Sosiologi Sebelum Auguste Comte [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOSIOLOGI SEBELUM AUGUSTE COMTE



Disusun oleh : 1. Aan Arsyad 2. Rizqika Amalia 3. Yonanda Iqbal



NIM (170211031) NIM (170211026)



Universitas Muhammadiyah Bandung Prodi : Administrasi Publik TAHUN AJARAN 2017 / 2018



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kliping Makalah ini. Tidak lupa pula sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Nabi yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang terang benderang penuh dengan ilmu pengetahuan. Semoga kita termasuk umatnya yang akan mendapatkan syafaatnya besok di hari kiamat. Amin. Tugas Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata mata kuliah Pengantar Sosiologi yang di berikan oleh Ibu Dosen Meti Mediyastuti, S.Sos. , M.Ap. Makalah ini berisi tentang Sosiologi sebelum Auguste Comte. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat kita semua, terutama bagi kami. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Apabila ada kekeliruan kata atau kalimat, kami mohon maaf yang sebesar besarnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



Bandung, 18 Oktober 2017



Penyusun



BAB I PENDAHULUAN 1.1  Latar Belakang Masalah Sebagai kita telah maklum bahwa ilmu pengetahuan merupakan suatu hasil penelitian yang sistematik atas fakta-fakta mengenai bidang0bidang tertentu. Para ahli sosiologi mempelajari struktur-struktur dan proses-proses kehidupan sebagai suatu keseluruhan, dan karenanya memerlukan suatu pendekatan yang berlainan dari pada ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang dikaitkan dengan satu dan lain aspek kehidupan sosial yang terbatas. Kita tahu sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau telah mengalami perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenal kebudayaan dan peradaban, masyarakat manusia sebagai proses pergaulan hidup. Oleh karena itu perlunya kita mengetahui lebih dalam bagaimana sejarah awal munculnya ilmu sosiologi dari masa awal kemudian perkembangannya sampai tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perkembangan ilmu sosiologi serta apa saja karya-karta yang telah mereka buat. Dalam makalah ini akan dipaparkan pembahasan mengenai hal-hal tersebut 1.2  Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Sosiologi sebelum Auguste Comte? 2.  Siapa saja tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perkembangan Ilmu Sosiologi? 3.    Apa saja teori atau karya yang digagas oleh tokoh-tokoh dalam Ilmu Sosiologi? 1.3  Tujuan Adapun tujuan dalam makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Sosiologi sebelum Auguste Comte 2.  Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perkembangan Ilmu Sosiologi 3. Untuk mengetahui teori atau karya yang digagas oleh tokoh-tokoh dalam Ilmu Sosiologi 1.4  Manfaat 1. Memberikan pengetahuan lebih mendalam mengenai meteri sejarah perkembangan sosiologi 2.     Dapat menganalisis latar belakang munculnya ilmu sosiologi 3.     Mengetahui teori-teori dalam ilmu sosiologi dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sosial.



BAB II PEMBAHASAN A.    SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI Pada awalnya sosiologi lahir karena adanya perubahan dalam masyarakat eropa yang terjadi pada akhir tahun 1800-an sampai dengan awal tahun 1900-an. Perubahan ini sering disebut era modern. Era modern muncul karena ada tiga faktor, yaitu munculnya kota, para pemilik modal dan masyarakat industri, adanya temuan kebudayaan yang berbeda, sereta adanya kekacauan politik dan intelektual.



Sejarah Perkembangan Sosiologi Di Indonesia Pada awalnya, sejarah perkembangan sosiologi di Indonesia belum terlalu familiar. Belum pernah ada kajian yang mengkaji mengenai masyarakat yang terangkum lengkap dalam satu ilmu pengetahuan (sosiologi). Bahkan tidak ada ilmuwan Indonesia pun yang secara khusus mempelajari mengenai hal tersebut dahulunya. Namun sebenarnya secara tidak langsung konsep-konsep tersebut sudah dituangkan di dalam berbagai karya dan ajaran dari beberapa pujangga yang ada di Nusantara. Berikut ini beberapa tokoh-tokoh penting yang bepengaruh dalam perkembangan ilmu sosiologi di Indonesia: 







Sri Paduka Mangkunegoro IV, beliau telah memasukkan unsur tata hubungan pada manusia dari berbagai golongan yang berbeda ke dalam ajaran Wulang Reh. Di dalam ajaran Wulang Reh yang ditulis langsung Sri Paduka Mangkunegoro IV mengajarkan mengenai pola-pola hubungan yang terjadi di antara anggota masyarakat Jawa meskipun dari berbagai kalangan serta kelas yang berbeda. Ki Hajar Dewantoro, ajaran serupa juga dapat ditemukan dalam ajaran yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro, yang dikenal sebagai peletak dasar dari pendidikan Nasional yang ada di Indonesia. Tentang dasar-dasar dari kepemimpinan serta keluarga yang sudah terangkum ke dalam konsep Ing ngarsa sung tuladha Ing Madya mangun karsa Tut Wuri Handayani, yang mana berarti di depan bisa memberikan contoh yang baik Di tengah memberikan semangat dan Di belakang memberikan kekuatan atau dorongan. Hal ini lah yang secara tidak langsung menjadi dasar dari konsep sosiologi yang ada di Indonesia. Selain itu beliau pun juga sering mempraktekkan konsep-konsep penting dari sosiologi di dalam proses pendidikan yang ada di dalam Perguruan Taman Siswa, sekolah yang didirikannya tersebut.



