SOP HEPATITIS B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HEPATITIS B No. Dokumen : No. Revisi



:



SOP Tanggal Terbit : Halaman



UPTD PUSKESMAS NGADILUWIH



1. Pengertian



2. Tujuan



:



(Tanda Tangan Kepala Puskesmas)



(Nama KepalaPuskesmas) NIP.



Hepatitis B adalah virus yang menyerang hati, masuk melalui darah ataupun cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi. Infeksi hepatitis B dapat berupa keadaan yang akut dengan gejala berlangsung kruang dari 6 bulan ataupun kronik dengan perjalanan penyakit yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Sebagai pedoman kerja petugas di Puskesmas Ngadiluwih dalam melakukan tatalaksana Hepatitis B



3. Kebijakan 4. Referensi 5. Alat dan Bahan 6. Prosedur/ Langkahlangkah



Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer 1. Anamnesis a. Umumnya tidak menimbulkan gejala terutama pada anak-anak b. Gejala baru timbul apabila seseorang telah terinfeksi selama 6 minggu, antara lain : 1. Gangguan gastrointestinal, seperti : malaise, anoreksia, mual, dan muntah 2. Gejala flu : batuk, fotofobia, sakit kepala, mialgia 3. Gejala prodromal seperti diatas akan menghilang pada saat timbul kuning, tetapi keluhan anoreksia, malaise, dan kelemahan dapat menetap 4. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap. Pruritus (biasanya ringan dan sementara) dapat timbul ketika ikterus meningkat. 5. Nyeri pada perut kanan atas Faktor Risiko : a. Mempunyai hubungan kelamin yang tidak aman dengan orang yang sudah terinfeksi hepatitis B b. Memaikai jarum suntik secara bergantian terutama penyalahgunaan obat suntik c. Menggunakan alat-alat yang biasa melukai bersama-sama dengan penderita hepatitis B d. Orang yang bekerja pada tempat-tempat yang terpapar dengan darah manusia e. Orang yang pernah mendapat transfusi darah sebelum dilakukan pemilahan terhadap donor f. Penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis g. Anak yang dilahirkan oleh ibu yang menderita hepatitis B 2. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Fisik : a. Konjungtiva ikterik b. Pembesaran dan sedikit nyeri tekan pada hari



c. Splenomegali dan limfadenopati pada 15 – 20 % pasien Pemeriksaan Penunjang : a. Tes laboratorium urin (bilirubin di dalam urin) b. Pemeriksaan darah : peningkatan kadar SGOT dan SGPT ≥ 2 kali nilai normal tertinggi, peningkatan kadar bilirubin dalam darah c. Pemeriksaan HBsAg 3. Penegakan Diagnosis (Assesment) Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang Diagnosa Banding : a. Perlemakan hati b. Penyakit hati karena obat atau toksin c. Hepatitis autoimun d. Hepatitis alkoholik e. Obstruksi akut traktus biliaris Komplikasi : a. Kanker hati b. Sirosis hati c. Ensefalopati hepatik 4. Rencana Penatalakasanaan Penatalaksanaan : a. Asupan kalori dan cairan yang adekuat b. Tirah baring c. Tatalaksana simtomatik - Antipiretik bila demam : Parasetamol 3-4 x 500 mg - Antiemetik bila ada keluhan mual : Metoklorpramode 3 x 10 mg atau Domperidone 3 x 10 mg - Apabila perut perih dan kembung : Ranitidin 2 x 150 mg atau Omeprazole 1 x 20 mg Rencana Tindak lanjut : Kontrol secara berkala Konseling dan Edukasi : a. Pada hepatitis B kronis karena pengobatan cukup lama, keluarga ikut mendukung pasien agar teratur minum obat b. Pada fase akut, keluarga ikut menjaga asupan kalori dan cairan yang adekuat dan membatasi aktivitas fisik apsien c. Pencegahan dan penularan pada anggota keluarga dengan modifikasi pola hidup untuk pencegahan transmisi dan imunisasi Kriteria Rujukan : Pasien yang telah terdiagnosis Hepatitis B dirujuk ke pelayanan sekunder (spesialis penyakit dalam) Prognosis : Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang, ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya. Pada umumnya prognosis hepatitis B adalah dubia, untuk fungsionam dan sanationam dubia ad malam 7. Diagram Alir 8. Hal-hal yang harus diperhatikan 9. Unit Terkait



1. IGD 2. Perawatan



3. 4. 5. 6. 10. Dokumen Terkait 11. Rekaman Historis Perubahan



No.



RPU MTBS Lansia KIA



Yang Diubah



Isi Perubahan



Tgl. Mulai diberlakukan