Sop Airway Management Jadi Pisan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Program Studi D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut. By : Zahara Farhan, S.Kep., Ners., M.Kep



Created



FORMAT PENILAIAN OBSERVASI PENGELOLAAN JALAN NAFAS DASAR (BASIC AIRWAY MANAGEMENT) No



Aspek Penilaian



1.



Persiapan Alat



2.



Diagnosis Terhadap Adanya Gangguan Jalan Napas



3.



Pengelolaan Jalan Nafas Tanpa Alat



4.



Pengelolaan Jalan Nafas dengan Alat



Item Penilaian / Kriteria Unjuk Kerja (KUK)



Skala Penilaian 0



1



2



Ket



1. Phantom 2. Bak instrumen 3. OPA (Oropharyngeal Aiway) berbagai ukuran 4. NPA (Nasopharyngeal Airway) berbagai ukuran 5. Jelly 6. Kassa Sterile 7. Tissue 8. Plester 9. Sarung Tangan Bersih 1. Look (Lihat) Melihat gerakan nafas/pengembangan dada dan adanya retraksi sela iga 2. Listen (Dengar) Mendengar aliran udara pernapasan 3. Feel (Rasakan) Merasakan adanya aliran udara pernapasan Membuka Jalan Napas Tanpa Alat 1. Head-Tilt (Dorong Kepala ke Belakang) Cara : Letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah, sehingga kepala menjadi tengadah sehingga penyangga lidah terangkat ke depan. 2. Chin Lift Cara : Gunakan jari tengah dan jari telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien, kemudian angkat dan dorong tulangnya ke depan 3. Jaw Thrust Cara : Dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi bawah berada di depan barisan gigi atas. Atau gunakan ibu jari ke dalam mulut dan bersama dengan jari-jari lain tarik dagu ke depan. Pengelolaan Jalan Napas dengan Alat A. Pipa Orofaring (Mayo / Guedel) Cara pemasangan : 1. Pakai sarung tangan 2. Buka mulut boneka / pasien dengan cara chin lift atau gunakan ibu jari dan telunjuk 3. Siapkan pipa orofaring yang tepat ukurannya 4. Bersihkan dan basahi pipa orofaring agar licin dan mudah dimasukkan 5. Arahkan lengkungan menghadap ke langitlangit (ke palatal) 6. Masukkan separuh, putar lengkungan mengarah ke bawah lidah. 7. Dorong pelan-pelan sampai posisi tepat. 8. Yakinkan lidah sudah tertopang dengan pipa orofaring dengan melihat pola napas, rasakan dan dengarkan suara napas pasca pemasangan. B. Pipa Nasofaring Cara pemasangan : 1. Pakai sarung tangan 2. Nilai besarnya lubang hidung dengan besarnya pipa 3. Nasofaring yang akan dimasukkan. 4. Nilai adakah kelainan di cavum nasi 5. Pipa nasofaring diolesi dengan jeli, demikian juga lubang 6. Hidung yang akan dimasukkan. Bila perlu dapat diberikan vasokonstriktor hidung. 7. Pegang pipa nasofaring sedemikian dengan ujungnya menghadap ke telinga. 8. Dorong pelan-pelan hingga seluruhnya masuk, sambil (saat inspirasi) 1



Program Studi D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut. By : Zahara Farhan, S.Kep., Ners., M.Kep



