Sop Pengeboran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOP PENGEBORAN 1. TUJUAN Prosedur Operasional Standar (SOP) ini bertujuan untuk: 1.1. Mencegah dan atau menghilangkan kecelakaan kerja selama kegiatan pengeboran; 1.2. Serta mengatur tahapan dan mengendalikan proses kegiatan pengeboran sesuai standar. 2. RUANG LINGKUP SOP ini menerangkan proses teknis pengeboran dari penentuan titik bor sampai pemindahan alat bor ke titik berikutnya, SOP ini berlaku untuk karyawan PT AE dan Kontraktornya.



3. TANGGUNG JAWAB 3.1. Geologist bertanggung jawab untuk: a. Memastikan kegiatan



pengeboran berjalan dengan aman dan



terkendali; b.



Menyiapkan rencana kerja pengeboran beserta target yang ingin dicapai;



c. Memastikan kegiatan pengeboran sesuai target dan rencana kerja yang telah disusun sebelumnya secara efektif; d.



Membuat Peta Pengeboran dan Korelasi Pengeboran;



e. Melaporkan kerusakan alat bor dan membuat Surat Pengadaan Barang/Surat Perbaikan Alat; f.



Melaporkan hasil kegiatan pengeboran setiap bulan ke dalam Laporan Bulanan Kegiatan Pengeboran kepada Kepala Divisi Engineering.



3.2. Wellsite bertanggung jawab untuk:



1



a.



Memastikan kegiatan pengeboran berjalan dengan aman dan terkendali;



b.



Melakukan safety talk di masing-masing area kerja yang dimaksudkan untuk menanyakan kondisi kesehatan bawahan, memberikan arahan kepada bawahan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan, bahayabahaya yang timbul dan cara pengendaliannya;



c.



Menentukan titik bor di lapangan sesuai rencana kerja yang telah disiapkan geologist;



d. Mendeskripsikan batuan hasil cutting (chips) dan atau hasil coring (core) ke dalam buku lapangan; e.



Melaksanakan penyusunan, pengangkutan dan penyimpanan sample pengeboran;



f.



Melaporkan hasil kegiatan di lapangan kepada Geologist setiap hari ke dalam Lembar Laporan Harian Pengeboran;



g.



Membuat Log Bor dan Ringkasan Data Pengeboran.



3.3. Kepala Tim Bor bertanggung jawab untuk: a. Memastikan kegiatan pengeboran berjalan dengan aman dan terkendali; b.



Memastikan kondisi peralatan dan perlengkapan bor layak dan aman digunakan untuk mencapai hasil dan target yang telah ditentukan;



c. Berkoordinasi dengan Kantin untuk mengadakan konsumsi Tim Bor setiap hari selama kegiatan pengeboran berlangsung; d.



Melaksanakan mobilisasi dan demobilisasi perangkat pengeboran;



e. Melaksanakan perawatan perangkat pengeboran; f.



Melaporkan kerusakan alat bor kepada Geologist;



3.4. Driller (operator bor) bertanggung jawab untuk: a. Memastikan kegiatan pengeboran berjalan dengan aman dan terkendali; b.



Melakukan kegiatan pengeboran sesuai titik yang telah ditentukan Wellsite;



c. Berkoordinasi dengan Wellsite dalam penentuan titik bor di lapangan;



2



d.



Bersama wellsite melaksanakan penyusunan, pengangkutan dan penyimpanan sample pengeboran;



e. Melaksanakan perawatan perangkat pengeboran; f.



Menjaga alat bor dari kerusakan, keausan atau kondisi alam yang tidak diinginkan seperti pipa terjepit.



3.5. Asisten driller bertanggung jawab untuk: a. Membantu Driller dalam melaksanakan kegiatan pengeboran; b.



Bersama dengan Wellsite dan Driller menyiapkan titik bor yang akan dibor selanjutnya.



3.6. Helper bertanggung jawab untuk: a.



Membantu Wellsite, Driller dan Asisten Driller dalam melaksanakan seluruh kegiatan pengeboran.



4. DEFINISI 4.1. Titik bor adalah titik/lubang (berupa koordinat dan elevasi) dilakukannya kegiatan pengeboran. 4.2. Chips adalah potongan-potongan batuan hasil kegiatan pengeboran. 4.3. Core adalah sample batubara yang diambil dengan menggunakan core barrel. 4.4. Coring adalah kegiatan pemotongan dan pengangkatan batuan dengan menggunakan core barrel. 4.5. Cutting adalah kegiatan pemotongan dan pengangkatan batuan dengan teknik open hole menggunakan mata bor. 4.6. Open hole adalah teknik pengeboran tanpa menggunakan selubung (casing). 4.7. Casing adalah pipa selubung yang ukurannya sama dengan mata bor guna melindungi pipa/mata bor dari runtuhnya batuan. 4.8. Sample adalah contoh batubara yang diperoleh dari hasil cutting atau hasil coring yang diperlakukan khusus sesuai standar dan akan diteliti kualitasnya di laboratorium. 4.9. Core barrel adalah alat pengambil sample dari dalam tubuh batuan.



3



4.10. Tabung split adalah tabung tempat mengikat/menjaga sample agar tidak ikut berputar dengan core barrel. 4.11. Core box adalah kotak kayu tempat diletakkan core sample untuk memudahkan pendeskripsian dan dokumentasi core sample yang dibentuk sesuai dengan diameter core sample dan panjangnya menyesuaikan (biasanya 1 m). 4.12. Roof adalah batas atas kontak lapisan batubara dengan lapisan batuan lainnya. 4.13. Buku lapangan adalah buku tulis tempat sementara menuliskan seluruh kegiatan pengeboran di lapangan. 4.14. Laporan Harian Pengeboran adalah lembar laporan kegiatan harian yang berisi tanggal, lokasi, alat, deskripsi batuan dan penanggung jawab laporan. 4.15. Log Bor adalah hasil deskripsi batuan setiap titik bor yang dituangkan ke dalam suatu kolom-kolom. 4.16. Ringkasan Data Pengeboran adalah ringkasan data hasil kegiatan pengeboran. 4.17. Peta Pengeboran adalah peta pengeboran yang meliputi titik bor, situasi sekitar kegiatan pengeboran, dan kepemilikan lahan bila datanya telah ada. 4.18. Korelasi Pengeboran adalah gambar penampang melintang dua dimensi dari section bor yang telah ditentukan. 4.19. Section bor adalah garis hayal kumpulan titik-titik bor. 4.20. Laporan Bulanan Kegiatan Pengeboran adalah laporan yang meliputi kemajuan proses pengeboran dan evaluasi kinerja Tim Bor setiap bulannya. 4.21. Surat Pengadaan Barang adalah surat permohonan pengadaan alat bor kepada pihak manajemen. 4.22. Surat Perbaikan Alat adalah surat permohonan perbaikan alat bor kepada pihak manajemen.



