Skripsi Pengaruh Sarapan Pagi Dengan Konsentrasi-Dikonversi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH SARAPAN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 14 SENTAJO RAYA KELAS VIII



Oleh ISTIANAH 104011000138



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008



ABSTRAK Istianah, Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bekasi, Skripsi Program S1, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan, dan dalam belajar tersebut mutlak dibutuhkan konsentrasi. Namun, konsentrasi ini yang sulit untuk dilakukan karena banyak factor yang dapat mempengaruhinya, diantaranya adalah lapar, malas, lemas, dan mengantuk. Berdasarkan hal ini penulis mencoba untuk melihat pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas. Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk menganalisis dan menelaah pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas, menjelaskan pentingnya sarapan sebelum melakukan aktivitas di pagi hari, dan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa di kelas. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analisis korelasional. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 20 Bekasi Berlokasi di Jl. Felesia I Jatibening II Pondok Gede. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi, dan sampelnya adalah 12 % dari seluruh jumlah populasi yakni 42 siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan angket, wawancara, dan observasi. Untuk mengolah data, penulis menggunakan metode deskriptif analisis korelasional dengan rumus P = F/N x 100%, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan rumus product moment. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif antara sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa Di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi dengan angka indeks korelasi product moment 0,417. Sedangkan tingkat pengaruh yang diperoleh dari sarapan dengan konsentrasi belajar adalah sebesar 17,39 %.



KATA PENGANTAR



DAFTAR ISI Hal ABSTRAK...............................................................................................................i KATA PENGANTAR...........................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iv DAFTAR TABEL..................................................................................................v BAB I



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1 B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah.............................4 C. Kegunaan Penelitian...........................................................................5 D. Metode Penelitian...............................................................................5 E. Sistematika Penulisan.........................................................................5



BAB II TEORI DAN HIPOTESA A. Sarapan................................................................................................7 1. Pengertian Sarapan.....................................................................7 2. Fungsi dan Manfaat Sarapan......................................................8 3. Zat Gizi yang Dibutuhkan Tubuh..............................................9 B. Konsentrasi Belajar...........................................................................14 1. Pengertian Konsentrasi Belajar................................................14 2. Tipe-tipe Belajar......................................................................18 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar.........20 C. Hipotesa............................................................................................25 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian..............................................................................26 B. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................26 C. Populasi dan Sample.........................................................................26



D. Variable Penelitian............................................................................27



E. Instrument Pengumpulan Data..........................................................27 F. Tehnik Pengumpulan Data................................................................29 G. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data..............................................29 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah................................................................32 1. Sejarah Singkat Berdirinya.........................................................32 2. Visi, Misi dan Tujuan.................................................................32 3. Letak Geografis...........................................................................33 4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa.........................................34 5. Sarana Prasarana.........................................................................34 6. Struktur Organisasi.....................................................................36 B. Analisa Data......................................................................................37 C. Interpretasi Data................................................................................51 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.........................................................................................53 B. Saran....................................................................................................53



DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54 LAMPIRAN..........................................................................................................56 DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................76



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.1 Sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak akan ada pendidikan. 2 Dengan belajar, manusia dapat mengembangkan diri dari ketidaktahuan menjadi tahu, sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Selain itu, belajar juga berperan penting dalam mempertahankan kehidupan manusia, dengan belajar manusia dapat mengetahui dan memiliki sejumlah ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil dari belajar. Dengan ini manusia dapat menggunakan ilmu tersebut untuk membangun benteng pertahanan yaitu kekuatan dalam mempertahankan kehidupan manusia dari dampak negative ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam perspektif keagamaan, dalam hal ini adalah agama Islam disebutkan bahwa belajar merupakan suatu kewajiban yang dilaksanakan oleh setiap orang yang beriman agar memperoleh ilmu pengetuhuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal itu dinyatakan dalam al-Qur’an surat al-Mujadilah ayat 11:



Untuk itu setiap manusia hendaknya belajar. Belajar merupakan kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, berhasil dan gagalnya pencapaian tujuan pendidikan nasional bergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Secara umum dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu upaya yang dimaksudkan untuk menguasai sejumlah pengetahuan. Dalam menguasai sejumlah pengetahuan tersebut sangat diperlukan konsentrasi. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran atau terpusatnya perhatian terhadap informasi yang diperoleh seseorang selama periode belajar.4 Dalam belajar, konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting, bila siswa tidak berkonsentrasi dalam belajar maka siswa tersebut sulit menyerap materi atau informasi yang disampaikan oleh guru. Sebaliknya bila dalam belajar siswa dapat berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan oleh guru, maka siswa tersebut dapat menyerap materi yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakann oleh Fadilah Suralaga dkk., bahwa konsentrasi merupakan syarat mutlak dalam proses belajar. Manusia tidak akan mampu mempelajari sesuatu kalau ia tidak berkonsentrasi untuk mendapatkannya.5 Namun konsentrasi inilah yang sulit untuk dilakukan, karena banyak factor yang menyebabkan terganggunya konsentrasi, salah satunya adalah rasa lapar. Gejala seperti ini biasanya terjadi pada siswa atau anak yang tidak sarapan sebelum pergi ke sekolah. Ir. Sarita, alumni Fateta jurusan Teknologi Pangan dan Gizi IPB Bogor mengatakan: Bagi anak sekolah, meninggalkan sarapan membawa dampak buruk. Konsentrasi di kelas biasanya buyar karena tubuh tidak memperoleh kecukupan gizi. Akibatnya, anak mengalami kekosongan lambung selama 10-11 jam (dihitung dari saat ia tidur malam). Tak heran anak akan merasa



