SOTONG [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

SOTONG [PDF]

SOTONG ( Sepia Recurviostra ) ( Tugas Rangkuman Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan dan Perairan )

Oleh Kelompok 2 : A

13 0 301 KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE


File loading please wait...
Citation preview

SOTONG ( Sepia Recurviostra ) ( Tugas Rangkuman Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan dan Perairan )



Oleh Kelompok 2 : Adi Rianto



1414052002



Dedi Ikhwanudin



1414051021



Evi Septia Ningsih



1414051035



Lulu Ulya Afifah



1414051056



Tiara Alfiani



1414051092



JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2016



SOTONG ( Sepia Recurviostra )



A. Klasifikasi Cephalopoda merupakan sumber hayati penting dalam sektor perikanan laut. Dan salah satu kelompok binatang lunak (filum moluska), yang meliputi cumi-cumi (squid), sotong (cuttlefish), gurita (octopus) dan sejenisnya. Sotong (Sepia recurvirostra) merupakan salah satu jenis Cephalopoda yang cukup terkenal. Sotong banyak tersebar didaerah perairan Indonesia, terutama diperairan pantai. Klasifikasi sotong (Sepia recurvirostra) adalah sebagai berikut Kingdom



: Animalia



Filum



: Moluska



Kelas



: Cephalopoda



Ordo



:Sepiida



Famili



: Sepiidae



Genus



: Sepia



Spesies



: Sepia recurvirostra



(Cole dan Hall, 2009) B. Karakteristik Fisik dan Kimia Sotong sering kali diartikan sebagai cumi-cumi. Sotong memiliki tubuh yang lebih pipih, sementara cumi-cumi lebih berbentuk silinder. Sotong memiliki badan berbentuk bulat telur agak pendek dengan sirip daging melingkari seluruh badan dan bagian belakang tubuh bundar. Punggung sotong keras karena didalam daging nya terdapat kerangka dari kapur yang berbentuk lonjong dan berwarna putih. Sekitar mulut terdapa delapan tangan pendek dengan dua tangan panjajng (tentakel). Tangan yang pendek dilingkari dengan alaat penghisap sepanjang tangan, sedangkan tangan yang panjang (tentakel) hanya terdapat pada ujungnya. Warna sotong bervariasi tetapi umumnya coklat atau kuning kecoklatan tergantung dari warna dasar perairan, pada bagian punggungnya terdapat garis



bengkok-bengkok. Ukuran panjang sotong dapat mencapai 30-35cm tetapi biasanya 20-25cm. Sotong memiliki cangkang yang terdapat di dalam badan atau mantel. Bagian tubuh sotong terdiri dari badan (mantel), organ reproduksi dan organ pencernaan. Sepasang sirip terdapat di sepanjang mantel yang berfungsi saat berenang. Kepala terletak di dasar mantel dengan dua mata besar di kedua sisi dan rahang seperti paruh tajam di tengah. Rahang dikelilingi oleh delapan tangan dan dua tentakel yang digunakan untuk menangkap mangsa. Cangkang sotong tersusun atas kalsium karbonat dan berfungsi agar sotong dapat mengapung dalam air (Jereb dan Roper, 2005). Sotong memiliki warna yang bervariasi, tetapi biasanya sotong berwarna hitam atau coklat dan memiliki bintik-bintik pada kulitnya. Perubahan warna pada sotong mungkin saja terjadi karena pada kulit sotong terdapat tiga jenis pigmen, yaitu kromatofor, leukofor, dan iridofor. Pigmen ini berfungsi sebagai alat komunikasi sesama sotong dan sebagai kamuflase agar tidak dapat ditemukan oleh predator dengan cara berubah warna atau merubah tekstur kulit mereka (Jereb dan Roper 2005).



Morfologi tubuh dan cangkang sotong dapat dilihat pada gamabar 1 dan 2



Gambar 2. Anatomi Sotong (Sepia recurvirostra) (Sumber : Colle and Hall,2009).



