Sop SKDR Online [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STANDAR PROSEDUR SKDR ONLINE KABUPATEN JAYAPURA PROVINSI PAPUA



PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA (PAEI)



Standar Prosedure SKDR online



1



DINAS KESEHATAN KABUPATEN JAYAPURA Alamat : Jl. Raya Sentani Depapre Gunung Merah 99352 Sentani No Telp : 0967-594447 Email : [email protected]



STANDAR PROSEDUR PELAPORAN SKDR ONLINE 1. Pengertian. Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) adalah sistem yang memantau kecenderungan suatu penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu ke waktu (periode mingguan) dan memberikan sinyal peringatan (alert) kepada pengelola program bila kasus tersebut melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program untuk melakukan respons. Alert atau signal yang muncul pada system bukan berarti sudah terjadi KLB tetapi merupakan pra-KLB yang mengharuskan petugas untuk melakukan respons cepat agar tidak terjadi KLB. 2. Tujuan a. Menyelenggarakan Deteksi Dini KLB penyakit menular bebasis internet. b. Memberikan input kepada program terkait untuk melakukan respon sehingga mencegah/meminimalkan kesakitan atau kematian akibat penyakit berpotensi KLB. c. Memonitor kecenderungan penyakit menular. d. Menilai dampak program pengendalian penyakit yang spesifik. 3. Pelapor Unit pelapor adalah Puskesmas. Sumber data laporan Puskesmas berasal dari Unit Rawat Jalan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Sudah berjalan) . Laboratorium, Rumah sakit,KKP (sedang dikembangkan). 4. Penyakit yang dilaporkan. Semua kasus baru dari penyakit prioritas yang berpotensi KLB (Lampiran 1). Definisi kasus penyakit tersebut ada di lampiran 2. Yang dimaksud kasus baru adalah orang yang datang ke fasilitas kesehatan selama seminggu dengan diagnosa baru. Kunjungan ulang dengan sakit yang sama tidak dimasukkan dalam laporan sebagai kasus baru. 5. Metode dan Alur Pelaporan. a. Metode Petugas Surveilans Puskesmas menerima laporan surveilans mingguan dari Pustu, Bidan Desa, unit rawat jalan Puskesmas dan unit rawat inap (bila ada), batas waktu pelaporan diterima adalah setiap hari Sabtu siang. Kemudian laporan-laporan tersebut dicatat dalam rekapitulasi laporan mingguan W2 atau. Untuk memudahkan proses bekerja, petugas surveilans dapat menggunakan buku bantu atau di input ke dalam



Standar Prosedure SKDR online



2



SKDR Support Online . Contoh Laporan W2 ada di Lampiran 3 dan contoh SKDR support online lampiran 5. Prosedure pelaporan : SMS manual 1. Nomor petugas puskesmas sudah terdaftar di SKDR (menu manajemen daerah >> pelaporan puskesmas) 2. SMS terkirim dengan format yang benar (minngu laporan, gunakan tanda pagar dan koma, format sms ditulis tanpa spasi) 3. Contoh penulisan SMS yang benar: MANUAL#13,A0,B0,C0,D0,E0,F0,G0,J0,K0,L0,M0,N0,P0,Q0,R0,S0,T0,U0,V0,W0,Y 2,Z3,X56 4. Pulsa cukup 5. Terkirim ke nomor server SKDR (081296100884; 081284599747; 081284599741; 085714868413;085714868415;081806818190;081806818193)



