Sop Sirkumsisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SIRKUMSISI



No. Dokumen



:



No. Revisi



:



TanggalTerbit



:



Halaman



:



SOP



UPTD PUSKESMAS MUARA WAHAU II



1. Pengertian



dr. Kinang



Sirkum sisi adalah tindakan pengangkatan sebagian/ seluruh lapisn prepusium penis dengan tujuan tertentu.



2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi



Sebagai acuan langkah-langkah petugas untuk melakukan sirkum sisi Keputusan Kepala UPT Puskesmas Muara Wahau II Nomor 1. Permenkes RI no.5 Tahun 2014 tentang Pedoman Praktik Klinik bagi dokter difasilitas pelayanan kesehatan primer. 2. Keputusan



Menteri



Kesehatan



Republik



Indonesia



Nomor



Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 5. Alat dan bahan



1. Spuit 3 cc 2. Lidokain ampul 3. Klem hemostat (3 buah): 1 buah hemostat lurus, 2 buah hemostat bengkok 4. Gunting jaringan 5. Needle holder 6. Scalpel no.15 7. Benang catgut 8. Duk steril 9. Sarung tangan steril 10. Larutan iodium 11. Alkohol 70% 12. Kassa steril 13. Bengkok



1/3



14. Kom 6. Prosedur /



1. Persiapkan alat dan bahan.



langkah-langkah



2. Jelaskan jenis dan prosedur tindakan yang akan dilakukan. 3. Minta pasien berbaring di meja periksa. 4. Bersihkan penis dengan air sabun. Pada pasien dewasa, cukur rambut di sekitar penis. 5. Operator mencuci tangan. 6. Menggunakan APD, posisi operator di sebelah kiri pasien. 7. Melakukan aseptik dan antiseptik pada penis dan sekitarnya secara sentrifugal dengan penis sebagai pusat. 8. Pasang doek berlubang steril. 9. Lakukan tindakan anestesi blok pada pangkal penis di bagian dorsal yang memblok nervus dorsalis penis. Tusukkan jarum pada pangkal penis di sebelah dorsal tegak lurus terhadap batang penis, hingga terasa sensasi seperti menembus kertas. Pada saat itu jarum telah menembus fascia Buck tempat nervus dorsalis penis berada dibawahnya. Tanda lain jarum sudah menembus fascia Buck adalah jika jarum ditarik ke atas, penis terangkat dan bila obat disuntikkan tidak terjadi edema. Kemudian miringkan jarum ke sisi batang penis. 10. Lakukan aspirasi, bila jarum tidak masuk ke pembuluh darah, suntikkan zat anestesi sebanyak 1-2 cc, lalu pindahkan ke sisi lainnya suntikkan kembali zat anestesi seperti sebelumnya. 11. Tambahkan anestesi infiltrasi pada daerah frenulum. Lakukan pijatan pada daerah bekas suntikan agar obat tersebar. 12. Tunggu kurang lebih 5 menit, lepaskan perlekatan prepusium (bila ada) secara perlahan. 13. Yakinkan anestesi sudah bekerja dengan penjepit prepusium tampa memberi tahu pasien. 14. Bila anestesi telah bekerja, tindakan sirkumsisi dapat dilakukan. 15. petugas melakukan sirkum sisi dengan Teknik Sirkumsisi : 1. Operasi Klasik (guillotine) a. Jepit prepusium dengan klem Kocher pada jam 6 dan jam 12. b. Kemudian jepit prepusium melinntang pada sumbu panjang penis, sedikit miring ke bawah (frenulum dilebihkan). c. Pastikan glans penis tidak terjepit, lalu prepusium dipotong dengan pisau. Pemotongan dilakukan di sisi distal klem.



2/3



d. Perdarahan yang terjadi dirawat dengan klem dan diligasi. e. Setelah perdarahan dihentikan, lakukan penjahitan mukosa-kulit. f. Arah penusukan jarum dilakukan dari mukosa ke kulit. Khusus untuk frenulum, gunakan jahitan berbentuk angka 8 atau 0. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan pembuluh darah pada frenulum terikat. g. Jumlah jahitan disesuaikan dengan kondisi, agar luka dijahit rapat dan kesembuhan berlangsung cepat.



2. Operasi Dorsumsisi (Dorsal Slit Operation) a. Pasang klem Kocher pada jam 6, 11 dan jam 1. b. Lakukan diseksi lurus dengan gunting. Lakukan pemotongan preputium sejajar dengan sumbu panjang penis ke arah sulkus koronarius glandis hingga ¼ sampai ½ cm dari bagian distal sulkus koronarius glandis. c. Jahit mukosa-kulit pada jam 12, simpul jangan dipotong namun dijepit dengan klem arteri pean lurus sebagai teugel (kendali) untuk memudahkan tindakan selanjutnya. d.



Lanjutkan



pemotongan



prepusium



ke



samping



sejajar



sulkus



koronariusglandis dengan jarak ¼ sampai ½ cm sari distal sulkus koronarius glandis. e. Perdarahan yang terjadi dirawat dengan klem mosquito dan diligasi dengan plain catgut. f. Lakukan teugel pada jam 3, 9, dan jam 6 (frenulum). Khusus pada frenulum, jahitan teugel berbentuk angka 8 atau 0. g. Setelah yakin tidak ada perdarahan yang belum dihentikan, lakukan penjahitan mukosa-kulit secara terputus-putus dengan plai catgut.



16. Bersihkan luka dengan akuades atau NaCl 0,9%. Setelah bersih dari noda darah, cuci dengan alkohol 70%. 17. Bubuhi luka dengan levertraan (salep minyak ikan), betadine, atau bioplacenton atau tutup dengan sofratulle, kemudian tutup dengan kassa steril. 18. Kassa penutup dirapihkan dan di plester. 19. Pasien diberi antibiotika, analgesik dan roboransia.



3/3



7. Bagan Alir Pelaksana



8. Unit terkait



9. Dokumen terkait



10. Hal-hal yang



Pustu/poskesdes



1. Rekam Medik 2. SOP IM



1. Pemberian obat-obatan :



perlu



a. Analgetik oral (antalgin, parasetamol,asam mefenamat)



diperhatikan



b. Antibiotik oral ( ampisilin, amoksisilin, eritromisin) c. Pemberian obat-obatan ini dapat dimulai 2-3 jam sebelum sirkumsisi 2. Anjuran pasca operasi : a. Penjelasan kepada pasien / orang tua b. Balutan dibuka 4-5 hari kemudian setelah membasahi perban dengan rivanol. Perhatikan adanya infeksi, pus, hematom atau luka yang belum menutup c. Bila ada infeksi, antibiotik diteruskan hingga hari ke 6-7



4/3



11. Rekaman Historis Perubahan



No



Yang dirubah



Isi perubahan



Tanggal mulai di berlakukan



1. 2. 3.



5/3