Sop SL Pengukuran CVP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKILL LABORATORIUM: VENOUS PRESSURE (CVP) DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



No Dokumen :



Pengantar



CENTRAL



Dosen : Nunung Febriany Sitepu



No Revisi



------------------------------------



MENGUKUR



:



-----------------------------



Tanggal Terbit



: __________________________



Jumlah Halaman :



Uraian ringkas tentang : 1. Prosedur/hal yang akan dipraktikumkan dan tujuannnya 2. Hal-hal/point-point penting yang perlu diperhatikan/diingat/dipahami 3. Ketentuan umum yang harus dipatuhi



Central venous pressure (CVP) adalah tekanan yang diukur dalam atrium kanan atau vena central. Tekanan vena ini normal berada dalam rentang +5 to +10 cm H2O (. Tekanan vena central merupakan akibat dari interaksi berbagai faktor, yaitu; Venous return, Right heart compliance, Intra-thoracic pressure, dan Patient positioning. Tekanan vena central merupakan cara yang akurat dan reliable dalam memantau kondisi keseimbangan cairan dan status jantung pasien. Peralatan CVP adalah kateter dengan triple lumen yang dimasukkan di area vena subclavia, jugular atau anticubital yang mana ujung kateter ditempatkan di vena cava atau atrium kanan jantung. Indikasi: 1. Untuk monitoring tekanan vena sentral pasien dengan kondisi kritis 2. Untuk jalan mengadministrasikan cairan intravena atau darah dalam jumlah banyak sebagai akibat dari bedah mayor atau shock 3. Menyediakan akses jangka panjang untuk: 4. Maintenance hidrasi dan elektrolit 5. Administsi obat berulang seperti antibiotik atau obat cytotoxic 6. Tranfusi darah dan produk darah berulang 7. Pengambilan spesimen darah berulang 8. Untuk administrasi nutrisi total parenteral Tujuan - Untuk mengkaji status cairan intravascular pasien Kompetensi : Dapat terampil melakukan pengukuran CVP pada pasien pasien krits. Pedoman Penilaian : pemahaman dan terampil dalam melakukan pengukuran CVP. Buku Rujukan 1. Lippincont & William and Wilkins., Nursing Procedure., LWW; Sixth edition., October 17, 2012) 2. Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.Jakarta EGC



PROSEDUR / PELAKSANAAN PRAKTIKUM Persiapan Alat / Bahan: 1. Buku panduan peserta 2. Penggaris/Rol 3. Manometer 4. cairan, 5. water pass 6. extension tube 7. three way 8. Bengkok 9. plester



1



Persiapan



2



Pelaksanaan Praktikum / Langkah – langkah : a.



skill lab sistim emergensi



Perawat cuci tangan Siapkan alat dan bahan Salam terapeutik



b.



Jelaskan tujuan dan prosedur Persiapan Pasien 1.



c.



Memberitahu prosedur tindakan pada klien



2. Melakukan infornmed consent ( Lihat situasi umum pasien) Pelaksanaan Penjelasan I ( Tanpa GAMBAR) 1.



Posisikan pasien dalam kondisi yang nyaman.



2.



Pasien bisa diposisikan semi fowler (450)



3.



Dekatkan alat-alat ke tubuh pasien



4.



Menentukan letak zero point pada pasien. Zero point merupakan suatu titik yang nantinya dijadikan acuan dalam pengukuran CVP. Zero point ditentukan dari SIC (spatium inter costa) ke 4 pada linea midclavicula karena SIC ke 4 tersebut merupakan sejajar dengan letak atrium kanan. Dari midclavicula ditarik ke lateral (samping) sampai mid axilla. Di titik mid axilla itulah kita berikan tanda.



Gambar 1 : Posisi zero point 5.



