Spesifikasi Injeksi Grouting [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SPESIFIKASI JET GROUTING I.



Gambaran Umum



Grouting dilakukan untuk menghilangkan aliran rembesan air dengan cara injeksi bertekanan tinggi sehinggan retakan, lubang dan sambungan pada substansi padat dapat terisi. Grouting dapat dilakukan untuk mengintersepsi retakan, atau mengisi retakan (Gambar 1).



II.



Terminologi



Refusal – retak atau lubang tidak dapat menerima lagi material grouting (grout) dalam kondisi pemompaan tertentu. Return time -- waktu bagi grout berpenetrasi ke dalam retak, lubang atau retakanretakan dalam kondisi tekanan pemompaan yang dilakukan. Gel time – waktu yang dibutuhkan bagi grout untuk setting setelah reaksi dengan menggunakan akselerator. Gel time atau Cure time dipengaruhi oleh temperature dan kandungan akselerator dalam komponen grout.



Gambar 1. Grouting untuk intersepsi cracks atau filling cracks.



III.



Merancang Pelaksanaan Grouting



Dalam mendesain pelaksanaan grouting harus mencakup beberapa langkah seperti berikut: 1. Menentukan tujuan pelaksanaan grouting 2. Menyusun data-data analisisnya 3. Data-data tanah/geologi,air tanah,bangunan sekitarnya dll.



4. Pilih bahan grouting yang sesuai. 5. Penentuan batas cakupan grouting 6. Penentuan injection rate 2 RA.B. 7. Keterangan sifat dasar bahan grouting 8. Metoda pelaksanaan 9. Waktu pelaksanaan ;syarat-syarat pelaksanaan 10.Menentukan peralatan yang di gunakan 11.Melakukan studi tentang pengamanan di dalam pelaksanaan.



IV.



Pemilihan Bahan Grouting



Bahan grouting umumnya dari grout semen karena dapat berpenetrasi di retak besar dengan baik. Untuk lubang, grouting dari bahan semen kurang baik Karena ukuran lubang bisa saja terlalu kecil. Oleh sebab itu, grout kimia dapat digunakan karena sifatnya sudah menyerupai gel, fluid dengan viskositas yang rendah sehingga bisa penetrasi ke lubang yang kecil. Grout tanah lempung dengan zat adiktif juga dapat dipakai sebagai bahan grouting. Biasanya lempung bentonite yang dapat digunakan. Hanya saja, pemakaian tanah lempung sebagai grout memerlukan penelitian lebih lanjut.



V.



Peralatan Grouting



Peralatan yang digunakan untuk grouting mencakup (Gambar 2): 1. 2. 3. 4.



Grout Mixer Agitator Pompa grout Valves, Pressure Gauges, Washout Gear, dan Packers



Mixer mencampur grout dalam wadah, lalu grout dikirim ke agitator sebagai penyimpan. Pompa menarik grout dari agitator lalu memompanya ke sirkulasi hingga melewati lubang grout. Standpipe fitting mengontrol grout yang keluar dari lubang. Jika ada kelebihan grout, maka ika dikirim balik ke agitator untuk pemakaian selanjutnya.



Gambar 2. Peralatan Grouting



VI.



Spesifikasi Pekerjaan Grouting



Kontraktor harus membuat kolom-kolom grouting dengan diameter dan jarak spasi yang diterangkan dalam gambar dan kontrak pekerjaan. Karena kekhususan pekerjaan ini, maka kontraktor pelaksana haruslah memiliki reputasi spesialis dalam pekerjaan grouting ini. Pekerjaan ini terdiri dari instalasi, monitoring dan testing injeksi grouting yang dapat memenuhi criteria yang diatur dalam spesifikasi. Kontraktor harus menyediakan tenaga, peralatan, dan material untuk menyelesaikan pekerjaan yang tercantum dalam kontrak. Menjadi tanggung jawab kontraktor untuk menentukan dan mengimplementasikan system dan criteria agar spesifikasi dapat terpenuhi.



A.



Standard dan Referensi



Standard an referensi yang digunakan adalah:      











ASTM C150 or AASHTO M85 Portland Cement ASTM D1633-00 - Standard Test Method for Compressive Strength of Molded Soil-Cement Cylinders API Recommended Practice 13B-1: Standard Procedures for Field Testing Water Based Drilling Fluids ACI 233R Slag Cement in Concrete and Mortar or C989-99 Standard Specification for Ground Granulated Blast-Furnace Slag for Use in Concrete and Mortars. ASTM D 420 – 03 - Core Samples, Core Sample Testing Standard Guide to Site Characterization for Engineering, Design, and Construction Purposes. ASTM D3740 – 01 Standard Practice for Minimum Requirements for Agencies Engaged in the Testing and/or Inspection of Soil and Rock as Used in Engineering Design and Construction. ASTM C618 or AASHTO M295 - Fly Ash AASHTO T26 Water Testing of Non-Potable Water or ASTM C1602/C 1602M 06Standard Specification for Mixing Water Used in the Production of Hydraulic Cement Concrete.



B.



