Soal - UAS - Technopreneurship Essay [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UJIAN AKHIR SEMESTER TECHNOPRENEURSHIP DAN INOVASI BISNIS (Ujian Mandiri) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN 2 Januari 2018 Dikumpulkan 12 Januari 2018 dalam bentuk hard copy dan soft copy ([email protected]) BACA PETUNJUK DIBAWAH INI DENGAN TELITI! 1. Baca kasus dibawah ini 2. Baca minimum 10 artikel dan sitasi minimum 5 artikel yang and gunakan untuk memperkuat argumen anda (Catatan. Pilih dengan bijak kata kunci (keyword) dan cari artikel yang paling menarik untuk memulai review literatur) 3. Tulis essay anda dengan gaya penulisan ilmiah (singkat dan padat, max. 2 halaman dengan spasi 1.15 diluar daftar baca dan pustaka). Jangan lupa untuk menuliskan kata kunci yang anda gunakan, daftar artikel yang anda baca dan daftar pustaka untuk literatur yang anda sitasi)



TUGAS ANDA ! PT Interstisi Material Maju merupakan sebuah start-up yang dibangun untuk mengkomersialisasikan inovasi teknologi yang dikembangkan oleh Dr. Siti Nikmatin, terutama terkait dengan Helm Green Composite. Tuliskan sebuah essay yang berisikan opini dan analisis anda terkait dengan proses entrepreneur PT IMM dan potensi pengembangannya sebagai usaha yang tumbuh menguntungkan: 1. Informasi apa yang harus diperoleh oleh pendiri PT IMM sebelum PT IMM didirikan dan saran apa yang anda berikan kepada PT IMM terkait dengan peluang dan pasarnya? 2. Berikan analisis upaya mempertahankan dan meningkatkan daya saing yang dapat dilakukan oleh PT IMM sehingga PT IMM dapat memperoleh pertumbuhan yang menguntungkan (profitable growth) NOTE: gunakan framework yang anda peroleh selama perkuliahan. Gunakan studi kasus dari skripsi Aji Najib Nashiruddin (2017) dan informasi lain untuk membantu pemahaman anda terhadap kasus. Jangan lupa melakukan sitasi dan mencatumkan literatur yang anda sitasi dalam essay anda.



1



PT INTERSTITI MATERIAL MAJU (https://interstisi.com/tentang-kami-2/) PT Interstisi Material Maju (PT IMM) didirikan di Bogor, 6 Oktober 2017 dan bergerak dalam bidang Material Maju berbasis biokomposit ramah lingkungan. Para pendiri perusahaan ini adalah : 1. Bapak Dwi Arso Yedi Irwanto, ST; 2. Adil Quarta Anggoro, SE; 3. Gema Sukmawati Suryadi, M.Si; dan 4. Rini Sumarni, SP. Perusahaan ini berdiri dalam rangka menaungi hasil penelitan tim riset IPB bernama Interstisi yang diketuai oleh Dr. Siti Nikmatin sebagai Inovator. Interstisi sejak 2008 telah meneliti biokomposit dengan berbagai jenis penguat serat alami, diantaranya rotan, rami, kenaf, dan sawit. Salah satu hasil dari penelitian panjang tentang serat alami ini menemukan bahwa biokomposit berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) memiliki kekuatan impak yang unggul dan mampu menahan energi tumbukan. Selanjutnya hasil penelitian ini diaplikasikan menjadi diversivikasi produk berupa helm biokomposit. Helm ini kemudian diujikan dengan standar SNI dan mendapatkan hasil yang sangat baik. Helm ini menjadi produk unggulan dari PT. Interstisi Material Maju dengan nama GC Helmet yang merupakan singkatan dari Green Composite Helmet. Prototipe helm green composite, telah dimulai pada tahun 2016 dengan jumlah 500 helm yang terdiri dari 3 tipe komposit (SN-1, SN2, dan SN-3) dan dinyatakan lulus pengujian SNI. Uji pasar telah dilakukan pada beberapa kota di Jawa, Sumatera dan Bali melalui penjualan langsung, promosi di perguruan tinggi, instansi pemerintah dan swasta, pameran riset dan teknologi, serta publikasi paper internasional. GC Helmet sebagai helm yang ramah lingkungan, merupakan inovasi pertama di Indonesia. PT Interstisi Material Maju hadir untuk memenuhi kebutuhan akan langkah lanjutan dalam hilirisasi, implementasi dan finalisasi yang terintegrasi dalam percepatan produksi serat TKKS, pembuatan biji komposit berpenguat TKKS, serta produksi GC helmet dengan painting dan assembling secara sustainable. Selain itu, pengembangan akan dilakukan dalam halm desain produk yang lebih menarik, penguatan branding, pemasaran yang efektif dan perluasan pasar. VisidanMisiPT.InterstisiMaterialMaju Visi Menjadi perusahaan penghasil produk rekayasa material maju berbasis teknologi yang ramah lingkungan, berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan, mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri dan bersaing pada skala internasional Misi  