Komposisi kimia sotong pada setiap daerah penyebarannya berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan jenis dan ketersediaan makanan pada perairan tersebut berbeda. Perbedaan spesies dan kondisi biologis sotong juga menyebabkan adanya perbedaan kandungan gizi sotong (Papan et al. 2011). Komposisi kimia sotong di Teluk Persia dan Sepia pharaonis dari Thailand disajikan pada Tabel 1.



C. Cara Hidup Habitat sotong pada umumnya pada daerah demersal dekat pantai dan zona di perairan hangat dan subtropis. Sotong hidup di dasar berbatu, berpasir dan berlumpur hingga daerah lamun, rumput laut, maupun terumbu karang. Kebanyakan spesies sotong bermigrasi musiman dalam menanggapi perubahan iklim. Jenis Sepia recurvirostra tersebar di Pasifik Barat, Laut Andaman, Laut Cina Selatan, Filipina dan selatan Laut Cina Timur. Sotong ini hidup di daerah demersal pada kedalaman 50-140 m. Sotong hidup didasar laut, yang memakan hewan Avertebrata yang berada diatas permukaan dasar laut, seperti ikan-ikan kecil, krustacea, udang dan kepiting. (Jereb dan Roper 2005). Sotong termasuk Cephalopoda lainnya, pada dasarnya ialah hewan pelagis yang berenang dengan gaya dorong. Tenaga dorong tersebut berasa dari air yang disemburkan dari rongga mantelyang keluar melalui sifon. Sotong dengan ukuran tubuhnya yang lebih pendek dan pipih berenangnya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan cumi-cumi yang tubuhnya lebih langsing. Dalam kondisi berbahaya sotong akan mengeluarkan cairan tinta berwarna cokelat sampai hitam



yang mengandung melanin lebih tinggi, tinta tersebut dapat membuat air disekitarnya berubah menjadi gelap sehingga dapat membingungkan predator sehingga sotong dapat melarikan diri. Sotong juga memiliki kemampuan untuk berubah warna seperti bunglon, perubahan warna tersebut karena pada bagian kulit terdapat pigmen kromatofor. Sotong mempunyai penglihatan yang tajam untuk memangsang dan menggunakan tangan atau tentakelnya untuk menangkap mangsa tersebut. Alat eksresi pada cephalopoda ini adalah nephridia, yang terletak pada rongga mantel. Pada bagian kepala terdapat mata sebagai alat indera dan sistem syaraf yang terdiri atas beberapa pasang ganglia. Sotong mencari makanan dengan cara berubah warna dan mengeluarkan tinta. Sotong menipu mangsa dengan merubah warna kulitnya sesuai dengan warna pasir atau lingkungan disekitarnya. Sotong juga mengeluarkan tinta dari dalam tubuhnya untuk mengelabui mangsa. Tentakel akan bergerak cepat dan menarik mangsa dengan pengisap yang terdapat pada ujung tentakel. Pemijahan sotong biasanya berlangsung ketika terjadi peningkatan suhu air dan berlangsung sebanyak dua kali dalam setahun. Sepia recurvirostra dewasa mencapai ukuran maksimum mantel 17 cm dan berat 0,4 kg. Spesies ini merupakan jenis sotong ekonomis penting terutama di Hongkon (Jereb dan Roper 2005). D. Kandungan Nutrisi Sumber pangan hewani yang kaya akan kandungan nutrisi adalah makanan hasil laut. Makanan laut kaya protein, dengan komposisi asam amino yang seimbang serta kandungan polyunsaturated fatty acid ( PUFA ). Salah satu makanan laut yang mengandung nutrisi adalah sotong. Sotong memiliki rasa dan aroma yang khas serta hanya mengandung sedikit lemak. Sotong juga merupakan sumber mineral yang baik, diantaranya kalsium, pottasium, seng, besi, fosfor dan tembaga. Sotong juga mengandun sodium dan kolestrol. Mineral merupakan zat gizi yang dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Bagian kepala dan mantel sotong mengandung kadar abu sebesar 1,2-1,3%. Sedangkan sotong kering mengandung kadar abu sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa mineral sotong