sangat lapar sekitar pukul 09.00-10.00, yang akhirnya kadar gula pada tubuh menurun.6 Hal ini juga diungkapkan oleh Dr. Leane, M.Sc., seorang pakar gizi, anak yang tidak sarapan akan mengalami gejala rendahnya kadar gula (hipoglekimia), gejalanya antara lain rendahnya kemampuan berkonsentrasi, cepat lelah, dan mudah mengantuk.7 Selain itu, rasa lapar juga dapat menyerang anak yang sudah sarapan. Ada kemungkinan ini disebabkan oleh makanan yang dikonsumsinya, apakah makanan tersebut cukup untuk pasokan energi dan mengandung nutrisi yang seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh anak atau tidak. Pada suatu studi tentang sarapan, Drajat Martianto, PhD. Pakar gizi dari institute Pertanian Bogor (IPB), menjelaskan, sarapan yang tidak memadai, memungkinkan terjadinya hipoglekimia yaitu rendahnya kadar gula dalam darah. Hal ini dapat mengakibatkan turunnya tingkat konsentrasi belajar. Untuk mencegah tersebut terjadi, anak hendaknya dibiasakan mengkonsumsi sarapan di pagi hari. Dan makanan yang dikonsumsi anak juga hendaknya diperhatikan. Apakah makanan tersebut cukup untuk memenuhi pasokan energi serta mengandung nutrisi yng dibutuhkan tubuh anak atau tidak? Inilah yang menyebabkan penulis mengangkat masalah ini. Anak yang terbiasa mengkonsumsi sarapan setiap harinya memiliki kemampuan lebih baik di sekolahnya. Menurut Sheah Rarback, M.S., R.D., seorang ahli gizi anak di Universitas Miami dalam bahasa yang telah diterjemahkan, pola diet dengan menyertakan sarapan pagi bagi anak akan memacu pertumbuhan yang tepat dan memaksimalkan kemampuan di sekolah.9 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP) 20 Bekasi adalah salah satu sekolah yang ada di kecamatan Pondok Gede Bekasi yang berlokasi di daerah komplek perumahan. Pembagian jam masuk kelas di sekolah ini dibagi



menjadi dua yakni pagi (07.30) bagi siswa kelas VIII dan Kelas IX, dan siang (13.30) bagi siswa kelas VII, dikarenakan jumlah kelas yang sedikit. Mayoritas siswa sekolah ini bertempat tinggal jauh diluar komplek. Jarak yang jauh ini membuat siswa lebih mengutamakan waktu keberangkatan dibandingkan sarapan terlebih dahulu, dan juga siswa di sekolah ini kurang menyadari pentingnya mengkonsumsi sarapan yang sehat dan seimbang. Dengan mengkonsumsi makanan di pagi hari secara tepat dan benar, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan zat gizi, para siswa dapat lebih focus, dan materi yang disampaikan oleh guru dapat terserap dengan baik. Dengan alasan yang telah disebutkan di atas, peneliti ingin mengajukan judul tentang “PENGARUH SARAPAN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 20 BEKASI”. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam memperkaya pengetahuan mengenai dunia pendidikan terutama mengenai psikologi pendidikan. B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan diatas, penulis mengidentifikasi masalahnya sebagai berikut: a. Belajar memerlukan konsentrasi. b. Lapar dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa di kelas. c. Sarapan sebelum pergi ke sekolah dapat menumbuhkan konsentrasi. 2. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini, masalah yang akan dibatasi adalah pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas. 3. Perumusan Masalah



Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah penelitian atau skripsi ini dirumuskan sebagai berikut: ” bagaimana pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi?”. C. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini dapat menambah kajian keilmuan para akademisi pendidikan dan dapat dijadikan bahan masukan bagi para guru dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa dan bagi orang tua dalam memberikan makanan yang baik dan seimbang untuk sarapan bagi anak. D. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai peneliti akan menggunakan bentuk penelitian deskritif analisis korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai suatu kenyataan yaitu mengenai pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas. Dengan menggunakan tehnik analisa korelasi. Untuk memudahkan peneliti dalam membahas penelitian ini, peneliti menggunakan 2 metode, yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. 1. Jenis penelitian lapangan untuk memperoleh fakta, data dan informasi yang lebih obyektif dan akurat dengan mengolah dan menganalisa data dari hasil wawancara, angket dan observasi mengenai pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas. 2. Penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan mempelajari dan mengkaji buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas yaitu pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas. E. Sistematika Penulisan Skripsi ini trediri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari beberapa sub pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:



Bab I pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, kegunaan penelitian, metode penelitian dan sitematika penulisan. Bab II kajian teori, berisikan konsep tentang sarapan terdiri dari pengertian sarapan, fungsi dan manfaat sarapan, dan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Dan konsep tentang konsentrasi belajar terdiri dari pengertian konsentrasi belajar, tipe-tipe belajar, dan factor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar. Serta hipotesa. Bab III metodologi penelitian terdiri dari tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variable penelitian, instrument pengumpulan data, tehnik pengumpulan data, dan tehnik pengolahan dan analisis data. Bab IV hasil penelitian berisi gambaran umum sekolah terdiri dari; sejarah singkat berdiri, visi, misi, dan tujuan, letak geografis, keadaan guru, karyawan, dan siswa, sarana prasarana dan struktur organisasi, dan analisa data, serta interpretasi data. Dan yang terakhir bab V penutup berisi kesimpulan dan saran.



BAB II KAJIAN TEORI



A. Sarapan 1. Pengertian Sarapan Kata Sarapan berasal dari kata sarap yang diberi akhiran -an, kata sarap atau menyarap adalah kata kerja yang berarti makan sesuatu pada pagi hari. Dalam bahasa Inggris disebut “Break Fast”.10 Kemudian setelah diberi akhiran – an menjadi kata benda, memiliki arti makanan pada pagi hari. Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sarapan yaitu makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum beraktivitas, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan, jumlah yang dimakan kurang lebih 1/3 dari makanan sehari. Dan mengkonsumsi sarapan biasanya dilakukan secara teratur setiap hari antara pukul 06.00-09.00. Menurut definisi yang telah dikemukakan diatas sarapan merupakan makanan yang dikonsumsi di pagi hari. Bila dilihat dari kebiasaan masyarakat mengatakan kalimat tersebut, sarapan dapat memiliki 2 definisi yaitu kata benda yakni makanan yang dikonsumsi dan kata kerja yaitu kegiatan mengkonsumsi atau memakan makanan di pagi hari. Contoh kalimat yang biasa diungkapkan masyarakat adalah “sarapan terlebih dahulu sebelum beraktivitas”. Jadi sarapan dapat diartikan sebagai makanan dan kegiatan atau aktivitas.



2. Fungsi dan Manfaat Sarapan a. Fungsi sarapan Fungsi sarapan bagi tubuh, seperti fungsi makanan pada tubuh yakni sebagai pemberi pasokan energi dan sumber tenaga untuk melakukan segala kegiatan, pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, serta mengatur proses tubuh. Dikatakan oleh Eva D. Wilson, dkk., dalam buku Priciples of Nutrition, mengatakan: "The physiological function of food may be divided into three general categories: the need for food materials to supply energy, the need for food materials to build and maintain the cells and tissues, and the need for food materials to regulate body processes." Menurut ahli gizi dari akademi gizi Bogor, Tuti Soenardi, sarapan pagi berfungsi untuk menghasilkan energi. Jadi, selain berfungsi sebagai penghasil energi sarapan yang dilakukan secara teratur dapat membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses kerja dalam tubuh. b. Manfaat sarapan Sarapan banyak sekali mengandung manfaat, diantaranya adalah untuk memelihara ketahanan tubuh, agar dapat bekerja atau belajar dengan baik, membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran, serta membantu mencukupi zat gizi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, ternyata sarapan pagi berdampak besar terhadap kesehatan dan



produktivitas kerja, bahkan, pada anak-anak kebiasaan sarapan dapat menambah kecerdasan akademik dan kemampuan psikosial. ini juga dinyatakan oleh seorang pakar gizi dari Institute Pertanian Bogor (IPB), Drajat Martianto phD, mengatakan bahwa sarapan bermanfaat besar sebagai penyedia bahan bakar dan zat gizi untuk berpikir dan beraktivitas.



Sarapan



juga



dapat



meningkatkan



kemampuan



konsentrasi belajar dan kemampuan fisik. Dr. Leane, M.sc. seorang pakar gizi mengungkapkan “sarapan sebagai makanan pertama yang kemudian diandalkan sebagai cadangan energi untuk kelangsungan aktivitas anak, juga berperan melindungi tubuh terhadap dampak negative kondisi perut kosong selama berjam-jam. Kosongnya lambung dapat membuat kadar gula darah dalam tubuh menurun drastis. ini mengakibatkan pasokan energi glukosa bagi otak terganggu, sehingga kemampuan kognisi melemah. Psikolog Dr. Tjut Rifameutika M.A. Psi, mengemukakan dampak positif sarapan terhadap perilaku belajar anak. Diantaranya anak menjadi lebih bersemangat belajar, konsentrasi dan daya ingatmeningkat, keadaan emosi anak cenderung lebih baik, dan anak menjadi lebih percaya diri. Jadi manfaat sarapan diantaranya: untuk memelihara ketahanan tubuh saat beraktivitas di pagi hari, membantu memusatkan pikiran untuk belajar, meningkatkan kemampuan fisik, dan untuk menjaga kesehatan. 3. Zat Gizi Yang Dibutuhkan Tubuh Tubuh manusia terdiri dari dua bagian, yaitu bagian luar dan dalam. Kedua bagian tubuh tersebut harus dijaga dan dipelihara dengan baik agar tidak terjadi sesuatu yang diinginkan misalnya terjangkit penyakit.