Dari tanda tersebut kita sejajarkan dengan titik nol pada manometer yang ditempelkan pada tiang infus. Caranya adalah dengan mensejajarkan titik tersebut dengan angka 0 dengan



menggunakan waterpass. Setelah angka 0 pada manometer sejajar dengan titik SIC ke 4 midaxilla, maka kita plester manometer pada tiang infus. 6.



Setelah berhasil menentukan zero point, kita aktifkan sistem 1 (satu). Caranya adalah dengan mengalirkan cairan dari sumber cairan (infus) kea rah pasien. Jalur threeway dari sumber cairan dan ke arah pasien kita buka, sementara jalur yang ke arah manometer kita tutup.



7.



Setelah aliran cairan dari sumber cairan ke pasien lancar, lanjutkan dengan mengaktifkan sistem 2 (dua). Caranya adalah dengan mengalirkan cairan dari sumber cairan ke arah manometer. Jalur threeway dari sumber cairan dan ke arah manometer dibuka, sementara yang ke arah pasien kita tutup. Cairan yang masuk ke manometer dipastikan harus sudah melewati angka maksimal pada manometer tersebut.



8.



Setelah itu, aktifkan sistem 3 (tiga). Caranya adalah dengan cara mengalirkan cairan dari manometer ke tubuh pasien. Jalur threeway dari manometer dan ke arah pasien dibuka, sementara jalur yang dari sumber cairan ditutup



9.



Amati penurunan cairan pada manometer sampai posisi cairan stabil pada angka/titik tertentu. Lihat dan catat undulasinya. Undulasi merupakan naik turunnya cairan pada manometer mengikuti dengan proses inspirasi dan ekspirasi pasien. Saat inspirasi, permukaan cairan pada manometer akan naik, sementara saat pasien ekspirasi kondisi permukaan cairan akan turun. Posisi cairan yang turun itu (undulasi saat klien ekspirasi) itu yang dicatat dan disebut sebagai nilai CVP. Normalnya nilai CVP adalah 5-12 cmH2O.



Nilai CVP yang kurang/rendah artinya pasien dalam kondisi kurang cairan, mendapatkan ventilasi tekanan negatif, shock, dll. Sedangkan jika nilai CVP pada pasien cenderung tinggi artinya klien mengalami kelebihan volume cairan, gagal jantung kanan, dan pada pasien dengan ventilasi positif. Penjelasan II ( Dengan GAMBAR)



1. Atur peralatan dan periksa patensi alat CVP 2. Jelaskan prosedur kepada pasien 3. Baringkan pasien pada posisi supinasi datar tanpa bantal, bila pasien tidak dapat beradaptasi dengan posisi datar, letakkan bagian kepala dari tempat tidur serendah mungkin dan tandai posisi tersebut untuk pembacaan nilai CVP berikutnya. 4. Temukan dan tandai titik nol pada atrium kanan yang terletak pada ruang interkostal ke 4 sejajar dengan garis midaxilla. Tinggi kepala pasien dan titik nol harus diperhatikan tetap untuk penilaian yang akurat.



5. Gunakan teknik steril hubungkan manometer CVP ke stopcock threeway sehingga cairan intravena masuk kedalam manometer. Aliran yang menuju pasien tertutup. Manometer harus terisi setinggi 20 cmH2O. nilai normal CVP: +5 - +10 cm H2O.



6. Untuk menentukan pengukuran CVP, putar stopcock threeway sehingga cairan mengalir ke arah pasien (aliran cairan intravena sekarang terbuka). Cairan dari manometer turun sampai tingkat yang sama dengan tekanan atrium kanan pasien, pada titik ini tingkat cairan naik turun sesuai dengan irama pernafasan pasien karena perubahan dalam tekanan intra thorax. Nilai CVP diambil ketika pasien ekspirasi (pada titik terendah tekanan intrathorax).