Memproduksi Helm Green Composite yang memiliki keunggulan dalam sifat fisis-mekanis Memproduksi material biokomposit berbasis polimer daur ulang yang diperkuat oleh serat tandan kosong kelapa sawit 2



 



Mengembangkan sumberdaya alam lokal Memberdayaan SDM lokal



STUDI KASUS HELM RAMAH LINGKUNGAN (Diambil dari Skripsi Aji Najib Nashirudin (2017). Analisis Perkembangan Jejaring dalam Komersialisasi Teknologi Hasil Penelitian Berbasis Kerjasama Industri) Profil Inovator Dr. Siti Nikmatin, S.Si., M.Si., lahir di Bojonegoro 19 Agustus 1975. Beliau merupakan dosen aktif di Departemen Fisika FMIPA IPB dan pada tahun 2014 ditugasi sebagai kepala lab. Analisis Bahan. Beliau menempuh sekolah S1, S2, dan S3 di bidang Fisika Material khususnya thin film dan komposit. Fokus riset yang beliau lakukan mengenai biokomposit dengan pengembangan nanoteknologi melalui pendanaan dari DIKTI dan beberapa dana pendamping dari mitra industri. Penelitian tentang pengembangan teknologi produksi serat rotan sebagai filler komposit aplikasi komponen sepeda motor menjadi salah satu inovasi dalam 106 inovasi Indonesia versi Business Innovation Center (BIC) tahun 2014 dan mendapatkan anugerah inovasi Jawa Barat 2014. Pada tahun 2016, penelitian mengenai pemanfaatan biokomposit tandan kosong kelapa sawit pada aplikasi helm mendapatkan penghargaan Anugerah Inovasi dan Prakarsa Jawa Barat (Republika 2016) serta termasuk ke dalam 108 inovasi Indonesia paling prospektif versi Business Inovation Center (BIC) tahun 2016. Inovasi Inovasi GC Helmet merupakan salah satu pengembangan dari produk biocomposite. Pengembangan produk biocomposite dimulai tahun 2012 dengan menggunakan sumber daya alam rotan. Hal tersebut bertujuan untuk memberdayakan industri rotan di Indonesia sehingga meningkatkan kesejahteraan petani rotan dan hilirisasi industri rotan lebih beragam. Saat itu produk hilirisasi dari rotan belum banyak berkembang kecuali furniture. Pada awalnya, pengembangan biocomposite berbasis rotan digunakan sebagai pengganti komponen pada sepeda motor. Pendanaan dilakukan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan melibatkan kerjasama dengan PT AHM sehingga menghasilkan protoype produk. “Tahun 2012, 2013, dan 2014 saya mendapatkan pendanaan dari Kementrian Riset dan Teknologi untuk pengembangan biocomposite berbasis rotan.” (Nikmatin 2017). Kegiatan hilirisasi produk mengharuskan adanya hubungan dengan industri yang memiliki alat dan fasilitas untuk melakukan produksi. Namun, terdapat kendala dalam kerjasama pengembangan biocomposite berbasis rotan tersebut yaitu tidak dapat terjadi kesepakatan MOU antara universitas dan PT AHM untuk pembuatan produk dalam skala besar. Tahun 2015 mulai dikembangkan produk diversifikasi dari sumber daya alam lain yaitu tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Latar belakang pemilihan TKKS karena diversifikasi produk dari bahan tersebut termasuk rendah. Sejauh ini, produk diversifikasi dari TKKS antara lain pupuk dan bioplastic (Nikmatin 2017). Selain itu, meningkatnya produksi minyak sawit menyebabkan peningkatan jumlah limbah TKKS sehingga diperlukan solusi inovatif untuk mengubah limbah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi dan memiliki daya saing. Inovasi ini menghasilkan helm ramah lingkungan dengan bahan baku serat TKKS yang memiliki kemampuan tinggi untuk menyerap energi tumbukan, tahan benturan, anti pecah, dan ramah lingkungan. Pendanaan dilakukan oleh Kementrian Keuangan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. “Saya mendapatkan pendanaan dari kementrian keuangan untuk pengembangan TKKS pada 3