Penjagaan dan pemeliharaannya yaitu dengan cukup istirahat, berolah raga secara teratur, dan mengkonsumsi makanan sehat. Makanan sehat adalah makanan yang mempunyai zat gizi yang cukup, lengkap dan seimbang, harus mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral serta serat. Zat gizi memiliki pengertian: ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Zat gizi yang menghasilkan energi yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Ketiga zat itu, disebut dengan zat tenaga. Ada juga zat pembangun, untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Zat ini pada umumnya terdapat dalam protein. Kemudian untuk mengatur dan memperlancar kerja tubuh manusia memerlukan zat pengatur. Zat ini adalah lemak, vitamin dan mineral. Beberapa makanan yang mengandung zat-zat tersebut diantaranya: a. Karbohidrat merupakan sumber tenaga utama untuk kegiatan seharihari. Sumber makanan yang mengandung karbohidrat adalah padipadian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacangan dan gula. Hasil dari olahan ini adalah mie, bihun, roti, tepung-tepungan, selai, gula dan sebagainya. b. Lemak juga merupakan sumber tenaga atau energi. Lemak terdapat dalam minyak, margarine, santan, kulit ayam, kulit bebek dan lemak hewan lainnya. Lemak yang berlebihan dapat membuat tubuh menjadi gemuk. c. Protein digunakan untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan tubuh yang rusak. Protein banyak terdapat dalam



produk hewani seperti



daging, unggas, telur, dan produk susu. Dan sumber nabati seperti tempe, tahu, kacang-kacangan, dan biji-bijian. d. Vitamin



dan



mineral



sangat



penting



untuk



produk



energi,



meningkatkan system imun, system saraf dan secara praktis hampir setiap proses tubuh. Berikut vitamin dan mineral-mineral penting beserta sumbernya: 1) Boron terdapat dalam kacang-kacangan, apel, brokoli, pear, anggur, dan polong-polongan. 2) Choline terdapat dalam kuning telur, sardine, hati, kacangkacangan, polong-polongan dan padi-padian. 3) Chromium terdapat dalam daging merah, telur, keju, sea food, padi-padian. 4) Kalsium terdapat dalam produk susu, almond, apricot, biji-bijian, sardine, dan sayuran hijau. 5) Selenium terdapat dalam padi-padian utuh, serealia, tuna, kerangkerangan, hati, produk susu, dan telur. 6) Vitamin A terdapat dalam makanan yang berasal dari sumber hewan termasuk produk susu, daging, ikan, dan telur, dan didalam buah-buahan dan sayuran. 7) Vitamin C terdapat dalam buah kiwi dan buah jeruk, sayuran hijau, tomat, dan paprika. 8) Vitamin E terdapat dalam kacang-kacangan, biji-bijian dan minyaknya. 9) Vitamin-vitamin B terdapat dalam padi-padian, telur, sayuran hijau, beras merah, daging, ikan, polong-polongan, kacangkacangan dan biji-bijian. 10) Zat besi terdapat dalam daging merah, kakao, peterseli, telur, polong-polongan, sayuran hijau, hati, kerang-kerangan dan serealia sarapan pagi yang difortifikasi. 11) Zinc terdapat dalam daging kalkun warna gelap, kerang-kerangan, kacang-kacangan, dan padi-padian.