4



4.23. Safety Talk adalah pertemuan K3 yang dilakukan oleh seorang pengawas dengan anak buahnya untuk memberikan pengarahan tentang K3 yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan ataupun membahas halhal yang berkaitan dengan K3 seperti prosedur, kecelakaan yang baru terjadi, dll. Biasanya dilakukan pada awal gilir kerja dimana kondisi dari karyawan masih prima. 5. REFERENSI 5.1. JORC Code. 5.2. SNI 7568:2010 tentang Glosarium Eksplorasi Mineral dan Batubara. 5.3. SNI 13-6978.3-2003 tentang Kompetensi Kerja Tenaga Teknis Khusus Geologi – Bagian 3: Teknisi Pengeboran Eksplorasi. 5.4. SNI 2436:2008 tentang Tata Cara Pencatatan dan Identifikasi Hasil Pengeboran Inti. 6. URAIAN 6.1. Penentuan titik bor dilakukan oleh Wellsite bekerja sama dengan Kepala Tim Bor, Driller, Asisten Driller dan Helper atas perintah dan rencana Geologist. 6.2. Pembuatan jalan menuju lokasi bor dapat dilakukan bersamaan dengan penentuan titik bor. 6.3. Pembuatan lokasi bor yang meliputi pembuatan lasbit, meratakan tanah untuk pijakan mesin bor dll. 6.4. Moving mesin bor dan peralatan yang menunjang pengeboran. 6.5. Setting dan assembling (pasang) mesin bor dan peralatan yang menunjang pengeboran. 6.6. Surat tugas mulai pengeboran pada lokasi tersebut diberikan oleh Geologist atas persetujuan manajemen. 6.7.



Pelaksanaan pengeboran, meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut. a. Lakukan pengeboran non coring dari kedalaman awal sampai dengan estimasi kedalaman yang telah ditentukan (sesuai instruksi dari



5



Geologist/Wellsite). Menggunakan mata bor ukuran HQ (panjang 20 cm) dan pipa ukuran AW (panjang 1,5 m), kemudian ukur dan catat kedalaman pengeboran, deskripsi cutting dan buat estimasi untuk coring. b.



Lakukan pengeboran (Target Hole) coring dari estimasi kedalaman roof batubara atau dari diketemukannya tanda-tanda batubara (sesuai intruksi dari Geologist/Wellsite). Menggunakan mata bor Diamond Core type Surface Set untuk lapisan batubara, sedangkan untuk lapisan batuan/litologi lain mata bor yang digunakan dapat disesuaikan. Jenis tabung core barrel adalah Triple Tube (panjang 1,5 meter).



c. Lakukan pemotongan dan pengangkatan core sample jika tabung core barrel sudah penuh atau terjadi sesuatu yang mengharuskan core sample untuk dipotong dan diangkat sebelum tabung core sample penuh (keputusan Driller). d.



Ukur



dan



catat



kedalaman



pengeboran



pemotongan



dan



pengangkatan core sample di buku lapangan. e. Ukur dan catat kemajuan kedalaman coring di buku lapangan. f.



Keluarkan core sample bersama tabung split dengan cara disemprot menggunakan air. Dilarang mengeluarkan core sample dan tabung split dengan cara dipukul-pukul atau dengan cara lain yang dapat membahayakan kondisi core sample dalam keadaan utuh dan baik.



g.



Ukur dan catat panjang core sample yang didapat sebelum diletakan pada core box.



h.



Letakkan dan susun core sample di core box sesuai petunjuk mengenai perlakuan dan perawatan core sample. (Lihat SOP Perlakuan dan Perawatan Sample Batubara Hasil Coring)



i.



Lakukan pengeboran coring sampai lapisan batubara terambil semua atau sampai dengan intruksi dari pengawas perusahaan.



j.



Pengeboran dihentikan sesuai dengan intruksi pengawas perusahaan (Geologist/Wellsite atau yang ditunjuk).



6



k. Cabut satu demi satu pipa bor yang telah masuk hingga selesai. Pipa bor yang telah dicabut dikumpulkan dan diletakkan tidak terlalu jauh dari mesin bor. 6.8. Deassembling (bongkar) mesin bor sampai satuan terkecil agar mudah diangkut ke titik berikutnya yang telah ditentukan oleh Wellsite setelah berkoordinasi dengan Driller. 6.9. Catat setiap kejadian pengeboran di buku lapangan secara detail (Lihat SOP Pengisian Buku Lapangan). 6.10. Perbaiki segera apabila ditemukan kerusakan di mesin bor atau peralatan/perlengkapan pendukungnya, kemudian Kepala Tim Bor segera melaporkan



kepada



Geologist



agar



dapat



dilakukan



tindakan



pengadaan/pergantian. 6.11. Lokasi yang yang sudah dibor diberi tanda berupa patok, ukuran patok disesuaikan dengan diameter lubang bor. Tulis kode lokasi dan total kedalaman bor sesuai dengan petunjuk. Atau dapat pula dengan menggunakan patok sementara dari dahan pohon. Sedangkan kode lokasi dapat ditulis di pita berwarna kuning dengan menggunakan spidol permanen berwarna hitam.



SOP Pengambilan dan Perlakuan Core Sample



7



1.



TUJUAN Prosedur Operasional Standar (SOP) ini bertujuan untuk: 1.1.



mencegah dan atau menghilangkan kecelakaan kerja selama kegiatan pengeboran;



1.2.



serta mengatur tahapan dan mengendalikan proses kegiatan pengambilan dan perlakuan core sample sesuai standar.