aplikasi helm.” (Nikmatin 2017). Pada tahun 2016, inovasi helm ramah lingkungan ini mendapatkan penghargaan Anugerah Inovasi dan Prakarsa Jawa Barat (Republika 2016) serta termasuk ke dalam 108 inovasi Indonesia paling prospektif versi Business Inovation Center (DRI 2016). Selain itu, inovasi tersebut juga sudah melakukan permohonan paten untuk perlindungan hak kekayaan intelektual (DRI 2016). Karakteristik Jejaring Sosial Keragaman Jejaring Perkembangan jejaring GC Helmet melibatkan beberapa pihak mulai dari universitas, pemerintah, dan industri. Pada tahap pengenalan peluang, inovator melakukan penelitian dengan melibatkan mahasiswa program magister dan mahasiswa program sarjana sebagai tugas akhir. PT AHM memiliki peran dalam pemberian ide dan fasilitas untuk penelitian serat komposit dari limbah TKKS melalui kerja sama yang pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Selanjutnya, tahap akses terhadap sumber daya melibatkan pihak pemerintah yaitu Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang menjalin kerjasama dengan Departemen Fisika IPB dan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) untuk pengujian produk. Sumber daya yang dibutuhkan dalam pengembangan produk yang meliputi pendanaan berasal dari Kementrian Keuangan RI dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IPB. Selain itu, pihak lain yang terlibat pada tahap ini adalah PTPN VIII sebagai sumber TKKS, PT MUB dan PT SM sebagai industri yang melakukan injeksi molding dalam pembuatan helm, serta PT KDP untuk bagian assembling dan painting. Selanjutnya, pada tahap legitimasi melibatkan mahasiswa yang melakukan penelitian bersama dengan inovator, Direktorat Riset dan Inovasi (DRI) IPB dalam pengajuan paten, serta Direktorat Pengembangan Bisnis (DPB) IPB dalam perijinan penggunaan nama dan logo IPB dalam produk helm tersebut. PT IMM merupakan startup perusahaan dari inovasi helm ramah lingkungan yang melakukan produksi serat komposit dari limbah TKKS yang melakukan kerja sama dengan PT MUB dan PT SM untuk produksi helm. Pengenalan Peluang



Akses Sumber daya



Legitimasi



PTPN VIII



Mahasiswa S1



Mahasiswa S1 LPPM



PT KDP



DRI



PT MUB



PT MUB



B4T



Mahasiswa S2 PT AHM



PT SM



Mahasiswa S2 Batan



Keterangan:



DPB



Kemenkeu



Universitas Industri Pemerintah



Gambar 1 Keragaman jejaring GC Helmet 4



PT IMM



Kepadatan Jejaring Kepadatan jejaring pada inovasi GC Helmet mengalami penurunan dari tahap pengenalan peluang ke tahap akses terhadap sumber daya. Namun, pada tahap legitimasi kepadatan jejaring kembali meningkat seperti yang digambarkan pada Tabel 4. Kontak yang dilakukan pada proses komersialisasi inovasi ini sebagian besar merupakan kontak baru sehingga kemungkinan antar kontak saling mengenal cukup kecil. “Network PTPN VIII berasal dari mahasiswa yang keluarganya bekerja di perusahaan tersebut. Mereka mengatakan TKKS-nya banyak dan belum diolah. Selanjutnya, komunikasi dilakukan dengan manajer operasional dan manajer produksi untuk keperluan TKKS.” (Nikmatin 2017). Kontak yang berkaitan dengan pendanaan misalnya yang tidak berhubungan langsung dengan kontak dari pihak industri pada tahap akses terhadap sumber daya. Selain itu, inovator aktif dalam menghubungi pihak-pihak terkait secara langsung. “Pengujian di BATAN memanfaatkan network dari departemen fisika yang memiliki kerjasama. Sementara untuk B4T, saya mendatangi langsung ke tempat tersebut.” (Nikmatin 2017). Kekuatan Jejaring Kekuatan jejaring pada inovasi GC helmet mengalami penurunan dari tahap pengenalan peluang ke tahap akses terhadap sumber daya. Namun, pada tahap legitimasi kekuatan jejaring kembali meningkat seperti yang digambarkan pada Tabel 5. Pada tahap akses terhadap sumber daya, kekuatan jejaring beragam dari kontak yang memiliki hubungan lemah sampai kontak yang memiliki hubungan kuat. Secara umum, kekuatan jejaring pada tahap akses terhadap sumber daya dapat dikatakan memiliki hubungan yang kuat. Peran Aktor Universitas Peran aktor universitas yang mempengaruhi perkembangan jejaring GC Helmet dapat diklasifikasikan menjadi keterlibatan aktif atau kontribusi pasif dalam pembentukan kontak baru. Aktor universitas yang terlibat aktif adalah sebagai berikut: 2. Inovator melakukan penelitian bersama dengan Mahasiswa S1 dan Mahasiswa S2 pada tahap pengenalan peluang. 3. Inovator mendapatkan kontak di industri melalui penelitian sebelumnya. 4. Inovator mendapatkan kontak untuk PT KDP dan PT MUB melalui referral dari PT AHM. 5. Mahasiswa S1 mendapatkan kontak dengan PTPN VIII dalam tahap akses terhadap sumber daya. Aktor universitas yang memberikan kontribusi pasif adalah sebagai berikut: 1. Kerjasama pihak Departemen Fisika dengan B4T dan Batan dalam tahap akses terhadap sumber daya. 2. Keterlibatan LPPM dalam mengatur pendanaan yang diberikan oleh Kemenkeu. 3. DRI IPB yang membantu dalam proses permohonan paten. 4. DPB IPB terlibat dalam perizinan penggunaan logo IPB untuk komersialisasi. Hasil studi kasus menunjukan aktor yang terlibat pada tahap pengenalan peluang memiliki peran yang penting dalam pembentukan jejaring selama proses komersialisasi. Jejaring yang terbentuk pada setiap tahap komersialisasi dapat dilihat pada Tabel 2. Akademik kontak yang terbentuk selama tahap pengenalan peluang memiliki nilai 67% kemudian menurun pada tahap akses 5



terhadap sumber daya karena sebagian besar kontak yang terbentuk merupakan pihak industri dan pemerintah. Namun, pada tahap legitimasi kontak akademik kembali meningkat menjadi 57.14%. Kontak yang terbentuk melalui relasi dari universitas mengalami penurunan yaitu sebesar 67% pada tahap pengenalan peluang, 71.43% tahap akses terhadap sumber daya, dan menurun kembali menjadi 57.14% pada tahap legitimasi. Tabel 1 Karakteristik jejaring inovasi GC Helmet GC Helmet Keragaman Jejaring Kepadatan Jejaring Kekuatan Jejaring # kontak penting # kontak tahap sebelumnya # akademik kontak % akademik kontak # kontak melalui relasi universitas % kontak melalui relasi universitas



Pengenalan Peluang Universitas dan Industri 0.33 2.58 3 0 2 67% 2 67%



6



Akses Sumber daya Universitas, Industri, Pemerintah 0.19 2.25 7 0 1 14.28% 5 71.43%



Legitimasi Universitas dan Industri 0.24 2.46 7 3 4 57.14% 4 57.14%