e. Serat baik untuk kesehatan karena membuat perut terasa lebih kenyang,



membantu



menurunkan



glukosa



darah,



membantu



menurunkan lemak darah dan melancarkan buang air besar. Serat terdapat didalam roti, gandum, buah dan sayur segar, kacangkacangan, tahu, tempe, dan bekotul. Selain zat-zat yang telah disebutkan, air juga memiliki peranan penting. Ia mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, diantaranya sebagai pelarut dan alat angkut, katalisator, pelumas, fasilitsator, pertumbuhan, pengatur suhu dan peredam benturan. Selain sumber air yang nyata berupa air dan minuman lain, hampir semua makanan mengandung air. Seperti yang diungkapkan oleh Medical Nutrition Services Department PT. Nestle Indonesia, Mifta Novikasari Sp., pola makanan yang sehat adalah mengikuti pola makanan sehat dan seimbang, yakni mengandung enam jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Keenamnya adalah karbohidrat, karbohidrat kompleks atau serat, protein, lemak, zat pengatur yaitu vitamin dan mineral, serta air. Untuk itu sarapan yang dikonsumsi di pagi hari hendaklah mengandung zat-zat gizi yang telah disebutkan diatas. Selain itu juga harus seimbang. Sarapan bukan hanya sekadar pengganjal perut. Menurut Dr. Leane, M.Sc., seorang pakar gizi mengatakan, menu sarapan untuk anak hendaknya diperhatikan keseimbangan dan kecukupan gizinya. Salah satunya kandungan karbohidrat yang berperan sebagai sumber kalori. Asupan karbohidrat inilah yang bisa diandalkan sebagai sumber energi cadangan dalam bentuk glikogen. setelah karbohidrat mengalami pengolahan di lambung, kadar gula darah akan naik. Kenaikan kadar gula ini hanya dapat bertahan sekitar dua jam saja tak heran jika anak lekas merasa lapar. Kebutuhan karbohidrat dalam diri anak sekitar 45%-55% dari seluruh kebutuhan kalori. Asupan karbohidrat saja tidak cukup, sehingga harus disertai asupan protein. Sekitar 50% dari asupa protein yang diubah menjadi gula darah akan mampu bertahan hingga empat jam, penambahan protein dapat memperlama rasa kenyang. Lemak juga tidak boleh dilupakan, selain berfungsi sebagai pelarut vitamin tertentu dan pembentuk struktur jaringan, lemak juga berfungsi sebagai sumber energi yang efisien. Walaupun hanya sedikit saja yang diubah



menjadi gula darah. Selain itu perhatikan juga vitamin dan mineral yang penting untuk membantu kelangsungan pertumbuhan anak. Sarapan yang dikonsumsi selain seimbang, juga tidak boleh terlalu banyak atau berlebihan. Allah berfirman dalam surat Al-‘A’raf ayat 31: Dari hadis tersebut dijelaskan bahwa seorang muslim harus mengkonsumsi makanan yang baik dan halal. Apabila hal tersebut dilakukan maka akan berdampak positif pada ibadah yang dilakukan seseorang. Dan Allah Maha Baik dan menerima yang baik pula. B. Konsentrasi Belajar 1. Pengertian Konsentrasi Belajar Konsentrasi dalam bahasa Inggris disebut Concentration yang berarti pemusatan.28 Dalam Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan yang dikarang oleh Drs. H. Mursal, dkk., menyebutkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap sesuatu masalah atau objek.29 The Liang Gie di dalam bukunya yang berjudul Cara Belajar Yang Efisien, juga menyebutkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan pikiran



terhadap suatu hal dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Belajar, sering didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Ada sebagian orang yang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan materi pelajaran, dan ada pula yang memandang belajar sebagai latihan seperti latihan membaca dan menulis. Pengertian tentang belajar tersebut diatas hanyalah yang umumnya dikenal dalam masyarakat. Berikut ini beberapa definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli: a. James O. Whittaker, “ learning may be defined as a process by wich behavior originates or is altered through training or experience”. Belajar dapat didefinisikan sebagai proses ditimbulkan atau diubahnya tingkah laku melalui latihan atau pengalaman. b. Lee J. Cronbach dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology, berpendapat “learning is shown by change in behavior as a result of experience”. c. Howard K. Kingsley mengemukakan definisi belajar yaitu “ Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed thorough practice or training”. d. B.F. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational Psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan secara



ringkas, bahwa belajar adalah …a process of progressive behavior adaptation. e. J. P. Chaplin dalam Dictionary of Psychology mengemukakan belajar dengan 2 macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: …acquisition of any relativety permanent change in behavior as a result of practice and experience. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua: process of acquiring responses as a result of special practice. Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat atau hasil dari latihan khusus. f. Douglas L. Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat bahwa Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior. Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. g. Arno F. Wittig dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai: Any relatively permanent change in an organism’s behaviorial repertoire that occurs as a result of experience. Belajar adalah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. h. Arthur S. Reber dalam kamusnya, Dictionary of Psychology mengemukakan belajar dengan 2 definisi. Pertama, belajar adalah The process of acquiring knowlegde. Proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah Arelatively permanent change in respons potentiality which occur as a result of reinforced practice. Suatu



perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. i. John



B.



