Soal CBT 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOAL CBT 2



1. Anak laki-laki 2 tahun dibawa ibunya ke poliklinik dengan keluhan hidung tersumbat sebalah kanan disertai sekret yang berbau sejak dua hari yang lalu. Diagnosa yang memungkinkan a. b. c. d.



Septum deviasi Sinus frontalis Benda asing Polip nasal



Pembahasan : Benda asing di hidung ialah benda yang berasal dari luar tubuh (eksogen) atau dari dalam tubuh (endogen), yang dalam keadaan normal tidak ada dalam hidung. Benda asing di hidung biasanya merupakan benda asing eksogen. Hasil anamnesis : Hidung tersumbat yang terjadi dengan segera setelah memasukkan sesuatu ke dalam hidung, kadang disertai sekret yang berbau Pemeriksaan fisik : Pada pemeriksaan rongga hidung dengan bantuan spekulum hidung dan lampu kepala, ditemukan adanya benda asing. Komplikasi : Benda asing dapat masuk ke laring dan saluran nafas bagian bawah, sehingga menyebabkan sesak napas dan keadaan yang lebih gawat (hal ini dapat terjadi jika benda asing didorong ke arah nasofaring dengan maksud supaya masuk ke dalam mulut). Selain itu, benda asing di saluran napas bawah dapat menyebabkan berbagai penyakit paru, baik akut maupun kronis. Penatalaksanaan : 1. Edukasi untuk pencegahan. Memperingatkan pasien (biasanya anak-anak), agar tidak memasukkan sesuatu ke dalam hidung. 2. Tindakan. Keluarkan benda asing dari dalam hidung dengan memakai pengait (hook) tumpul yang dimasukkan ke dalam hidung di bagian atas, menyusuri atap kavum nasi sampai melewati benda asing. Lalu pengait diturunkan sedikit dan ditarik ke depan. Dengan cara ini benda asing akan ikut terbawa keluar. Dapat pula menggunakan cunam Nortman atau wire loop. 3. Farmakoterapi a. Pemberian antibiotik sistemik selama 3-5 hari hanya diberikan bila terjadi laserasi mukosa hidung. b. Pemberian antibiotik sistemik selama 5-7 hari hanya diberikan pada kasus benda asing hidung yang telah menimbulkan infeksi hidung maupun sinus.



2. Seorang wanita berusia 20 tahun dating ke klinik umum rs dengan keluhan timbul gelembung-gelembung besar berisi cairan pada daerah tangan sejak 2 hari yang lalu. Pada daerah tersebut terasa nyeri. Pasien adalah mahasiswa fakultas farmasi. Keluhan dirasakan pada saat ia sedang praktikum dan terkena zat kimia 2 hari yang lalu. Pada effloresensi ditemukan edema, bula-bula dengan dasar yang eritem, erosi dan ekskoriasi serta terlihat basah. Apakah diagnosa pasien tsb? a. b. c. d. e.



Dermatitis atopic Dermatitis nummular Dermatitis seboroika Dermatitis kontak iritan Dermatitis kontak alergi



Pembahasan : Dermatitis kontak ialah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Penyebab muncul nya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, deterjen,minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi bahan tersebut, dan vehikulum, juga dipengaruhi oleh factor lain seperti lama kontak, kekerapan (terus menerus atau berselang), adanya okluasi menyebabkan kulit lebih permeable, demikian pula gesekan dan trauma fisis. Suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan. Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk dam mengubah daya ikat air kulit. Pengobatan dki yang paling penting ialah menghindari pajanan bahan iritan baik yang bersifat mekanik, fisis, maupun kimiawi. Bila tidak ada komplikasi maka dki tsb dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan topical. Mungkin cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering. Apabila diperlukan untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topical, misalnya hidrokortison atau untuk kelainan yg kronis dapat diawali dengan kortikosteroid yang lebih kuat. Atau dengan pemakaian alat plindung diriyang adekuat. 3. Seorang wanita berusia 22 tahun P1A0, datang ke rs dengan keluhan keputihan dari vagina nya sejak 2 minggu . keputihan berwarna putih ke abu-abuan. Keputihan tsb dirasa menganggu karena berbau sangat amis (fishy odor). Apa diagnosis nya? a. b. c. d.



