SP 1 Halu, Isos, RPK Dinar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SP 1 (HAUSINASI)



A. Kondisi Ds : - klien megatakan sering mendengar suara-suara yang mengganggu (mengajaknya bercakap-cakap, dan mendengar suara menyuruh melakukan sesuatau yang berbahaya) - Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang Do : - Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri -



marah-marah tanpa sebab dan sering teriak teriak Mata melotot pandangan tajam berteriak mendekatkan telinga kearah tertentu, dan menutup telinga. Klien terlihat menyendiri dan tidak bersosialisasi dengan teman sejawatnya.



B. Diagnosis Keperawatan 1. Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi 2. isolasi sosial 3. RPK C. Tujuan 1. Membantu klien mengenal halusinasinya 2. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasinya. 3. Agar klien dapat menilai kemampuan yang dapat dilakukan dan menetapkan kegiatan sesuai kemampuan D. Tindakan Keperawatan 1. Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi a.     Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik b.    Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi halusinasi, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi c.    Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. d. Masukkan dalam jadwal kegiatan klien 2. isolasi sosial a.



Mengidentifikasi penyebab isolasi social pasien



b.



Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain



c.



Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain



d.



Mengajarkan pasien cara berkenalan denag satu orang



e.



Menganjurkan pasien memasukan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian



3. RPK a. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan  yang lalu b. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan c. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya d. Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan



A. STRATEGI KOMUNIKASI 08.00 (Halusinasi) 1. Fase Orientasi :  Salam Terapeutik : “ selamat pagi.. benar ini ibuk eti.. masih ingat dengan saya? Siapa coba? Iyaa ternyata ibu masih ingta sekali ya..” apakah ibu sudah makan ?  Evaluasi/Validasi : “Bagaimana perasaan ibu pada hari ini? Kemarin kan kita sudah bercakap-cakap tentang apa yang ibu rasakan dan tentang apa yang mengganggu ibu. Ibu masih ingat tidak apa saja yang mengganggu ibu?  Kontrak Saat Ini : “Baiklah, ,sesuai dengan kontrak kita kemarin pagi ini rencananya kita akan latihan cara-cara untuk mengendalikan suara-suara yang mengganggu ibu ya bu? Ibu mau latihanya dimana ? baiklah, di taman depan ya bu. waktunya sekitar 15 menit ya bu ?



2.    Kerja “kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan agar tidak muncul ya bu” “Ibu ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.” “Pertama, dengan menghardik suara tersebut.” “Kedua, minum obat dengan teratur.” “Ketiga, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.” “Keempat, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”



“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.” “Caranya seperti ini: Saat suara-suara itu muncul, langsung Ibu bilang dalam hati, “Pergi Saya tidak mau dengar … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu………….. bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa.”



3.   Terminasi a.    Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan Ibu dengan obrolan kita tadi? Ibu merasa senang tidak dengan latihan tadi?” b.    Evaluasi objektif “Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba Ibu simpulkan pembicaraan kita tadi.” “Coba sebutkan cara untuk mencegah suara itu agar tidak muncul lagi.” c.    Rencana tindak lanjut “Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan Ibu coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?” d.   Kontrak yang akan datang 1)   Topik “Ibu, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya ibu minum obat dengan benar kerika suara-suara itumasih muncul?” 2)   Waktu “Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30 WIB, bisa?” 3)   Tempat “Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Sampai jumpa besok. Wassalamualaikum,……………



9.30 Isolasi Sosial) 1. Fase Orientasi :  Salam Terapeutik : “ selamat pagi.. benar ini ibuk eti.. masih ingat dengan saya? Siapa coba? Iyaa ternyata ibu masih ingta sekali ya..” apakah ibu sudah makan ?  Evaluasi/Validasi : “Bagaimana perasaan ibu pada hari ini? Kemarin kan kita sudah bercakap-cakap tentang apa yang ibu rasakan. Apakah ibu masih suka menyendiri dan tidak mau berbicara dengan orang lain?



 Kontrak Saat Ini : “Baiklah, ,sesuai dengan kontrak kita kemarin pagi ini rencananya kita akan berbincang bincang tentang keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain dan juga belajar cara berkenalan dengan orang. Apakah ibu bersedia? Ibu mau latihanya dimana ? baiklah, di taman depan ya bu. waktunya



sekitar 15 menit ya bu ? 2.



