SOP Imunisasi Lengkap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Imunisasi No. Kode : Terbitan : No. Revisi : Tgl mulai berlaku:



SOP DINAS KESEHATAN KOTA PALU Ditetapkan oleh kepala UPTD Urusa Puskesmas Kawatuna



1. Pengertian



2. Tujuan



Halaman :



UPTD Urusan Puskesmas Kawatuna



Tanda tangan



Ni Nyoman Budihartini, SKM., M.Si Nip: 19660726 198802 2 003



Alat suntik Auto-Disable adalah alat suntik yang setelah dipakai mengunci sendiri dan hanya dapat dipakai sekali. Alat suntik ini yang direkomendasikan untuk semua jenis pelayanan imunisasi. Setiap alat suntik AD adalah steril dan diberi segel oleh pabrik. Ada beberapa jenis alat suntik AD yang berbeda-beda antara lain : Uniject, Soloshot, Destroject, Univec, Terumo, K1, Medico injet. Semua alat suntik AD mempunyai penutup plastik untuk menjaga agar jarum tetap steril dan beberapa juga memiliki penutup pada pistonnya. Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan Penggunaan Alat Suntik Auto-Disable.



3. Kebijakan 4. Referensi



Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012 5. Prosedur / Langkah-langkah umum menggunaan alat suntik AD Langkah-langkah 1) Keluiarkan alat suntik dan jarum dari bungkus plastik (lepaskan dan buka ujung piston alat suntik dari paket) atau lepaskan tutup plastiknya. 2) Pasang jarum pada alat suntik jika belum terpasang. 3) Lepaskan tutup jarum tanpa menyentuh jarum. 4) Masukkan jarum ke dalam vial/ampul vaksin dan arahkan ujung jarum ke bagian paling rendah dari dasar vial/ampul (dibawah permukaan vaksin). 5) Tarik piston untuk mengisi alat suntik. Piston secara otomatis akan berhenti setelah melewati tanda 0,05 ml/0,50 ml dan anda akan



mendengar bunyi “klik”. 6) Tekan/dorong piston hingga isi alat suntik sesuai dosis 0,05 ml/0,5 ml. lepaskan jarum dari botol. Untuk menghilangkan gelembung udara, pegang alat suntik tegak lurus dan buka penyumbatnya. 7) Kemudian tekan dengan hati-hati ke tanda tutup. 8) Tentukan tempat suntikan. 9) Dorong piston ke depan dan suntikkan vaksin. Setelah suntikan, piston secara otomatis akan mengunci dan alat suntik tidak bisa digunakan lagi. Jangan lagi menutup jarum setelah digunakan. 10) Segera masukkan jarum dan alat suntik langsung ke dalam safety box. Safety box adalah penampung ADS bekas yang tahan bocor dan tahan tusukan. Catatan : Keuntungan alat suntik AD : 1) Sterilitas ADS terjamin. 2) Alat ini mengeliminasi penyebaran penyakit dari penerima vaksin ke orang lain yang disebabkan oleh penggunaan jarum dan alat suntik yang terkontaminasi.



3) Tidak perlu sterilisasi. 6. Unit Terkait



Puskesmas, posyandu



BCG No. Kode : Terbitan : No. Revisi : Tgl mulai berlaku:



SOP DINAS KESEHATAN KOTA PALU Ditetapkan oleh kepala UPTD Urusa Puskesmas Kawatuna



1. Pengertian 2. Tujuan



Halaman :



UPTD Urusan Puskesmas Kawatuna



Tanda tangan



Ni Nyoman Budihartini, SKM., M.Si Nip: 19660726 198802 2 003



Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang mengandung Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan (Bacillus Calmette Guerin), untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberculosis. Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan Penyuntikan BCG.