Dokumen Yang Harus dimasukkan



Kontraktor harus memasukkan berkas dokumen untuk melengkapi kontrak. Dokumen tersebut berupa:  Dokument berisi deskripsi proyek, ukuran pekerjaan dan kontak person termasuk nomor kontak.  Daftar riwayat hidup personil yang ditugaskan untuk pekerjaan ini.  Rencana monitoring pekerjaan.  Mix desain terdiri dari sumber dan tipe grouting yang digunakan beserta proporsi volume penggunaannya, dan data lapangan penggunaan grouting pada proyek lain sebelumnya guna menjelaskan compressive strength yang dihasilkannya.  Prosedur kerja, sekuens, dan kriteria kontrol.  Prosedur kerja secara umum yang memuat spacing, lokasi, kedalaman dan kuantitas grout untuk mencapai criteria yang dimuat dalam spesifikasi.  Ketika pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus merekam semua injek grouting beserta lokasinya, kedalaman, start dan stop time, dan grout yang diinjeksi.



C.



Penyelidikan Lapangan dan Trial



Kontraktor wajib menyediakan segala informasi penyelidikan tanah/batuan dan laporan interpretasinya relevan dengan desain jet grouting termasuk pemeriksaan kontaminasi tanah oleh grouting. Kontraktor harus menjamin bahwa informasi mengenai tanah sudah cukup untuk menguji lapangan. Data fisik tanah dan property geoteknik yang dibutuhkan oleh pekerjaan grouting ini, meliputi distribusi ukuran partikel tanah, kepadatan, konten organic, karakteristik kekuatana dan muka air tanah. Jet grouting sangat cocok bagi tanah dengan kohesi rendah dan tanah kohesif dengan plastisitas rendah.



D.



Pemeriksaan Dampak dari Grouting



Segala informasi berkaitan dengan implementasi aman dari pekerjaan grouting, termasuk lokasi grouting dan jaraknya dari struktur permukiman harus disediakan oleh kontraktor sebelum permulaan pekerjaan.



E.



Kolom uji



Uji lapangan di awal pekerjaan sebaiknya dilakukan untuk memeriksa system dari jet grouting (system double atau triple tube) dan parameter desain grouting. Lokasi pengujian harus mendapat persetujuan dari konsultan engineer.



Benda uji merupakan modul tunggal yang terdiri dari minimal tiga kolom grouting. Kualitas kolom jet grout harus memenuhi keperluan desain dan dapat diuji metode yang cocok. Pengujian dilakukan pada tengah modul sebelum dan setelah grout. Ketika penggalian memungkikan, pemeriksaan karakteristik geometrik dan mekanis dari kolom jet grout dapat secara inspeksi secara visual. Pengujian lab atas coring hasil grouting dapat diadakan.



Sebelum memulai produksi grouting, uji coba harus dilakukan. Jika hasil uji coba mengindikasikan rembesan air pada terowongan tidak berkurang dan kemudian berhenti, maka kontraktor harus memperbaiki proses kerja dan perlu pengujian kembali.



F.



Kontraktor Spesialist



Pekerjaan grouting harus dilaksanakan oleh kontraktor specialist yang sudah memiliki pengalaman dan personil yang memiliki ekspertise seperti: a) Melakukan jet grouting pada skala dan kondisi yang sama dengan metode yang disebutkan dalam spesifikasi. b) Memiliki peralatan dan instrument yang cukup dan telah terbukti dan diakui secara local dan internasional mampu melaksanakan pekerjaan jet grouting dengan kualitas sesuai spesifikasi. c) Memiliki pengalaman dalam desain, supervise, dan pelaksanaan pekerjaan jet grouting.



G.



Toleransi



Setting out Setting out dilakukan dalam garis dan titik sebagaimana tertera dalam gambar kerja. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, posisi kolom grouting sudah diberi tanda dengan marker yang cocok.



Posisi Maximum deviasi yang dizinkan untuk grouting point dari posisi yang benar sesuai setting out pada gambar adalah 150 mm pada segala arah.



Vertikalitas Jet grouting pada bore hole vertikal harus severtikal mungkin, dan deviasi drilling rod yang diizinkan maksimum 1:100.



H.



Personil



Personil yang melakukan pekerjaan ini harus sudah memiliki pengalaman khusus jet grouting.



I.



Panjang, Diameter dan Spacing Kolom-Kolom Jet Grout



Panjang, diameter dan spacing kolom jet grout pada gambar hanya merupakan indikasi rencana dan dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan ketika memungkinkan untuk disesuaikan.



J.



Compressive Strength



Nilai rata-rata unconfined compressive strength untuk kolom grouting minimum 1.0 MPa yang didapatkan melalui pengujian lab dengan sampel yang dikumpulkan dari lapangan.



K.



