Soal To Mata [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dibawa orangtuanya ke praktik dokter umum dengan keluhan mata merah sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan tidak disertai pandangan kabur. Pemeriksaan oftalmologi: terdapat folikel-folikel di limbus kornea. Diagnosis yang paling mungkin: a. Konjungtivitis bakterial kronis b. Konjungtivitis viral akut c. Konjungtivitis cum flygten d. Konjungtivitis trakomatos e. Konjungtivitis vernal Jawaban: E. Konjungtivitis vernal Pembahasan: Gejala mata gatal, merah, berair, riwayat atopik, dan pada pemeriksaan didapatkan fotofobia, blefarospasme sekret mata mukoid, dan visus dalam batas normal. Biasanya mulai dalam tahun-tahun prapubertas dan berlangsung 5-10 tahun. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan dan biasanya terdapat riwayat keluarga alergi. Dari pemeriksaan slit lamp didapatkan cobblestone appearance (gambaran reaksi papilar yang besar) pada palpebra superior yang merupakan gejala yang khas pada konjungtivitis vernal. 2. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke dokter praktik umum dengan keluhan mata kanan merah sejak 5 hari yang lalu. Keluhan disertai rasa sakit, berair, dan silau. Visus mata kanan 6/60, mata kiri 6/6. Spasme palpebra minimal, konjungtiva hiperemis. Pada kornea terdapa infiltrat bentuk dendritik. Diagnosis yang paling mungkin: a. Infeksi bakteri: infiltrat filamentosa b. Infeksi virus: H. simplex c. Paparan bahan toksin d. Infeksi chlamydia e. Alergi Jawaban: B. Infeksi virus: H. simplex Pembahasan: Konjungtivitis virus herpes sinmpleks (HSV), biasanya merupakan penyakit anak kecil, adalah keadaan luar biasa yang ditandai dengan pelebaran pembuluh darah unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, dan fotofobia ringan. Terjadi pada infeksi primer herpes simpleks atau episode rekuren herpes okular. Keadaan ini sering disertai keratitis herpes simpleks, dengan kornea menampakkan lesi-lesi epitelial tersendiri yang umumnya menyatu membentuk satu ulkus atau ulkus-ulkus epitelial yang bercabang banyak atau disebut dendritik. 3. Seorang pasien datang ke klinik mata, pemeriksaan visusnya menunjukkan OS 5/20, setelah dikoreksi dengan S - 0.25 visus menjadi 5/8, dikoreksi S - 0,50 visusnya 5/7, dikoreksi S - 0.75 visusnya 5/6, dikoreksi S - 1,00 visusnya 5/5. dikoreksi S - 1,25 visusnya 5/10. Manakah koreksi yang tepat? a. S - 0.25 b. S - 0.50 c. S - 0.75



d. S - 1,00 e. S - 1,25 Jawaban: D. S -1.00 Pembahasan: Pada pasien ini, kelainan refraksi berupa miopi. Pada koreksi penderita miopi, ukuran lensa koreksi adalah lensa negatif teringan yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Pada kasus ini, tampak bahwa yang memberikan koreksi ketajaman penglihatan maksimal, yaitu 5/5 adalah S-1,00 4. Seorang laki-laki terkena bola tenís 1 hari yang lalu, mata merah, ketajaman menurun, edema palpebra, injeksi konjungtiva, kornea keruh, kripta iris bagus. pupil regular, dan refleks fundus samar. Apakah pemeriksaan selanjutnya? a. Refraktometri b. Keratometri c. Kampimetri d. Tonometri e. Biometri Jawaban: D. Tonometri Pembahasan: Pada pasien dengan trauma, anamnesis harus mencakup perkiraan ketajaman penglihatan sebelum dan segeni sesudah cedera. Permukaan kornea diperiksa untuk mencari adanya benda asing, luka, dan abrasi. Dilakukan inspeksi konjungtiva bulbaris untuk mencari adanya perdarahan. benda asing, atau laserasi. Oftalmoskop langsung dan tidak fangsung digunakan untuk mengamati lensa, korpus vitreus, diskus optikus, dan retina. Mata diperiksa secara berkala untuk mencari perdarahan sekunder, glaukoma, atau bercak darah di komea akibat pigmen besi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan tonometri untuk mengetahui tekanan intraokular. Pengukuran keratometer digunakan pada pemasangan lensa kontak dan penglhitungan daya lensa intrackular sebelum operasi katarak 5. Seorang anak perempuan berusia 9 tahun datang dengan keluhan kedua mata gatal. Pada peineriksaan ditemukan blepharospasm, fotofobia, dan sekret mata yang copious mucoid. Tajam penglihatan dalam batas normal. Ditemukan gambaran cobblestone appearance pada palpebra superior. Apakah penatalaksanaan yang tepat pada kasus ini? a. Antibiotik topikal b. Antimetabolik topikal c. Acyclovir topikal d. Antihistamin topikal e. Artificial tear Jawaban: D. Antihistamin topikal Pembahasan: Gejala mata gatal, merah, berair, riwayat atopik, dan pada pemeriksaan didapatkan fotofobia, blefarospasme. sekret mata mukoid, visus dalam batas normal, dan dari pemeriksaan slit lamp didapatkan cobblestone appearance (gambaran reaksi



