SOP Tatalaksana Kasus Malaria [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU



TATALAKSANA KASUS MALARIA DINAS KESEHATAN KAB. TANA TIDUNG



BIDANG P2P



SEKSI P2M



DISUSUN OLEH PENGELOLA PROGRAM MALARIA



DIPERIKSA OLEH KEPALA BIDANG P2P



DISETUJUI OLEH KEPALA DINAS



HALAMAN 1 DARI 1 NOMOR TANGGAL BERLAKU ....................................... MENGGANTI ** NOMOR : TANGGAL .......................................



(Mohd. Ardan, A.Md KL)



(Hamka, S.Sos)



( H. SYACHRIL, SE,. M.AP)



TANGGAL Januari 2020



TANGGAL Januari 2020



TANGGAL Januari 2020



1. PENGERTIAN Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Parasit Plasmodium Falsiparum, Plasmodium Vivax, Plasmodium Ovale, dan Plasmodium Malariae yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. 2. TUJUAN Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan medis pada pasien dengan malaria. 3. RUANG LINGKUP Prosedur Operasional Baku ini mencakup langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tatalaksana kasus malaria di Puskesmas dan Rumah Sakit 4. BAHAN DAN ALAT Laboratorium sederhana untuk pembuatan hapusan darah, pemeriksaan darah rutin, dan pemeriksaan mikroskopis 5. PROSEDUR 1. Menayakan keluhan pasien seperti demam yang hilang timbul, pada saat demam hilang disertai dengan menggigil, BERKERINGAT, dapat disertai dengan sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nafsu makan menurun,sakit perut, mual muntah, dan diare. 2. Tanyakan faktor resiko nya yaitu : a. Riwayat menderita malaria sebelumnya b. Tinggal di daerah yang endemis malaria c. Pernah berkunjung 1-4 minggu di daerah endemic malaria d. Riwayat mendapat transfusi darah 3. Melakukan pemeriksaan fisik : a. Ukur BB, TD, suhu badan. b. Adanya tanda patognomonis : 1) Pada periode demam :  Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu tubuh meningkat dapat sampai di atas 40°C dan kulit kering  Pasien dapat juga terlihat pucat  Nadi teraba cepat  Pernafasan cepat (takipnue) 2) Pada periode dingin dan berkeringat:  Kulit teraba dingin dan berkeringat  Nadi teraba cepat dan lemah  Pada kondisi tertentu bisa ditemukan penurunan kesadaran c. Kepala : konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis,dan pada malaria serebral dapat ditemukan kaku kuduk (rujuk) d. Toraks : terlihat pernapasan cepat e. Abdomen : teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat juga ditemukan asites f. Ginjal : bisa ditemukan urin berwarna coklat kehitaman, oligouri atau anuria (rujuk) g. Ekstremitas : akral teraba dingin merupakan tanda tanda syok (stabilkan dan rujuk) 4. Menegakan diagnosis : diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesa (trias malaria panasmenggigil-berkeringat) pemeriksaan fisik, dan ditemukan parasit plasmodium pada pemeriksaan mikroskopis hapusan darah tebal/tipis. 5. Tatalaksana : a. Pengobatan malaria falsiparum : 1) Lini pertama : FDC + primakuin Fixed dose combination (FDC) : 40mg dihydroartemisinin (DHA) + 320mg piperakuin (DHP). Untuk dewasa dengan BB sampai dengan 59 kg diberikan DHP peroral 3 tablet satu kali perhari selama 3 hari dan primakuin 2 tablet sekali sehari satu kali pemberian, sedang untuk BB>60kg diberikan 4 tablet DHP satu kali sehari selama 3 hari dan