2.



RUANG LINGKUP SOP ini menerangkan proses teknis pengambilan dan perlakuan core sample, SOP ini berlaku untuk karyawan PT AE dan Kontraktornya.



3.



TANGGUNG JAWAB 3.1.



Geologist bertanggung jawab untuk: a.



memastikan kegiatan pengambilan dan perlakuan core sample berjalan dengan aman dan terkendali;



b.



melaporkan kerusakan alat bor dan membuat Surat Pengadaan Barang/Surat Perbaikan Alat;



c.



membuat Surat Permohonan Pengujian Sample Batubara;



d.



dan melaporkan hasil kegiatan pengeboran setiap bulan ke dalam Laporan Bulanan Kegiatan Pengeboran kepada Kepala Divisi Engineering.



3.2.



Wellsite bertanggung jawab untuk: a.



memastikan kegiatan pengambilan dan perlakuan core sample berjalan dengan aman dan terkendali;



b.



melakukan



kegiatan



dokumentasi



core



sample,



mendeskripsikan core sample, dan membuat laporan hasil deskripsi core sample ke dalam Laporan Harian pengeboran; c.



dan menjaga kondisi core sample dalam keadaan yang baik sesuai dengan SOP Pengambilan dan Perlakuan Core Sample ini.



3.3.



Kepala Tim Bor bertanggung jawab untuk:



8



a.



memastikan kegiatan pengeboran berjalan dengan aman dan terkendali;



b.



memastikan kondisi core barrel layak dan aman digunakan untuk mendapatkan core sample yang baik sesuai SOP Pengambilan dan Perlakuan Core Sample ini;



c. 3.4.



dan melaporkan kerusakan core barrel kepada Geologist.



Driller (operator bor) bertanggung jawab untuk: a.



melakukan kegiatan pengeluaran core sample dari dalam core barrel sesuai instruksi Wellsite dan menjaga core sample dalam kondisi utuh;



b.



berkoordinasi dengan Wellsite dalam melakukan pemotongan dan pengangkatan core sample dari dalam tubuh batuan;



c.



dan menjaga core barrel dari kerusakan, keausan atau kondisi alam yang tidak diinginkan seperti core barrel terjepit.



3.5.



Asisten driller bertanggung jawab untuk: a.



membantu Driller dalam melaksanakan kegiatan pengeluaran core sample dari dalam core barrel.



3.6.



Helper bertanggung jawab untuk: a.



membantu Wellsite, Driller dan Asisten Driller dalam melaksanakan seluruh kegiatan pengambilan dan perlakuan core sample.



3.7.



Manajemen bertanggung jawab untuk: a.



Menindaklanjuti setiap surat yang ditujukan kepadanya dari geologist.



4.



DEFINISI 4.1.



Core sample adalah sample batubara hasil kegiatan pengeboran dengan core barrel.



9



4.2.



Core barrel adalah alat pengambil core sample dari dalam tubuh batuan.



4.3.



Core box adalah kotak kayu tempat diletakkan core sample untuk memudahkan pendeskripsian dan dokumentasi core sample yang dibentuk sesuai dengan diameter core sample dan panjangnya menyesuaikan (biasanya 1 m).



4.4.



Top/roof adalah batas atas kontak lapisan batubara dengan lapisan batuan lainnya.



4.5.



Bottom/floor adalah batas bawah kontak lapisan batubara dengan lapisan batuan lainnya.



4.6.



Ply adalah



4.7.



Parting adalah



4.8.



Loss adalah hilangnya seluruh atau sebagian core sample dari dalam core barrel entah karena terjatuh atau tergerus/tertekan core barrel.



4.9.



Bag/plastik sample adalah plastik tempat menyimpan core sample sebelum dibawa ke laboratorium.



4.10.



Kartu



sample



adalah



kartu



identitas



core sample



di



setiap



bag/plastiknya. 4.11.



Laboratorium adalah tempat dilakukannya uji kualitas core sample.



4.12.



Buku lapangan adalah buku tulis tempat sementara menuliskan seluruh kegiatan pengeboran di lapangan.



4.13.



Laporan Harian Pengeboran adalah lembar laporan kegiatan harian yang berisi tanggal, lokasi, alat, deskripsi batuan dan penanggung jawab laporan.



4.14.



Surat Pengadaan Barang adalah surat permohonan pengadaan alat bor kepada pihak manajemen.



4.15.



Surat Perbaikan Alat adalah surat permohonan perbaikan alat bor kepada pihak manajemen.



4.16.



Surat Permohonan Pengujian Sample Batubara adalah surat pengantar pengujian sample kepada pihak manajemen.



10



5.



REFERENSI 5.1.



JORC Code.



5.2.



SNI 7568:2010 tentang Glosarium Eksplorasi Mineral dan Batubara.



5.3.



SNI 13-6978.3-2003 tentang Kompetensi Kerja Tenaga Teknis Khusus Geologi – Bagian 3: Teknisi Pengeboran Eksplorasi.



5.4.



SNI 2436:2008 tentang Tata Cara Pencatatan dan Identifikasi Hasil Pengeboran Inti.



5.5.



ASTM D 5192 – 99 about Standard Parctice for Collection of Coal Sample from Core



6.



URAIAN 6.1.



Driller dan helper mengeluarkan core sample yang berada dalam tabung core barrel bersama-sama dengan tabung split.



6.2.



Panjang core sample langsung diukur untuk mengetahui recovery core sample.



6.3.



Core sample yang sudah dikeluarkan kemudian diletakkan pada core box (kotak untuk meletakkan core sample hasil pengeboran). Core box dibuat sesuai dengan ukuran core sample, panjang 1 meter lebar disuaikan. Satu core box dibuat untuk total kedalaman 5 meter.



6.4.



Penyusunan core sample dimulai dari ujung pojok kiri (top/roof) dan seterusnya menyambung dari top/roof sampai bottom/floor.



6.5.



Core box diberi tanda atau kode nomor lokasi bor, interval kedalaman bor dan nomor box.



6.6.



Kondisi core sample maupun core box harus dalam keadaan aman dan terlindung dari sinar matahari langsung.



