Soal Pengetahuan Dan Pemahaman Umum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

This post was published to EBRAIN at 09.29.29 22/02/2021



SMA TPS_PPU 1



2



3



(1) Eceng gondok ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ahli botani Jerman bernama Carl Friedrich Philipp von Martius pada tahun 1824 saat sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon, Brasil. (2) Tanaman ini dapat ditemukan dengan jumlah yang besar karena memiliki kecepatan pertumbuhan yang tinggi, sehingga masyarakat umum sering menganggap eceng gondok sebagai gulma yang dapat merusak estetika dan ekosistim lingkungan perairan. (3) Selain pertumbuhannya yang cepat, daya adaptasinya yang sangat baik membuat eceng goncok dapat ditemui di berbagai jenis lingkungan perairan, seperti di rawa, danau, sungai, bahkan di selokan. (4) Kesan buruk pun semakin meningkat karena tanaman yang merambat ini sering menumpuk, lalu membuat sampah menjadi tersendat sehingga eceng gondok sering menganggap sebagai pemicu terjadinya banjir. (5) Dengan berbagai dampak buruk pada lingkungan tersebut, masyarakat pada akhirnya memilih untuk membabat habis eceng gondok. Kalimat (4) dalam bacaan tersebut akan menjadi baku jika diperbaiki dengan cara mengubah penulisan kata buruk pun menjadi burukpun. A



B



menambahkan tanda koma sebelum karena.



C



mengganti kata lalu dengan kata namun.



D



menambahkan tanda koma sebelum sehingga.



E



mengganti kata menganggap menjadi dianggap.



(1) Eceng gondok ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ahli botani Jerman bernama Carl Friedrich Philipp von Martius pada tahun 1824 saat sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon, Brasil. (2) Tanaman ini dapat ditemukan dengan jumlah yang besar karena memiliki kecepatan pertumbuhan yang tinggi, sehingga masyarakat umum sering menganggap eceng gondok sebagai gulma yang dapat merusak estetika dan ekosistim lingkungan perairan. (3) Selain pertumbuhannya yang cepat, daya adaptasinya yang sangat baik membuat eceng goncok dapat ditemui di berbagai jenis lingkungan perairan, seperti di rawa, danau, sungai, bahkan di selokan. (4) Kesan buruk pun semakin meningkat karena tanaman yang merambat ini sering menumpuk, lalu membuat sampah menjadi tersendat sehingga eceng gondok sering menganggap sebagai pemicu terjadinya banjir. (5) Dengan berbagai dampak buruk pada lingkungan tersebut, masyarakat pada akhirnya memilih untuk membabat habis eceng gondok. Penulisan kata yang tidak sesuai EBI dalam bacaan tersebut adalah



A



ekspedisi (kalimat 1)



B



estetika (kalimat 2)



C



ekosistim (kalimat 2)



D



pemicu (kalimat 4)



E



membabat (kalimat 5)



(1) Eceng gondok ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ahli botani Jerman bernama Carl Friedrich Philipp von Martius pada tahun 1824 saat sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon, Brasil. (2) Tanaman ini dapat ditemukan dengan jumlah yang besar karena memiliki kecepatan



pertumbuhan yang tinggi, sehingga masyarakat umum sering menganggap eceng gondok sebagai gulma yang dapat merusak estetika dan ekosistim lingkungan perairan. (3) Selain pertumbuhannya yang cepat, daya adaptasinya yang sangat baik membuat eceng goncok dapat ditemui di berbagai jenis lingkungan perairan, seperti di rawa, danau, sungai, bahkan di selokan. (4) Kesan buruk pun semakin meningkat karena tanaman yang merambat ini sering menumpuk, lalu membuat sampah menjadi tersendat sehingga eceng gondok sering menganggap sebagai pemicu terjadinya banjir. (5) Dengan berbagai dampak buruk pada lingkungan tersebut, masyarakat pada akhirnya memilih untuk membabat habis eceng gondok. Inti kalimat (2) adalah



A



Tanaman ditemukan.