cukup tinggi. Kadar protein yang terkandung pada bagian kepala sotong sebesar 0,14-11,9% dan bagian badan sebesar 0,61-14,9%. Kadar lemak yang terdapat pada bagian kepala sotong sebesar 0,01-0,52% dan bagian badan sebesar 0,010,47%. Sotong banyak mengandung jenis asam amino esensial yang penting bagi manusia serta mengandung asam lemak tidak jenuh. 1. Mineral Mineral merupakan elemen anorganik yang terdapat di alam (lapisan bumi), hewan, maupun tumbuhan. Pada proses pengabuan kering atau pengabuan basah, bahan-bahan organik akan hancur dan menguap, sedangkan sisanya merupakan zat anorganik (abu) yang mengandung komponen mineral. Mineral merupakan komponen penting bagi kehidupan organisme. Beberapa mineral berfungsi dalam mengatur proses fisiologi (pengatur tekanan osmotik, transport oksigen, kontraksi otot, dan kepekaan syaraf terhadap rangsangan), elemen essensial bagi enzim serta diperlukan dalam proses pengaturan dan pertumbuhan jaringan dan tulang (Nabrzyski 2007). Kekurangan mineral tertentu dapat menyebabkan gangguan gizi, diantaranya ialah terhambatnya pertumbuhan, anemia karena gizi, dan osteoporosis. 2. Natrium Natrium merupakan bagian terbesar dari cairan ekstraseluler dan berfungsi mengatur tekanan osmotik, yaitu menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel-sel. Natrium juga berfungsi menjaga keseimbangan asam basa tubuh, transmisi saraf, kontraksi otot, absorpsi glukosa, dan alat angkut zat gizi lain melalui membrane. 3. Magnesium Magnesium merupakan aktivator enzim peptidase dan enzim lain yang berfungsi memecah dan memindahkan gugus fosfat (fosfatase) (Winarno 2008). Magnesium juga berperan dalam mencegah kerusakan gigi, mengendorkan otot, transmisi syaraf, dan berbagai aktivitas enzim.



4. Fosfor Fosfor dalam fungsinya sebagai pembentuk tulang dan beberapa fungsi biologik tubuh berhubungan erat dengan kalsium. Perbandingan optimum kalsium dan fosfor. 5. Kalium Kalium juga berperan dalam mengaktivasi reaksi enzim diantaranya piruvat kinase yang dapat menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolisme karbohidrat. Kekurangan kalium pada manusia akan mengakibatkan lemah, lesu, kehilangan



nafsu



makan



dan



kelumpuhan,



sedangkan



kelebihan



akan



menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian serta gangguan fungsi ginjal. 6. Mineral Mikro Mineral mikro adalah unsur mineral pada tubuh manusia yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Mineral mikro dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari 100 mg sehari. Kelompok mineral mikro terdiri dari besi, seng, tembaga, selenium, iodium, mangan, seng, kobalt, dan fluor. Mineral mikro berfungsi dalam 12 proses metabolisme tubuh serta merupakan bagian dari enzim, hormon dan vitamin. 7. Besi Besi mempunyai beberapa fungsi penting di dalam tubuh, yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh.



8. Seng Seng memiliki peranan penting dalam banyak fungsi tubuh, diantaranya dalam berbagai aspek metabolisme, sintesis dan degradasi kolagen, pengembangan fungsi reproduksi laki-laki serta berperan dalam fungsi kekebalan tubuh.



9.



Vitamin Vitamin merupakan kelompok senyawa organik penting yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit untuk fungsi normal tubuh, diantaranya pemeliharaan, pertumbuhan dan pembangunan. Vitamin tidak disintesis oleh tubuh, oleh karena itu vitamin penting dalam susunan makanan, meskipun terdapat dalam jumlah yang kecil. Vitamin yang terdapat dalam makanan dikenal sebagai prekursor atau provitamin. Provitamin adalah senyawa yang tidak termasuk vitamin tetapi dapat diubah menjadi vitamin.



