SOP Core Logging & Database [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) CORE LOGGING 1.1. Drillhole_ID (Penamaan Drillhole) Penamaan titik bor didasarkan pada pembagian blok prospek di dalam area konsesi dengan grid line (sumbu x) dan base line (sumbu y) yang sudah dibuat. Sebaga contoh adalah area konsesi Block 5 pada blok A, dimana di dalam blok ini akan dilakukan “infill drilling” dari spasi awal 100 x 100 m menjadi spasi 25 x 25 meter.  Nama Blok Prospek, misalnya A5 sampai F5 (area Blok 5).  Baseline sumbu y diberi notasi a, b, c.  Gridline sumbu x diberi notasi x, y, z. Contoh: A5L5a-3x, artinya pemboran dilakukan pada area Blok 5A pada gridline 5 titik ke-3 (berjarak 25 meter ke arah selatan dari lubang bor awal/regional dan 25 meter ke arah timur), dimana titik awal per blok diawali pada bagian kiri atas masing-masing blok. A5L7b-4z, artinya titik bor berada pada sub-blok 5A, pada gridline 7 titik ke-4 (berjarak 50 meter ke arah selatan dari lubang bor regional dan 75 meter ke arah timur).



1.2. Sample_ID (Penamaan Nomor Sample) Penamaan sample dibuat berdasarkan Drillhole_ID ditambah akhiran urutan conto berdasarkan kedalaman masing-masing conto yang diambil. Contoh: A5L1b-1z01 (kedalaman 0 – 1 meter) A5L1b-1z02 (kedalaman 1 – 1.5 meter) A5L1b-1z03 (kedalaman 1.5 – 2 meter) dan seterusnya. Contoh penomoran core loss / cavity / void : A5L1a-1y10 (kedalaman 8 – 9 meter) Page 1 of 16



PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



A5L1a-1yV (kedalaman 9 – 10 meter) A5L1a-1y11 (kedalaman 10 – 11 meter) Untuk keterangan posisi/kedalaman, % rock, rock size dan lainnya diisi sesuai dengan drill log.



1.3. Panduan melakukan loging pada Profile Laterite. 1. Persiapan kerja Baca dan pahami Standard Job Sheet logging terlebih dahulu, untuk mengetahui perlengkapan apa saja yang dibutuhkan dan safety apa saja yang harus ditaati.



2. Pengecekan collar, hole_id dan deposit Lakukan pengecekan sample meliputi collar, hole id dan deposit untuk mencegah tertukarnya sample. Jangan lupa untuk menuliskan nama logger dan tanggal logging untuk melakukan konfirmasi di kemudian hari. Check juga urutan meteran sample dan yakinkan bahwa core box sudah disusun secara berurut dan rapi untuk mempermudah proses logging dan mencegah kemungkinan urutan sample terbalik.



3. Break geologi Lakukan break geologi pada zona-zona yang memang memiliki perbedaan karakter yang jelas dan menerus. Untuk kharakter yang tidak menerus (hanya setempat-setempat) tidak perlu di lakukan break geologi. Perhatikan baik-baik pada saat melakukan break geology, jangan melakukan break pada sample dengan panjang < 30cm (minimal 30 cm), karena tidak akan memenuhi syarat representative data sehingga data tersebut tidak dapat dipakai, atau dinyatakan sebagai error. Break geologi minimal juga harus memiliki core recovery > 90% (minimal recovery 0.9). Jika material memiliki length/tebal atau core recovery yang lebih kecil, maka tidak perlu di break (digabungkan dengan material lain yang lebih dominan). Jika diperlukan, sample boleh di split (harus rapi) untuk dilihat bagian dalamnya. Page 2 of 16



PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



4. Pemotretan Pemotretan dilakukan oleh geologist pada masing-masing rig setelah core pada masing-masing core box dideskripsi oleh logger dan sebelum dilakukan pengambilan sample (site sampling). Pemotretan dilakukan secara baik dan hati-hati sehingga kualitas foto terjamin (cukup terang untuk dilakukan analisa, dan semua bagian sample terlihat / tidak terpotong) dan tidak ada sample / core box yang terlewati. 5. Pengisian kolom Dari – Ke. Perhatikan baik-baik meterannya, jangan pernah dilakukan generalisasi atau pembulatan karena ingin memudahkan perhitungan. Catat meteran apa adanya. Gunakan mistar atau meteran untuk mengukur setiap interval. Pengisian kolom Dari – Ke pada area yang mengalami swelling ataupun loss, harus memenuhi kaidah sesuai dengan perhitungan core recovery. (Untuk lebih jelasnya lihat point 7)



6. Pengisian kolom Length/Tebal Pada umumya Length/Tebal dapat diperoleh dari mengukur panjang sample dalam satu break (pada kondisi biasa, yaitu tidak mengalami swelling maupun loss). Penulisan dan pengisian kolom ini harus benar-benar teliti dan berhatihati karena kesalahan dan pembulatan akan menyebabkan perbedaan nilai Tonnage Factor yang cukup signifikan. Pada kondisi khusus (terjadi swelling dan loss), kolom length/tebal harus dihitung dengan menggunakan kaidah seperti pada perhitungan core recovery. (Untuk lebih jelasnya lihat point 7) 7. Pengisian Recovery Tebal (Core Recovery) Secara sederhana, Core Recovery diperoleh dengan melakukan perhitungan:



Core Recovery



= Panjang sample yang diperoleh (Tebal aktual)



Panjang run (Actual run)



Page 3 of 16



PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



Dengan pertimbangan terjadinya pengaruh luar pada material, core recovery disini akan selalu memberikan nilai yang berlebih. Recovery ditulis dalam bentuk bilangan bulat desimal, artinya recovery 100% akan ditulis sebagai 1, sedangkan recovery 90% akan ditulis 0.9. Perhatikan baik-baik pada saat menuliskan core recovery : a. Jika dalam 1 meter sample terdapat lebih dari 1 jenis material yang memiliki karakter yang berbeda dan memiliki total Recovery tebal yang tidak sama dengan 1 (bisa lebih bisa kurang), tentukan material mana yang paling mungkin untuk terjadi “loss” (Recovery 1). b. Jika semua material dalam meteran tersebut memungkinkan terjadinya loss dan swelling, maka core recovery-nya dianggap sama, yaitu core recovery totalnya. c. Jika dalam satu meter hanya terdapat sebagian saja material yang mungkin loss atau swelling, sedangkan yang lainnya tidak mungkin untuk loss dan swelling, maka perlu dilakukan perhitungan core recovery untuk masingmasing jenis material. d. Untuk material yang tidak mungkin terjadi loss dan swelling (misal: boulder), maka material tersebut akan memiliki recovery = 1. e. Untuk material yang mungkin terjadi loss dan swelling (yaitu: clay material dan Soft material), maka core recovery harus dihitung dengan rumus perhitungan seperti berikut ini : Contoh perhitungan, jika Soft Material Loss : 1. Dari meteran 5 ke 6 diketahui: Tebal aktual Soft Material (SM)



= 50 cm



Tebal aktual Hard Material (HM)



= 40 cm



Loss



= 10 cm



Total run



=1m



Total recovery tebal 1 meter



= 0.9



Page 4 of 16



PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



Maka jika sample di-break pada batas Soft Material dan Hard Material, maka Recovery tebal masing-masing sample adalah sebagai berikut: Rec. SM (diasumsikan tidak loss)



= 50 cm / 50 cm = 1



Rec. HM (diasumsikan loss)