Peralatan Grouting



Peralatan jet groutin g adalah peraltan khusus dan cukup powerful untuk menjamin pembentukan soil-cement pada area yang digrouting. Olehnya itu peralatan harus memenuhi beberapa syarat: 1. Drilling rig harus mampu mencapai kedalaman yang diinginkan. 2. Batching plant semen grout harus terdiri dari krib storage, shelter yang anti air, pompa, mixer otomatik, agitator, dan devise yang mampu mengukur dan mencampur semen grout secara kontinu. 3. Batching plant semen grout harus mampu menampung semen grout, mencampurnya secara otomatik dan memelihara campuran grout untuk bisa disalurkan ke system jet grouting secara kontinu pada tekanan yang diinginkan. 4. Mixer semen grout harus merupakan jenis koloid berkecepatan tinggi dan mampu untuk bekerja hingga 1500 rpm. 5. Pompa tekanan tinggi harus mampu memproduksi jet bertekanan tinggi pada tekanan bervariasi untuk dapat memotong dan mencampur tanah. 6. Peralatan jet grouting harus mampu menyediakan 400 bar pada nozzle water jetting. Peralatan harsu menyediakan positive return flow yang kontinu selama pekerjaan jet grouting. 7. Sistem jet grouting harus mampu beroperasai pada rotasi berbedam dan withdrawal rate-nya dalam kisaran yang diinginkan sehingga dapat bekerja dan memproduksi kolom-kolom jet grouting yang diinginkan. 8. Pengukuran real time dan alat pencatat harus disediakan selama drilling dan jet grouting seperti nomor kolom, waktu, kedalaman, tekanan, flow rate, dan kecepatan rotasi, dan sebagaiya. Suku cadang dan peralatan harus senantiasa tersedia untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan dengan baik.



L.



Obstruksi



Jika pada pelaksanaan pekerjaan terdapat obstruksi yang menghambat proses pekerjaan, maka kontraktor harus melaporkan kepada pengawas, dan opsi perbaikan harus mencakup: 1. Reposisi grouting point pada jarak yang dekat dari posisi awal. 2. Tambahan grouting point disekitar obstruksi. 3. Penggalian untuk menghilangkan obstruksi, backfill dan padatkan sesuai spesifikasi pekerjaan dan pasang kembali kolom jet grout.



M.



Spoil Return



Spoil Return adalah bagian terpenting dari control kualitas pekerjaan di lapangan. Selama jet grouting,, pengamatan visual akan aliran dan penampakan spoil harus senantiasa dilakukan. Reduksi pada spoil return yang tidak terduga harsu diselidiki segera. Jika spoil return tidak dapat dilakukan, harus dijamin bahwa tidak ada clogging pada lubang borehole dan parameter jetting sebaiknya direvisi. Tiga kubus Sampel harus dikumpulkan selama jet grouting pada kolom grouting untuk pengujian laboratorium. Selama jet grouting, spoil return ditempatkan pada kolam, atau tangki, atau tempat penyimpanan lainnya.



N.



Pelaksanaan Jet Grouting



Persiapan Platform pekerjaan harus didesain, disiapkan dan dipelihara agar dapat menjamin pemindahan alat dengan aman. Material yang digunakan untuk platform harus disesuaikan dengan kondisi lapangan dimana platform ini tidak akan menghalangi pekerjaan.



Pelaksanaan Sebelum pekerjaan dilaksanakan, metode pekerjaan termasuk parameter grouting, urutan pekerjaan, dan prosedur control kualitas sudah harus diserahkan ke pengawas. Prosedur pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari pengawas. Drilling berdiameter 120 mm hingga 140 mm dilakukan sampai pada kedalaman yang diinginkan. Ketika sudah mencapai kedalaman, tanah dan batu residu akan terkikis oleh water jet bertekanan tinggi, kemudian semen grout diinjeksi dan kemudian bercampur dengan tanah melalui nozzle grout. Kolom-kolom grouting dibuat dengan proses ini. Jika proses ini terhambat, maka re-drilling dan re-grouting dapat dilakukan dengan persetujuan pengawas.



Supervisi Supervisi atau pengawasan dilakukan oleh personil ahli dan berpengalaman untuk pekerjaan jet grouting.



Material Semen grout harus Semen Portland, air dan terkadang dicampur dengan bentonite dan adiktif lainnya sepersetujuan pengawas. Trial Mix harus dilakukan sebelum



pelaksanaan pekerjaan. Kualitas grout dapat dijamin melalui pengukuran densitasnya menggunakan hydrometer.



Drilling dan Grouting Record Pencatan yang lengkap harus dilakuakn. Setiap hari, 2 salinan record pekerjaan grouting diberikan ke pengawas. Record ini harus mencakup: -



Nomor referensi Lubang Grout Ratio air-semen Tekanan selama jet grouting Flow rate Withdrawal rate Kecepatan rotasi Waktu drilling dan obstruksi Detail konstruksi, delay dan hambatan lapangan. Spoil return (warna, kuantitas dan densitas) Deformasi jika ada termasuk estimasi besarannya.



Quality Control Mekanisme quality control harus diimplementasikan sebagai berikut 1. 2. 3. 4.



Evaluasi drilling dan grouting berdasarkan record drilling dan grouting Uji kepadatan grout dan spoil density Test kubus grout Monitoring deformasi



Berbagai kerusakan grout hole sebagai akibat dari kegagalan mekanis peralatan, ketidakcukupan suplay grout, udara, dan air serta drilling yang tidak benar harus digantikan dengan grouting hole dan injeksi grou yang baru tanpa biaya tambahan.