E. Kandungan Bioaktif Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya komponen- komponen bioaktif yang terdapat pada ekstrak kasar sotong yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi. Sebelum uji fitokimia, dilakukan proses ekstraksi untuk mendapatkan ekstrak kasar sotong. Analisis fitokimia sotong dilakukan terhadap



ekstrak kasar daging, tinta, dan cangkang sotong yang telah diekstraksi.



Hasil analisis fitokimia pada Tabel 5 menunjukkan bahwa ekstrak kasar sotong mengandung komponen bioaktif yang lebih banyak pada ekstrak kasar badan dan tinta dibandingkan cangkang. Komponen bioaktif yang terdapat pada ekstrak kasar badan dan tinta adalah alkaloid, steroid, karbohidrat, peptida, dan asam amino. Secara keseluruhan tampak bahwa aktivitas komponen bioaktif ekstrak kasar badan lebih besar dibandingkan tinta. Komponen bioaktif pada ekstrak kasar cangkang meliputi alkaloid, steroid, karbohidrat, dan asam amino. Komponen alkaloid pada penelitian ini terdeteksi pada ekstrak kasar badan, tinta, dan cangkang. Bioaktif jenis alkaloid umumnya larut pada pelarut organik non polar, akan tetapi ada beberapa kelompok seperti pseudoalkaloid dan protoalkaloid yang larut pada pelarut polar misalnya air (Lenny 2006). Alkaloid kerap kali bersifat racun pada manusia, hampir tanpa terkecuali bersifat basa, mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik, dan diturunkan dari asam amino, tetapi ada juga yang memiliki aktivitas fisiologis pada kesehatan sehingga digunakan secara luas dalam pengobatan (Harborne 1984).



manusia



Komponen steroid yang terdeteksi untuk uji ini adalah pada ekstrak kasar badan, tinta, dan cangkang sotong. Steroid ini diduga memiliki efek peningkat stamina tubuh (aprodisiaka) dan anti-inflamasi. Triterpenoid alami juga memiliki aktivitas antitumor



karena



mempunyai



kemampuan



menghambat



kinerja



enzim



topoisomerase II, dengan cara berikatan dengan sisi aktif enzim yang nantinya akan mengikat DNA dan membelahnya (Setzer 2008). Berikut adalah fungsi dari bahan aktif: 1. Flavonoid Flavonoid sangat efektif untuk digunakan sebagai antioksidan. Senyawa flavonoid juga dapat mencegah penyakit kardiovaskuler dengan cara menurunkan laju oksidasi lemak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa flavonoid dapat menurunkan hiperlipidemia pada manusia. Pada kasus penyakit jantung, penghambatan oksidasi LDL oleh flavonoid dapat mencegah pembentukan sel-sel busa dan kerusakan lipid. 2. Saponin Saponin atau glikosida sapogenin adalah salah satu glikosida yang tersebar luas dalam tanaman. Tiap saponin terdiri dari sapogenin yang merupakan molekul aglikon dan sebuah gula. Saponin merupakan senyawa yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah, sehingga sering digunakan sebagai deterjen. Saponin dapat digunakan untuk meningkatkan diuretika



serta



merangsang



kerja



ginjal,



namun



saponin



dapat



menyebabkan iritasi pada selaput lendir, serta bersifat toksik pada binatang berdarah dingin yaitu ikan. 3. Fenol hidrokuinon Fenol meliputi berbagai senyawa yang berasal dari tumbuhan dan mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus hidroksil. Flavonoid merupakan golongan fenol yang terbesar, selain itu juga terdapat fenol monosiklik sederhana, fenilpropanoi, dan kuinon fenolik. Kuinon adalah senyawa bewarna dan mempunyai kromofor dasar, seperti kromofor pada benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbonkarbon. Kuinon untuk tujuan identifikasi dapat dipilah menjadi empat