B



Tanaman memiliki kecepatan.



C



Masyarakat menganggap eceng gondok.



D



Gulma merusak estetika.



E



Tanaman merusak lingkungan. (1) Cangkang telur ayam merupakan suatu bagian yang berfungsi sebagai pelindung embrio



4



di dalamnya. (2) Kalsium dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3) dengan kadar 94% menjadi komponen utama penyusun cangkang telur. (3) Dengan kadar kalsium yang tinggi, cangkang telur memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber kalsium dalam pembuatan suatu biomaterial untuk pengobatan berbagai penyakit tulang. (4) Biomaterial harus bersifat bioaktif, biokompatibel, dan tidak beracun sehingga dapat menggantikan fungsi jaringan hidup tertentu. (5) Hidroksiapatit merupakan satu di antara biomaterial yang bersifat bioaktif untuk tulang manusia atau hewan. (6) Selain itu, hidroksiapatit adalah satu di antara bentuk dari senyawa kalsium fosfat. (7) Sifat fisika dan kimia yang mirip dengan tulang manusia dan hewan menjadikan hidroksiapatit suatu biomaterial yang dapat digunakan dalam bidang kedokteran, khususnya ortopedi, sebagai bahan pembuatan graft tulang. Kalimat (7) merupakan perluasan dari kalimat dasar



5



A



Kemiripan tulang manusia dan hewan



B



Suatu biomaterial digunakan dalam kedokteran



C



Hidroksiapatit dalam bidang kedokteran.



D



Sifat fisika dan kimia menjadikan hidroksiapatit.



E



Bahan pembuatan graft tulang. (1) Cangkang telur ayam merupakan suatu bagian yang berfungsi sebagai pelindung embrio



di dalamnya. (2) Kalsium dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3) dengan kadar 94% menjadi



komponen utama penyusun cangkang telur. (3) Dengan kadar kalsium yang tinggi, cangkang telur memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber kalsium dalam pembuatan suatu biomaterial untuk pengobatan berbagai penyakit tulang. (4) Biomaterial harus bersifat bioaktif, biokompatibel, dan tidak beracun sehingga dapat menggantikan fungsi jaringan hidup tertentu. (5) Hidroksiapatit merupakan satu di antara biomaterial yang bersifat bioaktif untuk tulang manusia atau hewan. (6) Selain itu, hidroksiapatit adalah satu di antara bentuk dari senyawa kalsium fosfat. (7) Sifat fisika dan kimia yang mirip dengan tulang manusia dan hewan menjadikan hidroksiapatit suatu biomaterial yang dapat digunakan dalam bidang kedokteran, khususnya ortopedi, sebagai bahan pembuatan graft tulang. Dalam bacaan tersebut terdapat kata hubung yang menyatakan pemilihan, yaitu



6



A



untuk (kalimat 3).



B



dan (kalimat 4).



C



sehingga (kalimat 4).



D



atau (kalimat 5).



E



selain itu (kalimat 6). (1) Wayang sebagai mitos yang disenikan tidak hanya menyuguhkan keindahan, permainan



bentuk, keterampilan, ritual, festival, klangenan atau kegemaran semata, tetapi juga perenungan mendalam untuk mengungkap hal-hal esensial dalam realitas kehidupan supaya mendapatkan pencerahan batin. (2) Sayangnya, di Indonesia wayang masih cenderung dianggap sebagai karya seni semata, sedangkan wayang sebagai nilai budaya semakin terdegradasi. (3) Fenomena semakin terpinggirkannya kekayaan budaya wayang, seperti dikatakan Guru Besar Filsafat Universitas Parahyangan, Bandung, Bambang Sugiharta, disebabkan oleh adanya anggapan bahwa kemoderenan lebih spektakuler, lebih menarik secara visual, dan pragmatis. (4) Sementara itu, yang cukup mengherankan adalah di negara-negara maju justru muncul gerakan untuk kembali menggali kekayaan budaya lokal mereka, seperti di Irlandia orang kembali menggali kekayaan Keltik dan di Denmark orang kembali menggali Viking. (5) Artinya, di negaranegara maju, ada gerakan dari logos atau sains ke mitos, seni, dan mistik. (6) Sebaliknya, di Indonesia orang baru belajar bergerak dari mitos ke logos, sains, dan filsafat meski tertatih-tatih dan bingung. (7) Dalam hal pewarisan budaya wayang, ada sebagian kalangan yang bersifat defensif; mereka tidak mau wayang tergerus budaya lain. (8) Akan tetapi, ada pula pihak yang bersemangat partisipasi dengan berupaya agar filsafat wayang dapat memperkaya filsafat dunia.