Biggs



dalam



pendahuluan



Teaching



for



Learning,



mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: kuantitatif (dipandang dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan



kemampuan



kognitif



dengan



fakta



sebanyak-



banyaknya. Rumusan institusional (ditinjau dari kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari. Rumusan kualitatif, tinjauan mutu ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman



serta



cara-cara



menafsirkan



dunia



disekeliling siswa. Bertolak dari beberapa definisi yang telah diutarakan di atas, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dari beberapa definisi belajar yang telah disebutkan, terdapat persamaan konsep yang sering disebutkan dalam definisi tersebut adalah perubahan, tingkah laku, latihan, dan pengalaman. Dapat disimpulkan bahwa inti dari belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dari latihan dan pengalaman. Belajar merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara-cara menafsirkan dunia disekeliling sahingga terjadi perubahan tingkah laku pada diri individu tersebut, melalui latihan dan pengalaman. Sedangkan pengertian konsentrasi belajar itu sendiri, The Liang Gie dalam bukunya yang berjudul Cara Belajar Yang Efisien, konsentrasi dalam belajar berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran



dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Secara singkat pengertian tentang konsentrasi belajar adalah memusatkan perhatian dan pikiran untuk memperoleh pengetahuan. 2. Tipe-tipe Belajar Dalam proses belajar dikenal beberapa macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan, keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam diantaranya adalah belajar abstrak, belajar keterampilan, belajar social, belajar pemacahan masalah, belajar rasional, belajar kebiasaan, belajar apresiasi, dan belajar pengetahuan. a. Belajar abstrak, yaitu belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Untuk itu dibutuhkan peranan akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip, konsep, dan generalisasi, misalnya belajar matematika, tauhid, dan kimia. b. Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakangerakan motorik. Bertujuan untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Untuk itu latihan-latihan intensif dan teratur amat diperlukan, misalnya belajar olah raga, musik, menari, beribadah salat, dan haji. c. Belajar social adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknikteknik untuk memecahkan masalah tersebut. Bertujuan untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalahmasalah social seperti masalah yang bersifat kemasyarakatan. Belajar



social juga bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya secara berimbang dan proporsional. d. Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metodemetode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. e. Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya



ialah



untuk



memperoleh



aneka



ragam



kecakapan



menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. f. Belajar kebiasaan adalah proses pembentukkan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah suri teladan dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual). g. Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangakan (judgment) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra. h. Belajar



pengetahuan



adalah



belajar



dengan



cara



melakukan



penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya



lebih



rumit



dan



memerlukan



kiat



khusus



dalam



mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan.



Selain dari tipe-tipe belajar di atas, ada pula yang mengatakan bahwa cara atau gaya belajar termasuk dalam tipe-tipe belajar. Gaya belajar tersebut yang terdapat pada seseorang ada beberapa tipe, yaitu visual, auditory, dan kinestetik. a. Visual Seseorang yang bertipe visual akan cepat mempelajari bahanbahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik, gambar. Ia mudah mempelajari dan mengingat bahan pelajaran yang dapat dilihat dengan alat penglihatannya. b. Auditory Seseorang yang bertipe auditori, mudah mempelajari bahan yang disajikan dalam bentuk suara, ia akan cepat menangkap bahan pelajaran dengan cara diterangkan atau didiskusikan daripada apa yang dilihat. c. Kinestetik Seseorang yang bertipe kinestetik, pada waktu belajar banyak bergerak, tidak bisa diam di satu tempat dan tidak bisa duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama. Ia mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan-tulisan dan gerakan-gerakan. Ketiga tipe tersebut biasanya dimiliki oleh setiap orang, hanya saja ada salah satu dari ketiga tipe tersebut yang paling dominan pada diri seseorang. Tipe-tipe belajar diatas perlu diketahui dan diperhatikan oleh guru maupun orang tua. Karena dengan mengetahui dan memperhatikan tipetipe belajar anak, seorang pendidik dapat mengetahui cara bagaimana harus memberikan tindakan belajar untuk anak. 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar



Kemampuan konsentrasi dalam belajar mutlak diperlukan. Karena tanpa konsentrasi kita tidak akan dapat mengingat dan mengerti terhadap materi yang kita pelajari. Konsentrasi erat hubungannya dengan perhatian Harry Maddox dalam bukunya yang berjudul How to Study mengatakan: ” Concentration is a not a faculty of the mind, but depens on the control of attention”. Konsentrasi bukanlah sebuah kecakapan dari pikiran atau otak, tetapi konsentrasi bergantung pada control perhatian. Jadi, konsentrasi dapat terjadi apabila perhatian kita terhadap sesuatu besar sekali. Ada dua faktor yang dapat menggangu konsentrasi, yaitu: a. Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri individu, diantaranya tekad yang kurang kuat untuk belajar, sifat emosi, reaksi terhadap lingkungan misalnya kita melihat dua orang teman sedang berbisik-bisik, kita merasa mereka sedang membicarakan kita padahal tidak, haus, lapar, kurang sehat, target kerja yang kurang realistic, masalah pribadi, dan rasa dosa atau rasa bersalah karena sesuatu hal. b. Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri individu. Yaitu suara gaduh, teman dan orang disekitar kita yang bertanya atau mengajak bicara, tempat belajar yang menghadap jendela atau jalan, tidak tersedianya alat-alat yang diperlukan, kondisi meja, kursi, suhu kamar dan ruangan belajar, dan cara menyusun jadwal dan urutan belajar. Faktor kelelahan juga dapat menyebabkan penurunan konsentrasi. Kelelahan dapat merupakan akibat aktivitas fisik dan mental. Kelelahan fisik dalam belajar jarang terjadi, kecuali jika belajar berjam-jam tanpa henti. Kelelahan mental sering terjadi dan merupakan penyebab menurunnya konsentrasi secara umum. Gejala yang paling menonjol dari kelelahan mental adalah rasa bosan atau jenuh.