kelompok, yaitu benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon dan kuinon isoprenoid. Tiga kelompok pertama biasanya terhidroksilasi dan bersifat senyawa fenol serta mungkin terdapat in vivo dalam bentuk gabungan dengan gula sebagai glikosida atau dalam bentuk kuinol tanpa warna, kadang-kadang juga bentuk dimer. Senyawa kuinon yang terdapat sebagai glikosida mungkin larut sedikit dalam air, tetapi umumnya kuinon lebih mudah larut dalam lemak dan akan terdeteksi dari tumbuhan bersama-sama dengan karotenoid dan klorofil. Reaksi yang khas adalah reduksi bolak-balik yang mengubah kuinon menjadi senyawa tanpa warna, kemudian warna kembali lagi bila terjadi oksidasi oleh udara. Reduksi dapat dilakukan menggunakan natrium borohidrida dan oksidasi ulang dapat terjadi hanya dengan mengocok larutan tersebut di udara.



F. Diversifikasi Bakso sotong dapat menjadi resep pilihan. Cara membuat bakso sotong sangat mudah, mungkin sista maupun bunda ingin mencoba sendiri membuat bakso sotong untuk hidangan spesial buat keluarga tercinta dirumah. Berikut ini adalh cara pengolahan bakso sotong. Bahan bakso sotong : 



1/2 kg sotong, cuci hingga bersih







1 sendok teh garam







1/2 sendok teh penyedap rasa







250 gram tepung sagu







1/4 sendok teh merica bubuk







3/4 sendok teh gula pasir







1/4 sendok teh minyak wijen







25 ml air es







1 putih telur







1 sendok teh daun ketumbar cincang



Bahan untuk kuah : 



1 1/2 liter kaldu ayam







8 siung bawang putih utuh, goreng kemudian kita memarkan







1/2 sendok teh kaldu ayam bubuk







1 3/4 sendok teh garam







1 batang daun bawang, potong potong 1 cm







1/4 sendok teh merica bubuk







1 sendok teh gula pasir



Bahan pelengkap : 



100 gram soun seduh



Cara membuat bakso sotong : 1.



untuk membuat bakso : blender sotong hingga lembut, setelah itu



tambahkan dengan merica bubuk, penyedap rasa, tepung sagu, gula pasir, minyak wijen, air es, putih telur dan air es dan daun ketumbar, mixer dengan menggunakan kaki spiral hingga tercampur rata, lembut dan halus. 2.



Siapkan air es, lalu ambil sedikit adonan, lalu bentuk bulat dengan tangan,



setelah itu masukkan ke dalam air es, lakukan hingga semua adonan bakso tercetak. 3.



Masukkan bola bola sotong ke dalam air mendidih, lalu masak hingga



bakso mengambang, angkat dan tiriskan. 4.



Untuk membuat kuah : masak semua bahan kuah hingga matang dan



mendidih, angkat, 5.



Sajikan bakso cumi bersama dengan kuah dan bahan pelengkap.



G. Limbah Pada umumnya sotong dimanfaatkan tanpa kepala dan tulang bagian dalam. Hal itu menyebabkan limbah yang berasal dari sotong juga bervariasi berkisar antara 65-85% dari berat sotong, tergantung dari jenisnya. Limbah sotong padat biasanya dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak dan sebagian lagi belum dimanfaatkan. Limbah padat molusca ini merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi oleh pabrik pengolahan. Selama ini limbah tersebut dikeringkan dan dimanfaatkan sebagai pakan dan pupuk dengan nilai ekonomi yang rendah. Seiring dengan semakin majunya ilmu pengetahuan kini limbah sotong dapat dijadikan bahan untuk membuat kitin dan kitosan. Kitin merupakan polisakarida terbesar kedua setelah selulosa yang mempunyai rumus kimia poli (2-asetamida2-dioksi-β-D-Glukosa) dengan ikatan β-glikosidik (1,4) yang menghubungkan antar unit ulangnya. Struktur kimia kitin mirip dengan selulosa yang hanya dibedakan oleh gugus fungsi yang terikat pada atom C2. Jika pada selulossa gugus yang terikat pada atom C2 adalah OH, maka pada kitin yang terikat adalah gugus asetamida. Kitin yang telah dihilangkan gugus asetilnya melalui proses deasetilasi disebut kitosan. Kitosan (2-asetamida-deoksi- -D-glukosa) memiliki gugus amina bebas yang membuat polimer ini bersifat polikationik, sehingga polimer ini potensial untuk diaplikasikan dalam pengolahan limbah, obat-obatan, pengolahan makanan dan bioteknologi. Kitosan tidak larut dalam pelarut alkali karena adanya gugus amina (Kim et al., 2000).