Kalimat topik paragraf kedua teks 1 tersebut adalah



A



kalimat (4).



B



kalimat (5).



C



kalimat (6).



D



kalimat (7).



E



kalimat (8). (1) Wayang sebagai mitos yang disenikan tidak hanya menyuguhkan keindahan, permainan



7



bentuk, keterampilan, ritual, festival, klangenan atau kegemaran semata, tetapi juga perenungan mendalam untuk mengungkap hal-hal esensial dalam realitas kehidupan supaya mendapatkan pencerahan batin. (2) Sayangnya, di Indonesia wayang masih cenderung dianggap sebagai karya seni semata, sedangkan wayang sebagai nilai budaya semakin terdegradasi. (3) Fenomena semakin terpinggirkannya kekayaan budaya wayang, seperti dikatakan Guru Besar Filsafat Universitas Parahyangan, Bandung, Bambang Sugiharta, disebabkan oleh adanya anggapan bahwa kemoderenan lebih spektakuler, lebih menarik secara visual, dan pragmatis. (4) Sementara itu, yang cukup mengherankan adalah di negara-negara maju justru muncul gerakan untuk kembali menggali kekayaan budaya lokal mereka, seperti di Irlandia orang kembali menggali kekayaan Keltik dan di Denmark orang kembali menggali Viking. (5) Artinya, di negaranegara maju, ada gerakan dari logos atau sains ke mitos, seni, dan mistik. (6) Sebaliknya, di Indonesia orang baru belajar bergerak dari mitos ke logos, sains, dan filsafat meski tertatih-tatih dan bingung. (7) Dalam hal pewarisan budaya wayang, ada sebagian kalangan yang bersifat defensif; mereka tidak mau wayang tergerus budaya lain. (8) Akan tetapi, ada pula pihak yang bersemangat partisipasi dengan berupaya agar filsafat wayang dapat memperkaya filsafat dunia. Dalam teks 1 tersebut, terdapat diksi yang tidak tepat, yakni



8



A



kata esensial pada kalimat (1).



B



kata fenomena pada kalimat (3)



C



kata budaya lokal pada kalimat (4).



D



kata defensif pada kalimat (7).



E



kata partisipasi pada kalimat (8). (1) Wayang sebagai mitos yang disenikan tidak hanya menyuguhkan keindahan, permainan



bentuk, keterampilan, ritual, festival, klangenan atau kegemaran semata, tetapi juga perenungan mendalam untuk mengungkap hal-hal esensial dalam realitas kehidupan supaya mendapatkan



pencerahan batin. (2) Sayangnya, di Indonesia wayang masih cenderung dianggap sebagai karya seni semata, sedangkan wayang sebagai nilai budaya semakin terdegradasi. (3) Fenomena semakin terpinggirkannya kekayaan budaya wayang, seperti dikatakan Guru Besar Filsafat Universitas Parahyangan, Bandung, Bambang Sugiharta, disebabkan oleh adanya anggapan bahwa kemoderenan lebih spektakuler, lebih menarik secara visual, dan pragmatis. (4) Sementara itu, yang cukup mengherankan adalah di negara-negara maju justru muncul gerakan untuk kembali menggali kekayaan budaya lokal mereka, seperti di Irlandia orang kembali menggali kekayaan Keltik dan di Denmark orang kembali menggali Viking. (5) Artinya, di negaranegara maju, ada gerakan dari logos atau sains ke mitos, seni, dan mistik. (6) Sebaliknya, di Indonesia orang baru belajar bergerak dari mitos ke logos, sains, dan filsafat meski tertatih-tatih dan bingung. (7) Dalam hal pewarisan budaya wayang, ada sebagian kalangan yang bersifat defensif; mereka tidak mau wayang tergerus budaya lain. (8) Akan tetapi, ada pula pihak yang bersemangat partisipasi dengan berupaya agar filsafat wayang dapat memperkaya filsafat dunia. Kesalahan penulisan kata dalam teks 1 tersebut terdapat pada