Dalam buku karangan The Liang Gie yang berjudul Cara Belajar yang Efisien dikemukakan beberapa sebab yang menggangu konsentrasi, yaitu: a. Kurangnya minat terhadap mata pelajaran yang dipelajari. b. Gangguan keadaan sekeliling seperti bunyi radio yang terlampau keras, udara yang sangat panas atau juga bentuk meja dan kursi yang tidak enak dipakai. c. Masalah-masalah kecil atau buah-buah pikiran yang pergi datang mengaduk otak sehingga sering memecah perhatian yang sedang dipusatkan. d. Kesenadaan suatu bahan pelajaran sehingga menimbulkan kejenuhan dalam pikiran. e. Gangguan kesehatan dan keletihan badan. Selain factor-factor yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar ada pula factor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar itu sendiri. Factor-faktor yang mempengaruhi belajar secara tidak langsung dapat pula mempengaruhi kondentrasi belajar, karena keduanya memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut Drs. Sumadi Suryabrata, dalam bukunya yang berjudul psikologi Pendidikan, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua, yaitu: a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: 1) Faktor-faktor non sosial Kelompok faktor-faktor ini adalah keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar. 2) Faktor-faktor sosial Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial adalah faktor manusia, baik manusia itu ada atau hadir maupun kehadirannya itu



dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir, misalnya potret atau suara nyanyian yang terdengar dari radio. b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, ini pun dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: 1) Faktor fisiologis Faktor fisiologis ini terbagi menjadi dua, yaitu: a) Tonus (tegangan otot) dan jasmani pada umumnya. Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan mempengaruhi aktivitas belajar. Dalam hal ini ada dua hal yang dikemukakan, yaitu: yang pertama, nutrisi cukup karena kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya. Yang kedua, beberap penyakit yang kronis, sepeti pilek, influensa, sakit gigi, batuk dan sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan, akan tetapi dalam kenyataannya penyakit-penyakit ini sangat mengganggu aktivitas belajar. b) Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu. Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsifungsi pancaindera. 2) Faktor psikologis Factor-faktor tersebut, diantaranya: a). Perhatian. b). Pengamatan. c). Tanggapan. d). Fantasi. e). Ingatan. f). Berpikir. g). Perasaan. h). Motif-motif.



i). Inteligensi. j). Bakat.47 Sedangkan menurut Muhibbin Syah, M.Ed.dalam bukunya yang berjudul psikologi pendidikan, factor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar dibedakan menjadi tiga macam Yaitu: a. Factor internal (factor dari dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Meliputi dua aspek, yaitu: 1) Aspek fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam



mengikuti



pelajaran.



Untuk



mempertahankan



tonus



jasmaninya agar tetap bugar, siswa dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Tidak hanya itu, ia juga dianjurkan untuk berolah raga secara teratur dan cukup istirahat. Selain kondisi umum siswa, ada pula kondisi organ-organ khusus siswa yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. Seperti tingkat kesehatan indera pendengaran dan indera penglihatan. 2) Aspek psikologis Factor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial, yaitu: a) Tingkat kecerdasan siswa b) Sikap siswa c) Bakat siswa d) Motivasi siswa e) Minat siswa



b. Factor eksternal (factor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Terdiri atas dua macam, yaitu: 1) Factor lingkungan social Lingkungan social bagi siswa terdiri dari dua macam, yaitu lingkungan sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas. Dan lingkungan social tempat tinggal siswa seperti masyarakat dan tetangga serta teman sepermainan. 2) Factor lingkungan non social Factor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar siswa. c. Factor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Factor-faktor



yang



telah



disebutkan



diatas,



baik



itu



yang



mengganggu konsentrasi ataupun factor-faktor yang mempengaruhi belajar itu sendiri tidak berbeda satu sama lain, karena kedua-duanya merupakan suatu hal yang harus diperhatikan agar apa yang ingin dicapai dengan belajar dapat tercapai. C. Hipotesis Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesa sebagai berikut: 1. Hipotesa alternative (Ha) Ada pengaruh positif yang signifikan antara sarapan dan konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi. 2. Hipotesa nihil (Ho) Tidak ada pengaruh positif yang signifikan antara sarapan dan konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi.



BAB III METODOLOGI PENELITIAN



A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menelaah dan menganalisis pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas, untuk menjelaskan pentingnya sarapan sebelum melakukan aktivitas di pagi hari, dan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa di kelas. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sebuah sekolah yaitu SMP N 4 Sentajo Raya. Sekolah ini berlokasi di Desa Geringging Baru Dusun Karang Ampel. Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar siswa di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bekasi” ini dilaksanakan dalam waktu satu bulan yaitu pertengahan bulan September. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 49 Dalam populasi penelitian harus menentukan siapa dan apa yang akan dijadikan populasi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi yaitu sebanyak 345 orang siswa.



