15 0 66 KB
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR WILLIAM FLEXION EXERCISE No. Dokumen
Ditetapkan Oleh : Direktur RSU Sari Mutiara
011/08/50 RUMAH SAKIT UMUM SARI MUTIARA
Tanggal Januari 2010
Dr. Tahim Solin,MMR
PENGERTIAN
Merupakan latihan untuk mengulur / menegangkan otot-otot yang tegang atau memendek. Latihan ini cenderung kearah gerakan flexi trunk (membungkuk). Latihan ini ditemukan oleh Mr. William
TUJUAN
1. Untuk mengurangi nyeri, karena dengan bertambah tegangnya musculo ligamentum akan menekan syaraf sensoris 2. Memperbaiki / mengembangkan kearah sikap tubuh yang normal/correct posture 3. Menguatkan otot-otot yang lemah 4. Mengulur / menegangkan otot-otot yang tegang/memendek 5. Membuat otot-otot menjadi cukup untuk melakukan aktifitas seharihari/fleksibel dan fit 6. Koreksi dan modifikasi aspek kehidupan psikososial penderita A. Persiapan Alat : 1. Siapkan alat-alat seperti handuk , bantal 2. Tempat atau bed tidak boleh terlalu lunak
PROSEDUR
B. Persiapan Pasien : Posisi penderita secomfortable / seenak mungkin C. Pelaksanaan Adapun teknik william flexion exercise adalah : Terdiri dari 6 gerakan : 4 posisi terlentang, 1 posisi exaggerated stator’s position, 1 posisi berdiri membelakangi tembok 1. Posisi awal : terlentang pada alas yang padat dengan hip dan knee flexi, telapak kaki menumpu rata dialas Gerakan : kontraksikan otot perut, sekaligus tekankan punggung bawah pada alas tidur, tahan 5 detik, kemudian relax. Frekuensi 10x gerakan, perhatikan khusus saat relax, jangan sampai membentuk arcus/lengkungan pada punggung 2. Posisi awal : sama seperti latihan pertama Gerakan : kontraksikan otot perut, pada saat bersamaan angkat kepala dan shoulder girdle (bahu) hingga dagu menyentuh thorax bagian atas, tahan 5 detik kemudian relax, frekuensi 10x, untuk peningkatan 25x, perhatikan khusus jangan sampai terjadi gerakan sit up (flexi lumbal) 3. Posisi awal : sama seperti latihan pertama Gerakan : gerakan oleh pasien (aktif) memflexikan 1 tungkai kedada sejauh mungkin, setelah itu tungkai tersebut ditarik oleh tangan kedada, sambil mengangkat kepala dan bahu, tahan 5 detik, relax. Frekuensi 10x, kemudian ulangi tungkai satunya. Perhatian khusus : jangan sampai melakukan gerakan “Double Straight Leg Rissing” (2 tungkai lurus yang diangkat lurus bersamaan) karena akan menambah lordosis lumbal bertambah
kuat sehingga nyeri. Posisi awal : sama seperti latihan pertama Gerakan : sama seperti latihan ketiga tetap 2 tungkai, tetapi dilaksanakan serentak, no 3 dan 4 adalah gerakan aktif pasien, menggerakkan flexi hip sejauh mungkin. 5. Posisi awal : posisi exaggerated stator’s position (seperti start pelari) dimana berat badan disangga tungkai belakang dan lengan, tungkai didepan relax Gerakan : pada posisi awal berat badan disangga tungkai depan dulu baru setelah itu otot perut, kontraksikan menekan dada ke paha, kaki depan, berat badan dipindah ketagan dan kaki yang lurus, dengan kaki belakang sedikit cenderung ke arah depan, tahan 5 detik relax. Frekuensi 10x dilakukan bergantian. Perhatian : telapak kaki depan harus rata dengan lantai Posisi awal : berdiri menempel dan membelakangi tembok, jarak 2 tumit kurang lebih 10-15 cm, lumbal menempel rata dengan tembok Gerakan : satu tungkai diayun kedepan, dipertahankan 10 detik, saat tungkai kedepan jangan sampai merubah posisi lumbal (tetap menempel ditembok), frekuensi 10x, kemudian diganti dengan tungkai lainnya Perhatian : latihan ini berat dan jika terlalu berat bagi pasien, lamanya mempertahankan poisis dapat dikurangi, latihan kontraksi isometrik sehingga perlu dipertanyakan bila pasien sakit jantung, jangan diberi latihan bahaya 4.
PERHATIAN
-
KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur Rsu Sari Mutiara Medan No.1635/XII.1/RSUSM/1/2015
UNIT TERKAIT
Instalasi Rehabilitasi Medik