5 0 152 KB
1. Sludge Drying Bed Sludge drying bed merupakan salah satu fasilitas pengeringan lumpur (sludge dewatering) yang cukup banyak diguanakan. Biasanya sludge drying bed digunakan untuk lumpur yang berasal dari digester (Metcalf & Eddy, 1991). Keuntungan dengan menggunakan sludge drying bed adalah biaya investasi yang kecil, tidak memerlukan perhatian khusus dalam pengoperasiannya dan konsentrasi solild yang tinggi pada lumpurnya. Pada pengoperasiannya lumpur diletakkan di atas bed dengan ketebalan lapisan lumpur (200 – 300)mm lalu dibiarkan mengering. Sebagian air yang terkandung di dalam lumpur akan mengalir melalui pori – pori bed dan sebagian lagi akan menguap. Untuk menampung air yang mengalir ke bawah ini dibuat susatu sistem drainase lateral dengan menggunakan pipa berpori (berlubang). Lumpur yang telah mengering pada bagian atas bed disisihkan dan dapat dibuang ke landfill ataupun dapat juga digunakan sebagai soil conditioner.
Kriteria Disain Sludge Drying Bed Kriteria perencanaan sludge drying bed dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.56 : Kriteria Disain Sludge Drying Bed Parameter
Simbol
Besaran
Satuan
Sumber
Periode pengeringan
td
10 – 15
Hari
Qasim, 1985
Kelembaban lumpur effluen
-
60 – 70
%
Qasim, 1985
Kandungan solid lumpur effluen
-
30 – 40
%
Qasim, 1985
Solid capture
-
90 – 100
%
Qasim, 1985
Koefisien keseragaman
c