Skrining Gizi Lanjutan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROSEDUR SKRINING GIZI LANJUTAN RUMAH SAKIT SATITI PRIMA HUSADA



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman 1/1



Ditetapkan Direktur, STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Tanggal Terbit 10 Mei 2017 dr. I Komang G Arnawa NIK. Tata cara skrining gizi lanjutan yang merupakan tahap pelayanan gizi meliputi anamnesis gizi, data biokimia , antropometri, pemeriksaan fisik klinis. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam menggali informasi yang memadai untuk mengidentifikasi masalah gizi. Skrining gizi lanjutan dilakukan oleh ahli gizi klinik pada pasien beresiko nutrisi ( skor skrining gizi awal > 2 ) selambat lambatnya 2 x 24 jam dan dilakukan pemantauan gizi setiap hari selama 3-4 hari.(Keputusan Direktur Nomor 77/Kep/V/2013 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi di RS Satiti Prima Husada) 1. Ahli Gizi Klinik melakukan cuci tangan sesuai SPO cuci tangan. 2. Ahli Gizi Klinik menyapa dan memberi salam serta memperkebalkan diri kepada pasien. 3. Ahli Gizi Klinik mengidentifikasi pasien sesuai dengan SPO identifikasi pasien. 4. Ahli Gizi Klinik meminta ijin kepada pasien untuk melakukan tindakan/ anamnese gizi. 5. Ahli Gizi Klinik melakukan pengukuran anthropometri (BB/TB/TL/LLA). 6. Ahli Gizi Klinik melakukan recall pasien, wawancara tentang pola makan dahulu dan sekarang, alergi dan pantangan makanan, riwayat penyakit dahulu/ sekarang/ keluarga, dan sosial ekonomi pasien. 7. Ahli Gizi Klinik membuat janji dengan pasien untuk memberikan konseling gizi. pada pertemuan berikutnya. 8. Ahli Gizi Klinik mengundurkan diri dan memberi salam kepada pasien. 9. Ahli Gizi Klinik mencuci tangan sesuai dengan SPO cuci tangan. 10. Ahli Gizi Klinik memeriksa hasil laboratorium dan tensi pasien di buku rekam medis. 11. Ahli Gizi melakukan analisa data yang telah terkumpul dan membuat interpretasi dengan cara membandingkannya dengan standar. Data yang tidak normal (menjadi masalah) dijadikan acuan untuk menentukan diagnosa gizi. 1. Instalasi Rawat Inap 2. Instalasi Perawatan Intensive