papilar yang besar) pada palpebra superior merupakan gejala yang khas pada konjungtivitis vernal. Penatalaksanaannya adalah dengan pemberian steroid topikal atau mast cell stabilizer (antihistamin) topikal. 6. Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata merah, gatal, keluar sekret seperti susu pada konjungtiva. Terdapat riwayat alergi pada keluarga. Pada pemeriksaan slit lamp terdapat papila pada konjungtiva tarsal superior dan inferior. Apakah diagnosis yang paling mungkin? a. Vernal conjungtivitis b. Atopic conjungtivitis c. Acute conjungtivitis d. Folicele conjungtivitis e. Flictenularis conjungtivitis Jawaban: A. Vernal conjungtivitis Pembahasan: Pasien umumnya mengeluh tentang gatal yang sangat dan kotoran mata berserat-serat. Biasanya terdapat riwayat keluarga alergi dan kadang-kadang pada pasien muda juga. Konjungtiva tampak putih seperti susu, dan terdapat banyak papila halus di konjungtiva tarsalis inferior, Konjungtiva palpebrae superior sering memiliki papila raksasa mirip batu kali. Setiap papila raksasa berbentuk poligonal, dengan atap rata, dan mengandung berkas kapiler. 7. Seorang petani laki-laki berusia 60 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan 1 bulan yang lalu mata kiri tertusuk padi, yang kemudian timbul bercak putih. Sejak 1 minggu ini mata merah. buram, dan sakit. sedangkan mata kanan tidak ada keluhan. Pada pemeriksaan oftalmologi diperoleh VOS 1/~, palpebra tampak udem dan hiperemis, konjungtiva hiperemis dengan sekret (+), kornea terdapat kekeruhan dan tampak infiltrat dengan gambaran satelit (+). Apakah diagnosis yang mungkin? a. Katarak b. Keratitis ec jamur c. Keratitis ec bakteri d. Konjungtivitis ec jamur e. Konjungtivitis ec bakteri Jawahan: B. Keratitis ec jamur Pembahasan: Keratitis adalah peradangan pada kornea Manifestasi klinisnya berupa mata merah, sakit ringan hingga berat, fotofobia, dan penglihatan menurun. Pada pemeriksaan terlihat kekeruhan berwarna putih pada komea dengan defek epitel. Iris sukar dilihat akibat edema komea dan infiltrasi sel radang pada komea. Dapat disertai penipisan kornea, lipatan descemet reaksi jaringan uvea berupa flare, hipopion, hifema, dan sinekia posterior. Bila disebabkan jamur, maka infiltrat akan berwama abu-abu dikelilingi infiltrat halus di sekitarnya (fenomena satelit) Biasanya banyak dijumpai pada pekerja pertanian 8. Seorang laki-laki berusia 35 tahun dirujuk ke klinik mata dari klinik endokrin. la menderita diabetes melitus sejak 10 tahun yang lalu. Kadar gula darah normal,



pemeriksaan visus maupun luar mata normal. Pemeriksaan funduskopi: media jernih, papila normal, retina datar, tidak ada neovaskularisasi, dot hemorrhage (+), hard exudate (+), macula edema (-), dan foveal reflex normal. a. Proliferative diabetic retinophaty b. Non-proliferative diabetic retinophaty c. Central retinal vein occlution d. Central retinal artery occlution e. Retinal detachement Jawabun: A. Non-proliferative diabetic retinopathy Pembahasan: Retinopati diabetika secara klinis dibagi menjadi 2 tipe, yaitu: Retinopati diabetika nonproliferatif, karena hiperpermeabilitas pembuluh darah dan memiliki tanda yaitu, mikroaneruisma (berupa tonjolan dinding kapiler terutama daerah kapiler vena), eksudat keras (hard exudate) dan lunak, perdarahan retina (dot hemorrahage), serta dengan atau tanpa edema makula. Retinopati diabetika proliferative, terjadi akibat iskemia retina yang memacu timbulnya vascular endothelial growth factor (VEGF), → proliferasi endotel → jaringan fibrovaskular→ terbentuk pembuluh-pembuluh darah baru (neovaskularisasi) di retina, vitreus, hingga permukaan iris. 9. Seorang perempuan berusia 59 tahun memeriksakan glaucoma karena takut setelah ibunya