7. Setelah menandai penilaian, tutup aliran yang ke manometer, dimana aliran ke arah pasien terbuka.



8. lanjutkan kecepatan tetesan infus sesuai dengan instruksi setelah prosedur 9. Lakukan pengukuran CVP secara berurutan (konsisten) Bandingkan gambaran klinik, tanda-tanda vital, haluaran urin, tingkat kesadaran dan d.



hematokrit pasien dengan nilai CVP pasien. Evaluasi 1. Waktu prosedur 2. Nilai CVP 3. Kecepatan aliran intravena 4. Tanda-tanda vital dan urine output sebelum dan sesudah prosedur 5. Status insersi kateter dan balutannya 6. Toleransi pasien terhadap prosedur.



CENTRAL VENOUS PRESSURE Central venous pressure (CVP) adalah tekanan yang diukur dalam atrium kanan atau vena central. Tekanan vena ini normal berada dalam rentang +5 to +10 cm H2O (. Tekanan vena central merupakan akibat dari interaksi berbagai faktor, yaitu; Venous return, Right heart compliance, Intra-thoracic pressure, dan Patient positioning. Tekanan vena central merupakan cara yang akurat dan reliable dalam memantau kondisi keseimbangan cairan dan status jantung pasien. Peralatan CVP adalah kateter dengan triple lumen yang dimasukkan di area vena subclavia, jugular atau anticubital yang mana ujung kateter ditempatkan di vena cava atau atrium kanan jantung.



Indikasi dari pemasangan kateter CVP adalah: 1.



Untuk monitoring tekanan vena sentral pasien dengan kondisi kritis



2. Untuk jalan mengadministrasikan cairan intravena atau darah dalam jumlah banyak sebagai akibat dari bedah mayor atau shock 3.



Menyediakan akses jangka panjang untuk:



a.



Maintenance hidrasi dan elektrolit



b.



Administsi obat berulang seperti antibiotik atau obat cytotoxic



c.



Tranfusi darah dan produk darah berulang



d.



Pengambilan spesimen darah berulang



4.



Untuk administrasi nutrisi total parenteral



Beberapa hasil yang didapatkan sewaktu, dapat berupa: Nilai CVP tinggi, dapat disebabkan oleh CHF, cardiac tamponade, atau vasocontriksi dimana volume darah normal tetapi vascular mengecil, biasanya diakibatkan oleh over-tranfusi. Nilai CVP rendah, dapat disebabkan oleh hipovolemi (blood loss, fluid loss, vasodilatasi akibat obat) nilai. Faktor yang meningkatkan CVP meliputi: •



Hypervolemia







forced exhalation







Tension pneumothorax







Heart failure







Pleural effusion







Decreased cardiac output







Cardiac tamponade







Mechanical ventilation and the application of positive end-expiratory pressure (PEEP)



Faktor yang menurunkan nilai CVP meliputi: •



Hypovolemia







Deep inhalation







Distributive shock



Area penusukan CVP







Internal jugular veins



Area ini sering dipilih untuk area penusukan karena angka kesuksesan tinggi dan komlikasi yang renddah seperti pneumothoraks. Vena jugularis interna ini pendek, kuat dan relatif lebih besar sehingga memudahkan akses, namun bagaimanapun oklusi kateter dapat terjadi sebagai akibat dari pergerakan kepala dan dapat menyebabkan iritasi pada area penususkan •



Subclavianveins



Area ini lebih sering dipilih karena memiliki area anatomi yang mudah dikenal/diketahui sehingga memudahkan pemasangan. Karena area penusukan ini terletak di bawah klavikula kemungkinan resiko pneumotorak bisa terjadi. CVP subclavia secara umum direkomendasikan karena lebih nyaman bagi pasien. •



Femoral veins



Area ini menyediakan akses sentral yang cepat selama kasus emergensi seperti cardiac arrest. CVP ditempatkan di vena dekat pangkal paha, lokasi ini meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Sebagai tambahan, CVP di vena femoral dilaporkan tidak nyaman dan membatasi gerak pada pasien yang sadar.