Kitosan merupakan jenis polimer alam yang mempunyai bentuk rantai linier, sebagai produk deasetilasi kitin melalui proses reaksi kimia menggunakan basa kuat. Kitosan adalah poly-D-glukosamine (tersusun lebih dari 5000 unit glukosamin dan asetilglukosamin) dengan berat molekul lebih dari satu juta dalton, merupakan dietary fiber (serat yang bisa dimakan) kedua setelah selulosa. Kitosan merupakan turunan dari kitin yang dideasetilasi dapat larut dalam larutan asam seperti asam asetat atau asam format. Isolasi secara tradisional kitin dari limbah udang melewati tiga tahapan yaitu demineralisasi, deproteinase dan dekolorisasi. Tiga tahapan tersebut merupakan standard prosedur pada pembuatan kitosan. Aplikasi kitosan sudah dilakukan diberbagai bidang, mulai dari manajemen limbah, pembuatan makanan, obat-obatan dan bioteknologi. Kitosan juga dapat diaplikasikan pada industri farmasi dan kosmetika karena sifat biodegradabilitas dan biocompabilitas serta kemampuan toksik atau racun rendah. Kitosan, mempunyai bentuk mirip dengan selulosa, dan bedanya terletak pada gugus rantai C-2. Proses utama dalam pembuatan khitosan, meliputi penghilangan protein dan kandungan mineral melalui proses kimiawi yang disebut deproteinasi dan demineralisasi yang masing-masing dilakukan dengan menggunakan larutan basa dan asam. Selanjutnya, kitosan diperoleh melalui proses deasetilasi dengan cara memanaskan dalam larutan basa. Karakteristik fisiko-kimia kitosan berwarna putih dan berbentuk kristal, dapat larut dalam larutan asam organik, tetapi tidak larut dalam pelarut organik lainnya. Pelarut kitosan yang baik adalah asam asetat. Kitosan merupakan senyawa dengan rumus kimia poli(2-amino-2-dioksi-ß-DGlukosa) yang dapat dihasilkan dengan proses hidrolisis kitin menggunakan basa kuat. Saat ini terdapat lebih dari 200 aplikasi dari kitin dan kitosan serta turunannya di industri makanan, pemrosesan makanan, bioteknologi, pertanian, farmasi, kesehatan, dan lingkungan (Balley et al, 1977). Kegunaan dari kitosan dan turunannya. Bidang aplikasi industri kesehatan/ farmasi Pembersih luka, pembawa obat (kapsul), pengantar gen, perbaikan jaringan, digunakan pada tulang dan gigi, dan radioterafi. Teknologi yaitu Biokatalis, pengolahan air, pencetakan molekul, reduski logam, stabilasi nano partikel, photografi, tekstil, nanomaterial, biosensor, dan katalis heterogen. Industri kosmetik yaitu menjaga kelembapan kulit, melindungi kulit ari,



pengobatan jerawat, reduksi elektrik statis rambut, dan pewarnaan kulit. Makanan yaitu dietari fiber, pengawet makanan (anti oksidan, anti mikroba), dan pengemulsi. Pertanian yaitu elisitor gen, antibakteri, pelapis biji, dan menjaga bunga yang telah dipotong tetap segar (Aranaz et al.,2010).