opersai glaucoma beberapa tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan sebagai berikut, OVASc S- 2,5D, OVASc – 2,5D, segmen anterior normal, bilik depan tampak terbuka. Apakah pemeriksaan selanjutnya? a. Pemeriksaan lapang pandang b. Pemeriksaan shadow test c. Tetes pilokarpin 2% d. Pemeriksaan kamera foto fundus e. Pemeriksaan tonometer applanasi Jawaban: E. Pemeriksaan tonometer applanasi Pembahasan: Pada glaukoma sudut terbuka primer, terdapat kecenderungan familial yang kuat dan kerabat dekat pasien dianjurkan menjalani pemeriksaan penapisan secara teratur. Diagnosis glaukoma sudut terbuka primer ditegakkan apabila ditemukan kelainan-kelainan glaukomatosa pada diskus optikus dan lapang pandang disertai peningkatan tekanan intraokular, sudut kamera anterior terbuka dan tampak normal, serta tidak ada sebab lain yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. Sekitar 50% pasien glaukoma sudut terbuka primer memperlihatkan tekanan intraokular yang normal sewaktu pertama kali diperiksa sehingga untuk menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan tonometri berulang. Dengan demikian, pada pasien ini perlu dilakukan pemeriksaan tonometer applanasi. Tonometer applanasi Goldmann adalah cara yang lebih teliti daripada tonometri Schiotz. 10. Seorang laki-laki berusia 36 tahun datang dengan keluhan mata mudah berair, mata pegal dan kabur bila melihat jauh. Pemeriksaan fisik segnen anterior tenang.



Kemudian dilakukan koreksi visus VOD 6/15 dikoreksi dengan S + 0,75 menjadi 6/6 VOS 6/10 dikoreksi dengan S + 0,5 menjadi 6/6. Diagnosis pada pasien ini adalah? a. Astigmatisma b. Hipermetropi c. Anisometropi d. Miopi e. Presbiopi Jawaban: B. Hipermetropi Pembahasan: Hipermetropi adalah mata dengan kekuatan lensa positif yang kurang sehingga sinar sejajar tanpa akomodasi difokuskan di belakang retina Hal ini dapat diperbaiki dengan lensa positif sehingga bayangan benda bergeser ke depan dan diatur tepat jatuh di retina. Pada pasien ini dilakukan koreksi dengan lensa positif sehingga visus menjadi normal, maka diagnosis yang tepat adalah hipermetropi. 11. Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang dengan keluhan mata kiri merah, nyeri, penglihatan berkurang sejak 2 hari yang lalu. Gatal, mata terasa ada pasirnya (-). Mual dan muntah (+). Riwayat hipertensi dan diabetes melitus (-), RPK diabetes melitus dan hipertensi (-). Penglihatan mata kanan berkurang, tetapi tidak merah. Pemeriksaan mata kanan: visus 4/60 dikoreksi menjadi 6/20, TIO normal, segmen anterior dbn, lensa: katarak imatur, shadow test (+), dan segmen posterior kesan baik. Pemeriksaan kiri: visus 1/600 tidak bisa dikoreksi. konjungtiva bulbi hiperemis (+). TIO (++), CO dangkal, dan segmen posterior tampak kabur. Maka diagnosisnya? a. Glaukoma simpleks OS dan katarak matur ODS b. Retinitis OS dan glaukoma ODS c. Katarak matur OS dan katarak imatur ODS d. Glaukoma sekunder akut OS dan katarak imatur ODS e. Katarak matur ODS dan Glaukoma Simpleks Jawaban: D. Glaukoma sekunder akut OS dan katarak imatur ODS Pembahasan: Pasien mengalami katarak imatur. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi lensa, denaturasi lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Umumnya terjadi pada usia lanjut, tetapi dapat terjadi secara kongenital. Pada katarak imatur kekeruhan masih sebagian. Penyulit pada katarak ialah glaukoma karena bilik mata depan menjadi dangkal dan sudut bilik mata menjadi sempit akibat hidrasi lensa. Pada mata kiri pasien mengalami glaukoma akut sekunder. Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokular yang meningkat mendadak sangat tinggi. Gejala yang timbul dapat berupa rasa nyeri hebat yang menjalar ke kepala disertai mual dan muntah, mata merah dan bengkak, tajam penglihatan sangat menurun, serta terlihat lingkaran-lingkaran seperti pelangi. Pada pemeriksaan terlihat injeksi konjungtiva. injeksi siliar, kornea suram karena sembab, reaksi pupil hilang atau melambat, kadang pupil midriasis kedua bilik mata depan tampak dangkal pada bentuk primer, sedangkan pada bentuk sekunder dijumpai penyebabnya. Funduskopi sukar dilakukan karea kekeruhan media refraksi.