Candidiasis GO Bacterial vaginosis Trikomoniasis



Pembahasan : Vaginosis bakterialis merupakan salah satu masalah kewanitaan yang terjadi akibat terganggunya keseimbangan bakteri di dalam vagina. Gejala utama vaginosis bakterialis adalah keputihan dengan tekstur encer dan berwarna kelabu atau putih. Kadang-kadang keputihan tersebut mengeluarkan bau sangat amis, terutama setelah penderita melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Selain itu, vaginosis bakterialis juga bisa menyebabkan vagina terasa gatal dan nyeri, serta perih ketika buang air kecil. Namun ketiga gejala tersebut termasuk tidak umum untuk dialami. Bakteri yang terdapat di dalam vagina didominasi oleh bakteri lactobacillus, yaitu sekitar 95 persen. Ini merupakan bakteri baik karena membantu membatasi pertumbuhan bakteri-bakteri jahat (salah satunya bakteri anaerob) di dalam vagina dengan cara menjaga keasaman organ tersebut. Namun pada kasus vaginosis bakterialis, jumlah bakteri lactobacillus menjadi lebih sedikit dibandingkan keberadaan bakteri lain. Karena vaginosis bakterialis disebabkan oleh bakteri, maka pengobatannya bisa dilakukan dengan antibiotik, misalnya antibiotik metronidazole. Metronidazole tidak hanya tersedia dalam bentuk tablet, namun juga dalam bentuk salep yang diperuntukkan bagi wanita yang sedang menyusui dengan mengingat bahwa efek penggunaan metrodinazole tablet dapat berdampak kepada ASI.



4. Laki-laki 55 tahun, riwayat DM 5 tahun. Pemeriksaan penunjang untuk tahu komplikasi pada jantung ? a. Fungsi hati b. Fs. ginjal c. Profil lipid d. Status tiroid 5. a. b. c. d.



Perempuan 65 tahun riw DM 15 tahun. PP untuk tahu komplikasi pada ginjal Mikroalbumin HbA1C GDS kolesterol total



6. Perempuan 46 tahun, keputihan bercampur bercak darah, dan nyeri saat berhubungan. Pada pem. dalam, dinding vagina dan portio hiperemis. pemeriksaan penunjang awal ? a. Pap smear b. Biopsi 7. a. b. c.



Laki-laki di diagnose mesothelioma. Pajanan yang pasti untuk diagnose tersebut ? Asbes Niken Silika



8. Seorang perempuan 50 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan menjalar ke lengan kiri. Didapatkan foto thorax PA: a. Tb milier b. Edema pulmo c. Efusi pleura d. Hemothorax 9. Seorang perempuan 35 thn G1P0A0 hamil 18 minggu datang ke Rumah Sakit atas rujukan bidan dengan hipertensi. TD 160/90, paru dan jantung dalam batas normal, Pemeriksaan obstetric: tinggi fundus 2 jari di bawah umbilicus, denyut jantung janin 120x/menit. Protein negative. Bagaimanakah tatalaksana untuk pasien tersebut ? a. Pemberian MgSO4 b. Pemberian tokolisis c. Pemberian roboransia d. Pemberian antihipertensi e. Pemberian pematangan paru 10. Di puskesmas pada daerah X sedang mewabah kasus diare. Setelah dipelajari ternyata etiologinya adalah kontaminasi air oleh E.Coli. Apakah factor utama yang berperan dalam kasus ini ? a. Lingkungan sosial b. Lingkungan ekonomi c. Lingkungan fisik d. Perilaku e. Kultur 11. Seorang laki-laki datang dengan keluhan baal pada kedua tangan dan kaki. Mudah jatuh saat berjalan. TD: 130/90 HR: 88x/m RR: 22x/m. PF neuro : hipestesi lengan dan tungkai. Pemeriksaan apakah yang dilakukan untuk posisi dan perabaan ? a. Tes telunjuk-hidung b. Diadokinesia c. Tes tumit-lutut d. Rasa posisi e. Reflek patologis Pembahasan : Gangguan non equilibratory coordination (pergerakan yang disengaja dari anggota gerak, terutama gerakan halus), diperiksa dengan: 