KESIMPULAN



Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Klasifikasi sotong (Sepia recurvirostra) yaitu, Kingdom: Animalia, Filum: Moluska, Kelas: Cephalopoda, Ordo:Sepiida, Famili: Sepiidae, Genus: Sepia, Spesies: Sepia recurvirostra. 2. Sifat fisik sotong yaitu Sotong memiliki tubuh pipih, badan berbentuk bulat telur agak pendek dengan sirip daging melingkari seluruh badan dan bagian belakang tubuh bundar, terdapat kerangka dari kapur yang berbentuk lonjong dan berwarna putih. Sekitar mulut terdapat delapan tangan pendek dengan dua tangan panjajng (tentakel). Tangan yang pendek dilingkari dengan alaat penghisap sepanjang tangan, sedangkan tangan yang panjang (tentakel) hanya terdapat pada ujungnya. Warna sotong bervariasi tetapi umumnya coklat atau kuning kecoklatan tergantung dari warna dasar perairan, pada bagian punggungnya terdapat garis bengkok-bengkok. Ukuran panjang sotong dapat mencapai 30-35cm tetapi biasanya 20-25cm. 3. Sifat kimia sotong yaitu memiliki kandungan air 73-85 %, kadar abu 1-1,3 %, kadar protein 12-17 %, dan kadar lemak 0,4-9 %. 4. Habitat sotong pada umumnya pada daerah demersal dekat pantai dan zona di perairan hangat dan subtropis. Sotong hidup di dasar berbatu, berpasir dan berlumpur hingga daerah lamun, rumput laut, maupun terumbu karang. Sotong mencari makanan dengan cara berubah warna dan mengeluarkan tinta. Pemijahan sotong biasanya berlangsung ketika terjadi peningkatan suhu air dan berlangsung sebanyak dua kali dalam setahun. 5. Kandungan Nutrisi sotong yaitu mengandung berbagai mineral seperti natrium magnesium, fosfor, kalium, besi, dan seng, serta nenerapa jenis vitamin.



6. Kandungan bioaktif sotong antara lain terdapat flavonoid, saponin, dan fenol hidrokuinon. 7. Diversivikasi sotong antara lain dapat dijadikan bakso sotong. 8. Limbah yang berasal dari sotong bervariasi berkisar antara 65-85% (kepala dan cangkang) dari berat sotong. Limbah sotong padat biasanya dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak dan sebagian lagi belum dimanfaatkan. Seiring dengan semakin majunya ilmu pengetahuan kini limbah sotong dapat dijadikan bahan untuk membuat kitin dan kitosan yang memiliki banyak kegunaan.



DAFTAR PUSTAKA



Balley, J.E., and Ollis, D.F., (1977), Biochemical Engineering Fundamental, Mc. Graw Hill Kogakusha, ltd., Tokyo.



Cole AG dan Hall BK. 2009. Cartilage differentiation in cephalopod molluscs. Journal of Zoology 112(1):2-15. Harborne JB. 1984. Phytochemical methods. Ed ke-2. New York: Chapman and Hall. Jereb P dan Roper CFE. 2005. Cephalopods of the world. FAO Species Catalogue for Fishery Purpose 4(1):114-115. Kim, S.Y., S.M. Cho, Y.M. Lee, and S.J. Kim. 2000. Thermo and pH responsive behaviours



of



graft



copolimer



and



blend



based



on



chitosan



and



Nisopropylacrylamide. Journal of Applied Polymers Science 78: 1381-1391.



Lenny S. 2006. Senyawa flavonoida, fenilpropanoida dan alkaloida. Medan: Departemen Kimia, Fakultas M Papan F, Jazayeri A, Motamedi H, Asl SM. 2011. Study of the nutritional value of Persian Gulf squid (Sepia arabica). Journal of American Science 7(1): 154-157. Sastrohamidjojo H. 1996. Sintesis Bahan Alam. Yogyakarta: Gadjahmada University Press. Setzer WN. 2008. Non-intercalative triterpenoid inhibitors of topoisomerase II: a molecular docking study. The Open Bioactive Compounds Journal 1:1317.