3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur / Langkah-langkah



Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012 Cara Pemberian dan Dosis Vaksin BCG :  Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml).  Dosis pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali.  Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus), dengan menggunakan ADS 0,05 ml.  Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa.  Vaksin yang telah dilarutkan tidak segera digunakan maka disimpan pada suhu 2 s.d 8oC selama maksimal 3 jam.: Cara Penyuntikan Vaksin BCG 1. Suntikan diberikan intrakutan pada lengan kanan atas bagian luar dengan dosis 0,005 cc 2. Letakkan bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu dan lepas



baju bayi dari lengan dan bahu. 3. Ibu sebaiknya memegang bayi dekat dengan tubuhnya, menyangga kepala bayi dan memegang lengan dekat dengan tubuh. 4. Pegang alat suntuik dengan tangan kanan anda dengan lubang pada ujung jarum menghadap ke depan. 5. Buatlah permukaan kulit menjadi datar dengan menggunakan ibu jari kiri dan jari telunjuk anda. 6. Letakkan alat suntik dan jarum dengan posisi hampir datar dengan kulit bayi. 7. Masukkan ujung jarum tepat di bawah permukaan kulit tetapi di dalam kulit yang tebal – cukup masukkan bevel (lubang di ujung jarum). 8. Jaga agar posisi jarum tetap datar di sepanjang kulit sehinnga jarum masuk ke dalam lapisan atas kulit saja. Jaga agar lubang di ujung jarum menghadap ke depan. 9. Jangan menekan jarum terlalu dalam dan jangan menurunkan jarum karena jarum akan masuk di bawah kulit, sehingga yang terjadi suntikan di dalam otot (subcutaneous) bukan suntikan intrakutan. 10. Untuk memegang jarum dengan posisi yang tepat, letakkan ibu jari kiri anda pada ujung bawah alat suntik dekat jarum, tetapi jangan menyentuh jarum. 11. Pegang ujung penyedot antara jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan anda. Tekan penyedot dengan ibu jari anda. 12. Suntikkan 0,05 ml vaksin dan lepaskan jarum. Catatan : Jika suntikan intrakutan diberikan secara tepat, alat penyedot akan sulit didorong. Jika vaksin mudah masuk anda mungking menyuntik terlalu dalam. Segera hentikan suntikan, betulkan posisi jarum, dan berikan sisa dosis, tetapi tidak ditambah lagi. Jika suntikan BCG tepat, akan timbul pembengkakan dengan puncak yang datar (flat-topped) pada kulit. Pembengkakan ini kelihatan pucat dengan lubang sangat kecil seperti kulit jeruk. Jika teknik yang digunakan tidak tepat, vaksin akan masuk dengan mudah dan tidak terlihat adanya pembengkakan.



6. Unit Terkait



Puskesmas, Posyandu



CAMPAK No. Kode : Terbitan : No. Revisi : Tgl mulai berlaku:



SOP DINAS KESEHATAN KOTA PALU



Halaman :



UPTD Urusan Puskesmas Kawatuna



Ditetapkan oleh kepala UPTD Urusa Puskesmas Kawatuna



1. Pengertian



2. Tujuan



Tanda tangan



Ni Nyoman Budihartini, SKM., M.Si Nip: 19660726 198802 2 003



Vaksincampak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin.’ untuk pemberian kekebalan aktif terhadap campak. Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan Penyuntikan Campak.



3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur / Langkah-langkah



Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes tahun 2012. Cara Pemberian dan Dosis Vaksin Campak :  Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.  Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 2-3 tahun  Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa dan label VVM.  Vaksin yang usdah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 6 jam. Cara Penyuntikan Vaksin Campak : 1. Suntikan diberikan pada lengan kiri atas, pertengahan M.Deltoideus secara subkutan dengan dosis 0,5 cc. 2. Atur bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu dengan seluruh lengan telanjang. 3. Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi. Gunakan jari-jari kiri anda



untuk menekan ke atas lengan bayi. 4. Pegang lengan seperti mencubit menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Kemudian jarum suntik disuntikkan dengan sudut 45o. 5. Terhadap permukaan kulit, dengan kedalaman jarum tidak lebih dari ½ inchi. (lakukan aspirasi sebelumnya untuk memastikan jarum tidak menembus pembuluh darah). 6. Suntikkan vaksin pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit. 6. Unit Terkait



Puskesmas, Posyandu



DPT/HB/Hib No. Kode : Terbitan : No. Revisi :



SOP DINAS KESEHATAN KOTA PALU



Tgl mulai berlaku:



Halaman :



Ditetapkan oleh kepala UPTD Urusa Puskesmas Kawatuna



Tanda tangan



UPTD Urusan Puskesmas Kawatuna Ni Nyoman Budihartini, SKM., M.Si Nip: 19660726 198802 2 003



1. Pengertian



2. Tujuan



Vaksin DPT/HB/Hib adalah vaksin jerap Difteri Pertusis Tetanus, Hepatitis B Rekombinaan, Haemophilus influenza tipe B, berupa suspensi homogen yang mengandung toksoid tetanus dan difteri murni, bakteri pertusis (batuk rejan) inaktif, antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius, dan komponen HiB sebagai vaksin bakteri. Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan pemberian dan Penyuntikan Vaksin DPT/HB/HiB.