Pustu, Bidan Desa: 1) Setiap Sabtu dokter atau perawat/asisten kesehatan yang bertugas akan mengisi format mingguan berdasarkan buku register harian. 2) Sabtu mengirim format mingguan yang telah terisi kepada petugas surveilans di puskesmas melalui SMS dengan kode standar. Puskesmas 1) Menerima SMS dari unit kesehatan (bidan, pustu, polindes, dan lain-lain) dan buat transkrip setiap SMS ke dalam format mingguan. Contoh: Bila ada 4 pustu atau bidan yang lapor melalui SMS maka puskesmas harus mengisi 4 format mingguan (1 format untuk masing-masing pustu/bidan) 2) Hubungi unit kesehatan yang tidak mengirimkan format mingguan tepat waktu 3) Siapkan format mingguan puskesmas yang berisi agregasi data dari puskesmas tersebut dan semua unit pelapor dibawahnya (seperti bidan/ pustu). - Tulis nomer urut format, - Tulis nama Puskesmas/Pustu/Bidan, Kecamatan, dan Kabupaten/Kota - Tulis Periode pelaporan dari hari Minggu tgl ..... sampai Sabtu tgl ...... - Tulis Minggu Epidemiologi ke ..... - Isi jumlah kasus baru setiap penyakit sesuai dengan kasus yang ditemukan - Apabila tidak ada kasus pada penyakit tertentu maka isi dengan angka nol. - Isi jumlah kunjungan pada minggu laporan. Contoh: Bila ada 30 kasus baru penyakit dalam sistem ini dan ada 50 kunjungan penyakit lain maka isi jumlah kunjungan dengan angka 80. 4) Cek kemungkinan adanya kesalahan/error 5) Simpan format mingguan dari semua unit pelapor (bidan /pustu) dan juga format mingguan agregat puskesmas menurut bulan dan minggu. 6) Puskesmas jangan menunda mengirim laporan mingguannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Standar Prosedure SKDR online



3



7) Kirim kopi format mingguan (agregat puskesmas) melalui SMS atau fax ke petugas surveilans kabupaten/kota.



b. Alur Pelaporan Hasil rekapitulasi tersebut kemudian dilaporkan melalui SMS ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap hari senin pagi ke nomor yang telah ditentukan. Contoh pelaporan SMS adalah: 2, puskesmas depapre,A10,B15,T4,Y3,X110 Artinya: Minggu ke 2;Pelapor = Puskesmas Depapre; A10 jumlah diare = 10; B15 jumlah malaria konfirmasi = 15, T4 jumlah kasus klaster tidak lazim = 4; Y3 jumlah kasus ILI = 3; X110 jumlah kunjungan = 110 pasien. 6. Pengolahan Data dan Penafsiran (Interpretasi). a. Pengolahan Data Petugas Puskesmas melakukan pengolahan data mingguan W2 dengan melihat arsip laporan W2 dalam bentuk softfile atau manual. Data diolah dalam bentuk grafik (grafik garis maupun grafik batang) untuk melihat trend (kecenderungan) kasus dari minggu ke minggu, apakah kasus masih dibawah ambang batas atau sudah melebihi ambang batas. Jika melebihi ambang batas, maka segera direspon agar tidak terjadi KLB. Pengolahan dan penafisran data dalam bentuk SKDR Support akan dimuat dalam lampiran 5, di SOP ini.



Jumlah



Jumlah



Diare Akut



Campak



5



20 4 15



3



10



2



5



1 0



0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4



Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4



Contoh pengolahan data beberapa kasus perminggu tahun 2019 : 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0