= 40 cm / (1m – 50cm) = 40 cm / 50 cm = 0.8



5.90



5.50 5 6



Loss 6



Hard Material



Soft Material



Hard Material



7



Soft Material



8



Loss



8



Hard Material



Soft Material



9



Soft Material



Hard Material



Loss



2. Dari meteran 7 ke 8 diketahui : Tebal aktual Soft Material (SM) = 50 cm Tebal aktual Hard Material (HM) = 40 cm Loss



= 10 cm



Total run



= 1m



Total recovery length 1 meter



= 0.9



Maka jika sample di-break pada batas Soft Material dan Hard Material, maka Recovery tebal masing-masing sample adalah sebagai berikut: Rec. HM (tidak loss)



= 40 cm / 40 cm



Rec. SM (loss)



= 50 cm / (1m – 40cm) = 50 cm / 60 cm



= 1



= 0.83



3. Dari meteran 9 ke 10 diketahui : Tebal aktual Hard Material (HM) = 40 cm Tebal aktual Soft Material (SM) = 50 cm Loss



= 10 cm Page 5 of 16



10



PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



Total run



= 1m



Total recovery length 1 meter



= 0.9



Maka jika sample di break pada batas Soft Material dan Hard Material, maka Recovery tebal masing-masing sample adalah sebagai berikut:



Rec. HM (tidak loss)



= 40 cm / 40 cm



Rec. SM (loss)



= 50 cm / (1m – 40cm) = 50 cm / 60 cm



= 1



= 0.83



Contoh perhitungan, jika Soft Material swelling : 5.40 5



Hard Material (B)



Soft Material (A1) Soft Material (A2)



5.60 Soft Material (A2)



6



6



7



7



1. Dari meteran 5 ke 6 diketahui: Tebal aktual Soft Material (SM) A1



= 40 cm



Tebal aktual Soft Material (SM) A2



= 80 cm



Tebal aktual Hard Material (HM)



= 20 cm (diasumsikan tidak swelling)



Total run



= 1m



Total recovery tebal 1 meter



= 1.4



Actual run yang ditempati Soft Material A = 100 cm – 20 cm = 80 cm Tebal aktual total untuk Soft Material A = 40 cm + 80 cm = 120 cm Maka jika sample di-break pada batas Soft Material A1 dan Hard Material B, dan Hard Material (B) dengan Soft Material (A2), maka Recovery length/tebal masing-masing sample harus ditentukan dulu interval masingmasing Soft Material A1 dan A2, berikut:



Page 6 of 16



PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



(SM) A1 tebal aktual Tebal aktual (SM) Actual run Soft = . x A1 Material A tebal aktual total SM (A) = (40cm / 120 cm) x 80 cm = 0.3333 x 80 cm 26.67 cm = Recovery (SM) A1



(SM) A1 Tebal aktual (SM) A1 = (40 cm / 26.67 cm) =



=



(SM) A2 tebal aktual Tebal aktual (SM) = A2 tebal aktual total SM (A) = (80cm / 120 cm) x 80 cm Recovery (SM) A2



(SM) A2 Tebal aktual (SM) A2 = (80 cm / 53.33 cm)



1.5



= =



Actual run Soft Material A 0.6667 x 80 cm 53.33 cm



=



1.5



x



=



5.80



5



(HM)



Soft Material (SM) Hard Material (HM) 6 (30 cm) 6



(Contoh Kasus I) Soft Material (SM)



Hard Material (HM) (50 cm) 7



7



(Contoh Kasus II) Soft Material (SM)



Hard Material (HM) (50 cm) Soft Material (SM) (30 cm)



8



(Contoh Kasus III)



2. Contoh Kasus I, dimana dari meteran 5 ke 6 diketahui : Tebal aktual Soft Material (SM)



= 80 cm



Tebal aktual Hard Material (HM)



= 50 cm (tidak swelling)



Total run



= 1m



Total recovery length 1 meter



= 1.3



Actual run yang ditempati Soft Material (SM) = cm



100 cm – 50



= 50 cm Page 7 of 16



PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



Maka jika sample di break pada batas Soft Material A dan Hard Material , maka Recovery tebal masing-masing sample adalah sebagai berikut: Recovery Soft material (SM)