Finger-to-nose test . Tujuan : untuk menilai apakah ada gangguan pada serebelum yang menyebabkan ataxia tipe dismetria. Bisa dilakukan dengan posisi pasien berbaring, duduk atau berdiri. Dengan posisi abduksi dan ektensi secara komplit, mintalah pada pasien untuk menyentuh ujung hidungnya sendiri dengan ujung jari telunjuknya. Mula-mula dengan gerakan perlahan kemudian dengan gerakan cepat, baik dengan mata terbuka dan



tertutup. 
 



Diadokokinesis. Tujuan : untuk melihat adanya gangguan pada serebelum khususnya lesi pada serebroserebelum yang menyebabkan adanya dekomposisi gerakan volunteer. Penderita diminta untuk menggerakan kedua tangannya bergantian pronasi dan supinasi dengan posisi siku diam, mintalah gerakan tersebut secepat mungkin dengan mata terbuka atau mata tertutup. Diadokokinesis pada lidh dapat dikerjakan dengan meminta penderita menjulurkan dan menarik lidah atau menggerakkan ke sisi kanan dan kiri secepat mungkin.







Tes tumit lutut: untuk melihat apakah ada ataksia dan melihat adanya gangguan pada serebelum



12. Seorang laki-laki datang dengan keluhan nyeri perut bawah. TD :120.80, HR: 80x/m RR: 22x/m. Pf :mcburney sign (+), rovsing sign (+), defens muscular (-). Apakah pemeriksaan radiologi terpilih untuk kasus di atas ? a. BNO b. BNO 3 posisi c. Barium enema d. Colon in loop e. Usg abdomen Pembahasan : USG : pada kasus appendisitis akut akan nampak adanya : adanya struktur yang aperistaltik, blind-ended, keluar dari dasar caecum. Dinding apendiks nampak jelas, dapat dibedakan, diameter luar lebih dari 6mm, adanya gambaran “target”, adanya appendicolith, adanya timbunan cairan periappendicular, nampak lemak pericecal echogenic prominent. CT scan : diameter appendix akan nampak lebih dari 6mm, ada penebalan dinding appendiks, setelah pemberian kontras akan nampak enhancement gambaran dinding appendix. CT scan juga dapat menampakkan gambaran perubahan inflamasi periappendicular, termasuk diantaranya inflammatory fat stranding, phlegmon, free fluid, free air bubbles, abscess, dan adenopathy



13. Pasien 65 tahun ,dating untuk control rutin kedokter. Pasien menderita DM selama 15 tahun dan selalu rutin kedokter tiap 3 bulan. Pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan oleh dokter untuk mengetahui komplikasi ke ginjal? a. profil lipid b. mikroalbuminuria c. GDS d. HbA1c e. –