Unsur-unsur sosiologis lainnya juga ditemukan dalam karya-karya peneliti dari negara lainnya  yang ada sebelum kemerdekaan Indonesia seperti Snouck Hurgronje, Ter Har, Duyvendak, Van Valenhoven, dan masih banyak lainnya. Objek-objek dari karya penelitian ini sendiri merupakan keadaan masyarakat yang ada di Indonesia. Akan tetapi deskripsi dari



sosiokultural pada masyarakat Indonesia di saat itu hanya bersifat nonsosiologis, bukan ilmu yang berdiri sendiri. Sehingga dapat dikatakan jika deskripsi mengenai kondisi sosiokultural masyarakat Indonesia tersebut dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Namun konsep dari ilmiah tersebut memang belum bisa menjadi ilmu yang bisa berdiri sendiri hanya sebagai ilmu pembantu dari ilmu-ilmu lainnya. Sehingga sosiologi di saat tersebut memang hanya bersifat komplementer.



Sosiologi sebelum era Auguste Comte Masa Auguste Comte digunakan sebagai tolak ukur karena orang yang pertama kali menggunakan istilah sosiologi adalah beliau. Mungkin sosiologi bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang masih tergolong muda, namun perhatian serta pemikiran-pemikiran mengenai kemasyarakatan telah ada jauh sebelum Comte, hanya saja mungkin pada saat itu belum menemukan istilah yang tepat dan masih tergolong pada filsafat sosial. Seorang filsuf dari Yunani untuk pertama kalinya menelaah masyarakat secara sistematis adalah Plato (429-347 SM), awalnya Plato ingin merumuskan bentuk negara yang dicita-citakannya. Menurutnya, suatu negara haruslah merefleksikan tiga unsur yaitu nafsu, semangat dan intelegensia.nafsu sebagai keinginan pribadi dari sebuah negara , kemudian semangat, sebagai cara dalam mewujudkan keinginan dari negara tersebut dan intelegensia sebagai pengendali dari nafsu. Dengan cara menganalisis lembaga-lembaga di masyarakat, Plato berhasil menemukan hubungan fungsional antara lembaga-lembaga yang pada hakikatnya merupakan satu kesatuan. Plato berhasil merumuskan suatu teori organis tentang masyarakat. Suatu unsur yang menyebabkan adanya dinamika dalam masyarakat karena adanya sistem hukum yang identik dengan moral karena didasarkan pada keadilan. Aristoteles (384-322 SM) juga melakukan sebuah analisis terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat. Perhatian aristoteles terhadap biologi membuatnya mengadakan suatu perumpamaan antara masyarakat dengan organism biologis manusia. Selain itu, Aristoteles juga menggarisbawahi kenyataan bahwa basis masyarakat adalah moral (etika dalam arti sempit) Pada akhir abad pertengahan muncul ahli filsafat Arab, Ibn Khaldun (1332-1406) yang mengemukakan bahwa faktor yang menyebabkan bersatunya seuatu suku-suku, negara dan sebagainya karena ada solidaritas. Faktor inilah yang menyebabkan adanya ikatan-ikatan antar anggotanya dalam melakukan kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha.



Pada zaman renaissance (1200-1600) tercatat nama-nama Thomas More dengan utopia-nya dan Campanella yang menulis city of the sun . mereka masih sangat terpengaruh oleh gagasan-gagasan terhadap masyarakat ideal. Berbeda dengan Machiavelli, yang menganalisis bagaimana mempertahankan kekuasaan. Abad ke-17 ditandai dengan munculnya tulisan Hobbers (1588-1679) yang berjudul The Leviathan , inti ajarannya adalah untuk mengatur masyarakat diperlukan kontrak sosial, dimana masyarakat membuat perjanjian atau kontrak dengan pihak yang berwenang. Pihak yang berwenang tersebut adalah pihak yang tugasnya memelihara ketertiban. Pada abad 18, ada John Locke dan J.J. Rosseau yang masih berpegang pada kontrak sosialnya Hobbes. Menurut Locke, manusia pada dasarnya mempunyai hak-hak berupa hak hidup, kebebasan, dan hak untuk memiliki harta benda. Kontrak antara warga masyarakat dengan pihak yang berwenang sifatnya atas dasar pamrih. Apabila pihak yang berwenang tidak mampu memenuhi syarat-syarat kontrak sosial, maka masyarakat berhak memilih pihak lain. Kemudian pada awal abad 19, ada Saint Simon yang menulis bahwa manusia hendaknya dipelajari dalam bentuk kehidupan berkelompoknya.