6.7.



Bersihkan semua lumpur pengeboran dari core sample menggunakan air bersih.



11



Gambar 1. Core Box (pandangan atas), tanda panah dalam box menunjukkan arah cara meletakan core sample. 6.8.



Lakukan deskripsi/pemerian core sample secara megaskopis dengan teliti dan benar, kemudian tulis di buku lapangan.



6.9.



Tentukan bagian roof dan bagian floor.



6.10.



Pastikan dengan teliti dan benar, ada parting atau tidak, ada yang loss atau tidak sebagai pertimbangan untuk menentukan panjang pembagian core sample (ply by ply) yang akan diambil.



6.11.



Tentukan batas panjang bagian core sample (ply) dan jumlah core sample yang akan diambil.



6.12.



Tulis interval core sample di buku lapangan.



6.13.



Potret core box yang sudah terisi core sample seluruhnya dengan menggunakan kamera.



6.14.



Tulis nomor core sample, nomor kode lokasi bor, lokasi pengambilan core sample, interval core sample, tebal core sample, nomor bag (plastik core sample) berapa dari total bag berapa, tulis remarks (misal: core sample lapuk, parting ikut di-core sample, interval loss core sample) di kartu sample dengan menggunakan spidol permanen.



12



6.15.



Siapkan plastik core sample dan tulis nomor kode lokasi bor dan nomor core sample, interval core sample, tebal core sample, nomor bag berapa dari bag berapa dengan menggunakan spidol permanen.



6.16.



Ambil dan masukkan core sample di plastik core sample, bagian demi bagian sesuai dengan nomor bagian (ply) dengan segera. Core sample tidak boleh terkontaminasi dengan kotoran atau core sample lain. Apabila terdapat parting atau lapisan batuan lainnya baik itu di roof, floor atau interburden segera pisahkan sebelum core sample dimasukkan di plastik sample.



6.17.



Masukkan kartu sample di plastik sesuai dengan nomor core sample. Kartu sample tidak boleh kontak langsung dengan core sample (kartu sample dilapisi plastik supaya tidak tembus uap air atau rusak).



6.18.



Ikat plastik core sample dengan kuat dan benar sesuai petunjuk, menggunakan tali yang sudah disediakan. Segel plastik core sample (bag) secara menyeluruh untuk melindungi core sample dari dibuka oleh orang lain.



6.19.



Masing-masing plastik core sample (bag) dijadikan satu sesuai dengan nomor lokasi bor atau sesuai dengan satu lapisan dan diikat dengan kuat dan benar supaya tidak berhamburan atau tercecer dan memudahkan untuk pengecekan ulang.



6.20.



Uraian nomor 6.2 sampai 6.18 dilakukan oleh wellsite.



6.21.



Geologist membuat Surat Permohonan Pengujian Sample Batubara kepada manajemen. Dalam hal ini, geologist mengganti kartu sample dengan kode sample. Kode sample ini dibuat untuk meringkas sekaligus merahasiakan keterangan core sample.



6.22.



Core sample langsung dibawa ke camp/kantor atau tempat yang sudah disediakan sebelum dibawa ke laboratorium. Jika lokasi dekat dengan laboratorium core sample dapat langsung dibawa ke laboratorium.



6.23.



Dari tempat lokasi pengambilan core sample sampai dengan laboratorium, core sample tidak boleh kehujanan/kepanasan atau rusak karena dapat mengurangi keakuratan hasil analisa.



13



SOP ALAT



14



Beberapa komponen atau peralatan pemboran yang diperlukan untuk kegiatan pemboran diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Mesin Bor 2. Pompa atau Kompresor 3. Stang Bor 4. Pipa Casing 5. Mata Bor 6. Dan Perlengkapan lainya 1. MESIN BOR Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pemilihan mesin bor yang digunakan, diantaranya meliputi: • Tipe/ model mesin bor • Diameter lubang • Sliding stroke • Berat mesin bor • Power unit • Kemampuan rotasi/ tumbuk per satuan waktu • Hoisting capacity (kapasitas) • Dimensi (panjang x lebar x tinggi) Didalam pemboran ada beberapa jenis mesin bor diantaranya adalah sebagai berikut 1. Mesin Bor Tumbuk 2. Mesin Bor Putar 3. Mesin Bor Putar – Hidrolik



1. 1. Mesin Bor Tumbuk



15



Mesin bor tumbuk yang biasanya disebut cable tool atau spudder rig yang diopersikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara berulang- berulang ke dalam lubang bor. Mata bor akan memecahkan batuan terkosolidasi menjadi kepingan kecil,atau akan melepaskan butiran – butiran pada lapisan.Kepingan atau hancuran tersebut merupakan campuran lumpur dan fragmen batuan pada bagian dasar lubang, jika di dalam lubang tidak dijumpai air, perlu ditambahkan air guna membentuk fragmen batuan (slurry).Pertambahan volume slurry sejalan dengan kemajuan pemboran yang pada jumlah terentu akan mengurangi daya tumbuk bor. Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat menjadi sangat lambat, slurry diangkat ke permukaan dengan menggunakan timba (bailer) atau sand pump. Beberapa factor yang mempengaruhi kecepatan laju pemboran (penetrasi) dalam pemboran tumbuk diantaranya adalah: • Kekerasan lapisan batuan • Diameter kedalam lubang bor • Jenis mata bor • Kecepatan dan jarak tumbuk • Beban pada alat bor Kapasitas mesin bor tunbuk sangat tergantung pada berat perangkat penumbuk yang merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan panjang drill-stemnya. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan mesin bor tumbuk jika dibandingkan denngan mesin bor putar dapat dijelaskan sebagai berikut:



Kelebihannya: • Ekonomis: -Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih kecil