Campak Diare Akut



Minggu 1



Minggu 2



Minggu 3



Minggu 4



Standar Prosedure SKDR online



4



b. Penafsiran (Interpretasi) Perkembangan penyakit perioritas KLB dan kematian terus dipantau atau diamati dengan cara membandingkannya dari keadaan sebelumnya (minggu, bulan atau tahun sebelumnya) dengan melihat nilai ambang batasnya. Nilai ambang batas setiap penyakit digunakan untuk menafsirkan kewaspadaan dan alert. Informasi nilai ambang batas ada di lampiran 4. Bila kasus melebihi ambang batas, maka segera direspon. 7. Indikator kinerja. Indikator kinerja SKDR Puskesmas dinilai dari : a. Kelengkapan laporan Kelengkapan laporan adalah : apabila puskesmas lengkap melaporkan sampai dengan minggu berjalan. Contoh pada tahun 2019, sekarang sudah minggu ke 40, tetapi Puskesmas Ex baru melaporkan minggu ke 39, berarti laporan SKDR Puskesmas Ex tidak lengkap, seharusnya 40 minggu tetapi yang dilaporkan baru 39 minggu. Maka kelengkapan laporan : 39/40 x 100 = 97,5% b. Ketepatan laporan Ketepatan laporan adalah unit yang melaporan sesuai dengan waktu pelaporan yang ditetapkan, yaitu setiap hari senin. Contoh : Puskesmas Ex sampai dengan minggu ke 40, pernah 2 kali melapor tidak tepat waktu, yaitu pada minggu ke 30 telat 2 hari dan pada minggu ke 39 telat 1 hari. Maka ketepatan laporan Puskesmas Ex adalah : 38/40 x 100 = 95% 8. LANGKAH-LANGKAH MENGAKSES SKDR ONLINE a. Klik atau copy link berikut : http://Skdr.Surveilans.Org/Auth, sampai muncul gambar berikut:



Standar Prosedure SKDR online



5



b. Masukkan masing-masing username dan password kab/kota Username dan Password masing-masing kab/kota Kabupaten



User name



MAPPI



kab.mappi



MERAUKE



kab.merauke



MIMIKA



kab.mimika



NABIRE



kab.nabire



NDUGA



kab.nduga



PANIAI



kab.paniai



PEGUNUNGAN_BINTANG



kab.pegunungan.bintang



PUNCAK



kab.puncak



PUNCAK_JAYA



kab.puncak.jaya



SARMI



kab.sarmi



SUPIORI



kab.supiori



TOLIKARA



kab.tolikara



WAROPEN



kab.waropen



YAHUKIMO



kab.yahukimo



YALIMO



kab.yalimo



Kab/Kota



Username



ASMAT



kab.asmat



BIAK_NUMFOR



kab.biak.numfor



BOVEN_DIGOEL



kab.boven.digoel



DEIYAI



kab.deiyai



DOGIYAI



kab.dogiyai



INTAN_JAYA



kab.intan.jaya



JAYAPURA



kab.jayapura



JAYAWIJAYA



kab.jayawijaya



KEEROM



kab.keerom



KEPULAUAN YAPEN



kepulauan.yapen



Password Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Password Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial



Standar Prosedure SKDR online



6



KOTA_JAYAPURA



kota.jayapura



LANNY_JAYA



kab.lanny.jaya



MAMBERAMO_RAYA



kab.mamberamo.raya



MAMBERAMO_TENGAH



kab.mamberamo.tengah



Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial Skdrtrial



DASH BOARD SKDR Online



9. Tindak Lanjut a. Indikator Pencapai target SKDR harus mencapai >80% meliputi kelengkapan dan ketepatan serta verifikasi tiap alert yang muncul b. Focal Point surveilans puskesmas dan RS untuk memeriksa setiap kasus PD3I yang ditemukan c. Segera laporkan SKDR tiap senin dan selasa setiap minggunya d. Untuk laporan yang belum dilaporkan minggu sebelumnya dapat dilaporkan pada minggu berikutnya (Namun tidak dirapel) e. Bagi puskesmas yang tidak mempunyai sinyal, diharapkan dinas kesehatan dapat membantu melaporkan



Sentani, 30 September 2019. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura.



Khairul Lee, SKM, M.Kes Standar Prosedure SKDR online



7



Standar Prosedure SKDR online



8



Lampiran 1. PRIORITAS PENYAKIT POTENSIAL KLB 1. Diare Akut 2. Malaria Konfirmasi 3. Tersangka Demam Dengue 4. Pneumonia 5. Diare Berdarah ATAU Disentri 6. Tersangka Demam Tifoid 7. Sindrom Jaundis Akut 8. Tersangka Chikungunya 9. Tersangka Flu Burung pada Manusia 10. Tersangka Campak 11. Tersangka Difteri 12. Tersangka Pertussis 13. AFP (Lumpuh Layuh Mendadak) 14. Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies 15. Tersangka Antraks 16. Tersangka Leptospirosis 17. Tersangka Kolera 18. Klaster Penyakit yang tidak lazim 19. Tersangka Meningitis/Ensefalitis 20. Tersangka Tetanus Neonatorum 21. Tersangka Tetanus 22. ILI (Influenza Like Illness) 23. Tersangka HFMD (Hand Foot Mouth Disease)



Standar Prosedure SKDR online



9



Lampiran 2.