= Tebal aktual (SM) /Actual run (SM) = 80 cm / 50 cm =



1.6



Recovery Hard Material (HM) = Tebal aktual (HM) / Actual run (HM) = 50 cm / 50 cm =



1



3. Contoh Kasus II, dimana dari meteran 6 ke 7 diketahui :



Tebal aktual Soft Material (SM)



= 100 cm (swelling)



Tebal aktual Hard material (HM)



= 50 cm (tidak swelling)



Total run



= 100 cm



Recovery total



= 1.5



Actual run HM



= 50 cm



Actual run SM



= Total run – Actual run HM = 100 cm – 50 cm = 50 cm



Recovery HM



= Tebal aktual HM / Actual run HM = 50 cm / 50 cm



Recovery SM



= 1



= Tebal aktual SM / Actual run SM = 100 cm / 50 cm



= 2



4. Contoh Kasus III, dimana dari meteran 7 ke 8 diketahui : Tebal aktual Hard material (HM)



= 50 cm (tidak swelling)



Tebal aktual Soft Material (SM)



= 100 cm (swelling)



Total run



= 100 cm



Recovery total



= 1.5



Actual run HM



= 50 cm



Actual run SM



= Total run – Actual run HM = 100 cm – 50 cm



Recovery HM



= 50 cm



= Tebal aktual HM / Actual run HM = 50 cm / 50 cm



= 1 Page 8 of 16



PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



Recovery SM



= Tebal aktual SM / Actual run SM = 100 cm / 50 cm



= 2



Contoh perhitungan, jika Soft Material tidak loss dan tidak ada swelling : 5.40



5 Soft Material A (SM A)



5.70



Hard Material (HM)



6



Soft Material (SM)



7



Hard Material (HM)



6



Soft Material B (SM B) 7 8



1. Dari meteran 5 ke 6 diketahui Tebal aktual Soft Material A (SM A) = 40 cm Tebal aktual Hard material (HM)



= 30 cm



Tebal aktual Soft Material B (SM B) = 30 cm Total run



= 100 cm



Recovery total



= 1



Pada kondisi core seperti ini (tanpa loss dan tanpa swelling), maka untuk masing-masing material diasumsikan sama dengan actual run-nya, perhitungan recovery masing-masing material adalah :



Recovery HM = Tebal aktual HM / Actual run HM = 30 cm / 30 cm Recovery SM A = = 40 cm / 40 cm Recovery SM B =



= 1 Tebal aktual SM A / Actual run SM A = 1 Tebal aktual SM B / Actual run SM B



= 30 cm / 30 cm = 1



Perhitungan yang sama berlaku juga untuk meteran 6 ke 7 dan 7 ke 8.



Page 9 of 16



PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



8. Pengisian Kode Warna Kode warna diisi dengan warna visual yang tampak pada batuan. Warna batuan pada umumnya mencirikan kelimpahan mineral tertentu. Warna batuan dapat terdiri dari: - Htm untuk hitam - CT / CM untuk coklat tua / coklat muda - Hjt / HjM untuk hijau tua / hijau muda - Ab untuk abu-abu - M untuk merah - Kn untuk kuning - Pth untuk putih 9. Pengisian Zonasi / Jenis Core / Kode Batuan Material code diisi berdasarkan jenis material (ekuivalen dengan layer-layer yang mungkin ada pada profil laterite), yaitu: (OB atau TP , Limonite , Saprolite / Rocky Saprolit / Saprolit Rocky , Bed Rock , Void / Loss Core) 1. TP untuk tanah penutup 2. LM untuk limonite material 3. SP untuk saprolite material 4. BL untuk bolder material (terletak di dalam layer LIM atau SAP) 5. BR untuk bedrock material (terletak pada meteran terakhir) Untuk Zona Transisi dituliskan Limonite dan beri keterangan pada kolom remark/comment sebagai Zona Transisi. Kode Batuan diisi berdasarkan Nama Batuan aktual yang ditemukan dalam tiap break geologi, yaitu: 1. DUN untuk dunite