16



-Biaya transportasi lebih murah - Biaya operasi dan pemeliharaannya lebih rendah - Penyiapan rig untuk pemboran lebih cepat • Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik • Tanpa sistem sirkulasi. • Lebih mempermudah pengenalan lokasi akifer • Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih kecil Kekurangannya: • Kecepatan laju pemboran rendah • Sering terjadi sling putus • Tidak bisa mendapatkan core • Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor • Terbatasnyaa personil yang berpengalaman • Pada formasi yang mengalami swelling clay akan menghadapi banyak hambatan 1. 2 . Mesin Bor Putar Mesin bor putar merupakan jenis mesin bor yang mempuyai mekanisme yang paling sederhana, untuk memecahkan batuan menjadi kepingan kecil, mata bor hanya mengandalkan putaran mesin dan beban rangkaian stang bor. Jika pemboran dilakukan pada formasi batuan yang cukup keras, maka rangkain stang bor dapat ditambah dengan stang pemberat. Kepingan batuan yang hancur oleh gerusan mata bor akan terangkat ke permukaan karena dorongan fluida. Contoh yang populer dari jenis ini adalah meja putar dan elektro motor.Pada jenis meja putar, putaran vertical yang dihasilkan oleh mesin penggerak dirubah menjadi putaran horizontal oleh sebuah meja bulat yang ada pada bagian bawahnya terdapat alur – alur yang berpola konsentris, sedangkan pada elektro motor, energi mekanik yang digunakan untuk memutar rangkaian stang bor berasal dari generator listrik yang dihubungkan pada sebuah elektro motor.



17



Komponen – komponen utama dari mesin bor putar adalah: • Swivel • Kelly bar • Stabilizer • Mata bor • Stang bor • Stang pemberat 1. 3. Mesin Bor- Hidrolik Pada mesin bor putar – hidrolik, pembebanan pada mata bor terutama diatur oleh sistem hidrolik yang terdapat pada unit mesin bor, disamping beban yang berasal dari berat stang bor dan mata bor. Cara kerja dari jenis mesin bor ini adala mengombinasikan tekanan hidrolik, stang bo dan putaran mata bor di atas formasi batuan. Formasi batuan yang tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke permukaan melalui rongga anulus atau melalui rongga stang bor yang bergantung pada sistem sirkulasi fluida bor yang digunakan. Adapun contoh mesin bor putar – hidrolik adalah: 1. 3.a. Top Drive Unit pemutar pada jenis Top Drive bergerak turun naik pada menara, tenaganya berasal dari unit transmisi hidrolik yang digerakkan oleh pompa. Penetrasinya dapat langsung sepanjang stang bor yang dipakai (umumnya sepanjang 3,6m – 9 m), sehingga jenis mempuyai kinerja yang paling baik.



1. 3. b. Spindle



18



2. Pada jenis ini pemutarannya bersifat statis, kemajuan pemboran sangat dipengaruhi oleh panjang spindle (umumnya antara 60 m – 100 m), dan tekanan hidrolik yang dibutuhkan. Adapun spesifikasi mesin bor yang digunakan adalah:• Merk • Kapasitas• Berat • Kemampuan rotasi • Dimensi • Diameter lubang • Tipe/ model 2. POMPA ATAU KOMPRESOR Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada pompa diantaranya adalah: a. Tipe acting piston b. Diameter piston c. Power d. Dimensi e. Berat f. Volume/ pressure g. Working pressure Adapun hal – hal yang penting diperhatikan pada kompresor adalah: a. Tekanan udara yang dihasilkan b. Volume udara yang dihasilkan per satuan waktu Pada tahap pemboran lumpur dan kompresor berfungsi sebagai sumber tenaga untuk mensirkulasikan fluida bor. Jika fluida bor yang digunakan adalah lumpur, maka sebagai sumber tenaga adalah pompa lumpur, dan jika fluida bor yang digunakan adalah udara maka sumber tenaganya adalah kompresor. Adapun pompa/ kompresoe yang digunakan adalah: • Merk • Model



19



• Kapasitas • Dimensi • Diameter piston • Berat • Power • Volume/ pressure • Working pressure 3. STANG BOR Stang bor merupakan pipa yang terbuat dari baja, dimana bagian pipa ujung – ujungnya terdapat ulir, dimana fungsinya sebagai penghubung antara dua buah stang bor.Dalam kegiatan pemboran, stang bor berfungsi sebagai: 1. Menstranmisikan putaran, tekanan, dan tumbuka yang dihasilkan oleh mesin bor menuju mata bor. 2. jalan keluar – masuknya fluida bor Panjang stang bor yang umum digunakan dalam operasi pemboran adalah 10 ft (3m) dan 30 ft (9m), tetapi hal ini bisa berubah tergantung dengan tujuan dan efisiensi pemboran. Kriteria yang harus diperhatiakan dalam pemilihan ukuran, meliputi: a. Tujuan pemboran b. Kedalaman pemboran c. Kekerasan batuan d. Metode sirkulasi fluida e. Diameter lubang bor Adapun rangkaian stang bor yang digunakan dalam operasi pemboran tergantung dari mekanisme pemboran yang diterapkan. - Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Putar. Rangkaian stang bor pada pemboran putar hamper semuanya sama seperti pada penyambungan pipa air. Stang bor yang dipakai pada pemboran mempuyai banyak ukuran, hal ini berkaitan dengan diameter luar, diameter dalam , jenis ulir dan sebagainya. Setiap pabrik biasanya memiliki klasifikasi yang berbeda.



20



- Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Tumbuk.Rangkaian stang bor pada mesin bor tumbuk terdiri dari: 1. Mata bor pahat. 2. Drill stem, sebagai pemberat dan pelurus lubang. 3. Drilling jars, sepasang batang baja yang bertaut yang dimasukkan untuk melepaskan bit jika tejepit dengan sentakan ke atas. 4. Swivel socket, adalah penghubung antara sling dan alat bor , diperlukan untuk meneruskan putaran kabel ke alat bor, di perlukan untuk meneruskan putaran kabel ke alat bor agar pahat dapat menumbuk ke segala sisi sehingga lubang bor lurus Adapun stang bor yang digunakan dalam pemboran air tanah tersebut adalah : • Panjang stang bor yang digunakan adalah 30 ft atau yang berukuran 9 m. 4. PIPA CASING Didalam operasi pemboran pipa casing berfungsi untuk menjaga lubang bor dari colaps (keruntuhan) dan peralatan pemboran lain dari gangguan – gangguan. Ada dua tipe untuk menghubungkan pipa casing, yaitu: 1. Tipe Flash Joint.Dimana penghubungan antara pipa satu dengan pipa lainya dilakukan secaraLangsung. 2. Tipe Flash Coupled Dimana penghubungan antara pipa menggunakan sebuah coupling. Beberapa



komponen



yang



terdapat



dalam



casing,



diantaranya



adalah:



1. Casing Swivel Alat



ini



untuk



menghubungkan



antara



pipa



casing



dan



stang



bor,



2. Casing Head Alat ini dipasang di bagian atas casing, untuk melindungi drat casing bagian atas, 3. Casing Shoe Alat ini digunakan untuk melindungi casing bagian bawah dari kerusakan 4. Casing Cutter,



21



Digunakan pada saat apabila didalam lubang casing terjadi masalah, fungsinya untuk memotong casing pada titik yang diinginkan, 5. Casing Band Alat ini digunakan untuk menjepit pipa casing selama operassi pengangkatan dan Penurunan. Di dalam praktikkum pemboran yang dilakukan, casing yang digunakan adalah tipe flash jouint, dimana penghubungan antara pipa yang satu dengan yang lainya dilakukan secara langsung. 5. MATA BOR (BIT) Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang digunakan khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya yang bekerja pada bit agar bit dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan secara garis besar terbagi



atas



dua



macam,



yaitu



gaya



dorong



dan



gaya



putar.



Keekfetifan penetrasi yang dilakukan pada pemboran tergantung pada kedua gaya jenis ini. Gaya dorong dapat dihasilkan melalui tumbukan yang dilakukan pada pemboran tumbuk,pemuatan bit, tekanan dibawah permukaan. Gaya putar dapat dihasilakan pada mekanisme pemboran putar dengan bantuan mesin putar mekanik yang dapat memutar bit (setelah ditransmisikan oleh stang bor) dan dengan bantuan gaya dorong static mengabrasi batuan yang ditembus. Gaya dorong yang bersifat static yang secara tidak langsung turut menunjang gaya- gaya tersebut diatas misalnya berat dari stang bor dan berat rig. Faktor- faktor yang harus diperhatiakan dalam pemilihan bit yaitu: 1. Ukuran dan bentuk mata bor 2. Ukuran gigi mata bor 3. Berat mata bor 4. Kekerasan matriks. Adapun beberapa jenis mata bor diantaranya 1. Mata Bor Rotasi 



Mata Bor Pisau







Air Coring Bits







Roller Bits



22



2. Mata Bor Tumbuk 



Cross Bit







Button Bit







Chisel Bit



3. Mata Bor Auger 



Tipe Kelly







Tipe Auger



4. Mata Bor pada Pengeboran Kabel 



Mata Bor Tabung







Mata Bor Chisel



5. Mata Bor Intan 



Mata Bor Formasi Lunak







Surface Set Bits







Impregnated Bits



6. PERALATAN PELENGKAP Adapun mata bor yang digunakan didalam pemboran air tanah yang menjadi bahan praktikum adalah : Beberapa peralatan pelengkap yang sering dipakai dalam kegiatan pemboran diantaranya meliputi: a. Water Swivel, Alat ini digunakan untuk melewatkan fluida seperti air, lumpur, dari pompa menuju ke dalam stang bor. b. Hoisting Water Swivel Alat ini didesain untuk melewatkan air ke dalam batang bor yang sedang berputar selama proses pengangkatan dan penurunan. c. Hoisting Plug Alat ini dihhubungkan pada rope socket dandigunakan ketika proses pengangkatan dan penurunan stang bor. d. Hoisting Rope Socket



23



Bagian atas alat ini dihubungkan dengan hoisting wire rope yang dilas menggunakan babbit metal, bagian bawahnya dihubungkan dengan hoisting plug. e. Pipe Wrench Alat ini digunkan untuk mengunci dan melepaskan pipa, stang bor, dan lain – lain. f. Snatch Block Alat ini diletakkan di puncak menara pemboran dan digunakan untuk mengangkat dan menurunkan stang bor core barrel dan mata bor. Pada kenyataannya, beban yang diangkat atau diturunkan itu terlalu berat, oleh karena itu digunakan crown block atau traveling block untuk membantu proses pengangkatan dan penurunan. g. Travelling Block Alat ini digunakan bersama dua/tiga buah kabel untuk mengangkat atau menurunkan peralatan pemboran. h. Come Along Alat ini digunakan untuk menurunkan stang bor dan digukan pada pemboran dangkal i. Rod Coupling Tap Alat I ini digukan untuk mengeluarkan batang bor yang rusak dan dibiarkan tertinggal dalam lubang bor. j. Rod Band Alat ini digukan untuk menjepit batang bor yang tertinggal di lubang bor. k. Knocking Block Alat ini digunakan untuk menerima pengaruh pada saat hammering untuk melindungi peralatan bor. l. Drive Hammer with Chain Alat ini digunakan untuk hammering ketika peralatan bor mengalami kemacetan.



24



m. Menara Terdapat dua menara yang biasa digunkan dalam pemboran diantaranya adalah derrick n. Permale Wrench Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa – pipa yang kecil, seperti kabel core barrael tanpa merusak tabung. o. Rod Holder Alat ini digunakan untuk menjepit stang bor pada saat pengangkatan atau penurunan. p. Super Strong Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa – pipa dengan ukuran besar dengan diameter berukuran di atas 100 mm.



25



SOP PENGUJIAN QUALITY (PROGRAM & MONITORING) A. SAMPLING PLAN 1. Infill core sampling a. Perencanaan pengambilan core sample didaerah prioritas tambang dengan acuan infill drilling plan. b. Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan strategi dan support studi kualitas. c. Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan kondisi batubara yaitu c.1. Batubara segar c.2. Batubara lapuk karena pengaruh oksidasi c.3. Batubara terbakar c.4. Batubara diwashout c.5. Batubara dengan perbedaan kualitas yang tinggi c.6. Keseragaman kualitas batubara c.7. Split c.8. Unsplit c.9. Perlapisan selang-seling c.10. dll. d. Perencanaan



penyamplingan



dengan



mempertimbangkan



tingkat



keberhasilan penyamplingan. Seperti pada daerah washout dan outcrop, atau daerah batubara teroksidasi dimana tingkat penyamplingan dengan metoda core sampling sering mengalami kegagalan. Hal ini bisa diganti dengan metode test pit, chips sample, channel sampling, dll. e. Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan faktor biaya berlebihan. Dengan metode yang benar jumlah titik penyamplingan dan faktor kegagalan penyamplingan dapat dikurangi.