14. Pasien 60 tahun menderita DM selama 5 tahun. Pasien selalu rutin berobat kedokter tiap bulan. Untuk tahu terkontrolnya kadar gula dalam darah, pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan? a. HbA1c b. – 15. Ibu hamil G1P0A0 hamil 18 minggu dating dengan keluhan mual muntah. TD : 180/120 mmHG, protein urin (++), diagnosis? a. Hipertensi dalam kehamilan b. Preeklampsia ringan c. Preeklampsia berat d. HELLP Syndrome e. – 16. Anak 3 tahun dating dengan keluhan demam selama 5 hari. Rumple Leede (+), Hb 12g/dl, Leukosit : 6000, Trombosit : 120.000, Tindakan apa yang termasuk specific protection? a. Olahraga b. Makan teratur c. Pakai lotion anti nyamuk d. Pemberian obat pada seluruh anggota keluarga e. – 17. Laki-laki27 tahun datang dengan keluhan sesak sejak 12 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan : perkusi redup pada ICS 3-4 dada kiri, dada kiri tertinggal, suara nafas menghilang. Diagnosis ? a. pneumothoraks b. hidropneumothoraks c. Pneumonia d. – 18. Kontrol DM pemeriksaan apa? Hba1c 19. Bapak stroke, ibu DM. Pasien kena serangan jantung. Punya anak umur 20 sm 16 th. Sebagai dokter keluarga bikin apa? A. Genogram B. Family map C. Family chart 20. Pil KB, kegagalan paling sering karena? A. Tidak tahu cara pakai B.



21. Kasus pasien DM. Test darah utk ukur efek pada ginjal? A. Albumin B. Ureum C. Kreatinin 22. Anak lahir apgar 8/9. Hamil 34 minggu, bblr. 2 jam kemudian sesak nafas. Diagnosis? A. Meconium stain B. ARDS C. Hyaline membrane 23. Pasien datang ke poliklinik mata keluhan (lupa) Tapi nukleus berwarna coklat Jawaban : Katarak Brunesen 24. Pasien dtg ke igd kecelakanann ada 2 orang, keduanya butuh operasi (kalo gak salah) dokter memutuskan untuk operasi kedua pasien tersebut tindakan dokter itu apa Jawaban : Justice 25. Pasien datang dengan keluhan pemeriksaan gds. Pemeriksaan selanjutnya apa ?



26. Ibu hamil kontraksi2. Jam 15.00 pembukaan 2cm jam 19.00 tidak maju, masih kontraksi minta di terminasi. Apa penanganannya ? 27. Kasus glaukoma. Obat apa yg kontraindikasi ? a. Gliserol b. Manitol c. Pilokarpin d. Midriatikum e. Asetazolamide Pembahasan : GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA Gejala: Awal :     



mungkin tanpa gejala rasa capai pada mata rasa pegal pada mata fluktuasi tajam penglihatan kadang-kadang melihat seperti pelangi sekitar lampu



Lanjut :  penyempitan lapang pandang - buta Pemeriksaan :  visus mungkin masih baik, kecuali pada stadium lanjut  mata tenang  bilik mata depan dalam  oftalmoskopik: tampak penggaungan yang melebar (CD ratio 0,5)  gonioskopik: sudut terbuka dan normal  tonometrik: tekanan 21 mmHg  pemeriksaan lapang pandang: kelainan lapang pandang ( skotoma Bjerrum, skotoma Seidel, skotoma arcuata atau nasal step)  OCT: terdapat penipisan serabut saraf . Pemeriksaan : Terapi : Turunkan tekanan intraokuler sampai tekanan yang aman bagi mata tersebut, dengan prinsip pemakaian sesedikit mungkin obat dengan dosis sekecil mungkin. Obat : Timolol atau Betaxolol tetes mata 0,25 - 0,50 %, 2 kali sehari, dan atau Pilokarpin tetes mata 1 - 4 %, 4-6 kali sehari, dan atau Acetazolamide tablet 250 mg, 3-4 kali sehari.. Operasi :  Trabekuloplasti dengan laser, atau



  



Trabekulektomi, atau Pemasangan implant untuk filtrasi. Waspada : anggota keluarga perlu diperiksa



