obat penghilang rasa sakit untuk sakit kepala serta untuk mencegah dan mengobati sakit kepala setelah anestesi epidural. Striknin tidak bermanfaat untuk terapi, tetapi untuk menjelaskan fisiologi dan farmakologi susunan saraf, obat ini menduduki tempat utama diantara obat yang bekerja secara sentral. Obat ini merupakan konvulsan kuat dengan sifat kejang yang khas. Pada hewan coba, konvulsi ini berupa dari badan dan smua anggota gerak Diazepam merupakan salah satu contoh obat penenang yang digunakan dalam dunia medis untuk mengatasi kejang serta gangguan kecemasan. Begitu dikonsumsi, dalam hitungan jam saja obat ini akan mampu memberi efek tenang kepada penggunanya. obat ini juga biasanya untuk mengatasi otot yang tegang. Selain itu, gejala putus zat seperti lepas dari alkohol juga biasanya menggunakan obat-obatan ini untuk meminimalisir resiko. Bahkan, beberapa tindakan medis khusus seperti pra operasi juga sering menggunakan obat ini untuk memberi efek menenangkan.