DEFINISI KASUS KODE SMS A



PENYAKIT



DEFINISI



Diare Akut Pada dewasa: BAB (defekasi) dengan tinja lembek ATAU setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari ATAU dapat berbentuk cair saja. Pada anak: BAB yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair DAN berlangsung kurang dari 7 hari). Pada neonatus yang mendapat ASI: diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi lebih sering (biasanya 5-6 kali per hari) dengan konsistensi cair.



B C



Malaria Konfirmasi Tersangka Demam Dengue



D



Pneumonia



E



Diare Berdarah ATAU Disentri Tersangka Demam Tifoid Sindrom Jaundice Akut Tersangka Chikungunya Tersangka Flu Burung pada Manusia Tersangka Campak Tersangka Difteri



F G H J



K L M N P



Tersangka Pertussis AFP (Lumpuh Layuh Mendadak) Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies



Q



Tersangka Antraks



R



Tersangka Leptospirosis



Penderita yang di dalam tubuhnya ada plasmodium atau parasit malaria DAN dibuktikan dengan RDT (Rapid Diagnostic Test) positif DAN/ATAU pemeriksaan Mikroskopis positif. Demam mendadak tanpa sebab yang jelas 2-7 hari, mual, muntah, sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata (nyeri retro orbital), nyeri sendi, dan adanya manifestasi perdarahan sekurang-kurangnya uji torniquet positif. Pada usia 38°C selama 3 hari atau lebih disertai bercak kemerahan berbentuk makulopapular, disertai salah satu gejala batuk, pilek ATAU mata merah (konjungivitis) Panas >38°C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi (stridor) dan ada tanda selaput putih keabu-abuan (pseudomembran) di tenggorokan dan pembesaran kelenjar leher. Batuk lebih dari 2 minggu disertai dengan batuk yang khas (terus-menerus/ paroxysmal), napas dengan bunyi “whoop” dan kadang muntah setelah batuk. Kasus lumpuh layuh mendadak, BUKAN disebabkan oleh ruda paksa/ trauma pada anak < 15 tahun. Kasus gigitan hewan (Anjing, Kucing, Tupai, Monyet, Kelelawar) yang dapat menularkan rabies pada manusia . ATAU Kasus dengan gejala Stadium Prodromal (demam, mual, malaise/lemas), atau kasus dengan gejala Stadium Sensoris (rasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka, cemas dan reaksi berlebihan terhadap ransangan sensorik). (1). Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax); Papel pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa sakit, 2-3 hari vesikel berisi cairan kemerahan, haemoragik menjadi jaringan nekrotik, ulsera ditutupi kerak hitam, kering, Eschar (patognomonik), demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar limfe regional (2). Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthrax); Rasa sakit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, konstipasi, gastroenteritis akut kadang disertai darah, hematemesis, pembesaran kelenjar limfe daerah inguinal, perut membesar dan keras, asites dan oedem scrotum, melena. (3). Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax); Gejala klinis antraks paru-paru sesuai dengan tanda-tanda bronchitis. Dalam waktu 2-4 hari gejala semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat, demam, sianosis, dispnue, stridor, keringat berlebihan, detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematian biasanya terjadi 2-3 hari setelah gejala klinis timbul. Pasien dengan gejala demam < 9 hari dengan suhu > 38 derajat Celcius disertai gejala khas conjunctival suffusion (radang pada konjungtiva), nyeri betis, jaundis/ikterik/kuning.