LOW TENSION GLAUKOMA/ NORMOTENSION GLAUKOMA Terdapat glaukoma dengan tekanan tidak tinggi, mungkin hanya sekitar 20 mmHg atau di bawahnya, tetapi terdapat kerusakan papil saraf optik dan kelainan lapang pandang yang berciri kerusakan karena tekanan tinggi, dan pada pemeriksaan OCT terdapat penipisan serabut saraf. Keadaan ini mempunyai gejala dan tanda seperti glaukoma primer sudut terbuka, terapi sama dengan glaukoma primer sudut terbuka. GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP Gejala: Akut :  Rasa sakit berat (cekot-cekot) di mata, dapat sampai sakit kepala dan muntah-muntah.  Mata merah, berair  Penglihatan kabur Kronik : Gejala hampir sama dengan yang akut tetapi rasa sakit, merah dan kabur dapat hilang dengan sendirinya, dan terjadi serangan berulang beberapa kali. Biasanya rasa sakit kurang berat dibandingkan dengan yang akut. Pemeriksaan: Akut :  Visus turun  Konjungtiva hiperemi  Kornea keruh/udem  Bilik mata depan dangkal  Pupil lebar/lonjong dengan diameter ? 6-7 mm  Oftalmoskopik: papil mungkin masih normal  Tonometrik : tekanan intraokuler tinggi, bisa sampai 60 mmHg  Gonioskopik: sudut tertutup  Lapang pandang: terdapat kelainan yang tidak khas, atau mungkin masih normal. Kronik:  Seperti tanda akut tetapi biasanya lebih ringan  Dijumpai tanda-tanda bahwa proses telah berlangsung berulang dan lama yaitu: degenerasi koenea, atrofi iris, neovaskularisasi iris,glaukoma flecken dan sinekia anterior perifer.



Terapi: Segera turunkan tekanan intraokuler dengan pemberian: zat hiperosmotik untuk mengurangi volume badan kaca sehingga lensa dan iris akan bergerak ke posterior, hal ini akan membantu pembukaan sudut yang tertutup tersebut. Misal diberikan gliserol 50 %, 1-1,5 mg/kgBB per os, 1 kali. Atau infus Mannitol 20 %, 1-1,5 mg/kgBB, dalam 45 menit. Acetazolamide 62,5-500 mg per os, 3-4 kali sehari. - Timolol/betaxolol 0,25 - 0,50 % tetes mata, 2 kali sehari. - Pilokarpin 2 -4 % tetes mata, 3-4 kali sehari. Setelah serangan akut teratasi/tekanan turun dan sudut sudah terbuka, maka segera dilakukan iridektomi perifer atau iridotomi dengan laser pada mata tersebut, sedangkan untuk mata yang satu dilakukan juga iridektomi perifer / iridotomi laser sebagai tindakan preventif. Untuk mata yang sehat jika tidak dilakukan iridektomi perifer dapat diberikan pilokarpin dan timolol untuk mencegah penutupan sudut. Jika setelah tekanan turun sudut tidak dapat terbuka kembali maka lakukan operasi filtrasi misal trabekulektomi. Jika 24 jam tekanan tidak turun maka lakukan segera operasi filtrasi. GLAUKOMA SEKUNDER Pada glaukoma jenis ini terjadi akibat penyakit/kelainan mata yang lain misalnya:         



Inflamasi mata/ uveitis Trauma yang merusak sudut iridokornea atau menyebabkan iris menutup sudut atau menyebabkan blok pupil atau blok silier. Kelainan lensa. Misal lensa maju akibat katarak insipien. Obat-obatan, misal pemakaian steroid yang lama. Neovaskularisasi sudut, misal pada penderita Diabetes Melitus. Sindroma pigmentari, disini terdapat sumbatan trabekulum oleh pigmen iris. Sindroma eksfoliatif, terdapat sumbatan pada trabekulum oleh bahan yang lepas pada sindroma ini. Kenaikan tahanan vena episklera, misal adanya fistula karotiko-kavernosa. Operasi mata, misal operasi katarak.