3. Kebijakan 4. Referensi



Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes 2012 5. Prosedur / Cara Pemberian dan Dosis Vaksin DPT/HB/Hib : Langkah-langkah  Vaksin harus disuntikkan secara intramuscular.  Penyuntikan sebaiknya dilakukan pada anterolateral paha atas.  Penyuntikan pada bagian bokong anak dapat menyebabkan luka saraf siatik dan tidak dianjurkan.  Suntikan yang digunakan adalah spuit 0,5 ml.  Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa dan



label VVM. Cara Penyuntikan Vaksin DPT/HB/Hib :. 1. Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk. 2. Suntikan vaksin dengan posisi jarum suntik 90o terhadap permukaan kulit (lakukan aspirasi sebelumnya untuk memastikan jarum tidak menembus pembuluh darah). 3. Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit sehingga masuk ke dalam otot. 4. Suntikkan pelan-pelan untuk mengurang rasa sakit. 6. Unit Terkait



Puskesmas, Posyandu



POLIO No. Kode : Terbitan : No. Revisi : Tgl mulai berlaku:



SOP DINAS KESEHATAN KOTA PALU Ditetapkan oleh kepala UPTD Urusa Puskesmas Kawatuna



1. Pengertian



2. Tujuan



Halaman :



UPTD Urusan Puskesmas Kawatuna



Tanda tangan



Ni Nyoman Budihartini, SKM., M.Si Nip: 19660726 198802 2 003



Vaksin Oral Polio hidup (Oral Polio Vaccine = OPV) adalah Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2 dan 3 (Strain Sabin) yang sudah dilemahkan. Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan pemberian dan Penyuntikan Vaksin Polio.



3. Kebijakan 4. Referensi



Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012 5. Prosedur / Cara Pemberian dan Dosis : Langkah-langkah  Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.  Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru.  Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa dan label VVM. 6. Unit Terkait



Puskesmas, Posyandu



TT No. Kode : Terbitan : No. Revisi : Tgl mulai berlaku:



SOP DINAS KESEHATAN KOTA PALU Ditetapkan oleh kepala UPTD Urusa Puskesmas Kawatuna



1. Pengertian



2. Tujuan 3. Kebijakan



Halaman :



UPTD Urusan Puskesmas Kawatuna



Tanda tangan



Ni Nyoman Budihartini, SKM., M.Si Nip: 19660726 198802 2 003



Vaksin TT merupakan suspense kolodial homogen berwarna putih susu dalam vial gelas, mengandung toksoid tetanus murni, teradsorbsi ke dalam alumunium fosfat. Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan Pemberian Vaksin TT. SK Kepala Puskesmas Larangan Utara No. ____________________ tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Larangan Utara.



4. Referensi



Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012. 5. Prosedur / Cara Pemberian dan Dosis : Langkah-langkah  Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.  Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis keempat dan kelima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ketiga dan keempat. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester pertama.  Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa dan label VVM.



6. Unit Terkait



Puskesmas, Posyandu



DT No. Kode : Terbitan : No. Revisi : Tgl mulai berlaku:



SOP DINAS KESEHATAN KOTA PALU Ditetapkan oleh kepala UPTD Urusa Puskesmas Kawatuna



1. Pengertian



2. Tujuan



Halaman :



UPTD Urusan Puskesmas Kawatuna



Tanda tangan



Ni Nyoman Budihartini, SKM., M.Si Nip: 19660726 198802 2 003



Vaksin DT merupakan suspensi kolodial homogen berwarna putih susu dalam vial gelas, mengandung toksoid tetanus dan toksoid difteri murni yang teradsorbsi kedalam alumunium fosfat. Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan Pemberian dan Penyuntikan Vaksin DT.



3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur / Langkah-langkah



Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012. Cara Pemberian dan Dosis :  Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.  Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml. dianjurkan untuk anak usia di bawah 7 tahun. Untuk usia 7 tahun atau lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin Td.  Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa dan label VVM.



6. Unit Terkait No



Halaman



Puskesmas, sekolah dasar Yang dirubah



Perubahan



Diberlakukantanggal