Standar Prosedure SKDR online



10



S



Tersangka Kolera



T



Klaster Penyakit yang tidak lazim



U



Tersangka Meningitis/Ensefa litis Tersangka Tetanus Neonatorum Tersangka Tetanus ILI (Influenza Like Illness) Tersangka HFMD (Hand, Foot, Mouth Disease) Total Kunjungan



V



W Y Z



X



Penderita menjadi dehidrasi berat karena diare akut cair secara tiba-tiba (biasanya disertai muntah dan mual), tinjanya cair seperti air cucian beras. Didapatkan tiga atau lebih kasus/kematian dengan gejala sama di dalam satu kelompok masyarakat/ desa dalam satu periode waktu yang sama (lebih kurang 7 hari), yang tidak dapat dimasukan ke dalam definisi kasus penyakit yang lain. Panas > 38°C mendadak, sakit kepala, kaku kuduk, kadang disertai penurunan kesadaran dan muntah. Pada anak < 1 tahun ubun-ubun besar cembung. Setiap bayi lahir hidup umur 3-28 hari sulit menyusu/menetek, dan mulut mencucu dan disertai dengan kejang rangsang. Ditandai dengan kontraksi dan kekejangan otot mendadak, dan sebelumnya ada riwayat luka. Penderita dengan gejala Demam ≥ 38°C disertai batuk ATAU sakit tenggorokan Demam 38 - 39°C dalam 3-7 hari, nyeri telan, nafsu makan turun, muncul vesikel di rongga mulut dan atau ruam di telapak tangan, kaki dan bokong. Biasanya terjadi pada anak dibawah 10 tahun. Jumlah kunjungan pasien yang datang berobat dan terdaftar di fasilitas kesehatan (puskesmas atau pustu)



Standar Prosedure SKDR online



11



Lampiran 3. FORMAT LAPORAN MINGGUAN (W2) Puskesmas/Pustu/Bidan* : .................................................. Kecamatan : .................................................. Kabupaten/Kota : ……………….................................. Periode pelaporan dari Minggu tanggal ……/……/…….. sampai Sabtu tanggal ……/……/………. Minggu Epidemiologi ke-: .......... KODE SMS PENYAKIT JUMLAH KASUS BARU A Diare Akut B Malaria Konfirmasi C Tersangka Demam Dengue D Pneumonia E Diare Berdarah ATAU Disentri F Tersangka Demam Tifoid G Sindrom Jaundis Akut H Tersangka Chikungunya J Tersangka Flu Burung pada Manusia K Tersangka Campak L Tersangka Difteri M Tersangka Pertussis N AFP (Lumpuh Layuh Mendadak) P Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Q Tersangka Antraks R Tersangka Leptospirosis S Tersangka Kolera T Klaster Penyakit yang tidak lazim U Tersangka Meningitis/Ensefalitis V Tersangka Tetanus Neonatorum W Tersangka Tetanus Y ILI (Influenza Like Illness) Z Tersangka HFMD X TOTAL (JUMLAH KUNJUNGAN)** * Pilih salah satu (puskesmas atau pustu atau bidan) ** adalah jumlah seluruh kunjungan pada minggu ini di unit pelayanan kesehatan



CONTOH PELAPORAN MENGGUNAKAN SMS:2, pustu sukoharjo,A10,B15,H3,T4,X110



Artinya: Minggu epidemiologi ke 2, nama unit pelapor adalah pustu sukoharjo, jumlah kasus diare= 10, jumlah kasus malaria = 15, jumlah kasus tersangka Chikungunya = 3, jumlah kasus klaster penyakit yang tidak lazim = 4, Jumlah kunjungan = 110



Standar Prosedure SKDR online



12



Lampiran 4.