Gejala : Tergantung kecepatan kenaikan TIO, jika kenaikan TIO terjadi perlahan-lahan maka tidak menimbulkan gejala yang nyata. Jika TIO naik dengan cepat dan tinggi maka dapat terjadi gejala sebagai berikut :  Penglihatan kabur  Mata merah  Rasa sakit di mata dan sakit kepala. Pemeriksaan :  Visus turun  Konjungtiva hiperemi  Kornea keruh



    



Pupil kecil atau lebar, tergantung penyebab. Jika karena uveitis maka pupil kecil dan terdapat sinekia posterior. Dijumpai kelainan mata yang lain sesuai dengan penyebab. Oftalmoskopi: papil dapat normal atau penggaungan bertambah. Gonioskopik : terbuka atau tertutup tergantung penyebab. - tonometrik: tekanan intraokuler ? 21 mmHg. Lapang pandang: masih normal atau ada kelainan tergantung beratnya penyakit.



Terapi : Segera turunkan tekanan intraokuler dengan pemberian: Zat hiperosmotik, Gliserol per os atau Mannitol infus. Timolol/ Betaxolol 0,25 - 0,50 % tetes mata, 2 kali sehari Acetazolamide 250 per os, 3 - 4 kali sehari. Terapi penyakit dasar/penyebab dan hentikan pemakaian steroid jika penyebabnya adalah steroid. GLAUKOMA KONGENITAL Glaukoma ini disebut juga glaukoma infantil, terjadi pada bayi dan anak yang disebabkan oleh kelainan pembentukan sudut iridokornea. Gejala dan tanda dapat terlihat pada saat lahir atau pada tahun awal kehidupan Gejala:  fotofobia/takut sinar  mata berair Pemeriksaan:  kornea keruh, membesar  mata menonjol  tekanan intraokuler naik. Terapi:  goniotomi atau  trabekulotomi atau  trabekulektomi atau  pemasangan implant filtrasi 28. Pasien X, sakit kepala. Pusing dirasa sebagian dan pindah-pindah (migraine) a. Ergotamin Pengobatan simptomatik Willinson (1988), menganjurkan pada waktu serangan migren sebagai berikut (Harsono, 2003) : a. Mencegah pemberian obat-obat yang mengganggu tidur



b. Obat-obat anti mual seperti metoklopramid. Obat anti mual dapat memicu aktivitas normal pencernaan (gastrointestinal) yang terganggu saat serangan migren. c. Analgetika sederhana. Misalnya aspirin atau parasetamol dapat menghilangkan nyeri kepala bila sebelumnya diberi yang memicu aktivitas gastrointestinal. d. Ergotamin tartrat. Cara kerja obat ini bifasik, bergantung pada tahanan darah yang telah ada sebelumnya. Pengobatan abortif Harus diberikan sedini mungkin, tetapi sebaiknya saat timbul nyeri kepala. Obat yang dapat digunakan: a. Ergotamin tartrat dapat diberikan tersendiri atau dicampur dengan obat antiemetik, analgesik, atau sedatif. b. Dihidroergotamin (DHE) merupakan agonis reseptor serotonin yang aman dan efektif untuk menghilangkan serangan migren dengan efek samping mual yang kurang dan lebih bersifat vasokonstriktor. c. Sumatriptan suksinat merupakan agonis selektif reseptor 5-Hidroksitriptamin (5-HT1D) yang efektif dan cepat menghilangkan serangan nyeri. Pengobatan pencegahan Pengobatan pencegahan diberikan bila terdapat lebih dari 2 kali serangan Dalam sebulan. Obat pencegah migren adalah (Harsono, 2003): a. Beta-blocker b. Antagonis Ca c. Anti serotonin dan antihistamin d. Antidepresan trisiklik e. NSAID