26



f. Daerah yang terwakili (dengan mempertimbangkan faktor daerah pengaruh maka metode sampling bisa diterapkan sesedikit mungkin penyamplingan dengan daerah pengaruh yang maksimal). g. Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan data yang dibutuhkan (variasi data yang dibutuhkan meliputi data ketebalan, data kualitas, data struktur, dll). h. Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan detail kualitas (untuk perencanaan kualitas komposit).



2. Pit Sampling Sampling Pit dilakukan untuk studi kualitas secara khusus di daerah tambang yaitu : a. Untuk mengetahui kualitas dari batubara kotor atau batubara oksidasi tinggi, yang pada saat penambangan ditinggalkan karena kualitasnya tidak memenuhi standard atau tidak diketahui. Hasil analisa sampling akan merekomendasi apakah layak dipakai untuk permintaan produksi kualitas rendah, untuk blending, perencanaan pencucian atau tidak akan diproduksi karena kualitasnya sangat rendah. b. Untuk mempelajari delution source (sumber delusi yang mengakibatkan penurunan kualitas dan kenaikan ash). c. Untuk mengetahui keadaan seam-seam minor yang berada dilokasi penambangan seam-seam utama, yang karena faktor ketebalan dan harga kualitasnya dapat diproduksi secara menguntungkan.



27



Prosedur Kerja : 1.



Diskripsi urutan litologi dan kondisi batubara yang meliputi top batubara, bottom batubara, jenis batubara, tebal perlapisannya, material kandungannya, litologi ikutan dan strukturnya.



2.



Lakukan penyamplingan didaerah target dengan ukuran 10 cm x 10 cm x ketebalan.



3. Pengambilan sample dikerjakan dari top sampai bottom lapisan batubara. 4.



Jika pada seam batubara yang disampling terdapat banyak ply, maka setiap ply harus ditempatkan terpisah.



5. Sample dijaga jangan sampai berkurang dan harus mewakili keseluruhan dimensi yang diambil. 6.



Siapkan tempat penampungan batubara, dan masukan sample dalam plastik sample yang baik.



7. Peralatan untuk mengambil sample tergantung kondisi perlapisan batubara, jika batubara lapuk dengan linggis pipih, tetapi jika batubara keras diperlukan cut quick dan alat bantu lainnya. 8.



Setelah selesai penyamplingan, bereskan perlengkapan dan pastikan lingkungan penyamplingan tetap aman dan bersih.



B. CORE SAMPLING 1. Infill core sampling a. Siapkan lembar unreconciled log, tiket sample, meteran, gunting, palu, plastik sample, list of core sample, lembar diskripsi dan kamera. b. Periksa nama lubang bor dari core box yang akan disampling, jika sudah benar periksa urutan susunan core per meter didalam core box. c. Buka tutup core dengan hati-hati supaya core tidak rusak. d. Tentukan dan tandai batas top dan bottom batubara. e. Lakukan pengukuran ketebalan batubara dan bandingkan dengan ketebalan dari unreconciled data.



28



f. Setelah sesuai, tandai top dan bottom batubara, serta tandai nomor bore hole dan kedalaman batubara kemudian lakukan pemotretan. g. Lakukan diskripsi core batubara secara detail, mulai dari top sampai bottom dilanjutkan diskripsi litologi diatas dan dibawah lapisan batubara. h. Parting/split dalam lapisan batubara diperlakukan sbb : h.1. Parting/split dengan tebal kurang atau sama dengan 5 cm, tidak dipisahkan dan disatukan dengan penyamplingan batubara. h.2. Parting/split dengan tebal lebih 5 cm, dipisahkan dan lapisan batubara dibawah dan diatas parting disampling secara terpisah. i. Masukkan



sample



batubara,



sample



roof



dan



sample



floor



ditempat/kantung plastik yang berbeda. j. Berikan sample code untuk coal sample, roof sample, parting sample (jika ada) dan floor sample. k. Berikan tiket sample untuk coal sample, roof sample dan floor sample. l. Input sample data dalam list of sampling dan input data diskripsi core dalam ample description worksheet. m. Persiapkan sample yang akan dianalisa. n. Bereskan segala peralatan dan bersihkan kembali tempat penyamplingan. 2. Development core sampling a. Prosedur penyamplingan development core secara umum sama dengan prosedur penyamplingan infill core. b. Perbedaannya, core development disampling lebih detail sehingga memungkinkan untuk dilakukan pemisahan berdasarkan kenampakan fisik batubara atau setiap 1 meter tebal batubara (setiap ply) disampling terpisah. c. Parting > 5 cm dan < 10 cm dipisahkan sebagai ply tersendiri. d. Penomoran dilakukan berurutan dari bagian atas ke bagian bawah dengan melanjutkan



penomoran



sebelumnya.



C0001054.



29



Contoh



nomor



sample



core



3. Test pit sampling Pekerjaan yang dilakukan adalah pemberian sample code dan persiapan untuk pengiriman.



C. PENGIRIMAN SAMPLE 1. Pastikan/check sample yang akan dikirim dan tulis dalam order sample (rangkap 3). 2. Tentukan jenis analisa yang diinginkan. 3. Lakukan pengecekan apakah order sample benar dan jelas. 4. Mintakan persetujuan kepada yang bertanggungjawab. 5. Serahkan sample dan dokumen sample ke bagian Laboratorium PTIM. 6. Input data pengiriman untuk laporan. D. KUALITAS PIT Kualitas pit adalah kualitas rata-rata dari keseluruhan data kualitas lubang bor yang ada di pit. Perhitungan kualitas pit dilakukan dengan metode perhitungan komposit



dari



semua



kualitas



titik



bor



yang



ada.