2. Sample Sample adalah sebagian dari obyek populasi dan jumlahnya lebih kecil dari populasi. Pengambilan sample dari penelitian yang dilakukan yakni dengan mengambil 12% dari keseluruhan jumlah populasi (345 orang siswa). Yaitu sebanyak 42 orang siswa, dan pengambilan dilakukan dengan cara random, dengan memilih secara acak anak yang akan diteliti. Tehnik sample random yang digunakan adalah dengan cara undian. D. Variable Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variable, yaitu: 1. Variable pengaruh (independent variabel): sarapan. 2. Variable terpengaruh (dependent variabel): konsentrasi belajar siswa di kelas. E. Instrument Pengumpulan Data Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data berbentuk non-tes yaitu angket, wawancara dan observasi. Angket dan observasi ini yang diperuntukkan kepada siswa, untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi. Sedangkan



instrument



non-tes



dalam



bentuk



wawancara



ini



diperuntukkan kepada guru dan siswa, yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi.



Table I Kisi-kisi instrument Pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi Variable



Dimensi



Indicator



Item



Jumlah Item



Siswa



yang Mengetahui



1, 2,



mengkonsumsi



frekuensi



siswa



sarapan



mengkonsumsi



3



3



sarapan



Sarapan



Makanan yang



Mengetahui



4, 5,



dikonsumsi



makanan yang sehat



6, 7,



dan seimbang untuk



8. 9



6



dikonsumsi Manfaat



dan Mengetahui manfaat



fungsi sarapan



dan fungsi sarapan



10,



4



11, 12, 13



Perilaku



Memperhatikan



belajar siswa



penjelasan guru



Konsentrasi Belajar



14



Menerima informasi



15,



atau materi



20



Mengetahui



19



4



konsentrasi belajar Factor-faktor



Mengetahui



factor-



16,



yang



faktor



yang



17,



mempengaruhi



mempengaruhi



konsentrasi



konsentari



18



3



F. Tehnik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk penelitian ini, tehnik yang digunakan adalah: 1. Angket, dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan kepada responden, angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu sejumlah daftar pertanyaan yang jawabannya telah disediakan oleh penulis.51 Responden memilih jawaban yang sesuai dengan dirinya, angket ini diberikan kepada siswa yang akan diteliti. 2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan berdialog langsung dengan pihak yang dibutuhkan yaitu guru dan siswa. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terpimpin yaitu wawancara terlebih dahulu menysusun daftar pertanyaan yang akan diajukan.52 3. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan terhadap kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah, tehnik observasi yang digunakan adalah observasi non sistematik yaitu observasi tidak membuat kerangka yang memuat pola kegiatan yang akan diobservasi atau tidak menggunakan instrument observasi. G. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data 1. Tehnik pengolahan data Untuk mengolah data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Editing Memeriksa daftar pertanyaan yang telah diisi dan dikembalikan oleh siswa SMP Negeri 20 Bekasi, kemudian dikelompokkan menurut jenisnya.



b. Scoring Setelah melalui tahap editing maka selanjutnya penulis memberikan skor terhadap jawaban pertanyaan yang ada pada angket. Pemberian skor pada tiap jawaban responden sebagai berikut: 1) Jawaban dengan symbol a diberi bobot 3. 2) Jawaban dengan symbol b diberi bobot 2. 3) Jawaban dengan symbol c diberi bobot 1. c. Tabulating Data dan jawaban disajikan dalam bentuk table dan dinyatakan dalam



bentuk



frekuensi



dan



persentase,



untuk



menentukan



persentasenya maka rumus yang digunakan adalah: P = F x 100 % N Keterangan: P



= Angka persentase



F



= Frekuensi jawaban responden



N



= Number of cases (jumlah frekuensi) atau banyaknya



individu. 100 % = Bilangan konstan (tetap) 2. Tehnik analisis data Untuk mengetahui pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas menggunakan rumus product moment: rxy



=







      











   2        2   2 2



Keterangan : rxy



= Angka indeks korelasi “r” product



moment N



= Number of cases



∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑X ∑Y



= Jumlah seluruh skor X = Jumlah seluruh skor Y



Kemudian untuk menginterpretasikan data yang telah diperoleh dapat digunakan dengan dua cara, yaitu: 1. Memberi interpratasi secara kasar atau sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dengan menggunakan pedoman sebagai berikut: Besarnya “r” product moment (rxy): 0,00-0,20 antara variable X dan variable Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variable X dan variable Y). 0,20-0,40 antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah. 0,40-0,70 antara variable X dan variable Y terdapat korelasi sedang atau cukup. 0,70-0,90 antara variable dan variable Y terdapat korelasi yang tinggi atau kuat. 0,90-1,00 antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi. 2. Interpretasi dengan menggunakan table nilai “r”; df = N - n