1. Teori sebelum auguste comte a.       Aristoteles (384-322 SM) Didalam bukunya politic, aristoteles mengadakan analisis yang mendalam terhadap lembaga-lembaga pilitik dalam masyarakat. Pengertian politik dipakainya dalam arti yang luas, yaitu mencangkup masalah-masalah ekonomi dan sosial. Perhatiannya terhadap biologi menyebabkan dia mengadakan suatu analogi antara masyarakat dengan organisasi biologis dan manusia. Disamping itu aristoteles menggarisbawahi kenyataan, bahwa basis masyarakat adalah modal b.      Plato (429-347 SM) Seorang filosof barat dari romawi yang pertama kalinya mengupas masyarakat secara sestematis. Sebetulnya plato bermaksud untuk merumuskan suatu teori tentang bentuk negara yang dicita-citakan, yang organisasinya didasarkan pada pengalaman yang kritis terhadap sistem-sistem sosial yang ada pada zamanya. Plato menyatakan, bahwa masyarakat sebenarnya merupakan refleksi dari manusia perorangan yang terganggu keseimbangan jiwanya yang terdiri dari tiga unsur, yaitu napsu, semangat, dan intelegensia.



c.       Renaisance (1200-1600) Pada zaman renaisance, muncullah thomas more dengan otovia-nyacampanella yang menulis city of thr sun. mereka masih terpengaruh oleh gagasan-gagasan terhadap adanya masyarakat-masyarakat yang ideal. Berbeda dengan mereka, ialah N. machiavelli yang menganalisis bagaimana mem[ertahankan kekuasaan. Untuk pertama kalinya politik politik dipisahkan dari moral, sehingga terjadi suatu pendekatan yang mekanis terhadap masyarakat. Pengaruh ajaran N. machiavelli yaitu bahwa teori-teori politik dan sosial memusatkan perhatian pada mekanisme pemerintah. d.      Ibn khaldun (1332-1406) Ibn khaldun adalah seorang ahli filsapat arab yang mengemukakan beberapa prinsip yang pokok untuk memamfaatkan kejadian sosial dan peristiwa dalam sejarah. Prinsip-prinsip yang sama dapat dilihat jika ingin mengadakan analisis terhadap timbul dan tenggelamnya negara-negara. Gejala-gejala yang sama dapat dilihat pada kehidupan masyarakatmasyarakat pengembara dengan segala kekuatan dan kelemahan-kelemahannya. Dan lainlain adalah rasa solidaritas. Faktor- faktor itulah yang menyebabkan adanya ikatan dan usaha kerja sama antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya.



e.       Hobbes ( 1588-1679) Pada abad XVII muncullah tulisan hobbes yang berjudul the leviathan, yang ditandai dengan inspirasi-inspirasi hukum lama, fisika, dan matemeteka. Hobbes berpendapat bahwa dalam keadaan alamiah kehidupan manusia didasarkan pada keinginan-keinginan yang mekanis, sehingga manusia selalu saling berkelahi, tetapi mereka mempunyai pikiran bahwa hidup damai dan tentram adalah hal yang kebih baik. Keadaan semacam itu baru dapat tercapai jika mereka mengadakan suatu perjanjian atau kontrak dengan pihak-pihak yang mempunyai wewenang, yaitu pihak mana yang tentu dapat memelihara ketentraman. f.       Ajaran john loekoe Menurut ajaran john loeke, pada dasarnya manusia mempunyai hak-hak asasi yang berupa hak untuk hidup, kebebasan , dan hak atas harta benda. Kontrak antara warga masyarakat dengan pihak yang mempunyai wewenang sifatnya atas dasar faktor pamrih. Artinya jika yang mempunyai wewenang tadi gagal untuk memenuhi syarat-syarat. Maka warga-warga masyarakat berhak untuk memilih pihak lainya. g.      Saint simon ( 1760-1925)



Pada awal abad abad ke- 19, muncullah ajaran dari saint simon. Dia menyatakan bahwa manusia hendaknya dipelajarai dalam berkelompok. Didalam bukunya yang berjudul memories sur la science de l’home, saint simon menyatakan bahwa ilmu politik merupakan suatu ilmu yang positif. Masalah-masalah dalam ilmu politik hendaknya dianalisis dengan metode-metode yang sering dipakai terhadap gejala-gejala lain. Dia memikirkan sejarah sebagai suatu fisika sosial, fisiologi dapat mempengaruhi ajaran ajarannya mengenai masyarakat