Rumus perhitungan secara manual : ( q1 x th1 x rd1 + …..+ qn x thn x rdn ) qp = -------------------------------------------------------(( th1 x rd1 ) +.…+ ( thn x rdn )) dimana : gp = quality of pit th = thickness rd = densitas Hasil perhitungan kualitas pit sangat tergantung dari kebenaran data kualitas bor. Sehingga perlu dilakukan pengecekan terhadap data kualitas setiap lubang yaitu dengan jalan : 30



1.



Check hasil analisa laboratorium dan cocokkan dengan data sampling berkenaan dengan : nomor bor, thickness dan seam target.



2.



Lakukan perhitungan komposit tiap lubang bor, jika ada dua atau lebih seam atau ply batubara.



3.



Check data posisi setiap sample



4.



Check input data ke quality work-sheet.



5.



Tentukan untuk perhitungan komposit dan pastikan kebenaran rumus untuk perhitungan komposit (di komputer).



6.



Check kembali data composit of pit. Kualitas pit dianalisa dan dihitung kembali setelah dilakukan proses penambangan (dilakukan setiap bulan sebelum cutting plan yang baru di buat).



E. KOMPOSIT KUALITAS PER GRID 25/PER GRID 50 1.



Komposit kualitas per grid 25 / per grid 50 merupakan perhitungan komposit kualitas 4 titik bor atau yang mewakili dalam area keluasan 25 m x 25 m atau 50 m x 50 m.



2.



Hasil kualitas komposit per grid 25 / per grid 50 disampling untuk mengetahui kualitas dalam area yang lebih detail, juga digunakan sebagai dasar penentuan area preliminary cutting plan dan perhitungan blending secara umum.



3.



Langkah perhitungan komposit kualitas pergrid 25 atau grid 50 sama seperti perhitungan komposit kualitas pit.



F. MONITORING KUALITAS PRODUKSI HARIAN 1. Check area pengambilan batubara di masing-masing pit dalam peta kemajuan tambang.



31



2. Hitunglah kualitas batubara yang terambil dengan dasar peta kualitas. 3. Lakukan pengecekan proporsi blending dari data crushing. 4. Lakukan pengecekan apakah batubara yang terambil masuk r.o.m. atau crusher. 5. Jika batubara terambil hanya di bawa ke r.o.m. maka kualitas dihitung hanya per area di pit. 6. Jika batubara terambil dibawa ke crusher, maka perhitungan kualitas sampai pada kualitas blending 7. Perhitungan kualitas blending dengan rumus : (( qa x pa ) + ( qn x pn )) qb = ---------------------------------100 dimana : qb = quality of blending qa = quality of area (pit) pa = proportion (pit) 8. Lakukan pengecekan ulang jika ada kesalahan. 9. Input data ke komputer (file).



G.



PERBANDINGAN



KUALITAS



INSITU



DENGAN



KUALITAS



PRODUKSI 1. Perbandingan kualitas insitu dengan kualitas produksi dilakukan dengan tujuan: a. Mengetahui perbedaan kualitas insitu dengan produksi (decrease cv dan increase ash) 32



b. Sebagai dasar studi delution source. c. Sebagai dasar kerja control cleaning dan mining d. Support untuk quality control. 2. Check data kualitas insitu hasil blending 3. Check data kualitas produksi (hasil sample) 4. Hitung data kualitas produksi dengan rumus : ( qs1 x ton1 + .…. + qsn x tonn) qp = ---------------------------------( ton1 + ..… + tonn ) dimana : qp = quality of production qs = quality of sample, ton = jumlah tonase 5. Hitung perbedaan kualitas : Cv = Cv insitu – Cv production Ash = Ash production – Ash insitu 6. Hitung rata-rata perbedaan kualitas untuk perminggu dan perbulan. 7. Buatlah grafik perbandingan decrease cv dengan increase ash. 8. Menganalisa sumber penyebab (area dan faktor lain) yang menyebabkan terjadinya perbedaan kualitas insitu dan produksi. 9. Support data ke bagian-bagian yang membutuhkan. H. ANALISA PROBLEM KUALITAS DI PIT 1. Masalah kualitas yang sering muncul di pit adalah : a. Harga kualitas produksi menurun jauh dari perkiraan dan rencana. b. Harga kualitas produksi naik jauh dari perkiraan dan rencana 2. Dari kedua problem diatas biasanya, problem pertama yang sering muncul 3. Analisa masalah dapat dilakukan dengan beberapa asumsi yaitu : a. Kesalahan pengambilan daerah penambangan (tidak sesuai dengan cutting plan). 33



b. Kesalahan pengambilan batubara (yang terambil shaly coal, shaly, silt stone, dll. c. Kesalahan pengambilan sample d. Kesalahan dari blending (tidak sesuai dengan blending schedulle). e. Kesalahan di saat analisa I. PETA KUALITAS 1. Peta Kualitas Pit Peta kualitas pit dipergunakan untuk : a. Dasar komposit perblok / grid b. Dasar pembuatan cutting plan c. Perhitungan kualitas insitu harian d. Cek hasil analisa kualitas bor dari geoservice d.1. Pastikan koordinat titik-titik bor d.2. Plotting data kualitas ke dalam quality map meliputi : nomor bor, cv, thickness, ash dan ts. d.3. Peta kualitas dibuat dan diselesaikan sebelum aktifitas penambangan batubara dimulai.



2. Peta Kualitas Development a. Peta kualitas development merupakan peta yang menyajikan kualitas (cv, ash, ts) dari seam-seam yang ada yang diperoleh dari data development drilling. b. Pembuatan peta ini berdasarkan data development drilling dengan coring jarak minimal 100 m. c. Peta ini digunakan sebagai dasar untuk : c.1. Pembuatan peta kualitas yang lebih detail



34



c.2. Pembuatan rencana drilling development c.3. Pembuatan rencana infill drilling c.4. Interprestasi kualitas dari seam-seam yang ada d. Format dan bentuk peta sama dengan peta kualitas pit.



DAFTAR PUSTAKA



http://geofisika-unmul.blogspot.com/2010/04/sop-pengeboran.html http://bosstambang.com/Geology/s-o-p/All-Pages.html



35



http://geofisika-unmul.blogspot.com/2011/07/sop-pengambilan-dan-perlakuancore.html



36