6. SIL untuk silika



2. SRP untuk serpentinite



7. GAB untuk Gabro



3. PDT untuk peridotite



8. DBS untuk Diabas



4. CLY untuk clay 5. CGL untuk conglomerate



Page 10 of 16



PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



Jika logger menemukan batuan lain yang tidak dapat dikategorikan sebagai salah satu Nama Batuan di atas, diharap segera memberitahu Geologist untuk dapat segera diamati dan diberi penamaan standar. Semua pengukuran recovery, sebaiknya menggunakan pipa pralon atau pemisah (splitter) untuk memastikan jumlah volumenya terhadap volume yang dihasilkan dari pemboran.



10. Pengisian Grain Size (Ukuran Fragmen/Jenis Butiran) Grain size diisi dengan mengkategorikan ukuran butir mineral batuan (baik yang sudah lapuk dan individual maupun yang masih fresh dan interlocking) ke dalam: a. Kil untuk butiran sedang/kerikil (1 - 2 cm) b. Kal untuk butiran kasar/kerakal (2 – 10 cm) c. Bdr untuk boulder (lebih dari 10 cm)



Contoh : Fracture



Fracture



Hard Material Soft Material 5 cm



30 cm



15 cm 5 cm



5 cm 25 cm



Pjg Bld = 45 cm



30 cm



20 cm



30 cm



Pjg Bld = 60 cm



40 cm



2 cm 25 cm



25 cm



Pjg Bld = 65 cm



15 cm



Pjg Bld = 85 cm



Artificial



Kolom Boulder > 10 cm diisi dengan total panjang boulder yang lebih besar dari 10 cm. Untuk boulder < 10 cm tidak perlu dikalkulasikan. Boulder > 10 cm diisi di setiap intercept yang memiliki boulder > 10 cm.



Page 11 of 16



PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



11. Pengisian Mineral Mineral diisi berdasarkan keberadaan dan kelimpahan yang ada pada batuan. Secara umum, mineral yang memungkinkan untuk terlihat secara megaskopis adalah: 1. Ht untuk hematite 2. Gth untuk goethite 3. Mng untuk mangan oksida 4. Ser untuk serpentine 5. Grt untuk garnierite 6. Px untuk piroksin 7. Olv untuk olivin 8. ML untuk mineral lain (Sil untuk silika; Gb untuk Gibbsite; Crp untuk Krisopras)



12. Pengisian Fracture/Rekahan Kolom fracture diisi dengan jumlah



kekar/rekahan terbuka / kenampakan



struktur yang berpola, baik yang sudah maupun yang belum terisi oleh mineral sekunder. Rekahan ini dihitung pada suatu zona boulder yang menerus, selama ciri-ciri adanya rekahan masih terlihat. Kedua ujung dari rangkaian boulder tidak dihitung sebagai fracture. Fracture diisi di setiap intercept yang memiliki rangkaian boulder, dengan ketentuan sebagai berikut:



a. Fracture dihitung dalam satu rangkaian boulder secara keseluruhan, selama fracture tersebut masih dapat diidentifikasi dengan jelas.



Artificial



Fracture



Gambar: 11 cm



25 cm 1



24 cm 2



40 cm 3



Jumlah fracture dari boulder di atas adalah : 3



Page 12 of 16



PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



Fracture 5 cm



9 cm 8 cm 5 cm 1 2 3 Jumlah fracture dari boulder di atas adalah : 3



Artificial



Fracture 11 cm



15 cm



1



15 cm



2



19 cm



345 6



30 cm



7



15 cm



8



Jumlah fracture dari boulder di atas adalah : 8



b. Jika rangkaian boulder yang mempunyai fracture dipisahkan oleh soft material, maka perhitungan fracture dilakukan secara terpisah antara rangkaian boulder yang satu dengan rangkaian boulder yang lainnya.