Fase kerja “Ibu”, kalau boleh saya tau orang yang paling dekat dengan ibu siapa? Menurut ibu apa keuntungann berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain? “ “Kalau ibu tidak tahu saya akan memberitahukan keuntungan dari berinteraksi dengan orang lain yaitu bapak punya banyak teman, saling menolong, saling bercerita, dan tidak selalu sendirian”. “ Sekarang saya akan mengajarkan ibu berkenalan” jadi begini bu, kalau ada suster atau



teman disekitar ibu datang ibu langsung hampiri mereka dan ibu ulurkan tangan untuk berkenalan sambil tersenyum lalu ibu sebutkan nama, dan alamat ibu setelah itu ibu tanyakan nama, dan alamat pada suster atau teman ibu.” Contohnya seperti ini : selamat pagi, perkenalkan nama saya suster Dinar, saya dari Poltekkes Tanjungkarang, nama ibu siapa, dan alamat ibu dimana? Menurut ibu melakukan perkenalan seperti ini sulit tidak Ibu bisa mengulang kembali apa yang sudah saya contohkan tadi? Coba ibu sekarang praktekkan, bagus ibu sudah bisa melakukannya. Menurut ibu dengan ibu berlatih berkenalan ibu bisa mempunyai teman banyak tidak? Jadi ya bu dengan memiliki banyak teman kita bisa menceritakan dan bisa mengenal satu sama lain. 3. Fase Terminasi a. Evaluasi Subjektif “Bagaimana perasaan ibu setelah mengobrol mengenai cara berkenalan dengan orang lain tadi?” b. Evaluasi Objektif “Coba ibu ulangi cara berkenalan yang suster ajarkan tadi! bagus sekali, ibu sudah bisa mengulang dengan baik seperti yang sudah suster ajarkan tadi.” c. Rencana Tindak Lanjut “Ibu, jika ibu ingin mempunyai banyak teman, ibu bisa mengingat dan mempraktekkan kembali cara berkenalan dengan orang lain, suster harap ibu dapat memasukkan kegiatan ini ke dalam jadwal kegiatan harian ibu.” d. Kontrak yang akan datang “Baiklah besok kita lanjutkan lagi tentang cara berkenalan dengan dua orang ya bu.”



“Bagaimana besok sekitar jam 09.00 pagi ?” “Bagaimana kalau tempatnya disini saja?” “ sampai jumpa lagi besok ya bu..”



11.00 (RPK)



1. Fase Orientasi :  Salam Terapeutik : “ selamat pagi.. benar ini ibuk eti.. masih ingat dengan saya? Siapa coba? Iyaa ternyata ibu masih ingta sekali ya..” apakah ibu sudah makan ?  Evaluasi/Validasi : “Bagaimana perasaan ibu pada hari ini? Kemarin kan kita sudah bercakap-cakap tentang apa yang ibu rasakan. Apakah ibu masih suka marah-marah sendiri dan sering berteriak?  Kontrak Saat Ini : “Baiklah, ,sesuai dengan kontrak kita kemarin pagi ini rencananya kita akan berbincang bincang tentang hal-hal yang membuat bu eti marah dan bagaimana cara mengontrolnya? Tujuannya Agar Bapak dapat mengontrol marah dengan kegiatan yang positif yaitu dengan latihan fisik 1 : teknik nafas dalam dan tidak menimbulkan kerugian untuk diri sendiri maupun orang lain. “ Apakah ibu bersedia? Ibu



mau latihanya dimana ? baiklah, di taman depan ya bu. waktunya sekitar 15 menit ya bu ?



2. Fase Kerja “Nah, sekarang coba ibu ceritakan, Apa yang membuat bu Eti merasa marah? ”Apakah sebelumnya ibu pernah marah? “Setelah itu apa yang ibu lakukan? ” “Apakah dengan cara itu marah/kesal ibu dapat terselesaikan? ” Ya tentu tidak, apa kerugian yang bu eti alami?” Maukah ibu belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?” ”Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, ibu. Salah satunya teknik napas dalam. kita belajar 1 cara dulu ya bu?. ”Begini bu, kalau tanda-tanda marah tadi sudah  ibu  rasakan, maka ibu berdiri atau duduk dengan rileks, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut”



“Ayo bu coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, ibu berdiri atau duduk dengan rileks tarik nafas dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. “ “Bagus sekali, ibu  sudah bisa melakukannya” “ Nah.. bu eti  tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas dalam, sebaiknya latihan ini ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul ibu sudah terbiasa melakukannya” 3. Fase Terminasi a.       Evaluasi            Subyektif “Bagaiman perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang dan melakukan latihan teknik relaksasi napas dalam tadi? Ya...betul, dan kelihatannya ibu terlihat sudah lebih rileks”.            Obyektif ”Coba ibu sebutkan lagi apa yang membuat ibu marah, lalu apa yang ibu rasakan dan apa yang akan ibu lakukan untuk meredakan rasa marah”. Coba tunjukan pada saya cara teknik nafas dalam yang benar. “Wah...bagus, ibu masih ingat semua...” b.      Rencana Tindak Lanjut (RTL) “Bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam 1 hari dan di tulis dalam jadwal kegiatan harian ibu. c.         Kontrak yang akan datang                      Topik  : “ Nah, bu. Cara yang kita praktikkan tadi baru salah 1 nya saja. Masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi marah ibu. Cara yang ke-2 yaitu dengan teknik memukul bantal .                      Waktu : “Bagaimana kalau kita latihan cara yang ke-2 ini besok, Bagaimana kalau 15 menit lagi saja?                      Tempat :



“Kita latihannya dimana, bu? Di teras ruangan ini saja lagi , bu”. “ok, bu