9



A



kalimat (1).



B



kalimat (3).



C



kalimat (4).



D



kalimat (5).



E



kalimat (7).



(1) Pendidikan karakter yang dikembangkan di dunia pendidikan adalah pendidikan yang memiliki empat aspek, yaitu olah kalbu, olah pikir, olah rasa, dan olahraga. (2) Olah kalbu adalah pendidikan akhlak mulia dan budi pekerti luhur sehingga peserta didik memiliki kepribadian yang unggul. (3) Sementara itu, olah pikir merupakan pendidikan yang membangun manusia agar memiliki kemandirian serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. (4) Dalam hal ini, olah pikir berorientasi pada pembangunan manusia yang cerdas, kreatif, dan inovatif. (5) Olah rasa bertujuan menghasilkan manusia yang apresiatif, sensitif, serta mampu mengekspresikan keindahan dan kehalusan. (6) Ini sangat penting karena tidak ada rasa syukur manakala kita tidak memiliki apresiasi terhadap keindahan dan kehalusan. (7) Aspek ini pula yang selama ini kurang mendapat perhatian kita sehingga kita merasakan kegagalan dalam mendidik para pelajar. (8) Sedangkan olahraga merupakan proses pembangunan manusia sehingga bisa menjadikan dirinya sebagai penopang bagi berfungsinya hati, otak, dan rasa. Inti kalimat dari kalimat (1) dalam teks 4 tersebut adalah



A



Pendidikan karakter dikembangkan.



B



Pendidikan karakter di dunia pendidikan.



C



Pendidikan karakter adalah pendidikan.



D



Pendidikan memiliki empat aspek.



E



Pendidikan mengembangkan empat aspek.



10 (1) Masalah keefisienan dan keefektifan terjadi dalam manajemen pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. (2) Sistem pendidikan dikatakan efisien dan efektif bila dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat dihasilkan sejumlah lulusan yang berkualitas tinggi. (3) Banyak ahli mengatakan bahwa sistem pendidikan sekarang ini masih kurang efisien. (4) Masalah keefisienan pendidikan mempersoalkan kapabilitas suatu sistem pendidikan dalam mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. (5) Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran, maka dikatakan keefisienannya tinggi. (6) Hal ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan tenaga pendidikan. Tujuan penulis dalam teks 5 tersebut



A



menginformasikan bahwa sistem pendidikan yang ada belum sesuai dengan keinginan semua pihak.



B



menggambarkan sistem pendidikan yang efisien dan kinerja tenaga pendidikan



C



menjelaskan korelasi antara tingginya kualitas hasil pendidikan dan keefisienan sistem pendidikan.



D



meyakinkan pembaca bahwa pengelolaan sistem pendidikan masih jauh dari kriteria efisien-efektif.



E



menceritakan tenaga pendidikan yang bermasalah dan menjadi sorotan dalam dunia pendidikan.



11 (1) Masalah keefisienan dan keefektifan terjadi dalam manajemen pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. (2) Sistem pendidikan dikatakan efisien dan efektif bila dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat dihasilkan sejumlah lulusan yang berkualitas tinggi. (3) Banyak ahli mengatakan bahwa sistem pendidikan sekarang ini masih kurang efisien. (4) Masalah keefisienan pendidikan mempersoalkan kapabilitas suatu sistem pendidikan dalam mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. (5) Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran, maka dikatakan keefisienannya tinggi. (6) Hal ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan tenaga pendidikan. Kelemahan teks 5 tersebut disebabkan oleh



A



adanya dua inti permasalahan.