2. Tokoh-tokoh Sosiologi Sebelum Auguste Comte Ada beberapa tokoh yang mengemukakan pendapat mereka tentang sosiologi sebelum Auguste Comte. Auguste Comte dijadikan patokan karena dialah yang pertama kali menggunakan istilah sosiologi dan dialah yang membuat beberapa tokoh lain mengembangkan ilmu sosiologi. Berikut tokoh-tokoh sosiologi sebelum Comte. 1. Plato (429-347 SM), seorang filusuf Romawi, menyatakan bahwa masyarakat sebenarnya merupakan refleksi dari manusia perorangan. Suatu masyarakat akan mengalami kegoncangan. 2. Aristoteles (384-322 SM), dalam bukunya Politics, Aristoteles mengadakan suatu analisis mendalam terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat. Pengertian politik digunakannya dalam arti luas mencakup juga berbagai masalah ekonomi dan sosial. Aristoteles menggarisbawahi kenyataan bahwa basis masyarakat adalah moral (etika dalam arti sempit). 3. Ibnu Khaldun (1332-1406), mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian-kejadian sosial dan peristiwa-peristiwa dalam sejarah. Prinsipprinsip yang sama akan dapat dijumpaii bila ingin mengadakan analisis terhadap timbul tenggelamnya negara-negara. Gejala-gejala yang sama akan terlihat pada kehidupan masyarakat-masyarakat pengembara dengan segala kekuatan dan kelemahannya. Faktor yang menyebabkan bersatunya manusia dalam suku-suku, klan, negara, dan sebagainya adalah rasa solidaritas. Faktor itulah yang menyebabkan adanya ikatan dan usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan bersama antar manusia.   4. Zaman Renaissance (1200-1600), seperti Thomas More dengan utopianya dan Campanella yang menulis City of the Sun. Mereka masih sangat terpengaruh oleh gagasan tentang adanya masyarakat yang ideal. N Machiavelli dengan bukunya Il Principle yang menganalisis bagaimana mempertahankan kekuasaan mengajarkan bahwa teori-teori politik dan sosial memusatkan perhatian mekanisme pemerintahan.  5. Hoobes (1588-1679), dengan bukunya yang berjudul The Leviathan. Dia beranggapan bahwa secara alamiah, kehidupan manusia didasarkan pada keinginan-keinginan yang mekanis sehingga manusia sering berkelahi. Tapi mereka



mempunyai pikiran bahwa hidup damai dan tenteram itu jauh lebih baik. Agar keadaan damai terpelihara, orang-orang harus sepenuhnya mematuhi pihak yang mempunyai wewenang.  6. John Locke (1632-1704), mengemukakan bahwa manusia pada dasarnya mempunyai hak-hak asasi yang berupa hak untuk hidup, kebebasan, dan hak atas harta benda.  7. J. J. Rousseau (1712-1778), berpendapat bahwa kontrak antara pemerintah dengan yang diperintah menyebabkan tumbuhnya suatu kolektifitas yang mempunyai keinginan-keinginan sendiri, yaitu keinginan umum.Saint Simon (1760-1825)sia hendaknya dipelajari dalam kehidupan berkelompok. Dalam bukunya yang berjudul Memoirs sur la de l’Home, dia menyatakan bahwa ilmu politik merupakan suatu ilmu yang positif.  8. Sosiolo1853), adalah yang pertama kali memakai juga orang pertama yang membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmuilmu pengetahuan lainnya. Menurut Comte, ada 3 tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya.  1. tif, yaitu tahap dimana manusia menafsirkan gejala-gejala di sekelilingnya secara teologis, yaitu dengan kekuatan-kekuatan yang dikendalikan oleh roh dewa-dewa atau Tuhan Yang Masa Kuasa.  2. Tahap mimana manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Pada tahap ini manusia masih terikat oleh cita-cita tanpa verifikasi karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terikat pada suatu realitas tertentu. Tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.  3. Tahap ilmu pengetahuan positif, yaitu bila ilmu pengetahuan tersebut memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang nyata dan konkret, tanpa ada halangan dari pertimbangan-pertimbangan lainnya.



BAB III PENUTUP Kesimpulan Masa Auguste Comte digunakan sebagai tolak ukur karena orang yang pertama kali menggunakan istilah sosiologi adalah beliau. Mungkin sosiologi bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang masih tergolong muda, namun perhatian serta pemikiran-pemikiran mengenai kemasyarakatan telah ada jauh sebelum Comte, hanya saja mungkin pada saat itu belum menemukan istilah yang tepat dan masih tergolong pada filsafat sosial.



Saran Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Oleh kerana itu setiap orang harus mempelajarinya demi terciptanya masyarakat yang mengerti dan paham bagaimana untuk berperan dalam masyarakat.