Gambar: rangkaian boulder 1



9 cm 1



Fracture 5 cm Soft material 8 cm 5 cm 2 3



rangkaian boulder 2 2 cm 5 cm



17 cm 45



Jumlah fracture dari boulder di atas adalah : 5



c. Untuk fracture yang sangat intensif, sehingga meski teridentifikasi sebagai fracture dan logger masih mengalami kesulitan dalam menghitung jumlah fracture, maka diberi angka konstan (konstanta) 100. Gambar: Intensif Fracture



Jumlah fracture dari boulder di atas adalah : 100



Page 13 of 16



PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



d. Untuk fracture yang sangat intensif, yang terletak di antara 2 rangkaian boulder, maka fracture tersebut diperlakukan sama seperti soft material pada point 2. Gambar: rangkaian boulder 1 Fracture



9 cm 1



8 cm 2



rangkaian boulder 2



Intensif Fracture



5 cm 5 cm 3



2 cm 5 cm



17 cm 45



Jumlah fracture dari boulder di atas adalah : 5



Perhatikan baik-baik apakah fracture berasal dari struktur atau artificial selama pemboran berlangsung. Struktur biasanya dicirikan dengan kenampakan yang berpola atau sudah mengalami weathering atau terisi oleh mineral-mineral sekunder.



13. Pengisian Comment Kolom Comment diisi dengan seluruh informasi geologi baik yang bersifat unik maupun yang berpola. Intercept dimana “relict texture” (tekstur sisa) pertama kali terlihat sebaiknya diberi keterangan pada kolom comment-nya. Keberadaan mineral-mineral / struktur / tekstur yang tidak lazim terdapat pada profil laterite, sebaiknya juga diidentifikasi pada kolom comment, misal keberadaan lempung yang cukup banak melimpah, atau boulder dari batuan bukan ultramafic. Geologist sebaiknya memperhatikan kolom comment ini, karena besar kemungkinan terdapat informasi geologi yang tidak dapat dimasukkan kedalam kolom-kolom sebelumnya tetapi memiliki arti yang penting dalam evaluasi geologi. Untuk intercept yang memiliki informasi geologi yang sama pada kolom comment-nya, sebaiknya ditulis hanya di intercept awal dimana informasi tersebut pertama kali ditemukan dan intercept terakhir dimana informasi Page 14 of 16



PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



tersebut tidak nampak kembali (membentuk satu series informasi geologi, series ini memungkinkan untuk lebih dari satu). Comment harus disimpulkan menjadi satu kalimat di baris terakhir sebagai resume dari seluruh informasi geologi yang diketahui. Contoh: Profil laterite lengkap dan berurut, “relict texture” mulai terlihat pada meteran 22-23, secara umum batuan pernah mengalami struktur yang intensif, banyak terdapat silika pada meteran 10-18, urat silika dan garnierit banyak mengisi rekahan batuan. Gejala serpentinisasi terlihat pada bidang rekahan, protolith didominasi oleh Harzburgite, terdapat boulder konglomerat pada meteran 2627. dll. Penulisan comment diijinkan untuk menggunakan steno/singkatan, untuk singkatan yang tidak umum harap didiskusikan di antara logger dan dibuat standar singkatannya.



1.4. Database



Data yang perlu dimasukkan ke dalam database berdasarkan drill log adalah:  Prospect_ID / Block_ID / Hole_ID  Coordinate Drillhole  Sample_ID  From - To  Thickness  Recovery  Core Color  Zonation  Core/Material Type/Rock Type  Rock/Fragment Size  Minerals Page 15 of 16



PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES Job Site Molore, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara



 Fractures  Remark : Memuat semua informasi geologi yang terdapat pada core bersangkutan dari permukaan hingga kedalaman akhir pada lubang bersangkutan; dan hal ini wajib diisi oleh geologist. Geologist atau data entry officer harus memasukkan data log ke dalam komputer dengan format EXCEL.



Page 16 of 16