29. Osteosarcoma



Pada osteosarkoma terdapat 3 gambaran radiologi, yaitu 1. Gambaran osteolitik, dimana proses destruksi merupakan proses utama. Tumor tumbuh dari ujung metaphisis kearah diaphisis dan sedikit reaksi periosteal dan terjadi destruksi korteks. Bentuk ini mempunyai batas tak tegas dengan gambaran spikula dan segitiga codmann (codmann triangle). Pada codmann’s triangle ini biasanya terjadi kalsifikasi dan pembengkakan 2. Gambaran osteoblastik, yang diakibatkan oleh banyak pembentukan tumor tulang. Gambaran tumor tampak lebih putih dengan batas irreguler. Pada bentuk ini terjadi kalsifikasi jaringan lunak sehingga densitas meningkat, terdapat pula reaksi periosteal berupa sunray atau sun burst. Sunray terjadi sebelum metastase tumor, berupa garis-garis tipis (seperti sinar) yang tegak lurus dengan aksis tulang. Kortek menuju ke jaringan lunak dan menyebabkan jaringan lunak bengkak. Sunburst merupakan gambaran seperti ledakan matahari. 3. Gambaran campuran antara proses destruksi dan proses pembentukan tumor tulang



30. obat TB untuk kasus putus obat? Pembahasan: Obat TB kategori 1 : 2 RHZE/4RH atau 2RHZE/4R3H3. Diberikan untuk pasien kasus baru/yg belum pernah mendapat pengobatan atau yg baru minum obat selama < dari 28 hari Obat Tb kategori 2 : 2RHZES/1RHZE/5RHE. Diberikan untuk pasien kambuh, pasien gagal, pasien default. 31. Tentang impending eklampsia. 32. Obat Anti Hipertensi yang aman pada ibu hamil : Metil dopa 33. Mengeluh nyeri pada pipi kanan, gambaran radiologi diatas : Sinusitis maxillaris (air fluid level pada sinus maxilla dextra) 34. Seorang wanita 15 tahun datang dibawa oleh pacarnya ke klinik pratama untuk di minta melakukan aborsi, dokter tersebut merupakan dokter keluarga. Pasien dan keluarga sering berobat ke dokter tersebut dan kenal baik. Mereka meminta dokter untuk tidak memberitahukan kepada orang tua pasien. Apakah yang harus dilakukan dokter tersebut. a. Menolak untuk melakukan aborsi b. Melakukan aborsi c. Memberitahukan kepada orang tua pasien d. Merujuk ke dokter lain e. Merujuk ke rumh sakit. 35. Wanita 24 tahun G1P0A0 dikirim dari Puskemas dengan persalinan tidak maju sejak 7 jam yang lalu. Keadaan umum pasien baik, perkiraan kehamilan aterm dengan tafsiran berat janin 2700 kg, frekuensi detak jantung 150, reguler, kontraksi uterus 3x setiap 10 menit dan masing- masing berlangsung 50-60 detik. Pada pemeriksaan Leopord teraba kepala sebelah



kiri dan bagian kecil di sebalah kanan. Dilatasi serviks 8 cm, pendarahan 75%, ketuban (+). Dokter puskesmas akan merujuk pasien tersebut a. Letak lintang dengan gawat janin b. Letak lintang dengan intersia uteri c. Letak sungsang dengan gawat janin d. Letak sungsang dengan intersia uteri e. Letak lintang denga persalinan kala 1 36. Seorang laki-laki berusia 54 tahun datang dengan keluhan mata kanannya merah dan nyeri sejak 2 hari lalu. Keluhan disertai pandangan yang mendadak kabur, mata berair dan silau. Pasie menderita TBC sejak 10 tahun yang lalu tetapi tidak berobat teratur. Pemeriksaan oftalmologi tampak injek perilimbal. Pemeriksaan slit lamp : keratic precipitate, tekan bola mata 24 mmHg. a. Konjungtivitis b. Keratitis c. Retinitis d. Vitritis e. Iritis Pembahasan : Konjungtivitis  Konjungtivitis adalah peradangan atau infeksi selaput transparan yang berada di permukaan dalam kelopak mata yang mengelilingi bola mata bagian luar  Etiologi dari konjungtivitis terdiri dari bakteri, klamidia, allergi, virus toksik , berkaitan dengandengan penyakit sistemik  Gambaran klinis yang terlihat pada konjungtivitis dapat berupa hieremi konjungtivitis bulbi ( injeksi konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan sekret yang lebih nyata di pagi hari,pseudoptosis akibat kelopak mata membengkak, kemosi, hipertropi papil, folikel, flikten, mata beras seperti ada benda asing, dan adenopati preaurikuler Keratitis  Keratitis adalah radang kornea biasanya diklasifikasikan dalam lapis kornea yang terkena, seperti superfisial dan intersisial atau profunda.  Keratitis dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti berkurangnya air mata, keracunan obat, reaksi alergi pada pemberian obat topikal, dan reaksi terhadap konjungtivitis menahun 