NILAI AMBANG BATAS PENYAKIT KLB KODE SMS A B C D E F G H J K L M N P Q R S T U V W Y Z



PENYAKIT Diare Akut Malaria Konfirmasi Tersangka Demam Dengue Pneumonia Diare Berdarah atau Disentri Tersangka Demam Tifoid Sindrom Jaundis Akut Tersangka Chikungunya Tersangka Flu Burung pada Manusia Tersangka Campak Tersangka Difteri Tersangka Pertussis AFP (Lumpuh Layuh Mendadak) Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Tersangka Antraks Tersangka Leptospirosis Tersangka Kolera Klaster Penyakit yang tidak lazim Tersangka Meningitis/Ensefalitis Tersangka Tetanus Neonatorum Tersangka Tetanus ILI (Influenza Like Illness) Tersangka HFMD



NILAI AMBANG Peningkatan Kasus Peningkatan Kasus Peningkatan Kasus Peningkatan Kasus Peningkatan Kasus Poisson Poisson Poisson 1 Kasus 1 Kasus 1 Kasus 1 Kasus 1 Kasus 1 Kasus 1 Kasus 1 Kasus 1 Kasus 3 Kasus Poisson 1 Kasus 1 Kasus Peningkatan Kasus 1 Kasus



Lampiran 5 Standar Prosedure SKDR online



13



PANDUAN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON (SKDR) SUPPORT ONLINE DALAM RANGKA BANTUAN TEKNIS PERKUMPULAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA (PAEI)



Pendahuluan. Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) offline adalah suatu sistem yang dapat memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial KLB/Wabah dari waktu ke waktu (periode mingguan) dan memeberikan sinyal peringatan (alert) kepada pengelola program bila kasus tersebut melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program untuk melakukan respon. Alert atau signal yang muncul pada sistem bukan berarti sudah terjadi KLB tetapi merupakan pra-KLB yang mengharuskan petugas untuk melakukan respon cepat agar tidak terjadi KLB. Tujuan dan kelebihan 1. 2. 3. 4. 5.



Menyelenggarakan deteksi dini KLB bagi penyakit menular Adanya ketepatan respon cepat terhadap potensi KLB Meningkatkan ketepatan serta kelengkapan laporan SKDR online Efektif tanpa adanya koneksi internet SKDR Offline dalam menangkap Alert lebih tajam di tingkat Puskesmas, sehingga sesuai fungsinya bahwa ujung tombak pelayanan di tingkat puskesmas 6. SKDR Offline dalam mendeteksi dini KLB bukan melihat per puskesmas saja tetapi dapat mendeteksi KLB berdasarkan kampung. 7. Analisisnya sederhana dan sangat mudah di follow up Langkah-langkah pelaksanaan SKDR Offline: 1. Persiapan. Pendamping teknis berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Kepala P2P dan surveilans) serta Puskesmas untuk menyampaikan informasi SKDR Oflline yaitu tujuan dan manfaat SKDR Offline tersebut. 2. Sasaran Perkenalan serta Pelatihan a. Petugas suveilans di Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas. b. Data yang harus diisi adalah data dasar yaitu berupa jumlah bayi, jumlah balita serta jumlah total penduduk sesuai dengan wilayah kerja dinas kesehatan atau puskesmas. Tujuan data dasar adalah untuk meghitung insiden. c. Data SKDR terbagi dalam beberapa periode mingguan. Total semua data 52 minggu dalam setahun. d. Data SKDR Offline bagi petugas surveilans Dinas kesehatan Kabupaten yaitu memantau jumlah seluruh puskesmas di kabupaten tersebut sedangkan data SKDR untuk di puskesmas, data yang dibutuhkan yaitu data dari masing-masinng desa/kampung di wilayah kerja puskesmas tersebut. Standar Prosedure SKDR online



14



e. Data SKDR yang dimasukkan adalah seluruh data penyakit. Untuk mengidentifikasi adaanya alert atau ada KLB khusus untuk penyakit endemis seperti malaria, demam berdarah dangue (DBD) dan diare serta campak maka hanya perlu menetukan NBKW sebagai acuan dalam menentukan suatu penyakit tersebut bila terjadi KLB. Khusus untuk data penyakit AFP harus tetap diisi zero report pada puskesmas jika data tersebut tidak ada. f. Setelah itu klik menu grafik dan pilihlah salah satu penyakit atau total penyakit yang ingin diketahui dan akan otomatis muncul dalam bentuk grafik. 3. Menentukan NBKW Untuk menentukan NBKW, maka cukup dengan mengentri data di Data dasar dengan menurut penyakit endemis dan perkampung selama 52 minggu . Suatu penyakit memiliki masa inkubasi yang berbeda-beda. Maka untuk menentukan NBKW dapat menggunakan rumus= mean + 2SD. Minggu