5



Membersihkan Jalan Napas



6



Pengelolaan Jalan Napas Akibat Sumbatan Benda Asing Padat



Created



9. Menilai adakah aliran udara di dalam pipa (saat ekspirasi) 10. Fiksasi dengan plester. 1. Teknik Membuka Rahang dan Sapuan Jari (Cross Finger – Sweeping Finger) Cara : a. Pasang sarung tangan b. Buka mulut pasien dengan jaw thrust dan tekan dagu ke bawah c. Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah yang bersih atau dibungkus dengan sarung tangan /kassa untuk membersihkan dan mengorek semua benda asing dalam mulut. 2. Dengan Tindakan Suction a. Pasang sarung tangan sterile b. Nyalakan mesin suction c. Sambungkan kanul suction (sesuai usia korban) dengan sambungan mesin. d. Masukan kanule suction: 1) Bila tidak ada tanda-tanda fraktur basis kranii : (a)Melalui lubang hidung (nasofaring) yang paten dengan posisi lubang pada kanul suction tetap terbuka. (b)Setelah kanule suction masuk, tutup lubang kanule suction dan lakukan tindakan suction selama 15 detik pada dewasa, pada anak 10 detik, dan pada bayi 5 detik. 2) Bila ada tanda-tanda fraktur basis kranii: (a) Melalui rongga mulut dengan posisi lubang pada kanul suction tetap terbuka. (b) Setelah kanule suction masuk, tutup lubang kanule suction dan lakukan tindakan suction selama 15 detik pada dewasa, pada anak 10 detik, dan pada bayi 5 detik e. Lakukan secara berulang sampai jalan nafas dipastikan bersih dari sumbatan f. Setelah selesai, simpan kanule suction pada kom yang berisi larutan desinfektan dan tutup. A. BACK BLOW / BACK SLAPS 1. Korban Dewasa Sadar a. Bila korban masih sempoyongan, rangkul dari Belakang. b. Lengan menahan tubuh, lengan yang lain melalukan BACK BLOW / BACK SLAPS c. Pertahankan korban jangan sampai tersungkur d. Berikan pukulan / hentakan keras 5 kali dengan posisi tangan menelungkup seperti cawan pada titik silang garis imaginasi tulang belakang dan garis antar belikat. e. Bila belum berhasil secara pelan segera baringkan korban pada posisi terlentang dan lakukan abdominal thrust. B. ABDOMINAL THRUST 1. Korban Berdiri / Korban Dewasa Sadar a. Rangkul korban yang sedang sempoyongan dengan kedua lengan dari belakang b. Lakukan hentakan tarikan, 5 kali dengan menarik kedua lengan penolong bertumpuk pada kepalan kedua tangannya tepat di titik hentak yang terletak pada pertengahan pusar dan titik ulu hati korban. c. Bila belum berhasil secara pelan segera baringkan korban pada posisi terlentang dan lakukan abdominal thrust. 2. Korban Terbaring / Korban Dewasa Tidak Sadar a. Bila korban jatuh tidak sadar, segera baringkan terlentang b. Penolong mengambil posisi seperti naik kuda diatas tubuh korban atau disamping korban sebatas pinggul korban. c. Lakukan hentakan mendorong 5 kali dengan menggunakan kedua lengan penolong bertumpu 2



Program Studi D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut. By : Zahara Farhan, S.Kep., Ners., M.Kep



7



Evaluasi



5.



Dokumentasi



tepat diatas titik hentakan (Daerah Epigastrium). d. Yakinkan benda asing sudah bergeser atau sudah keluar dengan cara : (a) Lihat ke dalam milut korban, bila terlihat diambil (b) Bila tidak terlihat, tiupkan napas mulut ke mulut, sampil memperhatikan bila tiupan dapat masuk paru-paru sambil melihat pengembangan dada. (c) Sebaliknya bila tiupan tidak masuk artinya jalan napas masih tersumbat, segera lakukan ABDOMINAL THRUST LAGI, dan seterusnya. (d) Bila tidak berhasil pikirkan siapkan krikotiroidotomi kemudian disusul trakeostomi. 1. Tingkat kesadaran korban 2. Kelancaran jalan nafas 3. Masih ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas 4. Tanda – tanda hipoksia 5. Usaha nafas 6. Frekuensi nafas 1. Mencatat semua tindakan yang dilakukan: a Kondisi waktu pertama kali korban ditemukan b Kondisi korban setelah dilakukan pertolongan c Waktu pertolongan d Lamanya pertolongan e Tempat pertolongan 2. Mencatat dengan jelas, mudah dibaca, ditanda tangani, disertai nama jelas perawat 3. Tulisan yang salah tidak dihapus tetapi dicoret dengan disertai paraf 4. Catatan dibuat dengan menggunakan tinta ballpoint



Garut, …….. 20……



Nilai Total



Keterangan : 0



: Tidak dikerjakan



1



: Dikerjakan tidak sempurna



2



: Dikerjakan sempurna / benar



Nilai Total



:



Created



Jumlah nilai yang didapat Jumlah item yang dinilai



Penilai



………………………………..



X 100 %



Catatan : dikategorikan mampu melakukan tindakan bila 70 % item penilaian dilakukan dengan benar



3



Program Studi D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut. By : Zahara Farhan, S.Kep., Ners., M.Kep



Created



4