primakuin 3 tablet sekali sehari satu kali pemberian 2) Lini kedua : kina + doksisiklin/tetrasiklin +primakuin. Dosis kina 10mg/kgBB/kali (3x/hari selama 7 hari) Doksisiklin 3,5mg/kgBB perhari (2x/hari selama 7 hari) Tetrasiklin 4-5mg/kgBB/kali (4x/hr selama 7 hari) b. Pengobatan malaria vivax dan ovale: 1) Lini pertama : FDC 1x/hari selama 3 hari, primakuin 0,25 mg/kgBB/hr selama 14 hari. 2) Lini kedua : kina+primakuin. Kina 10mg/kgBB/kali (3x/hr selama 7hr). Primakuin 0,25mg/kgBB/kali selama 14 hr c. Pengobatan malaria vivax yang relaps : 1) Diberikan lagi regimen DHP yang sama tetapi dosis primakuin ditingkatkan menjadi 0,5mg/kgBB/hari 2) Dugaan relaps pada malaria vivax adalah apabila pemberian dosis 0,25mg/kgBB/hr sudah diminum selama 14 hari dan penderita sakit kembali dengan parasit positif dalam kurun eaktu 3 minggu sampai 3 bulan setelah pengobatan. d. Pengobatan malaria malariae Cukup diberikan DHP 1 kali perhari selama 3 hari dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan primakuin. e. Pengobatan infeksi campuran antara malaria falsiparum dengan malaria vivax / malaria ovale Pada penderita dengan infeksi campuran diberikan DHP 1 kali perhari selama 3 hari, serta DHP 1 kali perhari selama 3 hari serta primakuin dosis 0,25mg/kgBB selama 14 hari f. Pengobatan malaria pada ibu hamil 1) Trimester pertama diberikan kina tablet 3x 10mg/kgBB + klindamisin 10mg/kgBB selama 7 hari 2) Trimester kedua dan ketiga diberikan DHP tablet selama 3 hari 3) Pencegahan/profilaksis digunakan doksisiklin 1 kapsul 100mg/hari diminum 2 hari sebelum pergi hingga 4 minggu setelah keluar /pulang dari daerah endemis. g. Pengobatan di atas diberikan berdasarkan berat badan penderita Edukasi keluarga dan pasien bahwa kasus malaria berat, prognosisnya kurang baik. Pencegahan malaria dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu, menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari, mengobati pasien hingga sembuh dengan pengawasan minum obat 6. Unit Kerja  Loket  Poli Umum  Laboratorium  Apotek



PROSEDUR OPERASIONAL BAKU



DINAS KESEHATAN KAB. TANA TIDUNG



PENCATATAN DAN PELAPORAN DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD ) BIDANG P2P



SEKSI P2M



HALAMAN 1 DARI 1 NOMOR



TANGGAL BERLAKU .......................................



DISUSUN OLEH PENGELOLA PROGRAM DBD



DIPERIKSA OLEH KEPALA BIDANG P2P



DISETUJUI OLEH KEPALA DINAS



MENGGANTI ** NOMOR : TANGGAL .......................................



(Mohd. Ardan, A.Md KL) TANGGAL .............................



(Hamka, S.Sos)



(Ir. IMBRANSYAH, MT)



TANGGAL ................................



TANGGAL ..................................



1. PENGERTIAN Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina. 2. TUJUAN 1. Pencatatan dan Pelaporan dapat dilakukan dengan benar 2. Pencatatan dan Pelaporan dapat dilakukan tepat waktu 3. RUANG LINGKUP Prosedur Operasional Baku ini mencakup langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pencatatan dan pelaporan program Demam Berdarah Dengue ( DBD ). 4. BAHAN DAN ALAT 1. Laptop 2. Wifi ( Internet ) 5. PROSEDUR 1. Petugas pemegang program DBD di Puskesmas mencatat data – data Kasus Positif/Negatif atau Non Kasus melalui Format Laporan DBD dan Mendata Logistik DBD yang ada di Puskesmas 2. Mengirimkan data – data Kasus Positif/Negatif atau Non Kasus yang sudah di masukan ke dalam Format Laporan DBD secara Offline yang telah di instal pada komputer dan mendata logistik DBD yang masih tersisa di Puskesmas ( Terhitung Tanggal 05 Bulan berjalan s/d Tanggal 05 Bulan Berikutnya ) setelah itu dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten secara online 3. Selanjutnya Pemegang Program DBD Dinas Kesehatan Kabupaten akan melakukan Crosschek dan diverifikasi Laporan DBD yang dikirimkan Pengelola Program DBD Puskesmas dan data Logistik DBD yang dikirimkan setiap Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten ( Terhitung Mulai tanggal 05 s/d Tanggal 09 Bulan yang sama ) 4. Bila data sudah benar dan tidak ada perubahan, maka Dinas Kesehatan akan memasukan data dari Puskesmas ke Aplikasi Laporan DBD dan Mengisi data Logistik DBD yang ada pada Komputer Pengelola Program Malaria di Dinas Kesehatan Kabupaten secara Offline dan Setiap tanggal 10 Bulan yang sama mengirimkan laporan DBD dan Formulir Logistik DBD secara Online Ke Dinas Kesehatan Provinsi 6. TARGET PELAPORAN 1. Monitoring kasus DBD tiap bulan melalui Aplikasi Laporan DBD 2. Laporan Ketersediaan Logistik DBD di Puskesmas 7. Dokumen Laporan dari 5 puskesmas se Kab.Tana Tidung