B



adanya kesalahan penulisan kata.



C



adanya penggunaan tanda baca yang salah.



D



penggunaan kalimat yang tidak efektif.



E



penggunaan konjungsi yang tidak efektif.



12 (1) Penurunan populasi ikan di kawasan barat Indonesia, khususnya Laut Jawa dan Selat Malaka, disebabkan oleh intensitas penangkapan yang tidak diimbangi dengan pengembangbiakan yang cukup. (2) Pohon bakau yang menjadi habitat alami ikan nyaris hampir punah di wilayah itu sehingga mengurangi pula jumlah stok ikan secara alami. (3) Di sinilah pentingnya revitalisasi pesisir dengan konsep baru, yakni menjaga harmoni ekosistem laut dengan aktivitas manusia. (4) Laut seharusnya menjadi subjek yang dibutuhkan manusia sehingga perlu dikelola dengan baik dan bijaksana. (5) Tanpa pengelolaan yang baik dan bijaksana, penurunan populasi ikan di kawasan tersebut akan terus terjadi. Dalam teks 3 tersebut terdapat kalimat tidak efektif, yaitu



A



kalimat (1).



B



kalimat (2).



C



kalimat (3).



D



kalimat (4)



E



kalimat (5).



13 Some 40 years ago, Washington State University anthropologist Barry Hewlett noticed that when the Aka pygmies stopped to rest between hunts, parents would give their infants small axes, digging sticks, and knives.To parents living in the developed world, this could be seen as irresponsible. But in all the intervening years. Hewlett has never seen an infant cut him – or herself. He has, however, seen the exercise as part of the Aka way of teaching, an activity that most researchers – from anthropologists to psychologists to biologists – consider rare or non – existent in such small – scale cultures. He has completed a small but novel study of Aka, concluding that, "teaching is part of the human genome"."It is part of our human nature", said Hewlett, a professor of anthropology at WSU Vancouver. "Obviously, teaching as it exists in formal education is in a way different from the way it exists in small – scale groups that I work with. The thing is, there does seem to be something going on there".The Aka are among the last of the world’s hunter– gatherers, but their way of life accounts for 99 percent of human history. What they teach, and how they teach offers new insights into who we are as humans and how we might best learn. Clearly, the Aka are not helicopter parents who would shudder at the thought of giving sharp objects to any children, let alone 1 – year – olds. Rather, the Aka place a high value on individual autonomy, in addition to sharing and social equality, so they are unlikely to intervene with one another’s behavior"one does no coerce or tell others what to do, including children", Hewlett and co–author Casey Roulette write in Royal Society Open Science, an open–access journal by the world’s oldest scientific publisher, The Royal Society of London.



The passage mainly discusses a topic on…



14



A



patterns of education in a tribe



B



parental roles in educating children



C



the Aka way of educating their children



D



educational values in the Aka culture



E



education as universal culture



Some 40 years ago, Washington State University anthropologist Barry Hewlett noticed that when the Aka pygmies stopped to rest between hunts, parents would give their infants small axes, digging sticks, and knives.To parents living in the developed world, this could be seen as irresponsible. But in all the intervening years. Hewlett has never seen an infant cut him – or herself. He has, however, seen the exercise as part of



the Aka way of teaching, an activity that most researchers – from anthropologists to psychologists to biologists – consider rare or non – existent in such small – scale cultures. He has completed a small but novel study of Aka, concluding that, "teaching is part of the human genome"."It is part of our human nature", said Hewlett, a professor of anthropology at WSU Vancouver. "Obviously, teaching as it exists in formal education is in a way different from the way it exists in small – scale groups that I work with. The thing is, there does seem to be something going on there".The Aka are among the last of the world’s hunter– gatherers, but their way of life accounts for 99 percent of human history. What they teach, and how they teach offers new insights into who we are as humans and how we might best learn. Clearly, the Aka are not helicopter parents who would shudder at the thought of giving sharp objects to any children, let alone 1 – year – olds. Rather, the Aka place a high value on individual autonomy, in addition to sharing and social equality, so they are unlikely to intervene with one another’s behavior"one does no coerce or tell others what to do, including children", Hewlett and co–author Casey Roulette write in Royal Society Open Science, an open–access journal by the world’s oldest scientific publisher, The Royal Society of London.