Jum kasus penya X



(x-Mean)



(x-Mean) 2



1



7



-1.42



2.02



2



6



-2.42



5.87



3



12



3.57



12.79



4



5



-3.42



11.71



5



7



-1.42



2.02



6



9



0.57



0.33



7



9



-17.42



303.56



8



10



1.57



2.48



9



8



-0.42



0.17



10



9



0.57



0.33



11



12



3.57



12.79



12



11



2.57



6.64



13



8



-0.42



0.17



14



9



0.57



0.33



15



14



5.57



31.10



16



7



-1.42



2.02



17



7



-1.42



2.02



Standar Prosedure SKDR online



15



18



5



-3.42



11.71



19



6



-2.42



5.87



20



9



0.57



0.33



21



9



0.57



0.33



22



8



-0.42



0.17



23



11



2.57



6.64



24



7



-1.42



2.02



25



9



0.57



0.33



26



7



-1.42



2.02



27



6



-2.42



5.87



28



12



3.57



12.79



29



5



-3.42



11.71



30



7



-1.42



2.02



31



9



0.57



0.33



32



9



0.57



0.33



33



10



1.57



2.48



34



8



-0.42



0.17



35



9



0.57



0.33



36



12



3.57



12.79



37



11



2.57



6.64



38



8



-0.42



0.17



39



6



-2.42



5.87



40



6



-2.42



5.87



41



10



1.57



2.48



42



12



3.57



12.79



43



9



0.57



0.33



Standar Prosedure SKDR online



16



44



7



-1.42



2.02



45



7



-1.42



2.02



46



10



1.57



2.48



47



9



0.57



0.33



48



9



0.57



0.33



49



5



-3.42



11.71



50



7



-1.42



2.02



51



8



-0.42



0.17



52



6



-2.42



5.87



Total



438



535.92



Mean = ∑x ----- = 438/52= 8.42 N



SD= √ ∑ (x-Mean )2 ------------------- =



√ 535.92/51=



N-1 = √10.50= 3.24



Dari perhitungan diatas ditetapkan nilai batas keadaan wabah yakni nilai rata-rata di tambah 2 kali standar deviasi. Nilai yang diperoleh adalah 8,42 + 2 (3.24) = 15 kasus, artinya kalau dalam waktu 1 minggu jumlah kasus baru penyakit X mencapai 15 penderita atau lebih maka ditempat tersebut terjadi wabah atau KLB. Perhitungan diatas adalah cara manual untuk menangkap alert. Namun dengan menggunakan SKDR itu, perhitungan itu tidak perlu dilakukan, hanya Dengan SKDR support Online, ketika menklik menú peyakit yang telah di entri di menú data dasar maka secara otomoatis batas NBKWnya terlihat di garifik dan dengan mudah dibaca , dan petugas dengan mudah dapat menangkap alert menurut desa dan berdasarkan penyakitnya. Standar Prosedure SKDR online



17



Keterangan : NBKW hanya untuk penyakit yang endemis saja Penutup. SKDR Offline sangat berperan penting dalam memberikan sinyal peringatan (alert) kepada pengelola program bila kasus tersebut melebihi nilai ambang batasnya, karena dengan menggunakan SKDR offline petugas surveilans di puskesmas dapat mengetahui alert dan menangkap signal bahwa suatu penyakit sudah masuk kagori pra KLB atau sudah KLB, sehingga respon di puskesmas akan lebih cepat, dimana kita ketahui bahwa respon dan identifikasi alert itu ujung tombaknya memang harus di Puskesmas, bukan harus menunggu Alert dari Kabupaten atau Kota.



Standar Prosedure SKDR online



18



Standar Prosedure SKDR online



19



Standar Prosedure SKDR online



20



Standar Prosedure SKDR online



21