Gejalanya mata merah, rasa silau, dan merasa kelipatan. Pengobatan dapat diberikan antibiotik, air mata buatan dan dan sikloplegik.



37. Seorang wanita 19 tahun mengeluhkan sakit kepala sejak 1 jam lalu, sakit kepalanya seperti diikat, TTV dalam batas normal a. Tension headache b. Cluster headache c. Migrain tanpa aura



d. e.



Migrain dengan aura Neuralgia trigeminal



Pembahasan Tension headache  Minimal ada 10 kali episode serangan nyeri kepala berupa nyeri terasa berat seperti diikat, ditekan, tegang seperti dibebani, biasanya di daerah frontal dan tengkuk, kadang-kadang dapat menyeluruh atau bilateral  Nyeri berlangsung dari 30 menit akan tetapi dapat terus menerus sampai 7 hari  Nyeri bertambah pada siang hari dan berkurang setelah istirahat  Tidak ditemukan fotofobia dan fonofobia  Tidak ada nausea dan vomitus  Berkaitan erat dengan stress psikologi Cluster headache  Minimal terdapat 5 serangan nyeri kepala hebat atau sangat hebat di daerah orbital, supraorbital, dan atau temporal yang unilateral, berlangsung 15-180 menit bila tidak diobati  Nyeri kepala disertai setidaknya – tidaknya satu dari berikut : a. Injeksi konjungtiva dan atau lakrimalis lipsilateral b. Kongesti nnasal dan atau lakrimasi ipsilateral c. Edema palpebra ipsilateral d. Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral e. Miosis dan atau ptosis ispilateral f. Perasaan gelisa atau agitasi  Frekuensi serangan : dari 1 kali setiap 2 hari 8 kali perhari Migrain Tanpa Aura A. Sekurang – kurang 10 kali serangan termasuk B- D B. Sekurang – kurangnya kepala berlangsung antara 4 – 72 jam ( tidak diobati atau pengobatan tidak cukup) dan diantara serangan tidak ada nyeri kepala C. Nyeri kepala yang tejadi sekurang- kurangnya 2 dari karakteristik sbb : - Lokasi unilateral - Sifatnya mendenyut - Intensitas sedang sampai berat - Diperberat oleh kegiatan fisik D. Selama serangan sekurang- kurangnya ada satu dari hal tersebut dibawah ini - Mual atau dengan muntah - Fotofobia atau dengan fonofobia E. Sekurang – kurangnya ada satu dari ysng tersbut dibawah ini - Riwayat pemeriksaan fisik dan neurologi tidak menunjukan adanya kelainan organic



-



Riwayat pemeriksaan fisik dan neurologi diduga ada kelainan organik, tetapi pemeriksaan neuro-imaging dan pemeriksaan tambahan lainnya tidak menunjukan kelainan Migrain dengan aura A. Sekurang – kurangnya 2 serangan seperti tersebut dalam B B. Sekurang – kurangnya terdapat 3 sampai 4 karakteristik di bawah ini - Satu atau lebih gejala aura yang reversibel yang menunjukan disfungsi hemisfer dan atau batang otak - Sekurang- kurangnya satu gejala atau berkembang lebih dan 4 menit, atau lebih gejala aura yang terjadi bersama-sama