The word genome in line 9 in the passage means…



15



A



life



B



nature



C



culture



D



genome



E



education



Some 40 years ago, Washington State University anthropologist Barry Hewlett noticed that when the Aka pygmies stopped to rest between hunts, parents would give their infants small axes, digging sticks, and knives.To parents living in the developed world, this could be seen as irresponsible. But in all the intervening years. Hewlett has never seen an infant cut him – or herself. He has, however, seen the exercise as part of the Aka way of teaching, an activity that most researchers – from anthropologists to psychologists to biologists – consider rare or non – existent in such small – scale cultures. He has completed a small but novel study of Aka, concluding that, "teaching is part of the human genome"."It is part of our human nature", said Hewlett, a professor of anthropology at WSU Vancouver. "Obviously, teaching as it exists in formal education is in a way different from the way it exists in small – scale groups that I work with. The thing is, there does seem to be something going on there".The Aka are among the last of the world’s hunter– gatherers, but their way of life accounts for 99 percent of human history. What they teach, and how they teach offers new insights into who we are as humans and how we might best learn. Clearly, the Aka are not helicopter parents who would shudder at the thought of giving sharp objects to any children, let alone 1 – year – olds. Rather, the Aka place a high value on individual autonomy, in addition to sharing and social equality, so they are unlikely to intervene with one another’s behavior"one does no coerce or tell others what to do, including children", Hewlett and co–author Casey Roulette write in Royal Society Open Science, an open–access journal by the world’s oldest scientific publisher, The Royal Society of London.



Which of the following is important to the Aka ? A



Education, respect, and togetherness



B



Respect, responsibility, and freedom



16



17



C



Learning, sharing, and freedom



D



Respecting, responsibility, and learning



E



Freedom, sharing, and fairness



Whatever the antecedents to boredom, people expressed their experiences in strikingly similar ways. The dominant feelings expressed were of being trapped and restless, yet lethargic, with associated guilt and, in some cases, depression. The people who became bored at work described this feeling of being trapped. At home, they had choice, which gave them a sense of freedom, whereas at work they felt that they had less control over their lives. However, people who were bored at home also felt they were trapped. One man who felt bored almost all the time compared his experience to that of animals in cages. People who became bored at home also described this feeling of restlessness. They could not settle to any particular activity, and they could not rest, so they cast around trying to find something to do. One young woman described this as a ‘fidgety’ feeling. People who were bored all the time felt extremely restless. They had a desperate need to do something but did not know what it was. One elderly person said that when she was younger, she could go for walks, but because she was now physically limited, this was no longer possible. At the same time as feeling restless, people also felt tired and lethargic when they were bored. A young woman who had just finished college felt a need to go out and do something, but found that the temptation was to stay at home and watch television. People felt guilty because although they had the possibility to do whatever they wanted, they did not use their time productively. One of the women in the study wondered if she was subconsciously aware that she was getting older and time was running out . As well as feeling trapped, the people who became bored at work also felt frustrated, stressed and tired, with a lack of concentration and an awareness of time passing slowly. They would also feel sorry for themselves and would wish that they could have a more fulfilling job. Those in temporary employment could cope with this better than others who were permanent, and could see nothing better for themselves in the future. Furthermore, depression seems to be a feature of people who are almost always bored. One of the participants who was bored most of the time during his early years said that he was caught up in a downward spiral of frustration, apathy and depression. What does the phrase animals in cages represent in the passage?



A



Everyday emotions felt by animals being put in cages.



B



Being confined(batas) to a limited space when you desire freedom.



C



The inability to fly like a bird in the sky.



D



Hopelessness felt because the person feels apathy.



E



Desperation felt because the person cannot do whatever they want.



Whatever the antecedents to boredom, people expressed their experiences in strikingly similar ways. The dominant feelings expressed were of being trapped and restless, yet lethargic, with associated guilt and, in some cases, depression. The people who became bored at work described this feeling of being trapped. At home, they had choice, which gave them a sense of



freedom, whereas at work they felt that they had less control over their lives. However, people who were bored at home also felt they were trapped. One man who felt bored almost all the time compared his experience to that of animals in cages. People who became bored at home also described this feeling of restlessness. They could not settle to any particular activity, and they could not rest, so they cast around trying to find something to do. One young woman described this as a ‘fidgety’ feeling. People who were bored all the time felt extremely restless. They had a desperate need to do something but did not know what it was. One elderly person said that when she was younger, she could go for walks, but because she was now physically limited, this was no longer possible. At the same time as feeling restless, people also felt tired and lethargic when they were bored. A young woman who had just finished college felt a need to go out and do something, but found that the temptation was to stay at home and watch television. People felt guilty because although they had the possibility to do whatever they wanted, they did not use their time productively. One of the women in the study wondered if she was subconsciously aware that she was getting older and time was running out . As well as feeling trapped, the people who became bored at work also felt frustrated, stressed and tired, with a lack of concentration and an awareness of time passing slowly. They would also feel sorry for themselves and would wish that they could have a more fulfilling job. Those in temporary employment could cope with this better than others who were permanent, and could see nothing better for themselves in the future. Furthermore, depression seems to be a feature of people who are almost always bored. One of the participants who was bored most of the time during his early years said that he was caught up in a downward spiral of frustration, apathy and depression.



Which aspect of Paragraph is not discussed anywhere else in the passage?



18



A



Emotions elicited due to boredom.



B



Reasons why people feel bored.



C



Limitations people feel from expressing themselves.



D



Experience of boredom for women.



E



Ways to avoid boredom



The invention of the phonograph happened quite by accident. Thomas Edison moved to Menlo Park, New Jersey, in 1876, where he established an industrial research laboratory. There Edison worked on a carbon telephone transmitter to improve the existing Bell system. In that laboratory a year later Edison invented the phonograph while trying to improve a telegraph repeater. He attached a telephone diaphragm to the needle in the telegraph repeater to produce a recording that could be played back. After some improvements to the machine, he recited, “Marry Had a Little Lamb” and played back the recognizable reproduction of his voice back to an astonished audience. The word "there" refers to...



A



the invention



B



Menlo



C



industry



D



1876



E 19



phonograph



The invention of the phonograph happened quite by accident. Thomas Edison moved to Menlo Park, New Jersey, in 1876, where he established an industrial research laboratory. There Edison worked on a carbon telephone transmitter to improve the existing Bell system. In that laboratory a year later Edison invented the phonograph while trying to improve a telegraph repeater. He attached a telephone diaphragm to the needle in the telegraph repeater to produce a recording that could be played back. After some improvements to the machine, he recited, “Marry Had a Little Lamb” and played back the recognizable reproduction of his voice back to an astonished audience. What is the best title for the passage?



20



A



Thomas Edison’s Many Inventions.



B



Improvements in the telephone and the Telegraph.



C



The History of Menlo Park.



D



A surprise invention.



E



The phonograph.



The invention of the phonograph happened quite by accident. Thomas Edison moved to Menlo Park, New Jersey, in 1876, where he established an industrial research laboratory. There Edison worked on a carbon telephone transmitter to improve the existing Bell system. In that laboratory a year later Edison invented the phonograph while trying to improve a telegraph repeater. He attached a telephone diaphragm to the needle in the telegraph repeater to produce a recording that could be played back. After some improvements to the machine, he recited, “Marry Had a Little Lamb” and played back the recognizable reproduction of his voice back to an astonished audience. The According to the passage, the invention of the phonograph ....



A



was planned perfectly



B



was Edison’s principal project



C



was surprising to no one



D



took many years



E



was quite unplanned